3 November 2020
Penulis —  Neena

Rumah Kami Surga Kami - Petualangan Hot - Langkah Langkah Jalang

Bagian 06

Petualangan dengan Bu Emi bukan cuma satu kali terjadinya. Malam itu aku sampai 3 kali menyetubuhinya. Lalu aku tidur di dalam dekapan mantan dosenku, dalam keadaan sama - sama telanjang bulat.

Ketika pagi tiba, Bu Emi mengurus pelunasan hutangnya ke bank. Kemudian kuselesaikan pembayaran rumah dan tanah yang 50% lagi di notaris.

Sorenya, Bu Emi pamitan, akan pulang ke Surabaya dengan menggunakan kereta api malam. Kami sudah berjanji akan berusaha untuk ketemuan dan ketemuan terus di hari - hari mendatang.

Dua hari kemudian… ketika jam tanganku sudah menunjukkan pukul sembilan pagi, aku mempersiapkan diri untuk mengunjungi rumah Utami. Tentu saja ingin menjumpai Bu Naya yang sudah beberapa hari tidak “kutengok” lagi.

Aku bahkan sudah membelikan dua botol parfum mahal, yang akan dijadikan oleh - oleh buat Bu Naya tercinta.

Namun sebelum aku meninggalkan ruang kerjaku, terdengar bunyi pintu diketuk dari luar.

“Ya… siapa?” tanyaku agak keras.

“Wulan…!” sahut dari luar.

Aku tercenung sejenak. Lalu memijat remote control. Pintu itu pun lalu terbuka dengan sendirinya. Tampak Wulan berdiri di ambang pintu.

“Masuk aja Lan,” ucapku.

Wulan pun melangkah masuk. Kupijat lagi remote control. Pintu itu pun tertutup sekaligus terkunci secara automatis.

Wulan duduk di depan meja kerjaku, lalu tertunduk tanpa berkata - kata.

“Ada apa Lan?” tanyaku, “Kok kamu kelihatannya seperti sedang pusing gitu?”

“Aku disuruh oleh Bang Yoga untuk mendatangi Bang Sam. Katanya sih dia sudah ngomong banyak dengan Bang Sam tentang keinginannya yang aneh itu,” sahut Wulan lirih.

“Masalah obsesinya yang aneh dan ingin agar kamu kusetubuhi itu?”

“Iya Bang. “

“Terus kamu sendiri gimana?”

“Tadinya aku menolak terus. Tapi setelah dipikir - pikir, akhirnya aku akan berusaha untuk mengikuti jalan pikiran Bang Yoga yang aneh itu. Aku hanya mohon ke Bang Sam… agar kita jangan melakukannya di kompleks hotel ini. “

“Kamu ingin agar aku menyetubuhimu di tewmpat yang jauh dari hotel ini?”

“Iya Bang. Kalau di hotel ini aku merasa dikejar - kejar oleh perasaan bersalah. Tapi kalau jauh dari hotel ini, mungkin aku bisa merasa tenang untuk meladeni Bang Sam. “

“Terus Yoga mau ikut menyaksikan kita bersetubuh, begitu?”

“Nggak Bang. Dia sih hanya ingin mendengar laporannya aja nanti. “

Sebenarnya aku heran juga pada Yoga, satu - satunya adik kandungku itu. Apa yang sedang terjadi pada jiwanya, sehingga dia ingin agfar istrinya kugauli, lalu ingin mendenar laporannya nanti? Apakah jiwa Yoga normal - normal saja?

Tapi aku tak mau membahasnya dengan Wulan. Takut dia malah merasa semakin terpojok.

Yang kulakukan malah memijat nomor handphone Yoga.

Lalu :

“Hallo Bang… “

“Yoga… ini Wulan ada di ruang kerjaku. Katanya dia disuruh nyamperin aku untuk melaklukan sesuatu yang belakangan ini jadi obsesimu. Betul begitu?”

“BVetul Bang. “

“Tapi Wulan agar kami melakukannya jauh dari hotel ini. Kami izinkan kalau dia kubawa agak jauh dari hotel ini?”

“Iya, silakan Bang. Yang penting targetnya tercapai. “

“Ya udah. Kalau begitu, sebentar lagi aku akan keluar sambil membawa Wulan. “

“Iya Bang. Terima kasih. “

Aku tersenyum sendiri mendengar ucapan “terima kasih” dari adikku itu. Istrinya bakal kusetubuhi, malah bilang terima kasih…!

Lalu kuhampiri Wulan sambil berkata, “Kalau mau ikut ke tempat yang jauh dari hotel ini, harus bawa pakaian ganti dong. “

“Iya Bang. Untuk menghemat waktu, bagaimana kalau sambil lewat mampir dulu ke rumahku nanti?”

“Begitu juga boleh, “aku mengangguk sambil meraih remote control mobilku yang keyless, “Ayo kita berangkat aja sekarang. “

“Iya Bang,” sahut Wulan sambil berdiri dan menghampiriku.

Kemudian kami keluar menuju tempat mobilku diparkir

Beberapa saat kemjudian, Wulan sudah duduk di sebelah kiriku dalam mobil yang sudah kekeluarkan dari pelataran parkir.

“Sebenarnya yang memilih aku sebagai perwujudan obsesi Yoga itu siapa?” tanyaku.

“Awalnya Bang Yoga mau bawa temannya. Tapi aku gak mau. Lalu Bang Yoga menyerahkan padaku tentang siapa lelaki yang akan kupilih. Lantas aku yang memilih Bang Sam. “

“Ohya?! Jadi kamu yang inginkan aku untuk menyetubuhimu?”

“Iya Bang. Soalnya kalau milih orang luar, takut beritanya tersebar ke mana - mana. “

“Hanya itu alasannya yang membuatmu memilihku?”

“Ada sih alasan lainnya… tapi aku malu mengatakannya… “Wulan tersipu - sipu.

“Lho… kok pake malu - malu segala? Kamu kan sudah siap untuk kutelanjangi. Kemaluanmu juga sudah siap buat kuentot. Kenapa masih ada malu - malu segala?”

“Anu Bang… diam - diam aku sering membayangkan dicumbu dan digauli oleh Bang Sam. Tapi jangan ngomong lagi sama Bang Yoga ya. “

“Ohya?! Memangnya apa yang menarik pada diriku sehingga kamu sering membayangkan dicumbu dan digauli olehku?”

“Bang Yoga memang tampan. Tapi Bang Sam ganteng dan macho. Pokoknya penampilan Bang Sam kelihatan jantan gitu. “

“Mmm… gitu ya…” sahutku sambil menghentikan sedanku persis di depan rumah yang sudah kuhadiahkan untuk Yoga dan Wulan setelah mereka menikah dahulu.

Wulan pun turun sambil berkata, “Ayo masuk dulu Bang. “

“Nggak usahlah. Aku nunggu di mobil aja. Biar cepat. ”

“Owh gitu ya. Tunggu dulu sebentar ya Bang. “

“Iya. “

Hanya beberapa menit Wulan berada di dalam rumahnya. Lalu muncul lagi sambil menjinjing tas pakaiannya.

Aku sendiri selalu siap dengan tas berisi pakaianku di dalam bagasi. Jadi kalau ada yang mendadak harus ganti pakaian, aku selalu siap menggantinya.

Setelah Wulan duduk di sebelah kiriku lagi, kupindahkan gigi matic mobilku ke gigi D. Lalu kulajukan lagi sedanku menuju ke luar kota. Menuju villaku yang sudah dirombak habis - habisan itu.

“Jadi kamu ini diam - diam ngefans sama aku, sehingga akhirnya aku yang dipilih?” tanyaku ddi belakang setir.

“Iya Bang. Kalau bukan dengan Bang Sam, aku gak mau ngikuti, keinginan aneh Bang Yoga itu,” sahut Wulan.

“Nanti kalau kamu kedtagihan, ingin sama aku terus gimana?”

“Itu salah satu resiko yang harus diterima oleh Bang Yoga. “

“Memekmu gondrong apa bersih dari jembut?”

Kusangka Wulan bakal malu - malu menjawabnya. Tapi ternyata tidak. Tenang saja dia menjawab, “Memeknya sih bersih. Jembutnya hanya di bagian atas memek Bang. Dibikin kayak logo cinta. Bang Yoga yang ngatur begitu. Emang Abang seneng yang gondrong apa yang gundul?”

“Yang gondrong dan yang gundul punya kekurangan dan kelebihan masing - masing. Makanya aku sih gondrong boleh, gundul juga oke. Hahahaaa… “

“Bang Yoga itu sebenarnya punya kekurangan. Dia selalu ejakulasi prematur. “

“Ogitu ya. Aku malah gak pernah tahu soal yang begitu sih. Mmm… jadi pas kamu baru horny, Yoga keburu meletus, begitu?”

“Iya… kira - kira begitulah Bang. “

“Waktu digauli oleh Yoga, kamu pernah merasakan orgasme lebih dari dua kali?”

“Boro - boro…! Bisa orgasme sekali aja udah untung. “

“Jadi dalam sekian kali disetubuhi oleh Yoga, lebih sering nggak orgasme?”

“Iya Bang. kata orang - orang yang suka humor sih, si istri baru manasin mesin, suaminya udah keburu tepar. “

Aku menahan tawaku. Dan berusaha untuk tetap bersikap serius. Karena yang dibicarakan ini menyangkut masalah adik kandungku sendiri.

Sejam kemudian sedan merah maroonku sudah tiba di depan villa yang sudah kurombak jadi villa besar dan megah itu.

Villa itu jadi terdiri dari tiga lantai, tapi lantai dasar lebih pendek, karena hanya untuk garasi mobil. Yang untuk didiami adalah lantai dua dan lantai tiga. Di lantai dua ada dua kamar yang ukurannya jauh lebih luas dari kamar - kamar villa pada umumnya, di lantai tiga pun ada dua kamar yang ukurannya sama dengan kamar di lantai dua.

Di sebelah kiri villa itu ada ruangan yang cukup luas. Bisa dipakai untuk keluarga besar yang sedang mengadakan reuni.

Tapi aku tidak bermaksud yang muluk - muluk. Dengan adanya empat kamar luas di villa besar itu, sesekali aku akan mengajak keempat istriku untuk beristirahat di sini. Itulah sebabnya aku membuat ewmpat kamar, untuk empat istri tercinta…!

Villa itu berbentuk minimalis. Arsiteknya adalah arsitek langgananku, yang membuat gambar bangunan untuk hotelku dan untuk supermarket punya Frida.

Di depan villa megah ini ada sebuah kolam remnang yang cukup luas, dikelilingi oleh tanaman hias yang artistik. Semuanya dirawat secara apik oleh Mang Suta, tukang kebunku. Sehingga di sekeliling villa ini tanaman hiasnya menghijau di sana sini, menyejukkan mata yang memandangnya.

Yang bertugas menata dan bersih - bersih di dalam villa itu, adalah Bi Pipih. Kalau aku datang ke villa ini, Bi Pipih pun siap untuk masak sebisanya untuk makananku.

Bi Pipih itu adalah istri Mang Suta, yang rumahnya di lembah sana, tak jauh dari villaku. Tentu saja mereka mendapat gaji yang tidak sedikit dariku. Gaji yang kurasa cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari - hari.

Setelah turun dari sedanku, Wulan memandang ke arah villa dan tanaman hias yang mengelilinginya. “Ini villa apa hotel Bang?”

“Villa lah. Kalau hotel, masa kamarnya cuma ada empat. “

“Punya Bang Sam?”

“Iya. “

“Gila… villa kok gede dan megah sekali… !” ucap Wulan sambil memegang pergelangan tanganku.

“Kamarnya empat, sesuai dengan jumlah istriku kan? Jadi kalau mereka dibawa semua ke sini, kamarnya sudah tersedia. “

“Istri - istri Abang ada yang pernah dibawa ke sini?”

“Belum. Kan villanya juga baru selesai dibangun dua bulan yang lalu. Jadiu cewek pertama yang kuajak ke sini adalah kamu, Lan. “

Sikap Wulan mendadak jadi manja. Dipeluknya pangkal lenganku sambil menyandarkan kepalanya ke bahuku. Lalu terdengar ia bergumam manja, “Harusnya jodohku Bang Sam kali ya. “

“Hush… jangan begitu. Yoga kan cinta setengah mati padamu Lan,” sahutku.

“Biar aja. Sekarang cintaku mau dibagi dsua aja. Enampuluh persen buat Bang Sam, empatpuluh persen buat Bang Yoga. “

“Ngaco. Kalau mau dibagi dua ya fifty - fifty lah. “

Wulan cuma ketawa kecil. Lalu bertanya, “Bang kita mau berapa hari di sini?”

“Terserah izin yang diberikan Yoga nanti. Biar gimana kamu ini kan miliknya. Aku harus menghormati kepemilikannya itu. “

Lalu kami melangkah masuk ke dalam.

“Di depan ada kolam renang segala ya Bang,” ucap Wulan setelah duduk di sofa ruang depan.

“Iya. Kamu mau berenang?”

“Nggak bawa swim suit. “

“Telanjang aja… gak apa-apa. Gak bakalan ada orang ngintip. “

“Iiih… berenang telanjang… bisa heboh orang sekampung sini nanti. “

“Tapi aku ingin liat kamu telanjang sekarang. “

“Boleh. Tapi di dalam kamar. Jangan di sini. “

“Kamu mau pilih kamar yang mana?”

“Yang di atas aja Bang. Biar bisa menikmati view ke sekeliling villa ini. “

Aku mengangguk. Lalu kami melangkah ke lantai tiga sambil menjinjing tas pakaian masing - masing.

Di lantai tiga Wulan memilih kamar yang di sudut, supaya bisa menikmati view dari dua sisi, katanya.

Di dalam kamar yang dipilih oleh Wulan itu, aku duduk di sofa sambil berkata, “Ayo telanjang sekarang. Aku ingin melihat keistimewaan yang ada pada dirimu. “

Wulan mengangguk sambil tersenyum. Blouse berwarna kuning muda dan rok berwarna orange itu pun ditanggalkannya. Begitu juga beha dan celana dalamnya yang serba putih, ditanggalkan.

Dalam keadaan telanjang bulat, Wulan bertolak pinggang di depanku sambil berkata, “Gimana Bang? Apakah aku sesuai dengan kriteria Abang?”

Aku terlongong. Mengamati indahnya sekujur tubuh istri Yoga itu. Tinggi langsing tapi berisi, bukan langsing kurus. Kulitnya putih mulus, sepasang toketnya agak gede dan sedikit menurun tapi natural. Sementara memeknya itu… ternyata benar. Di atas kelentitnya ada jembut yang dibentuk icon love. Menurut pengakuan Wulan tadi, jembut yang dibentuk icon love itu “hasil karya” Yoga.

Tapi dengan pandangan sepintas pun aku tahu bahwa jembut itu takkan mengganggu kalau aku menjilati memek Wulan. Karena letak jembut berbentuk icon love itu berada di atas kemaluan Wulan. Sementara memek dan kelentitnya bersih dari jembut.

Aku pun menanggalkan segala yang melekat di tubuhku. Kecuali celana dalam yang kubiarkan masih melekat di tubuhku.

Lalu aku duduk lagi di atas sofa, sambil meraih kedua pergelangan tangan Wulan agar ia duduk di atas pangkuanku. Karena aku ingin menikmati segalanya dari awalnya sekali.

Di atas sepasang pahaku Wulan duduk berhadapan denganku, laksana sedang duduk di atas motor, dengan kedua kaki berada di kanan kiri sepasang pahaku.

Waktu masih berada di ruang kerjaku, Wulan tampak canggung, murung dan malu - malu. Tapi kini dia berubah seratusdelapanpuluh derajat. Kini dia jadi bersikap agak centil dan manja, seolah berhadapan dengan kekasihnya, bukan seperti berhadapan dengan abang iparnya.

Begitu duduk berhadapan di atas pangkuanku, Wulan langsung memeluk leherku dan memagut bibirku, lalu mencium dan melumat bibirku dengan hangatnya. Sementara lengan kiriku mendekap pinggangnya dan tangan kananku merayapi memeknya tyang terasa begini hangatnya.

Jemari tangan kananku bukan cuma mengusap - usap memeknya. Jari tengahku mulai kusodokkan ke dalam celah memeknya yang baru membasah dan hangat. Ternyata liang memek Wulan masih cukup sempit.

Lalju apa yang terjadi selanjutnya? Wulan bergerak… menurunkan celana dalamku, lalu berlutut di lantai, di antara sepasang pahaku. Dengan mulut yang langsung “mencaplok” penisku…!

Tanpa berbasa - basi lagi Wulan mulai menyelomoti kontolku sambil tetap berlutut di lantai. Sementara kedua tanganku mulai asyik meremas - remas sepasang toketnya yang terasa kenyal dan natural.

Selomotan Wulan membuat penisku mulai tegang… makin lama makin tegang, sehingga akhirnya benar - benar ngaceng. Benar -benar “siap tempur”.

Begitu cepat semuanya terjadi. Mungkin Wulan menganggap penisku sudah cukup ngaceng. Mungkin Wulan tak sabar lagi, ingin merasakan penis ngacengku dibenamkan ke dalam liang memeknya.

Ya… setelah penisku sudah ngaceng berat, Wulan bangkit sambil memegang leher penisku. Aku diam saja. Ingin tahu apa yang akan Wulan lakukan berikutnya. Ternyata moncong penisku diarahkan ke mulut memeknya. Lalu memek itu diturunkan, sehingga kepala penisku mulai membenam ke dalam liang sanggamanya.

Aku pun menyelonjorkan sepasang kakiku sambil memegang pinggang Wulan agar ia tidak terjatuh ke belakang. Sementara penisku makin dalam membenam ke dalam liang memek istri adikku itu.

Permainan surgawi pun dimulai. Bahwa bokong Wulan mulai naik turun. Sehingga liang memeknya ikut naik turun, mengocok penisku dengan binalnya.

“Ooooh… ooooh… ooooh… kontol Bang Sam lebih panjang dan lebih gede daripada kontol Bang Yoga nih… oooh… enak banget Baaang… oooh… ooooh… oooh… oooooh… “rintih Wulan dengan liang memek tetap mengocok penisku dengan binalnya.

Aku merasakan legitnya liang memek Wulan ini. Lebih legit daripada dodol Garut…!

Namun posisi ini kurang nyaman bagiku. Sehingga pada suatu saat aku berusaha berdiri sambil mendekap pinggang Wulan sekencang mungkin. Dan berusaha agar penisku tetap berada di dalam liang memek legitnya.

Berhasil. Aku bisa berdiri sambil mendekap pinggang Wulan, sementara penisku tetap berada di dalam liang memeknya. Sementara Wulan tampak mengerti apa yang akan kulakukan. Dia memeluk leherku erat - erat ketika aku melangkah ke arah bed.

Kemudian kucelentangkan Wulan di atas kasur bertilamkan seprai putih bersih itu, dengan kedua kaki terjuntai ke lantai. Lalu kami bergerak sedikit demi sedikit, sampai akhirnya kami berada di tengah bed, dalam posisi missionaris. Wulan celentang, aku telungkup di atas perutnya. Sementara penisku tetap berada di dalam “genggaman” liang memek legitnya.

Kini giliran aku yang beraksi, mengayun penisku dalam posisi warisan nenek moyang ini. Dan memang aku sudah merasakannya sendiri, bahwa posisi ini memang paling “lengkap”.

Seperti yang kubuktikan kali ini. Bahwa ketika aku mulai mengentot liang memek Wulan, aku masih bisa menciumi bibirnya, menjilati lehernya, mengemut toketnya dan bahkan bisaa menjilati ketiaknya juga.

Wulan pun mulai merintih - rintih histeris dan erotis. Terlebih setelah moncong penisku terus - terusan menyundul dasar liang memeknya.

“Bang Sam… oooo… oooooh… Bang… ini jauh lebih enak daripada yang biasa Bang Yoga lakukan padaku Bang… ooooh… Baaaang… ooooh… ini luar biasa enaknya Baaaang… “

Tentu saja. Setahuku penis Yoga tadinya lebih gede daripada penisku, tapi penisnya lebih pendek daripada punyaku. Namun ketika usiaku menginjak 19 tahun, penisku jadi ldebih gede daripada penis Yoga. Mungkin karena perkembangan penisku terlambat, sehingga mulai jadi “bentuk aslinya” setelah usiaku 19 tahun.

Dan kini penis Yoga memang kalah kalau dibandingkan dengan penisku. Baik diameter mau pun panjangnya.

Hal itu diakui oleh Wulan dalam rintihan - rintihan erotisnya :

“Baaaaang… ooooooh… kontol Abang ini… panjang sekali Baaaang… ini terasa terus - terusan mentok di dasar liang memekku Bang… ooooh… belum pernah aku merasakan dientot seenak ini Baaaang… “

Lalu iseng kubisiki telinga Wulan, “Kalau dibandingkan dengan kontol Yoga, gedean kontol siapa?”

“Kontol Bang Sam jauh lebih gede… panjangnya pun punya Abang jauh lebih panjang… ooooh… entot terus Bang… ini lagi enak - enaknya… iyaaaaa… iyaaaaaa… entot teruuuuus… entoooootttt… entooootttttttt… entoooooottt… oooooh… Baaaang… enak sekali Baaaaaang…

Bahkan pada suatu saat, Wulan berkelojotan sambil merengek manja, “Aiiiih… aku… seperti mau orga Baaaang…! Oooooo… percepat enrtotannya Bang… yang kenceng… sambil emut toketku Baaaang… aaaa… “

Aku memang mempercepat entotanku. Dan pada waktu Wulan menahan nafasnya dmegan tubuh terkejang - kejang seperti ayam sedang melepaskan nyawanya… kudorong penisku sedalam mungkin, sampai mentok di dasar liang memek istri Yoga ini. Lalu kubiarkan moncong penisku tetap menempel di dasar liang sanggama WUlan.

Dan… liang memek legit itu menggeliat seperti spiral melingkari penisku, disusul dengan kedat - kedut erotis, yang membuatku terpejam sambil ikut menghayati nikmatnya cewek dalam detik - detik mencapai orgasme…!

Lalu Wulan terkulai lemas. Dan terdengar suaranya setengah berbisik, “Dientot sama Bang Sam sih tiap malam juga aku mau… hmmm… indah sekali Bang… terima kasih… “

Aku masih mendiamkan penisku di dalam liang memek Wulan yang mulai terasa mekar dan basah ini. Sambil memperhatikan cantiknya wajah istri adikku ini. Bahkan secara jujur kuakui, bahwa Wulan lebih cantik daripada Pia… kakak kandungnya yang sudah berkali - kali kusetubuhi itu.

Kelopak mata Wulan terbuka perlahan. Menatapku dengan sorot puasnya perempuan yang baru mengalami orgasme.

“Sebenarnya kamu cantik, Lan…” ucapku sambil mengelus pipinya yang keringatan.

“Bang Sam juga ganteng dan macho,” sahutnya, “aku pasti ketagihan nanti Bang. Meski pun tidak disuruh oleh Bang Yoga… aku ingin disetubuhi oleh Bang Sam sesering mungkin. “

Aku cuma tersenyum. Lalu kuayun kembali penisku di dalam liang memek legit yang sudah becek ini.

Wulan menatapku sambil berdesis, “Ooooh… aku lupa… Bang Sam belum ejakulasi kan?”

“Belum… masih jauh…” sahutku sambil mempercepat entotanku.

Pergeseran penisku di dalam liang yang sudah becek ini mengeluarkan bunyi unik dan erotis… crekkk… crak… crekkkk… crok… crekkkkk… crok… crekkkkkkk…!

Namun aku malah semakin bergairah mengentotnya. Karena beceknya liang memek Wulan ini akibat dari keberhasilanku membuatnya puas.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu