3 November 2020
Penulis —  Neena

Rumah Kami Surga Kami - Petualangan Hot - Langkah Langkah Jalang

Kelihatannya kamu sudah pengalaman ngentot cewek ya?”

“Belum pernah Tante. Nonton bokep sih sering. Tapi merasakannya langsung baru dengan Tante ini.”

“Kalau nonton bokep lantas kontolmu ngaceng diapain?”

“Dikocok aja Tante. Heheheee…”

“Beneran kamu belum pernah main sama cewek?”

“Bener Tante. Berani sumpah apa aja, aku benar - benar baru sekali ini merasakan nikmatnya memek.”

Lalu Andi menyabuni bagian belakang tubuh dan kakiku, seperti yang kusuruh tadi. Bahkan bagian depan pun disabuninya dengan cermat, karena ingin menghilangkan minyak massage yang ia lumurkan ke sekujur tubuhku tadi. Namjun dia sangat intensif menbersihkan memekku, yang mungkin masih merupakan bagian terpenting bagi pikirannya.

Lalu tiba giliranku untuk menyabuninya. Tapi aku lebih ekstrim lagi. Hanya menyabuni batang kemaluannya yang sudah lemas. Dan begitu tanganku meremas - remas dan mengocok batang kemaluannya dengan bantuan sabun cair, terasa benar penis gagah itu berkembang sedikit demi sedikit. Bahkan akhirnya jadi ngaceng lagi…

“Andi… kontolmu ini udah ngaceng lagi… !” seruku tertahan.

“Iya Tante…” sahut Andi tersipu.

Kebetulan di kamar mandi pribadiku ada meja batu penyangga washtafel. Maka aku pun duduk di pinggiran meja wastafel itu sambil berkata, “Ayo masukin lagi. Tapi memekku baru dicuci dan dikeringkan. Harus dijilatin lagi biar lancar masuknya. Mau jilatin memekku?”

“Mau banget Tante…” sahut Andi sambil berdiri di depanku yang sudah duduk mengangkang di atas meja batu pualam penyangga wastafel ini.

Lalu dalam posisi setengah membungkuk Andi mendekatkan mulutnya ke memekku. Karena ia sering nonton bokep, pasti dia tahu benar apa yang harus dilakukannya pada saat menjilati memekku.

Ternyata memang benar. Meski belum punya jam terbang, Andi langsung mengerti apa yang harus dilakukannya. Dia malah langsung menyentuh kelentitku dengan ujung jarinya, kemudian ujung lidsahnya menjilati kelentitku ini dengan lincahnya. Sementara jari tangahnya diselundupkan ke dalam celah memekku yuang mulai membasah lagi ini.

Tentu saja aku langsung horny berat lagi dibuatnya. Dan dalam tempo singkat saja terasa liang memekku sudah basah lagi oleh lendir libidoku.

Maka kupegang kepala Andi sambil berkata, “Cukup…! Masukin aja kontolmu Andi. Memekku udah basah nih.”

Andi manut saja pada perintahku. Ia berdiri tegak di antara kedua kakiku yang dikangkangkan di atas meja marmer penyangga washtafel. Sambil meletakkan moncong penisnya di mulut memekku.

Karena sebelum mandi aku sudah orgasme dua kali, dengan sendirinya liang memekku sudah mekar. Sehingga penis Andi agak mudah dibenamkannya, yang lalu kusambut dengan rengkuhan di lehernya.

Lalu sambil berdiri di lantai kamar mandi, Andi mulai mengentotku yang tetap mengangkangkan sepasang kakiku di pinggiran meja marmer penyangga washtafel ini.

Dan batinku serasa digugahkan ke masa laluku yang kelam, yang penuh dengan petualangan sex. Jangankan meladeni seorang cowok. Meladeni 2 orang cowok pun pernah. Malah pada saat aku masih selalu dekat dengan Rima, kami berdua pernah meladeni 4 orang cowok. Berarti Rima mendapat jatah dua orang cowok, aku mendapat jatah yang sama.

Tapi menjelang diriku diwisuda, semua petualangan itu kuhentikan. Karena aku sudah bertekad untuk menjadi istri yang setia, istri yang p;atuh kepada suami dan sebagainya. Tapi kenapa kini aku mulai melangkah lagi di alam yang sudah kujauhi ini?

Apakah ini pertanda bahwa aku belum ditakdirkan untuk “diputihkan”?

Entahlah. Yang jelas, awal dari langkah baru ini adalah karena desakan suamiku sendiri. Langkah baru yang jalang…!

Sementara Andi sudah mengikuti semua “arahanku”. Agar dia meremas toketg yang satu dan mengemut pentil toket lainnya. Tentu sambil memperlancar entotannya.

Dia melakukan semuanya itu sambil berdiri menghadap ke arahku.

Tapi tak lama kemudian ia berkata, “Tante… aku paling suka nonton bokep yang posisi doggy…”

“Kamu mau posisi doggy?” tanyaku.

“Mau banget Tante…”

“Ya udah. Mending kita lakukan di atas kasur aja yok. Biar lebih nyaman MLnya.”

Andi mengangguk. Lalu mencabut penisnya dan membantuku untuk turun dari meja marmer itu. Kemudian mengikuti langkahku keluar dari kamar mandi.

Aku pun melompat ke atas bed. Lalu menelungkup sambil menunggingkan pantatku, sehingga memekku pasti tampak jelas dari belakang. “Ayo masukin lagi. Tapi awas… jangan salah masuk. Aku nggak mau dimasukkan ke anus. Banyak bahayanya,” kataku sambil menepuk - nepuk pantatku sendiri.

Andi pun berlutut sambil menempelkan moncong penisnya di mulut memekku, sambil menyahut, “Iya Tante. Maen ke lubang e’e kan jorok banget. Mending yang ada kelentitnya aja.”

Lalu Andi membenamkan batang kemaluannya ke dalam liang memekku. Blesssss…!

Aku menahan nafas sejenak, karena merasakan menggelesernya batang kemaluan Andi ke dalam liang memekku.

Lalu aku mulai merasakan enaknya entotan kontol Andi dari arah belakang dalam posisi anjing -anjingan ini.

“Ayo entotin kontolnya Andi,” ucapku ketika Andi belum juga mengayun batang zakarnya. Bahkan terdiam dulu seperti ada yang dipikirkan.

“Kalau posisi begini yang paling enak buat Tante harus diapain?” tanya Andi.

Sambil menungging kutarik tangan kanan Andi ke bawah perutku, tepatnya ke bagian atas memekku. Lalu kuarahkan ujung jarinya ke kelentitku sambil berkata, “Sambil mngentot, gesek itilku ini nih…”

“Owh, iya Tante,” sahut Andi sambil mulai mengayun batang kemaluannya. Sementara jari tangannya sudah mjulai hafal di mana letak kelentitku. Dan mulai menggesek - gesek kelentitku ini dengan ujung jarinya.

Mulutku pun mulai berceloteh tanpa dapat dikendalikan lagi, “Iya begitu Andi… dududuuuuh enaknyaaaa… iyaaaa… entot terus sambil gesek - gesek itilkuuuu… iyaaaa… itilnya itu gesek - gesek Andiii… oooooh enaaak… itilnya gesek terussss… itilnya… itilnya… ittttiiiillll …

Celotehan setengah sadarku dalam arus nikmatnya disetubuhi oleh Andi yang perkasa ini justru membuat Andi semakin bersemangat menggenjot ayunan penisnya dalam irama hot. Sehingga biji pelernya terasa menepuk - nepuk permukaan kemaluanku. Sementara kedua tangannya beraksi, yang satu untuk meremas - remas toketku, yang satu lagi tetap dominan untuk menggosok - gosok kelentitku.

Ini terlalu nikmat bagi diriku yang sudah terlalu lama tidak merasakan penis yang sempurna ereksinya seperti penis Andi belia ini. Penis muda belia yang ukurannya di atas rata - rata pula.

Karuan saja aku tidak kuasa menahan kenikmatan ini terlalu lama. Disertai dengan pekikan lirih, aku pun ambruk di puncak orgasmeku yang ketiga kalinya. Sehingga penis Andi terlepas dari liang memekku.

Namun aku tak mau mengecewakan Andi. Aku membalikkan tubuhku jadi menelentang, sambil menarik penis Andi dan meletakkan moncongnya di ambang mulut memekku.

“Ayo masukkan lagi dalam posisi begini aja ya… barusan aku udah lepas lagi,” ucapku lirih.

Mungkin Andi belum mengerti kenapa aku mendadak ambruk dan mengubah posisiku jadi menelentang begini. Tapi biarlah, kelak juga dia akan mengerti sendiri.

Yang jelas Andi tidak banyak membantah. Ia mendorong lagi penisnya. Dan blesssssss… membenam lagi ke dalam liang kemaluanku yang sudah becek ini.

Perempuan memang hanya butuh beberapa detik untuk memulihkan gairahnya setelah lunglai paska orgasme ini. Begitu penis Andi amblas lagi ke dalam liang kenikmatanku, maka sang Gairah pun memanas lagi di sekujur tubuh dan batinku.

Bahkan aku merengkuh leher Andi ke dalam pelukanku, lalu kupagut bibirnya ke dalam ciuman hangatku. Kemudian kubisiki telinganya, “Entotlah memekku sepuasmu, Andi… asalkan kamu kuat, sampai besok pagi pun boleh kamu entot aku sekuatmu… !”

“Iiii… oiya Tante… terima kasih… memek Tante memang enak sekali…” sahut Andi terengah, sambil mengayun kembali penisnya, bermaju mundur di dalam cengkraman liang memekku yang masih becek ini.

Aku pun menyambutnya dengan melumat bibirnya, sambil meremas - remas rambutnya, sementara pinggulku pun mulai digoyang Karawang lagi. Lendir di dalam liang kemaluanku pun makin lama makin berkurang, sehingga akhirnyaterasa normal lagi. Terasa normal pula rasa dari gesekan antara penis Andi dengan dinding liang memekku ini.

Arus nikmatku pun kembali membelai sekujur batinku. Arus birahi yang makin lama terasa semakin indah.

Aku tahu bahwa durasi persetubuhan yang kedua bagi cowok, pasti lebih lama daripada persetubuhan yang pertama. karena itu aku harus menggoyang pinggulku seedan mungkin, untuk “berjuang” agar Andi secepatnya ejakulasi.

Namun meski aku sudah menggoyang pinggul segila mungkin, dengan gerakan meliuk - liuk dan menghempas - hempas, Andi tetap tangguh. Tetap stabil mengentotku dengan perkasanya.

Akibatnya… malah aku sendiri yang akhirnya orgasme dan orgasme lagi untuk yang kesekian kalinya.

Entah berapa lama Andi menyetubuhiku. Yang jelas tubuh kami sudah bermandikan keringat ketika Andi mendesakkan penisnya sedalam mungkin, sehingga moncong penisnya terasa mentok di dasar liang sanggamaku.

Lalu terasa Andi mengelojot, sementara penisnya melontarkan tembakan - tembakan spermanya di dalam liang memekku.

Cretttt… crooooooooottttt… cretttt… cret… cretttttt… croooooootttt…!

“Stolen waters are sweet, and bread eaten in secret is pleasant.”

“Air

hasil curian itu manis, dan roti yang dimakan secara rahasia itu menyenangkan. ”

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu