3 November 2020
Penulis —  Neena

Rumah Kami Surga Kami - Petualangan Hot - Langkah Langkah Jalang

**Bagian 06

Sebenarnya banyak kelebihan Bella yang tak usah kuuraikan satu persatu. Yang paling menonjol adalah kulitnya itu. Sangat putih dan mulus. Sehingga kalau disandingkan dengan orang bule pun Bella bisa menang. Minimal kulit Bella tidak ada bercak - bercak seperti banyak yang kulihat pada kaum wanita bule.

Tidak demikian dengan Bella. Setelah aku melanjanginya, dari ujung kaki sampai ke wajahnya, kulit Bella putih dan mulus sekali.

“Aku punya istri orang bule dua orang. Mungkin Bu Merry juga pernah cerita padamu. Tapi kulitmu ini tak kalah putih. Bahkan mulus sekali. Dan aku bangga bisa memilikimu,” ucapku sambil mengusap - usap perutnya, sepasang toketnya dan sepasang pipinya. Tapi kedua tangan Bella senantiasa menutupi kemaluannya dengan sikap malu - malu.

“Nggak ih. Cuma malu aja. Karena baru sekarang merasakan telanjang di depan cowok,” sahutnya sambil buang muka, seperti tidak berani memandang mataku.

“Lalu gimana aku bisa jilatin memekmu kalau ditutupin terus begitu?” tanyaku sambil tersenyum.

“Haaa?! Memekku mau dijilatin segala Bang?” Bella menatapku dengan soorot ragu.

“Iya,” sahutku sambil melepaskan celana dalam, sebagai benda terakhir yang masih melekat di tubuhku, “kan biar basah dan licin. Supaya kontolku gampang memasuki liang kemaluanmu, Sayang.”

Bella menatap langit - langit kamar villa. Seperti memikirkan sesuatu. Kemudian ia mengambil bantal untuk menutupi mukanya. Dengan sendirinya tangan Bella tidak menutupi kemaluannya lagi, karena dipakai untuk memegangi bantal yang sedang menutupi wajahnya.

“Hmmm… memekmu luar biasa cantiknya,” ucapku sambil mengusap - usap memek Bella yang bersih sekali ini.

Bella ketawa, “Hihihihihiiih… masa memek disebut cantik…”

Sambil menelungkup dengan wajah berada di atas kemaluan Bella, aku menyahut, “Memekmu adalah bagian yang paling indah di tubuhmu.”

Bella tidak menyahut. Dan aku merenggangkan kedua pahanya. Lalu mengangakan mulut memeknya dengan kedua tanganku. Bagian dalam kemaluan Bella pun terbuka. Berwarna pink dan tampak mengkilap oleh lendir yang melapisinya.

Ujung lidahku pun mulai menyapu - nyapu bagian yang berwarna pink itu.

Bella spontan tersentak. Menggeliat. Tapi lalu diam pasrah ketika aku semakin gencar menjilati memeknya yang masih tampak segar, seperti kuncup bunga yang belum mekar.

“Baaaang… oooooooohhhhh… “terdengar Bella merintih.

“Kenapa?” tanyaku sambil menjauhkan mulutku dari kemaluan Bella.

“Nggak kenapa - kenapa Bang. Kok dijilatin enak sekali ya…”

“Iya. Apalagi kalau udah disodok sama kontol nanti,” sahutku sambil tersenyum geli.

Bella menutupi mukanya lagi dengan bantal. Aku pun melanjutkan aksiku, untuk menjilati memek Bella sampai benar - benar basah dan siap untuk dipenetrasi.

Bahkan aku mulai menjilati kelentitnya, yang terkadang kusertai isapan - isapan yang agak kuat, sehingga Bella mulai terkejang - kejang sambil meremas - remas bantal yang sedang menutupi matanya.

Nafasnya pun mendesah - desah terus, “Aaaaaah… aaaaah… Baaaang… aaaaah… Baaaang… aaaaaah…”

Cukup lama aku melakukan cunnilingus ini.

Sampai akhirnya aku menganggap liang kemaluan Bella sudah cukup basah oleh air liurku yang dialirkan terus ke sana.

Lalu… dengan sepenuh gairah kuletakkan moncong penisku di ambang mulut vagina Bella. Dan dengan sekuat tenaga kudorong penis ngacengku… masuk kepalanya… kudesakkan lagi penisku… masuk sampai lehernya. Aku menarik nafas panjang dulu. Kemudian kudorong lagi penisku sekuat tenaga, sampai membenam lebih dari separohnya.

Dari titik inilah aku menarik penisku perlahan… kemudian mendorongnya kembali… tarik mundur lagi perlahan dan dorong lagi sampai masuk lebih dalam. Dan begitu seterusnya. Yang penting, setiap kali aku mendorong penisku, kuusahakan agar penisku membenam lebih dalam lagi… lebih dalam lagi…

Lama kelamaan liang memek Bella mulai “beradaptasi” dengan ukuran batang kemaluanku. Sehingga aku mulai lancar mengentotnya.

Bella pun tidak kelihatan malu - malu lagi. Ia bahkan merangkul leherku, kemudian menciumi bibirku dengan lahapnya.

Bahkan sempat juga dia membisiki tgelingaku, “Bang… aku sudah sepenuhnya menjadi milik Abang… jangan sia - siakan cintaku ini, ya Bang.”

Kuhentikan dulu entotanku, “Kamu bukan cinta pertamaku. Tapi aku ingin kamu jadi pelabuhancinta terakhirku, Sayang.”

“Iya Bang… oooohhhh… aku bahagia sekali Bang…” ucap Bella disusul dengan ciumannya bertubi - tubi di bibir dan sepasang pipiku.

Benarkah ucapanku barusan? Bahwa aku ingin agar Anabella jadi pelabuhan cintga terakhirku?

Memang benar. Rasanya aku sudah cukup banyak bertualang. Simpananku pun sudah cukup banyak. Sehingga aku merasa sudah tiba waktunya bagiku untuk menata semua yang sudah kumiliki itu. Baik harta benda maupun perempuan - perempuan tercintaku.

Kulanjjutkan ayunan penisku yang terasa berada di dalam liang memek super sempit. Luar biasa sempitnya, membuatku bertekad untuk memelihara dan memanjakan Bella sampai kapan pun.

Sedangkan Bella sendiri tampak sedang menikmati dan menghayati gesekan demi gesekan penisku dengan liang sanggamanya yang sangat sempit menjepit ini. Memang awalnya ia hanya mendesah - desah erotis. Namun lama kelamaan rintihan histerisnya mulai berlontaran dari mulutnya, “Baaaang… oooooh… Baaaang …

ini… ini luar biasa nikmartnya Baaaang… enak sekali Baaaaaang… oooooh… Baaaang… aku… aku makin cinta padamu Baaaaang… cintaaaaa… cintaaaaaa… aku cinta Abaaaang… ooo… ooo… oooohhhh… Baaaaang… entot terus Baaaang… enak sekaliiii… ooooooh…

Begitu terus rintihan - rintihan yang terlontar dari mulut Anabella. Dan aku ingin agar pengalaman pertama ini menjadki sesuatu yang sangat mengesankan bagi kami berdua.

Karena itu aku tak mau terlalu lama menyetubuhinya, walau pun aku bisa menahan diri agar tdak cepat - cepat ejakulasi.

Maka ketika sedang gencar - gencarnya aku mengentotnya, aku pun mengamati indikatornya. Indikator perempuan yang akan mencapai orgasme.

Memang cukup lama aku menunggu munculnya indikator itu. Sehingga tubuhku pun sudah bermandikan keringat.

Namun akhirnya kurasakan juga gerakan tubuh Bella yang mulai berkelojot - kelojot dengan nafas tertahan - tahan, dengan desahan yang mirip pekikan - pekikan lirih.

Aku pun segera menggencarkan entotanku. Penisku bermaju mundur dengan cepatnya di dalam liang memek Bella yang super sempit ini.

Dan akhirnya… sekujur tubuh Bella mengejang tegang, sementara kedua tangannya meremas kain seprai sambil memejamkan matanya. Pada saat itu pula kutancapkan penisku sedalam mungkin dan tidak menariknya lagi.

Lalu kurasakan sesuatu yang sangat indah dan nikmat ini. Bahwa liang memek Bella terasa berkejut -kejut kencang, disusul dengan semprotan - semprotan air maniku di dasar liang memek super sempit ini.

Croooootttt… crootttt… crooootttt… crotcrottt… crootttt… crooootttt…!

Lalu kami sama - sama terdampar di pantai kepuasan.

Dan ketika kucabut penisku dari liang vagina Bella, kulihat bukti keperawanannya yang baru saja kupecahkan. Ada genangan darah di bawah kemaluan yang luar biasa enaknya itu.

Dalam perasaan hormat dan haru, kucium bibir Bella, disusul dengan bisikan di dekat telinganya. “Terima kasih Sayangku… aku sudah membuktikan bahwa kamu memang masih perawan sebelum kusetubuhi tadi. Aku sangat menghormatimu, karena di usia sedewasa ini kamu masih bisa mempertahankan kesucianmu.”

Bella menatapku dengan senyum manis di bibirnya, membuat wajahnya semakin cantik di mataku.

Keesokan paginya bella kubawa terbang ke Surabaya.

Di dalam pesawat terbang yang sedang membawa kami ke bandara Juanda, tanganku selalu dipegang oleh Bella. Terkadang diremasnya. Membuatku semakin cinta padanya.

O, betapa indahnya cinta yang sudah menyegarkan suasana batinku ini.

Dan pesawat yang kami tumpangi melesat terus di langit biru yang dihiasi awan - awan putih berkelompok - kelompok indah dan natural itu. Seolah ikut menyaksikan kebahagiaan yang sedang kami rasakan ini…

Pembaca yang budiman …

RUMAH KAMI SURGA KAMI, PETUALANGAN HOT dan LANGKAH LANGKAH JALANG, sebenarnya masih sangat panjang ceritanya. Tapi di sini sudah lumayan “berat muatan”nya. Karena itu sebagian muatannya akan diangkut oleh cerita lain, dengan nafas dan semangat baru. Hitung - hitung refreshing dulu yaaa.

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu