3 November 2020
Penulis —  Neena

Rumah Kami Surga Kami - Petualangan Hot - Langkah Langkah Jalang

Pada suatu saat, Sasha berkata, “Sam… jangan - jangan aku mulai punya perasaan khusus nih padamu.” Ucapan itu dilanjutkan dengan kecupan mesranya di bibirku, “Emwuaaaahhh…”

“Perasaan khusus gimana?” tanyaku dengan senyum.

“Sam ini paket lengkap. Berwajah ganteng dan macho. Sangat memuaskan pula waktu berhubungan sex. Makanya… jujur aja… hatiku sudah runtuh olehmu Sam. Makanya, meski pun gak ada acara wife swap lagi, aku ingin berjumpa dan berjumpa terus denganmu secara rutin.”

Aku sangat mengerti apa yang Sasha inginkan. Tapi biar bagaimana suami Sasha itu sahabat lamaku. Dan aku tak mau menyakiti hati suami mana pun, terlebih lagi hati sahabat lamaku seperti Tomi itu.

Karena itu aku menjawab, “Aku ini orang sibuk Sha. Terkadang harus ke Surabaya, ke Medan, ke Makassar, ke Semarang dan sebagainya. Bahkan terkadang aku harus ke luar negeri untuk mengurus bisnisku. Jadi aku gak bisa janji kalau mau ketemuan secara rutin sih. Kecuali…”

“Kecuali apa?”

“Kecuali kamu mau bekerja di salah satu hotelku. Biar bisa sering berjumpa denganku.”

“Anakku masih kecil - kecil. Kalau sudah pada gede sih, aku mau aja kerja di hotelmu.”

“Anakmu berapa orang sih?”

“Dua orang. Yang gede cewek baru berumur lima tahun, yang kecil cowok baru berumur tiga tahun.”

“Terus sekarang siapa yang jagain mereka?”

“Mamanya Tomi sengaja dipanggil untuk nginap di rumahku sampai kami pulang nanti. Ohya… kata Tomi, istri Sam empat orang ya?”

“Iya. Makanya aku bingung harus bawa yang mana untuk wife swap ini. Akhirnya kuajak istri adikku, supaya istri - istriku gak punya bahan buat ribut nantinya.”

“Ohya… kok bisa istri adikmu diajak wife swap di sini?“

“Dia lebih lengket denganku daripada dengaqn adikku. Lagian adikku sekarang kan ditugaskan untuk memimpin hotelku yang di Surabaya.”

“Tuh kan… Sam memang punya daya pesona yang mampu meruntuhkan hati cewek mana pun. Buktinya, istri adikmu aja lebih lengket padamu.”

“Sudahlah… gak usah ngabisin waktu. Aku kan belum ngecrot nih.”

“Ayooo… aku juga udah horny lagi nih.”

Lalu kuajak Sasha berganti ke posisi doggy. Dan Sasha setuju. Lalu ia menelungkup sambil menunggingkan bokong gedenya tinggi - tinggi, sampai kemaluannya nampak jelas di bawah anusnya.

Karena liang memek Sasha masih basah, maka tak sulit bagiku untuk melakukan penetrasi sambil berlutut di depan pantat gedenya. Hanya dibutuhkan waktu beberapa detik, batang kemaluanku pun membenam ke dalam liang kenikmatannya.

Maka mulailah aku mengentotnya sambil berlutut dan berpegangan ke sepasang buah pantatnya yang luar biasa gede ini.

“Udah masuuuuk lagiii Saaam… oooooohhhhh… enaknya kontolmju ini Saam… ini sih pasti bakal bikin aku ketagihan nanti… ooooh… “rintih Sasha setelah batang kemaluanku membenam total di dalam liang memeknya.

Lalu… aku mulai mengentotnya lagi sambil menepuk - nepuk buah pantat yang gede sekali ini. Awalnya perlahan saja menepuknya. Lama - lama kucoba mengemplanginya dengan agak keras.

Ternyata Sasha menyambutnya dengan suara, “Iya Sam… tamparin pantatku lebih keras lagi Sam… enaaak… !”

Mendengar permintaan itu, lagi - lagi aku teringat Mama Ken, ibu mertuaku yang penuh pengertian itu. Karenanya aku mencoba menampar pantat Sasha sekuat mungkin… plaaaaaaakkkkkk!!

“Segitu?” tanyaku.

“Iya. Tampar - tamparin deh sekuatnya… enak Sam…” sahut Sasha.

Lagi - lagi aku mendapatkan perempuan yang seleranya mirip selera Mama Ken. Dan aku harus cepat beradaptasi dengan seleranya. Apa pula susahnya meladeni perempuan yang suka diperlakukan secara keras?

Tapi aku hanya menampar - nampar pantat kanannya dengan tangan kananku. Karena tangan kiriku merayap ke arah memeknya, mencari - cari kelentitnya. Setelah kutemukan bagian paling peka yang cuma sebesar kacang kedelai itu, kutekan dengan ujung jariku, lalu kuputar - putar jari yang tengah menekan kelentitnya ini.

Karuan saja Sasha merintih - rintih erotis lagi. “Duuuuduuuuduuuuh Saaaam… iyaaaaa enak sekali Saaaam… gesek - gesek itilku terus Saaaam… iyaaaa… itilnya… itilnya Saaam… aaaaahhhh… aaaaaaa… aaaaah… gesek terus itilnya Saaam… itilnyaaaa… itiiiiillll… itiiiillllll…

Tangan kananku pun mulai bosan menampar - nampar pantatnya, lalu menggerayang ke toket kanannya… dan mulai meremasnya dengan kuat, sementara jemari kiriku tetap menggesek - gesek itilnya. Sedangkan batang kemaluanku semakin gencar mengentotnya, sehingga selangkanganku terus - terusan menabrak bokongnya.

“Edaaaan… ini entotan yang paling enak dalam hidupku Saaaam… remaslah toketku sekencang mungkin… tapi itilnya gesek terus Saaaam… itilnyaaaa… itiiiiil… aaaaaa… aaaahhhhh… hiks… hiks… Saaaam… ini enak bangeeeet… Saaam… Saaaam… itilnya Saaaam… itilnyaaaa…

Sasha merintih - rintih histeris terus. Mungkin saking menghayati nikmat yang sedang dirasakannya. Namun akibatnya, Sasha orgasme lagi. Lalu ambruk telungkup. Sehingga batang kemaluanku terlepas dari liang memeknya.

“Udah orga ;lagi?” bisikku di dekat telinganya.

“Iya,” sahutnya lirih, “kontolmu luar biasa sih enaknya… bikin aku orga lagi.”

Namun aku sedang enak - enaknya mengentot Sasha tadi. Sehingga kutelentangkan tubuh istri Tomi itu. Lalu kubenamkan lagi batang kemaluanku ke dalam liang memek Sasha yang sudah mekar dan basah sekali itu.

Sasha cuma terdiam pasrah ketika aku sudah menelungkupi perut dan dadanya sambil mengayun kembali penisku yang masih ngaceng berat ini.

Namun beberapa detik kemudian ia tampak mulai bergairah kembali. Ia mulai mendekap pinggangku sambil menggoyang - goyangkan bokong semoknya. Dalam gerakan yang meliuk - liuk dan menghempas - hempas. Sehingga penisku terasa dibesot - besot dan diremas - remas oleh liang memeknya yang sudah becek itu.

Namun tak semudah itu dia bisa meruntuhkan kejantananku.

Aku bahkan menanggapinya dengan entotan yang semakin kugencarkan, sementara mulutku menancap di pentol toket kirinya, sedangkan tangan kiriku meremas toge kanannya sekuat mungkin.

Sasha poun mulai “mengaum” lagi. “Saaaam… oooooh… Saaaaam… kamu ini luar biasa Saaam… ayo entot terus sekeras mungkin Sam. Toketku juga rfemnaslah sekuatnya… oooooh… iyaaaa… iyaaaaa… remas terusss… remas yang kencang Saaaam… entot terusssssssss… entooooooootttt…

Tangan kiriku tetap meremas toket gede Sasha yang sebelah kanan, sementara mulutku mulai pindah sasaran, menjilati ketiak kirinya yang sudah basah oleh keringat harumnya, disertai dengan gigitan - gigitan kecil. Sementara tangan kiriku tetap giat meremas - remas toge kanannya. Dengan kuat sekali.

Sasha pun merintih erotis kembali, “Saaaam… oooh… semua yang kamu sentuh ini enak sekali… enak Saaaam… enaaak… iyaaaaaaaa… iyaaaaaa… entooot teruuussss… entooooooootttt… entoooooootttt… entoooooootttt… aaaaaa… aaaah… kontolmu enak Saaaam…

Hanya belasan menit semuanya ini terjadi. Karena Sasha mulai berkelojotan lagi. Lalu mengejang tegang dengan perut agak terangkat ke atas.

Namun aku tak peduli lagi. karena aku pun sedang mengejar puncak kenikmatanku. Penisku sedang enak - enaknya bergesekan dengan dinding liang memek Sasha.

Keringatku pun bercucuran, sebagian berjatuhan di kain seprai, sebagian lagi berjatuhan di dada, leher dan wajah Sasha, bergalau dengan keringat Sasha sendiri.

Tapi hal kecil ini pun tak kami pedulikan.

Lalu… ketika Sasha mau orgasme lagi untuk yang kesekian kalinya, aku pun tiba di detik - detik krusialku. Maka kubenamkan penisku sedalam mungkin… lalu kudesakkan terus sampai menyundul dasar liang memek Sasha yang sedang berkedut - kedut.

Lalju terjadilah “erupsi” dari moncong penisku… crooooottttttt… crooooootttttttt… crotcret… crooooootttt… crooot… cretcret… crooootttt…!

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu