3 November 2020
Penulis —  Neena

Rumah Kami Surga Kami - Petualangan Hot - Langkah Langkah Jalang

Biasanya setiap cewek yang baru kuperawani, suka kusuruh istirahat dulu sampai luka di kemaluannya sembuh. Tapi Aleksandra tampak tangguh sekali fisiknya. Karena itu aku menyetubuhi dan menyetubuhinya lagi. Dua kali lagi di villaku.

Setelah kugauli tiga kali, barulah Aleksandra tampak letih.

Kemudian kami mandi bareng. Saling menyabuni dan saling membersihkan air sabun, terutama di bagian punggung.

Pada saat itulah aku bertanya,” Kata orang-orang, cewek bule itu kasar-kasar kulitnya. Tapi kulitmu halus begini. Apakah ada treatment khusus untuk menghaluskan kulitmu?”

Aleksandra menjawab, “Aku kan tinggal di daerah yang banyak orang Asianya. Mungkin saja nenek moyangku pernah berasimilasi dengan orang Turki dan Tatar. Entahlah. Yang jelas almarhum ibuku juga kulitnya halus begini.”

“Wajahmu cantik, kulitmu putih dan halus, bentuk tubuhmu indah… aku bangga memilikimu, Sayang,” ucapku sambil mendekap pinggang Aleksandra, lalu menciumi pipinya.

Dalam perjalanan pulang dari villaku, Aleksandra berkata di dalam mobilku, “Kalau kita sudah menikah, aku mau tinggal di villamu, Honey.”

“Kalau mau stay permanen di villa itu malah bakal merepotkan dirimu sendiri, Sayang. Villa itu jauh dari pusat kota. Nggak ada kegiatan bisnis di sana. Selain daripada itu, keamanan juga perlu dipikirkan.”

“Tapi aku merasa nyaman sekali tinggal di sana.”

“Nanti kita kan bisa tinggal di sana di hari-hari libur. Asalkan jangan stay permanen.”

“Iya juga sih. Lalu setelah kita jadi suami istri, aku mau ditempatkan di mana?”

“Ya tetap di dalam kota lah. Mmm… mendingan kita survey hotel four star yang mau dijual itu ya. Di belakang hotel itu ada rumah yang menghadap ke jalan besar, tapi membelakangi hotel itu. Rumah itu termasuk asset pemilik hotel dan akan dijual bersamaan dengan hotelnya.”

“Owh gitu? Oke… sekarang udah sore gini masih bisa survey?”

“Kalau sore ini ada yang belum jelas kan bisa survey lagi besok siang.”

“Oke. Mudah-mudahan hotel dan rumahnya menarik hatiku.”

“Hotelnya ramai. Bukan hotel gak laku.”

“Kalau hotelnya laku, kenapa mau dijual?”

“Pemiliknya sudah pindah ke Dubai dan akan konsentrasi pada perusahaannya di sana. Makanya hotel itu mau dijual dengan harga murah sekali, menurutku sih.”

“Ooo… pantesan. Memangnya hotel dan rumah itu mau dijual berapa?”

Aku pun menyebutkan nominal penawaran harga hotel dan rumah itu.

Aleksandra seperti menghitung-hitung dulu dengan jari jemari tangannya digerak-gerakkan. Lalu berkata, “Hanya setengah dari jumlah simpananku di bank !” serunya.

“Iya… makanya kubilang uang asuransi itu bakal cukup untuk membangun hotel bintang lima. Hotel yang seratus persen baru tentunya. Sedangkan hotel yang mau dijual itu bukan hotel baru, cuma bintang empat pula. Maka harganya jauh lebih murah…”

“Hmmm, aku jadi tertarik Honey.”

“Yang menarik lagi, rumahnya. Bisa dijadikan tempat tinggalmu. Jadi nggak usah main kontrak lagi.”

Setelah tiba di hotel yang mau dijual itu, Aleksandra terlihat semakin tertarik. Tapi kubisiki agar jangan terlalu kelihatan bersemangat untuk membeli hotel itu, karena aku akan berusaha menawarnya. Siapa tahu harganya masih bisa diturunkan.

Yang menarik lagi bagi Aleksandra adalah rumah yang berpunggung-punggungan dengan hotel itu. Lumayan besar. Cukup untuk suami istri dengan dua-tiga anak.

Aleksandra jadi merasa masa depannya bakal cemerlang.

Para readers yang terhormat. POV Sammy kita istirahatkan dulu. Seperti yang telah dijanjikan, kita akan membuka catatan pribadi Mama Mien, istri pertama sang Papa pada bagian berikutnya…

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu