3 November 2020
Penulis —  Neena

Rumah Kami Surga Kami - Petualangan Hot - Langkah Langkah Jalang

Aku sudah sangat horny. Bahkan sudah lupa diri. Maka kukepit sepasang pipi Hen dengan kedua telapak tanganku, sambil bertanya frontal, “Kontolmu udah ngaceng Hen?”

Hen menjauhkan mulutnya dari memekku. “Dari tadi juga udah tegang Tante.”

“Coba berdiri dulu,”

Hen menurut saja. Berdiri canggung di depanku.

Aku pun menarik ritsleting celana jeansnya, Lalu menyelinapkan tanganku ke balik celana dalamnya. Dan kusembulkan batang kemaluannya yang ternyata sudah sangat ngaceng itu. Maaak… ternyata kontol Hen gede dan panjang banget. Sama panjangnya dengan kontol Sam…!

“Lepasin aja celananya… lalu masukin kontolmu ke sini, “perintahku yang dijawab spontan dengan anggukan Hen.

Hen melepaskan celana jeans sekaligus celana dalamnya, sehingga batang kemaluannya seolah menunjuk ke arah mukaku. Sebenarnya aku ingin menjilati dan mengoralnya. Tapi takut keburu ngecrot sebelum memekku sempat merasakan entotannya.

Maka kutarik pahaku dengan kedua tanganku, sampai sepasang lututku menyentuh sepasang toketku. “Ayo masukin ke sini Hen, “perintahku sambil menepuk-nepuk memekku yang sudah gatel, yang ingin segera digesek oleh kejantanan anak muda dan disemprot dengan cairan kental hangat ini.

Hen berdiri membungkuk sambil meletakkan moncong penisnya di ambang mulut memekku. Takut meleset pada waktu didorong, kupegang dan kuarahkan moncong penis Hen sampai benar-benar pas targetnya.

“Ayo dorong kontolmu yang kuat, “perintahku.

Hen pun mendesakkan batang kemaluannya kuat-kuat seperti yang kuminta. Dan langsung amblas separohnya.

“Kamu udah pernah menggauli cewek Hen?” tanyaku sambil meletakkan betis kiriku di bahu kanan Hen, sementara kaki kananku kujulurkan ke lantai, sambil merebahkan diri dengan leher agak menekuk di sandaran sofa.

“Belum pernah Tante. Ini yang pertama kalinya. Kalau nonton bokep sih sering.”

“Kalau gitu harus diajarin juga ya. Ayo sekarang entotin, tapi waktu menariknya harus hati-hati, jangan sampai terlepas dari memek tante.”

“Iii… iya Tante…” sahut Hen sambil mendesakkan lagi batang kemaluannya kuat-kuat, sampai amblas sepenuhnya di dalam liang sanggamaku.

“Naaah… udah masuk semua Hen. Sekarang entotlah perlahan-lahan dulu. Nanti juga kamu akan mengerti sendiri. Yang penting jangan sampai kontolmu terlepas, biar gak susah lagi masukinnya.”

Hen mengikuti anjuranku. Sambil memegangi paha kiriku’ karena betisku masih menumpang di bahu kanannya, Hen pun mulai menarik penisnya perlahan-lahan, lalu mendorongnya lagi… menariknya lagi, mendorongnya lagi dan begitu seterusnya.

Dalam tempo singkat Hen Mahendra sudah mengerti apa yang harus dilakukannya. Sambil memegangi paha kiriku dengan tangan kanannya, Hen mulai lancar mengentotku secara normal. Sementara tangan kirinya kutarik dan kutempelkan di permukaan toket kananku.

Hen pun bisa mengentotku sambil meremas toket kananku, sambil berdiri dan agak membungkuk.

Kerinduanku pada sentuhan kejantanan mulai kunikmati. Tapi aku ingin lebih nyaman lagi menikmatinya. Karena itu aku mengajak Hen pindah ke atas bed. Hen manut saja. Mencabut batang kemaluannya dari liang memekku. Lalu mengikuti langkahku menuju tempat tidur.

Sebelum naik ke atas bed, kutanggalkan dulu kimonoku. Sementara Hen pun kusuruh menanggalkan baju kaus putihnya.

Setelah sama-sama telanjang, aku menelentang di atas kasur bertilamkan seprai putih bersih, sambil mengusap-usap memekku. “Ayo masukin lagi Hen,” kataku.

Hen mengangguk sambil tersenyum. Lalu merayap ke antara sepasang pahaku yang sudah kurentangkan.

Hen meraba-raba memekku sesaat, mungkin sedang memastikan ke arah mana penisnya harus dibenamkan. Aku biarkan Hen mencari sendiri arah itu. Akhirnya terasa penis Hen melesak masuk ke dalam liang memekku… blessssss… sekaligus masuk semua karena liang sanggamaku masih sangat basah dan licin.

Aku pun menyambutnya dengan merengkuh leher Hen ke dalam peluikanku, sambil menatap wajah keponakanku dari jarak yang sangat dekat.

Setelah dewasa Mahendra memang tampan. Cewek mana pun takkan menyesal disetubuhi olehnya. Apalagi aku yang sudah berumur 42 tahun ini.

“Memek tante enak nggak Hen?” tanyaku.

“Luar biasa enaknya Tante. Laksana memek bidadari yang sering datang dalam mimpi-mimpiku,” sahutnya.

“Biasanya cowok seusiamu sudah banyak pengalaman menggauli perempuan.”

“Aku nggak berani Tante. Main embat cewek baik-baik, takut hamil. Ngembat perempuan nakal, takut ketularan penyakit kotor… takut ketularan HIV/AIDS pula.”

“Terus… kalau kamu lagi kepengen diapain aja kontolmu? Ngocok ya?”

“Hehehee… iya Tante… mendingan ngocok sambil membayangkan Tante…”

“Ohya?! Jadi kamu sering membayangkan tante sambil ngocok?”

“Jujur… selalu begitu Tante. Makanya aku senang sekali bisa mewujudkan khayalan dan mimpi-mimpiku… bahkan tadi malam aku ngocok sambil membayangkan sedang menyetubuhi Tante juga.”

“Ya udah… mulai sekarang kalau sedang nafsu dan ingin bersetubuh, jangan dikocok lagi. Kirim WA aja. Nanti tante datang ke sini atau kamu yang datang ke rumah tante.”

“Kalau ketahuan Oom Darda gimana?”

“Dia jarang pulang sekarang Hen. Terlalu sibuk dengan kerjaannya. Sudah punya bini muda pula. Ayo entotin lagi kontolmu… jangan direndam terus. Nanti keburu jadi es lilin.”

“Hahahaaa… iya Tante… iyaaaa… “Hen mulai mengayun penisnya dalam gerakan perlahan… makin lama makin cepat dan berirama. Yang kusambut dengan pagutan dan lumatan di bibirnya.

“Aaaaa… aaaaah… kontolmu enak sekali Heeeen… iyaaaaa… iyaaaaaa. entot terus Heeeen… iyaaaa… enak Heeen… aaaaa… aaaah… “rintihku tak terkenbdalikan lagi, karena entotan Mahendra mulai kurasakan enaknya, “sambil emut pentil tetek tante Hen… nnnaaah… iyaaaa… begitu Hen…

Tadinya kupikir Hen akan cepat ngecrot, karena mengaku baru sekali ini menyetubuhi perempuan. Tapi ternyata Hen mampu bertahan lama. Mungkin karena dia sering ngocok, sehingga dia bisa bertahan lama di atas perutku.

Bahkan terasa tubuh Hen mulai bersimbah keringat. Bercampur baur dengan keringatku sendiri. Sementara penis Hen tetap asyik mengentot liang memekku.

Sampai pada suatu saat, aku mulai berkelojotan, lalu menggeliat dan mengejang tegang. Ini jelas, bahwa aku akan mencapai orgasmeku yang pertama. Aku tidak mengatakan apa-apa, hanya mengejang sambil meremas-remas rambut dan bahu Hen dengan kuatnya. Lalu titik terindah itu kucapai. Titik puncak orgasme yang membuatku serasa melesat ke langit yang ketujuh.

Kuhembuskan nafasku setelah beberapa detik tertahan barusan, “Aaaaaahhh… “Lalu sekujur tubuhku menjadi lemah lunglai. Sementara penis Hen malah semakin garang mengentot liang memekku yang mulai becek ini.

Aku hanya merasa lemas dan ngilu-ngilu selama beberapa detik saja. Kemudian aku mulai bergairah kembali untuk meladeni entotan Hen.

Bahkan setelah merasa entotan Hen mulai sangat lancar, aku pun mulai menggeolkan pinggulku denga gerakan memutar, meliuk-liuk dan menghempas-hempas. Aku senang sekali membuat gerakan menghempas-hempas, karena pada waktu memekku menukik, terasa kelentitku bergesekan dengan kontol Hen. Hal seperti ini sering kulakukan waktu disetubuhi oleh Sam.

Pergesekan antara kelentitku dengan penis Hen memang menimbulkn rasa nikmat yang luar biasa. karena kelentit adalah bagian yang paling peka di tubuh wanita.

Sementara Hen tampak enjoy dengan geolan pantatku yang laksana goyang Karawang ini.

Tubuh kami pun mulai bermandikan keringat. Namun kata orang, keringat membanjir pada saat bersetubuh, adalah indikator normalnya hubungan sex itu. Bukankah enerji yang dikeluarkan di setiap persetubuhan sama dengan jalan kaki sejauh 7,5 kilometer?

Sementara itu, diam-diam aku merasakan sesuatu yang kurindukan selama ini. Stamina Hen ini… mengingatkanku pada Sammy.

Memang Hen ini terasa tangguh, seperti yang kuinginkan selama ini. Yang tak pernah kudapatkan pada Yoga, apalagi Rendi.

Aku sudah terbiasa dengan cowok tangguh. Dan itu kudapatkan pada diri Sam. Disetubuhi oleh Sam, selalu saja aku merasa puas. Sangat puas.

Namun setelah Sam mengikuti ayahnya dan tinggal entah di mana, aku tak pernah lagi mendapatkan kepuasan itu. Yoga pun tak bisa dibandingkan dengan Sam, meski Yoga itu adik kandung Sam. Dengan kata lain, Yoga tak pernah mampu memuaskan hasrat birahiku. Sehingga membuatku malas merengkuhnya lagi.

Hanya Sam yang bisa memuaskan hasrat birahiku.

Dan kini aku mendapatkan sosok yang mampu memuaskan hasrat birahiku. Mahendra ini, terasa sebanding dengan Sam.

Aku tak menduga kalau Hen bisa kuanggap sebagai pengganti Sam. Karena itu aku harus menjaga hubungan rahasiaku dengan Hen, jangan sampai putus di tengah jalan lagi. Jangan hilang seperti Sam lagi. Untuk itu, aku akan memanjakan Hen. Apa pun yang Hen inginkan harus kuwujudkan semampuku.

Dan kini Hen tengah ber”push-up“di atas perutku. Aksi Hen mampu membuatku orgasme dua kali, sementara Hen masih tampak tangguh. Mengentot liang sanggamaku dengan kejantanannya. Aku pun meladeninya dengan goyang pinggulku, yang membuat liang memekku makin lahap membesot-besot penis perkasanya.

Sampai pada suatu saat, Hen tampak panik dan bertanya terengah-engah, “Tante… aaaaaaa… le… lepasin di… di mana Taaan…?”

Kusahut, “Lepasin di dalam aja Hen… tante ingin merasakan nikmatnya disemprot oleh air manimu. Emangnya kamu udah mau ngecrot?”

“Iiii… iya Tante… “cetus Hen sambil mempercepat ayunan penisnya.

Aku pun mempercepat goyangan pantatku untuk mengikuti irama entotan Hen yang makin lama makin cepat. Bahkan ketika Hen membenamkan penisnya, lalu mendiamkannya tanpa ayunan lagi, aku tetap menggeol-geolkan pantatku dengan penuh gairah.

Dan akhirnya nafas Hen berdengus-dengus… sementara penisnya terasa “menembak-nembakkan” cairan spermanya yang kental hangat di dalam liang kenikmatanku.

Crrroooottttt… crooootttt… croooooottt… crot… crot… crooootttt…!

Ooooh… betapa indahnya semua ini.

Tubuh Hen mengejut-ngejut. Lalu terkulai di dalam pelukanku.

Sesaat kemudian Hen mencabut batang kemaluannya dari liang memekku. Aku pun duduk sambil memperhatikan mulut memekku yang tengah meluberkan air mani keponakanku.

“Spermamu banyak sekali Hen,” ucapku sambil mencolek cairan kental yang meleleh dari mulut vaginaku. Lalu kujilat sperma hangat yang tercolek oleh telunjukku itu, sambil tersenyum.

“Heheehee… spermaku enak Tante?” tanya Hen.

“Enak… gurih… kayak putih telor ayam kampung…” sahutku sambil menepuk penis Hen yang sudah terkulai lesu.

“Masa sih?! Aku sendiri malah belum tau seperti apa rasa air maniku…”

“Hmmm… kayaknya kita harus mandi lagi Hen. Badan kita penuh keringat gini. Mau mandi bareng gak?”

“Mau Tante. Biar badan kita segar lagi.”

Dalam keadaan sama-sama telanjang, kami melangkah ke dalam kamar mandi.

Hotel ini terlalu sederhana,” kataku setelah berada di dalam kamar mandi, “gak ada shower, apalagi air panas. Masih pakai bak dan gayung. Hihihiii…”

“Salah siapa milih hotel ini,” sahut Hen, “di kota ini kan ada beberapa hotel berbintang, Tante. Keadaannya jauh lebih baik daripada hotel ini.”

“Iya… lain kali kalau ke sini lagi tante akan pilih hotel yang lebih bagus. Biar nyaman ketemuannya sama kamu nanti.”

Hen memelukku dari belakang, “Tante… “katanya setengah berbisik.

“Hmm?”

“Aku merasa seperti sedang bermimpi,” sahutnya, “soalnya gak nyangka kalau obsesiku selama ini akan terwujud dalam kenyataan.”

“Iya. Makanya tante sengaja datang ke sini, karena tante sudah menduga kalau kamu sering membayangkan tante.”

“Iya, terima kasih Tante… segala yang terjadi barusan, sangat berarti bagiku. Tapi kalau kelak aku kangen sama Tante gimana?” tanya Hen dengan pelukan semakin erat.

“Zaman sekarang kan serba mudah Hen. Kirim WA atau Line aja. Lalu kita atur mau ketemuan di mana.”

“Iya… iya… mmm… besok aku kan libur Tante. Bagaimana kalau besok pagi kita main ke hutan di belakang pabrik tempatku bekerja?”

“Ke hutan? Mau ngapain ke hutan? Nanti kalau ada ular gimana?”

“Sebutannya aja hutan. Tapi sebenarnya kebun tanaman obat-obatan. Hanya pohon-pohon besarnya dibiarkan tetap tumbuh, untuk menjaga agar jangan terjadi longsor. Pemandangannya sangat indah Tante.”

“Terus mau ngapain di sana?”

“Duduk-duduk aja Tante. Tapi mau ML juga bisa, karena hutan itu tidak pernah diinjak orang luar. Sekelilingnya dipasangi pagar kawat berduri. Hanya para peneliti dari perusahaan yang suka ke sana.”

“Kamu mau nyobain ngentot tante di alam terbuka?”

“Kalau boleh sih memang ingin juga merasakan ML outdoor gitu… hehehee…”

“Kamu keseringan nonton bokep sih. Makanya ingin meniru kebiasaan orang bule yang suka bersetubuh di alam terbuka ya.”

“Iya… Tante mau kan?”

“Mmm… gimana besok aja deh…”

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu