2 November 2020
Penulis —  Neena

Diburu Nafsu Incest

Saat itu hari mulai remang - remang… mulai menuju malam.

Di ruang tamu, Adelita merangkul dan menciumi bibirku dengan pelukan yang terasa erat sekali. Tanpa mempedulikan ibunya yang hadir juga di ruang tamu itu.

Lalu terdengar suara Bu Faizah, “Bawa ke dalam kamarmu, Lit. Biar puas kangen -kangenannya…!”

Adelita menoleh ke arah ibunya sambil tersenyum. Lalu menarik tanganku ke arah kamarnya. Aku pun sempat menoleh ke arah Bu Faizah tanpa sepengetahuan anaknya. Lalu mengedipkan sebelah mataku, yang disambut dengan senyum wanita setengah baya itu. Kemudian mengikuti langkah Adelita ke dalam kamarnya.

Tapi setelah berada di dalam kamarnya, Adelita tercenung. Seperti memikirkan sesuatu yang serius.

“Kamu kenapa Del? Kok tiba - tiba seperti yang mikirin sesuatu?” tanyaku sambil membelai rambutnya.

“Gak ada apa - apa. Cuma aku… sedang menstruasi Bang.”

“Ohya?! Gak apa - apa. Tujuanku datang ke sini kan bukan sekadar ingin ngentot kamu.”

“Bang… padahal kalau bisa sih deketin Umi gih…”

“Kamu manggil Umi pada ibumu?”

“Iya. Aku kasihan sama Umi Bang… udah belasan taun dia hidup menjanda… padahal kelihatannya dia masih kuat hasratnya untuk merasakan sentuhan lelaki. Soalnya aku sering mergokin dia sedang masturbasi.”

“Terus?”

“Kalau Abang gak keberatan sih dekatin dia sampai dapat itunya. Aku ingin sekali dia puas dan bahagia Bang.”

“Kamu serius Del?”

“Sangat serius Bang.”

“Emangnya kamu takkan cemburu kalau aku sampai begituan sama Umimu?”

“Nggak. Umi sudah terlalu banyak berkorban demi aku. Tapi aku tak pernah berkorban apa - apa untuknya. Karena itu wajar kalau aku membagi Abang dengannya. Abang adalah milikku yang paling berharga.”

Aku termangu mendengar kata - kata Adelita itu.

“Lagian aku juga tak mau mengecewakan Abang. Sekarang aku sedang mens. Silakan Abang salurkan ke Umi gih.”

“Kalau dia gak mau gimana?”

“Kalau gak mau sih jangan dipaksa bang. Tapi masa sih Umi menolak Abang? Abang ini tampan sekali. Masih sangat muda pula.”

“Mmmm begini aja… kamu harus pura - pura tidur karena kecapean ya. Kalau Umimu tau kamu lagi tidur, mungkin dia mau. Tapi kalau tau kamu tidak sedang tidur, mungkin juga dia takkan mau. Karena malu sama kamu mungkin.”

“Iya… iyaaa… bilangin aja aku sakit kepala karena sedang mens lalu tidur nyenyak sekali gitu.”

“Ohya… kamu sudah laporan sama umimu bahwa kamu sudah kuperawani di Singapore?”

“Iya sudah. Untungnya Umi tidak marah. Malah ingin segera mendapat kepastian dari Abang mengenai hubungan kita selanjutnya. Ya udah… buruan samperin Umi Bang. Aku mau pura- pura tidur.”

“Iya deh. Aku mau mencobanya ya… mudah - mudahan aja dia mau… ohya… kalau aku sukses, mungkin nanti aku mau tidur sama Umi semalaman ya,” kataku

“Iya silakan. Itu lebih baik. Kalau Abang tidur bersamaku, malah takut tercium bau anyir nanti, karena aku lagi mens.,” sahut Adelita sambil menarik selimutnya sampai menutupi sekujur tubuhnya dari ujung kaki sampai kepalanya.

Di dalam hati aku ketawa sendiri. Karena aku yakin akan mendapatkan Bu Faizah, bahkan sebenarnya kalau aku bisa mengentot Bu Faizah lagi, berarti aku akan menyetubuhinya untuk kedua kalinya. Tapi Adelita pasti mengira kalau aku baru mau berusaha PDKT pada uminya.

Di luar kamar Adelita aku celingukan ke sekitarku. Bu Faizah tidak kelihatan. Mungkin sedang tiduran di kamarnya, karena hari sudah mulai malam.

Perlahan kubuka pintu kamar Bu Faizah sambil mengintip ke dalam. Tampak Bu Faizah sedang berbaring membelakangi pintu, dalam kimono putihnya, tidak mengenakan baju jubah putih dan jilbab lagi.

Lalu kenapa sikut Bu Faizah itu bergerak - gerak terus? Apakah ia sedang merasakan sesuatu atau sedang… bermasturbasi?

Dengan sangat perlahan aku mengendap - endap masuk ke dalam kamar Bu Faizah. Kebetulan ia sedang rebah miring dan membelakangiku. Dan… wow… ia memang sedang bermasturbasi. Mungkin tadi, waktu aku memainkan memeknya di balik baju jubah putihnya itu, dia jadi horny lagi. Dan sekarang dia sedang bermasturbasi sambil membayangkan sedang dientot olehku?

Dengan gerakan yang cepat dan tepat, aku menerkam Bu Faizah dari belakang. Lalu dengan cepatnya ttanganku menggantikan tangan yang sedang dipakai masturbasi itu.

“Don… Donny…! “Bu Faizah memekik perlahan sambil meronta dan menepiskan tanganku yang baru saja menyentuh memek di balik kimononya.

“Kenapa Umi cantik?” ucapku sambil meendekap Pinggang Bu Faizah yang sudah duduk sambil mendelik.

“Kalau kelihatan sama Lita nanti gimana?” ucapnya setengah berbisik.

“Adelita sedang tidur nyenyak, karena kecapean habis belanja tadi,” sahutku sambil turun dari ranjang besi Bu Faizah, lalu menutupkan pintu kamarnya yang masih belum tertutup rapat, sekaligus menguncikannya. Lalku melangkah ke arah ranjang besi itu sambil melepaskan baju kausku. Di dekat ranjang besi itu kutanggalkan celana jeans dan celana dalamku juga, supaya Bu Faizah melihat bahwa batang kemaluanku ini sudah siap tempur, sudah ngaceng berat…

Memang sejak membayangkan bakal mengentot wanita timur tengah ini tadi, penisku spontan bereaksi dan ereksi.

“Beneran Lita udah bobo?” tanya Bu Faizah setengah berbisik, sambil memegangi batang kemaluanku yang sudah keras ini.

“Kalau gak percaya, silakan buktikan sendiri sana,” sahutku sambil menarik kimono wanita itu sampai terlepas dari tubuhnya.

Lalu kuterkam tubuh telanjang kitu dengan sepenuh gairah birahiku.

Bu Faizah pun menyambut terkamanku dengan gumulan agresifnya. Melumat bibirku dengan hangatgnya, meremas batang kemaluanku yang sudah ngaceng berat ini, kemudian meletakkan moncongnya di mulut memeknya sambil berkata, “Memek saya udah basah. Langsung masukin aja kontolnya yaaa…”

Benar saja. Begitu kudorong penis ngacengku dengan sekuat tenaga, blllllesssssss… langsung amblas seluruhnya ke dalam liang memek calon mertuaku yang berdarah timur tengah ini.

Lalu aku pun mulai mengayun penisku dalam permainan surgawi yang membuatku ketagihan ini.

Bu Faizah pun memamerkan keagresifannya lagi. Menggoyang pinggulnya dengan ayunan maju mundur seperti gerakan ombak bergulung - gulung menuju pantai.

Oooo… betapa nikmatnya menyetubuhi wanita berdarah Lebanon ini…

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu