3 November 2020
Penulis —  Neena

Rumah Kami Surga Kami - Petualangan Hot - Langkah Langkah Jalang

Bagian 30

Ketika aku sedang enak-enaknya digenjot oleh Edgar dalam posisi doggy ini, tiba-tiba terasa batang kemaluan Edgar dicabut dari liang kewanitaanku.

“Lho… kenapa? Mau tukar posisi? Kamu kan belum ejakulasi,” kataku.

“Itu Zus… kasihan Victor cuma nonton doang. Mungkin dia mau gantikan aku dulu,” sahut Edgar.

Lalu aku menoleh ke arah Victor yang sedang duduk di sofa yang berdekatan dengan bed. Pada saat itu Victor mengenakan fullover abu-abu dan celana jeans. Wajah Victor sangat mirip dengan Edgar. Sama-sama tampan. Yang membedakan mereka adalah bentuk tubuhnya. Edgar bertubuh tinggi semampai, sementara Victor berperawakan atletis, tinggi tegap dan kokoh.

Edgar cenderung imut, sementara Victor bentuknya manly benar.

“Kamu mau ngentot aku juga Vic?” tanyaku sambil menggelitik pinggangnya.

“Mau dong. Zus Ayu udah lama jadi obsesiku,” sahut Victor sambil melingkarkan lengannya di pinggangku.

Aku pun mencium bibir macho dan sensualnya dengan mesra. Lalu berkata, “Sebentar ya… aku mau pipis dulu,” ucapku setelah ciumanku terlepas.

Victor mengangguk. Dan membiarkanku berjalan menuju kamar mandi.

Aku memang ingin pipis. Tapi tujuan utamaku masuk ke kamar mandi, adalah mau mencuci memekku yang sudah “diaduk-aduk” oleh kontol Edgar. Setelah pipis dan membersihkan memekku, aku pun sekalian menyemprotkan air hangat shower ke sekujur tubuhku yang penuh keringat. Lalu menyabuninya sebersih mungkin.

Aku memang ingin “menyuguhi” Victor tubuh yang bersih dan hilang dari bau keringat. Agar tidak meninggalkan kesan amburadul di mata Victor. Lalu kubilas air sabun di tubuhku dengan air hangat shower. Kemudian mengeringkannya dengan handuk. Aku pun sempat menyemprotkan parfum di setiap sela “penting” di tubuhku.

Setelah merasa “fresh” lagi, barulah aku membelitkan handuk di tubuhku, kemudian keluar lagi dari kamar mandi. Di depan pintu kamar mandi, aku berpapasan dengan Edgar yang mau masuk juga ke kamar mandi.

Sementara Victor tampak sudah duduk di pinggiran tempat tidur, dalam keadaan tinggal bercelana dalam saja. Sehingga untuk pertama kalinya aku bisa menyaksikan tubuh seksinya.

Seperti yang kulakukan kepada Edgar, kulakukan juga kepada Victor. Aku melepaskan lilitan handukku, kemudian mendekatkan perutku ke arah Victor. “Perutku jadi ada noda begini. Apakah hal ini tidak membuatku jadi jelek?” tanyaku sambil menunjuk ke bekas sodetan operasi cesar ini.

“Nggak Zus. Ini bekas operasi cesar kan?” sahut Victor sambil mengusap-usap bekas yang ditinggalkan setelah op[rasi cesar ini.

“Iya. Tapi dampak positifnya, memekku tetap seperti memek gadis. Karena belum pernah dilewati oleh kepala bayi.,” ucapku menghibur diri.

“Heheheee… kan itu yang lebih penting Zus… mmmm…” ucap Victor sambil mengusap-usap memekku yang sudah bersih dan kering ini.

Pandanganku tertumbuk ke arah celana dalam Victor yang mengembung itu. “Lepasin dong celana dalammu. Aku ingin lihat seperti apa bentuk kontolmu,” kataku.

Victor melaksanakan permintaanku dan spontan menurunkan celana dalamnya sampai terlepas dari kedua kakinya. Alat kejantanan Victor pun jadi tampoak jelas di mataku. Alat kejantanan yang tampak begitu gagahnya, mungkin sedikit lebih besar daripada penis Edgar, tapoi mungkin panjangnya kira-kira sama dengan penis Edgar.

“Wow… kontolmu gagah sekali, Vic… !” ucapku sambil menggenggam penis Victor yang sudah ngaceng berat ini.

Tak lama kemudian Edgar keluar lagi dari kamar mandi, dalam kedaan masih telanjang.

“Sekarang kalian punya dua pilihan. Siapa yang mau menjilati memekku dan siapa yang mau ngemut toketku?” tanyaku.

Edgar menepuk bahu abangnya, “Kamu mau yang mana Broer?” tanyanya.

“Aku mau jilatin memek Zus aja,” sahut Victor dengan nada bersemangat.

“Ya udah… kalau gitu biar aku yang mainkan toketnya,” kata Edgar sambil tersenyum.

Mendengar “keputusan” itu, aku pun langsung menelentang di atas kasur, sambil merentangkan kedua belah pahaku.

Victor langsung berlutut di antara kedua belah kakiku. Lalu menelungkup, dengan wajah berada di atas kemaluanku. Sementara Edgar duduk di samping kiriku, dengan tangan memegang toket kananku dan mulut menyeruduk pentil toket kiriku.

Sesaat kemudian aku mulai merasakan kenikmatan yang “stereo”. Karena dua mulut yang berbeda menggeluti bagian-bagian peka di diriku ini.

Bahwa ketika Edgar mengemut pentil toket kiriku sementara toket kananku diremasnya, mulut Victor pun mulai menggasak kemaluanku.

Ternyata Victor lebih “pandai” menjilati memek. Ketika dia menjilati celah memekku, jempol tangan kirinyha menggesek-gesek kelentitku, sementara jari tengah kanannya maju-mundur di dalam liang memekku…!

Aku pun merem melek dibuatnya. Sementara kedua kakiku mulai terkejang-kejang dalam nikmat yang beraneka ragam…!

Cukup lama mereka lakukan semuanya ini padaku. Sehingga akhirnya aku berdesis dengan suara parau, “Cukup Vic… mainkan aja kontolmu… !”

Victor melakukannya sambil berlutut, sementara kedua pahaku diletakkan di atas kedua paha Victor, sehingga kemaluanku agak tengadah ke atas. Pada saat itulah Victor membenamkan batang kemaluannya yang terasa agak seret. Namun akhirnya bisa juga terbenam lebih dari separuhnya.

Lalu mulailah perjalanan surgawiku yang teramat indah dan nikmat ini. Bahwa Victor mulai mengentot liang memekku yang sudah segar kembali ini.

Edgar pun tetap bisa melakukan “tugas”nya, untuk menyelomoti pentil toket kiriku, sementara toket kananku diremas-remas terus oleh tangan kirinya.

Karuan saja aku mulai merengek, mendesah dan merintih keenakan, “Victor… kontolmu enak sekali Viiictooor… ayo entot terus Viiiic… iyaaaaaaaaa… iyaaaaaaaaa… iyaaaaaaaaa… entot terussss… entoooooootttt… entooooootttttttt… !”

Namun dalam suasana “meriah” ini, aku masih sempat juga merayapkan tanganku ke pangkal paha Edgar. Dan berhasil memegang penisnya yang ngaceng juga, seperti penis abangnya.

Bahkan aku pun sempat memberi isyarat kepada Edgar, agar mendekatkan penisnya ke mulutku. Untungnya Edgar cepat mengerti apa yang harus dilakukannya. Lalu dia berlutut dengan kedua lututnya berasa di kanan kiri bahuku. Sementara penisnya tergantung di atas mulutku. Lalu kutarik penis Edgar itu dan kumasukkan ke dalam mulutku.

Sementara Victor tetap mengentotku dengan lincahnya.

Aku mulai menyelomoti penis Edgar sambil mengurut-urutnya dengan tangan kananku. Sementara Victor mengambil alih “tugas” Edgar tadi, tetap mengentotku sambil agak membungkuk, sementara kedua tangannya mendarati di sepasang toket gedeku.

Aku tak bisa merintih lagi, karena mulutku sedang menyelomoti penis Edgar yang sudah semakin ngaceng ini.

Posisi kedua pahaku yang berada di atas kedua paha Victor, membuat penis Victor bisa masuk sedalam mungkin di dalam liang kemaluanku. Sehingga dasar liang kemaluanku terus-terusan “ditabrak” oleh moncong penis Victor. Dan itu semua membuatku terpejam-pejam terus dalam nikmat yang fantastis.

Bahkan belasan menit kemudian aku mulai terkejang-kejang sambil menikmati indahnya puncak orgasmeku. Namun aku hanya bisa mendenguskan nafas dari hidungku, karena mulutku masih “tersumpal” oleh penis Edgar.

Tapi tampaknya Victor menyadari kalau aku sudah orgasme. Karena pada suatu saat Victor menghentikan entotannya sambil berkata, “Edgar… tukar tempat yok. “

Berarti Victor ingin merasakan felatio (perempuan mengemut penis pria). Sementara Edgar harus mengentot memekku.

Edgar pun menarik batang kemaluannya sampai terlepas dari mulutku. Begitu juga Victor mencabut penisnya dari liang memekku.

“Mendingan posisi doggy lagi Zus, “usul Edgar, yang kusetujui.

Lalu aku pun mengubah posisiku, jadi menungging. Sementara Victor kusuruh menelentang, dengan kedua kaki berada di kanan kiri bahuku.

Aku tersenyum-senyum sambil menepuk-nepuk dada bidang Victor.

Kemudian kupegang penis Victor, sambil menjilati leher dan kepalanya. Sementara Edgar sudah membenamkan penisnya ke dalam liang memekku yang sudah basah karena habis orgasme ini. Penis Edgar pun langsung terbenam seluruhnya. Sementara aku mulai menyelomoti penis Victor.

Aku memang menyelomoti penis Victor selincah mungkin. Karena aku ingin agar Victor ejakulasi secepatnya di dalam mulutku.

Begitu agresifnya aku menyelomoti batang kemaluan Victor, sehingga akhirnya Victor berdengus-dengus dan… moncong penisnya menyemprot-nyemprotkan air maninya di dalam mulutku. Crooootttttt… crooooootttt… croooooootttt… croooootttt… crooooottttt… crootttttt… croooooootttt…!

Gila… orang bule memang terasa beda dengan bangsaku sendiri. Air mani orang bule banyak sekali yang termuntahkan di dalam mulutku. Dan… kutelan semuanya tanpa disisakan setetes pun!

Bairlah… banyak orang yang bilang bahwa menelan air mani pria itu bermanfaat. Bisa menghaluskan kulit wajah, katanya. Dan aku percaya itu, karena di dalam air mani pria terkandung hormon yang dibutuhkan untuk menghaluskan kulit muka.

Sementara itu Edgar tetap asyik mengentotku dari depan pantatku. Namun pada suatu saat Edgar menghentikan entotannya. Lalu bertanya, “Nggak pegal nungging terus gini Zus?”

Aku menyahut, “Iya, rada pegel. Ganti jadi posisi MOT aja yuk. “(MOT= man on top)

Lalu Edgar mencabut penisnya dari liang kemaluanku.

Aku pun menggulingkan badanku, jadi menelentang di samping Victor yang masih tampak lemas.

Edgar pun merayap ke atas perutku sambil memegang penisnya dan meletakkan moncongnya di mulut vaginaku.

Dengan mudahnya Edgar bisa menjebloskan penisnya ke dalam liang kemaluanku yang sudah basah sekali ini.

Bleeesssskkkkkkhhh!

Lalu Edgar mulai mengentotku dengan garangnya, yang kusambut dengan goyangan pinggulku… memutar-mutar… meliuk-liuk dan menghempas-hempas.

Sebelum Victor datang tadi, Edgar sudah ejakulasi. Karena itu aku tak merasa heran kalau Edgar lebih perkasa daripada abangnya, karena kali ini adalah “ronde kedua” buat Edgar.

Dengan tubuh yang mulai bermandikan keringat lagi, Edgar mengentotku lebih cepat dan lebih massive. Sehingga aku pun bisa merintih-rintih keenakan lagi.

“Edgaaar… oooo… oooooh… Edgaaaaar… ooooo… oooooh… Eeeedgaaaar… oooo… ooooooh… oooooh… entot terus Eeeeddd… iya… iyaaaa… entottt… entooootttttttt… iyaaaaa… aaa… aaaaaahh… enak sekali Eeeedddd… ooooooh… oooo… oooooh… entooooooooottttttt…

Aku merintih dan merintih terus tanpa dapat mengendalikannya lagi. Sehingga pada suatu saat aku merasa akan mencapai orgasme lagi untuk yang kesekian kalinya.

Maka aku membisiki Edgar, “Aku sudah mau orgasme lagi… barengin aja lepasinnya yuk. Biar nikmat… !”

“Iya Zus… ini aku juga udah mau ngecrot… “

Lalu kugoyang lagi pinggulku seedan mungkin, sehingga liang kemaluanku terasa membesot-besot dan memilin-milin kontol Edgar. Sampai akhirnya aku berkelojotan sendiri… kemudian sekujur tubuhku mengejang tegang… sambik merasakan betapa nikmatnya orgasmeku yang kesekian kalinya ini. Sementara Edgar pun membenamkan penisnya sedalam-dalamnya…

Kami seperti sepasang manusia yang sedang kesurupan. Sama-sama melotot sambil saling cengkram dan saling remassssssss…!

Akhirnya Edgar terkapar di atas perutku. Sementara aku pun tepar dan terlena… seperti sedang pingsan.

Sehingga aku tidak tahu lagi kapan Edgar melepaskan penisnya dari dalam memekku.

Yang aku tahu, tiba-tiba memekku terasa dientot lagi dengan garangnya. Ketika aku membuka kelopak mataku, ternyata Victor yang tengah mengentotku ini.

Wow… mungkin Victor terangsang sekali waktu melihat Edgar sedang menyetubuhiku tadi, sehingga penisnya ngaceng lagi… dan sekarang penis gagah itu sedang menggenjot liang sanggamaku lagi…!

Lalu aku berniat untuk menyerah?

Tidak. Mungkin di sinilah salah satu kelebihan wanita yang tidak dimiliki oleh pria. Wanita bisa meladeni pria berapa orang pun. Diantri oleh sepuluh pria pun wanita akan mampu menghadapinya. Karena wanita tidak seperti poria, yang penisnya harus ngaceng dulu.

Setelah orgasme pun wanita hanya membutuhkan beberapa detik untuk bergairah kembali. Sementara pria yang baru ejakulasi, membutuhkan waktu jauh lebih lama untuk “beraksi” kembali. Karena penisnya harus ngaceng dulu sebelum menyetubuhi pasangannya kembali.

Aku jadi teringat buku Mahabharata yang disadur dari bahasa India. DI situ tertulis bahwa Drupadi bersuamikan 5 orang ksatria, yakni Pandawa bersaudara. Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Memang ada alasannya. Bahwa roh Drupadai sudah lima kali menitis (reinkarnasi) dan bercita-cita ingin memiliki suami seorang ksatria utama.

Mungkin isi Mahabharata itu seolah menggambarkan bahwa sebenarnya perempuan bisa bersuamikan 5 orang seperti Drupadi. Dan semua suaminya terpuasi.

Bahkan seorang pakar dari Barat pernah menulis: Sebenarnya fisik wanita lebih kuat. Bisa menghadapi dua pria atau lebih. Dan bisa memuaskan semua pria itu. Jadi kalau mereka melakukan threesome atau gangbang, sebenarnya fisik wanita lebih siap untuk melakukannya. Maka threesome MMF akan mampu memuasi kedua pria ketimbang FFM yang sebenarnya hanya gaya-gayaan prianya saja.

Begitu kata pakar seksuologi itu.

Dan kini aku bisa memnbuiktikan kebenaran tulisan pakar sex itu.

Aku bahkan yakin, seandainya keempat adik Papa Fred mengantri uhntuk menggauliku, aku takkanb kepayahan.

Terbukti ketika Victor sedang mengentotku habis-habisan ini, aku bisa meladeninya dengan gairah yang tetap berkobar di dalam jiwaku. Dengan menggoyang pinggulku secara habis-habisan pula. Sehingga penis Victor seolah sedang bergulat dengan liang memekku, karena sama-sama bergerak garang.

Biji peler Victor yang menepuk-nepuk mulut anusku pun terdengar jelas bunyinya. Plooookkkk… plooookkkk… plooook… ploooook… plokkkkk… plooookkkk!

Celotehanku pun berhamburan begitu saja dari mulutku, tanpa dapat kukendalikan lagi, “Ayo Victor… entot terus Viiic… entot yang kencang Victoooor… entot terussss… kontolmu enak sekali Viiiic… iyaaaa… iyaaaa… enak Vic… enaaaaaaaak… iyaaaaaa… iyaaaa… entot yang kencang Victooooorrr…

Kalau diibaratkan irama music, mungkin sesuai untuk disebut irama jenis Deep House… dengan suara bas berdentum-dentum dan drumer bergedar-gedur…!

Tubuh Victor pun mulai bersimbah keringat. Sementara moncong penis gagahnya terus-terusan menggedor-gedor dasar liang kemaluanku.

Namun aku tetap bergairah untuk menggoyang-goyangkan pinggulku sebinal mungkin, lebih edan dari biduan pantura yang sedang mengeol-geol pinggulnya di atas panggung.

Aku memang ingin membuktikan bahwa fisik wanita dalam hubungan sex cukup tangguh. Entahlah kalau wanita lemah yang penyakitan…

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu