2 November 2020
Penulis —  Neena

Diburu Nafsu Incest

Kemudian Tante Agatha mengajak mandi bareng di kamar mandi yang bersatu dengan kamar utama itu.

Entah kenapa, aku jadi langsung merasa dekat dengan calon mertuaku itu. Bahkan diam - diam Tante Agatha kuanggap sebagai kekasih baruku. Bukan lagi cuma calon mertuaku. Bahkan setelah tubuh kami dibasahi oleh pancaran air hangat shower, aku menyabuni sekujur tubuh Tante Agatha dengan telaten.

Pada waktu tubuh mulusnya sedang ku kusabuni itulah Tante Agatha berkata, “Sejak tadi malam tante sudah membayangkan nikmatnya disetubuhi olehmu, Sayang. Jadi jangan pikir kalau tante mengajakmu bersetubuh karena dipinjami duit sebesar itu. Walau pun tidak dikasih cek itu, tante tetap akan mengajakmu bersetubuh.

“Uang itu bukan pinjaman Tante,” sahutku sambil menyabuni bagian depan tubuh calon mertuaku.

“Jadi?” Tante Agatha menatapku dengan sorot serius.

“Jadi tak usah dikembalikan. Mudah - mudahan aja dengan dana yang kuhibahkan itu perusahaan Oom Gunadi sehat kembali.”

“O my God! Kamu memang sangat baik Don. Terima kasih yaaa…” ucap Tante Agatha sambil memeluk dan menciumiku dengan tubuh yang sama - sama penuh dengan busa sabun.

“Tante juga sangat baik. Sehingga aku dikasih sesuatu yang sangat indah tadi.”

“Soal itu sih berarti kita memang saling membutuhkan Don. Malah yang duluan kepengen kan tante sendiri. Aaah… kapan kamu mau balik ke Bangkok lagi?”

“Aku mau stay di Indonesia Tante. Ke Bangkok hanya sekali - sekali saja, karena masih ada perusahaan dan rumah yang belum dijual.”

“Jangan dijual Don. Siapa tau nanti kamu jadi ingin tinggal di Bangkok lagi.”

“Sebenarnya ada dua perusahaan peninggalan Papa yang takkan kujual. Begitu juga rumah itu, takkan kujual. Karena sejak bayi sampai dewasa aku tinggal di rumah itu.”

“Donny punya niat untuk menikah dengan Gayatri kan?”

“Iya Tante.”

“Terus kalau sudah menikah, mau tetap tinggal di Indonesia?”

“Betul.”

“Padahal kalau Donny stay di Bangkok lagi, kita bisa sering ketemuan.”

“Kalau mau ketemuan denganku sih gampang. Tante bisa terbang sendirian ke sini. Tapi Gayatri dan Tante Sin jangan dikasih tau. Setelah kita puas barulah mereka dikasihtau. Pura - pura baru tiba di kota ini, gitu.”

“Iya. Pasti nanti tante kangen terus sama kamu Don.”

“Tante… aku mau berterus terang ya. Aku memang pengagum wanita setengah baya. karena itu aku merasa senang sekali bisa memiliki tubuh Tante.”

“Bukan hanya tubuh. Batinku juga sudah kamu miliki sejak hari ini Sayang,” ucap Tante Agatha yang disusul dengan ciuman mesra lagi di bibirku. “Tapi… haiii… kontolmu udah ngaceng lagi Dooon… !”

“Iya Tante… aku sudah kepengen lagi nih…” sahutku sambil meraba - raba memek Tante Agatha yang masih berlepotan air dan busa sabun shower.

“Nanti setelah bersetubuh, pasti keringatan lagi. Harus mandi lagi. Di sini aja ya,” ucap Tante Agatha dengan senyum sumringah. Mungkin dia senang juga melihatku sudah bernafsu lagi.

Lalu Tante Agatha melangkah ke depan washtafel. Bak washtafel itu terletak di atas meja batu. Bak lonjong washtafel berada di sebelah kiri meja batu itu. Sementara di sebelah kanan washtafel itu kosong dan lumayan panjang, untuk rebahan pun bisa. Sebenarnya bagian yang kosong itu untuk menyimpan pakaian kotor sebelum dicuci.

“Iya Tante… bisa… bisa…” kataku dengan penuh semangat.

Kebetulan tinggi meja batu itu sejajar dengan penisku, sehingga aku bisa berdiri sambil mengarahkan moncong penisku ke memek calon ibu mertuaku yang sudah menganga kemerahan itu. Tapi begitu aku merapat ke depan kemaluan Tante Agatha, kedua kaki wanita setengah baya jelita itu diletakkan di atas bahuku sambil berkata, “Ayo…

“Nama panggilan Tante apa?”

“Atha,” sahut wanita Indo - Belgia itu sambil memegang penis ngacengku, lalu mencolek- colekkan moncong penisku ke mulut vaginanya. Lalu penisku dibenamkan sedikit ke mulut vaginanya. Sehingga aku tinggal mendorongnya saja.

Dan aku memang melakukan hal itu. Mendesakkan penisku yang kepalanya sudah nyungsep di celah memek Tante Agatha.

“Ooooohhh… sudah masuk lagi Sayaaaang… “rintih Tante Agatha sambil bersandar ke dinding, sementara kedua lipatan lututnya sudah berada di atas sepasang bahuku.

Lalu… sambil berdiri aku mulai mengentotnya dengan sepenuh gairahku.

Bahkan sepasang paha Tante Agatha kudorong sampai kedua lututnya berada di atas sepasang toket wanita Indo - Belgia itu.

Tante Agatha pun mengerti apa yang kuinginkan. Sepasang tangannya menarik lipatan lututnya, agar kedua lututnya tetap beraa di sebelah sepasang toketnya, tanpa harus kudorong pahanya.

Walau pun begitu aku masih bisa memegang sepasang toket Tante Agatha yang masih enak buat diremas - remas itu.

Lebih dari setengah jam aku mengentot Tante Agatha sambil berdiri begini. Memang benar seperti yang dikatakan olehnya tadi, bahwa dalam persetubuhan yang kedua ini keringat kami membanjir lagi.

Rintihan - rintihan hoisteris Tante Agatha pun berhamburan lagi dari mulut sensualnya. “Doooonnnn… oooooh Doooon… gak nyangka tante akan mendapatkan kontol muda yang masih begini gagahnya… ereksinya pun sempurna… setelah Donny menikah dengan Gayatri nanti, tante akan tinggal bersama kalian ya Doon…

Penisku pun tetap memompa liang memek calon mertuaku yang Indo - Belgia itu. Sampai akhirnya meletus di dalam liang memek Tante Agatha, bersamaan dengan orgasmenya wanita setengah baya itu.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu