3 November 2020
Penulis —  Neena

Rumah Kami Surga Kami - Petualangan Hot - Langkah Langkah Jalang

Bagian 03

Memiliki Andi serasa memiliki pohon yang subur dan lebat buahnya. Dan aku bisa memetik buahnya kapan pun aku menginginkannya.

Kebetulan pula keesokan harinya Bi Murni minta izin pulang kampung. Biasanya kalau sedang pulang kampung, Bi Murni menghabiskan waktu sampai seminggu. Dan “jatah cuti“itu kuberikan setiap enam bulan sekali. Katakanlah setiap 1 semester jatah cuti seminggu. Hihihiii pakai istilah semester, biar keren…

Maka hari itu aku sendiri yang harus masak dan menyiapkan untuk makan siangku. Karena Andi sudah berangkaty sejak pagi untuk kuliah.

Untuk makan malam pun aku yang harus menyiapkannya. Tapi Andi baru datang selepas magrib. Sehingga aku harus memanaskan lagi semua makanan yang telah kumasak.

Seperti biasa, sep;ulangnya dari kampus, Andi langsung mandi. Kemudian menghampiriku di ruang makan. Dengan senyum yang lain dari biasanya.

Aku pun menyambutnya dengansenyum yang lain dari biasanya. Senyum seorang perempuan kepada lelaki yang telah memilikinya.

Ya, Andi sudah memiliki tubuhku. Bahkan juga sebagian dari hatiku. Karena aku sangat membutuhkannya untuk menghamiliku.

Sebelum Andi datang, tadi aku menerima telepon dari Mas Baskoro. Intinya menanyakan apakah aku sudah melakukan apa yang disarankannya? Secara jujur aku menjawabnya, bahwa aku sudah digauli oleh keponakan suamiku itu.

Mas Baskoro terdengar senang mendengar pengakuanku itu. Dia bilang, “Bagus! Nanti kuijinkan Dede digauli olehnya secara rutin. Terutama pada masa subur Dede. Semoga saja Andi berhasil menghamili Dede ya.”

Tapi manusia hanya bisa merencanakan sesuatu. Hasilnya tetap menjadi rahasia Tuhan.

3 bulan kemudian, aku semakin menyadari hal itu. Bahwa aku sudah memasrahkan tubuhku kepada Andi secara rutin. Bahkan setelah Mas Baskoro pulang pun, aku bisa saja mendapatkan kesempatan untuk digauli oleh Andi. Biasanya Mas Baskoro sengaja pergi malam - malam, memberikan kesempatan kepadaku untuk mendapatkan kejantanan Andi.

Tapi sejauh ini aku tetap mengalami datang bulan secara teratur. Berarti aku belum hamil juga.

Lalu kalau sperma Andi tidak berhasil membuahiku, siapa lagi yang harus “kumintai tolong” agar menghamiliku?

Satu - satunya orang yang kuyakini mampu menghamiliku, adalah… Sam…!

Ya… kalau aku mau, aku bisa “minta tolong” kepada Sam. Karena yang aku tahu, Sam punya istri 4 orang. Dan semuanya berhasil dihamili, kemudian lahirlah anak - anak Sam dari keempat istrinya itu.

Tapi entah kenapa… aku merasa sungkan untuk menemui Sam di hotelnya. Apalagi kalau terang - terangan minta dihamili olehnya.

Baru sampai di situ adikku menulis dalam catatan pribadinya. Dan yang aku tahu, sampai saat ini Ita belum hamil juga.

Aku ikut prihatin dengan keadaan adik kandungku itu. Dia sudah mengorbankan perasaannya, untuk dinikahi oleh mantan dosennya yang jauh lebih tua itu. Demi ketenangan dan kebahagiannya. Namun yang didapatkannya seperti itu. Bahwa keponakan suaminya pun tidak berhasil menghamilinya. Tidak seperti aku, yang langsung hamil setelah digauli oleh Papa Fred di masa suburku.

Tak lama setelah aku membaca dan menyhalin isi catatan pribadi Ita itu, datanglah email dari Sam. Isinya adalah petualangan - petualangan baru adik tiriku itu.

Tapi bagian yang terkena virus di komputerku, belum diemailkan juga.

Inilah catatan pribadi Sam yang dipercayakan padaku :

Pada suatu hari Merry berkata padaku, “Sayang… ada dua orang anak buahku yang sangat penting bagi kerahasiaan diriku dan kelancaran bisnisku. Dia adalah Anabella dan Zuster Yoan. Kalau mereka sampai pindah ke majikan lain, sangat berbahaya bagi kedua hal itu. Bagi rahasia - rahasiaku dan bagi bisnisku.

“Harus dengan cara apa agar bisa membuat mereka terikat olehku?” tanyaku dengan perasaan agak bingung.

Merry menjawabnya dengan bisikan. Bahwa aku harus menyetubuhi sekretaris pribadi dan perawat itu secara rutin. Sampai mereka benar - benar jatuh cinta padaku.

Tentu saja aku kaget mendengar keinginan Merry yang nyaris tak masuk akal sehatku. “Gak salah nih?! Apakah kamu takkan cemburu, Beib?”

“Nggak, “Merry menggeleng sambil tersenyum, “sebagai istri yang dipoligami, aku sudah bisa menguasai perasaan cemburuku. Buktinya, aku tidak pernah marah setelah mendengar Ayang punya hubungan rahasia dengan wanita dari Macau bernama Alana itu kan? Apalagi kepada Anabella dan Zuster Yoan yang sangat berjasa padaku selama ini.

Aku mencoba untuk mengikuti jalan pikiran istri keempatku itu. Bahwa aku harus mendekati Zuster Yoan yang hitam manis dan Anabella yang putih dan jelita itu. Bahkan aku harus menggauli mereka secara rutin, agar hati mereka terikat padaku.

“Mengenai Zuster Yoan, kurasas takkan sulit mendapatkannya. Karena dia stay di rumah ini. Tapi mengenai Anabella, mungkin harus pakai trik lain. Bisa aja nanti kusuruh mengantarkan surat ke hotelmu. Pura - puranya surat itu surat rahasia, sehingga harus diantarkan oleh sekretaris pribadiku. Padahal itu hanya trik, agar Sam bisa ngobrol panjang lebar di kantor hotel Sam.

Mendengar kata “eksekusi” itu aku menahan tawaku sendiri. Karena di dalam bisnis pun sering menggunakan kata eksekusi, yakni dalam suatu proses yang berbarengan dengan transaksi.

Akhirnya kusetujui saran Merry itu. Dan sebagai tindakan awal, sore itu juga Zuster Yoan dipanggil oleh Merry dari dalam kamarnya. Aku tidak tahu apa yang dikatakan oleh Merry kepada Zuster Yoan saat itu.

Yang aku tahu, beberapa saat kemudian Zuster Yoan keluar dari kamar Merry. Kemudian masuk ke dalam kamarnya sendiri. Sementara Merry menghampiriku dengan senyum manis di bibirnya.

Lalu Merry berkata, “Sudah berhasil membujuknya. Sekarang dia sedang berdandan dulu. Dia akan ikut ke mana pun Sam mau membawanya. Aku hanya titip… jangan sakiti hatinya ya. Kalau bisa, bahagiakan dia, Sayang.”

Ucapan itu Merry lanjutkan dengan kecupan mesranya di bibirku. Lalu berkata lagi, “Berapa pun biaya yang Sam keluarkan untuk membahagiakan Zuster Yoan, akan kuganti semua.”

“Aaah… soal itu sih gak usah dipikirin Beib. Masa aku yang happy - happy tapi kamu yang nanggung biayanya?”

“Tapi masalah Anabella dan Zuster Yoan itu menyangkut masalah bisnisku. Karena itu aku harus bertanggung jawab dalam masalah finansialnya. Jangan mengganggu keuangan Sam.”

Aku mau menjawab. Tapi Zuster Yoan keburu muncul. Dengan menggunakan gaun terusan berwarna biru muda polos. Bukan pakaian perawat lagi. Ketika pandanganku tertuju padanya, Yoan tersipu, seperti malu.

Dan sejujurnya, dalam gaun terusan yang ada belahan di kanan kirinya itu, Zuster Yoan tampak manis sekali…!

Beberapasaat kemudian Zuster Yoan sudah berada di dalam mobil yang kukemudikan sendiri.

“Apa yang istriku katakan di dalam kamarnya tadi?” tanyaku di belakang setir mobilku.

Zuster Yoan seperti ragu mengatakannya. Tapi lalu menjawab juga, “Bu Merry cuma bilang saya harus memasrahkan diri saya kepada Boss. Banyak sih yang dikatakan oleh beliau. Tapi intinya cuma satu itu.”

“Dan Zuster akan melaksanakan anjuran dari Bu Merry itu secara ikhlas?” tanyaku pada saat tangan kiriku memegang tangan kanan Zuster Yoan.

“Siap, ikhlas Boss.”

“Apa dasar Zuster yang membuat ikhlas untuk kumiliki?”

“Karena… jujur aja… sejak lama saya mengidolakan Boss Sam yang ganteng ini… tapi hanya berani menyimpannya di dalam hati. karena saya sadar siapa saya dan siapa Boss.”

“Ohya?! Jadi Zuster sudah siap untuk kuperlakukan seperti seorang istri diperlakukan oleh suaminya?”

“Siap Boss.”

“Sudah berapa lama Zuster menjadi janda?”

“Sudah tiga tahun. Makanya begitu bercerai dengan suami, saya langsung melamar kepada Bu Merry yang membuat iklan di sebuah surat kabar, sebagai pihak yang mencari seorang perawat untuk dijadikan perawat pribadinya.”

“Kenapa bisa bercerai dengan suaminya?”

“Saya nggak tahan pada sifat pencemburunya Boss. Bahkan saya sering kena tampar sampai biru - biru pipi saya.”

“Terus… sejak hidup menjanda itu pernah berhubungan dengan lelaki baru?”

“Sama sekali belum pernah Boss. Saya kan sibuk mengurusi Bu Merry dan Non Tami. Tidak ada waktu untuk berhubungan dengan orang luar.”

“Terus, sekarang bagaimana tanggapanmu atas Bu Merry secara pribadi?”

“Bu Merry luar biasa baiknya. Beliau sampai merelakan suaminya sendiri untuk mengisi masa kesepian saya.”

Tak lama kemudian mobilku sudah memasuki halaman hotelku. Dan langsung memasuki basement yang baru selesai dibangun. Dari basement ini aku bisa memarkir mobilku dan langsung masuk ke ruang kerjaku, tanpa terlihat oleh siapa pun…!

Zuster Yoan langsung kubawa ke family room (ruang keluarga) yang menjadi bagian dari suite room pribadiku.

“Sini duduk di sampingku,” kataku sambil menarik pergelangan tangan Zuster Yoan agar duduk di sebelah kiriku, di atas sofa family room.

“Sudah punya anak berapa?” tanyaku setelah Zuster Yoan duduk merapat di sebelah kiriku.

“Belum punya anak Boss,” sahutnya.

“Wah… berarti memeknya masih sempit dong,” ucapku vulgar.

“Gak tau,” sahutnya tersipu, “Silakan aja buktikan sendiri oleh Boss.”

Sebagai tanggapan kulingkarkan lengan kiriku di pinggangnya, sementara tanganku mulai menyelinap ke balik gaun biru muda lewat belahannya… menyentuh pahanya yang hangat dan licin. Pada saat itulah Zuster Yoan memagut bibirku ke dalam ciuman hangatnya, seolah tak kuasa lagi menahan gairahnya padaku.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu