2 November 2020
Penulis —  memekibustw

Budhe Anah janda desa bertubuh ibukota

Sesaat kemudian, Budhe lemas.

“Ooohhh Deeen, tulang-tulang Budhe rasanya copot semua… aden enak banget jilatin itunya Budhe… aden pinter… pantes ndoro nyonya eehh…” ia tak jadi melanjutkan, keceplosan rupanya, tak sadar yang diajak bicara itu aku, tukang ngentot ibu yang dipanggilnya ndoro nyonya.

“Pantes apa Budhe???”

“Gak ada den, gak jadi… maap…” katanya mencoba meralat.

“Budhe sering ngintip aku ngentot ibu ya?”

“Hiiiii… iii… iya den, maap… abis ndoro nyonya dan den Budi mainnya sembarangan, Budhe lagi ada di dapur, aden nganu ndoro nyonya…”

“Hah??? Kapan Budhe lihat?”

“Dulu, waktu non Rani masih disini…”

Aku coba-coba mengingat kapan… ah iya waktu itu karena horny sangat pada ibu, setelah meng-KO Rani di kamar, aku menyusul nya ke dapur karena saat ngentot calon istriku itu justru aku membayangkan sedang ngentot ibu, untung aku gak keceplosan teriakin nama nya saat ngentot Rani. Dan begitu kutemukan ibu sedang memasak di dapur, aku langsung mengangkat roknya dan memasukkan kontolku dari arah belakang.

“Ooohhhh… jadi Budhe disana waktu itu? Budhe Dimana??”

“Di ruang setrika samping dapur den… kan kacanya gak ditutup…” jawab Budhe polos.

“Trus Budhe gimana?” kejarku penasaran ingin mengetahui perasaan Budhe menyaksikan aku ngentotin ibu.

“Budhe langsung lari ke kamar Budhe di belakang…”

“Ngapain lari kesana?” kejarku

“Maap den, Budhe gak tahan, aden kelihatannya enak sekali nganu ndoro nyonya, sampe ndoro nyonya teriak, sampe lupa Budhe ada di dekat situ saking keenakan…” Ceritanya polos.

“Trus kalau Budhe gak tahan gimana dong? Budhe ngapain?”

“mmmmm… mmm… mmmm… Budhe ngocok anunya Budhe di kamar belakang den…”

“Apa yang Budhe bayangin?”

“Jangan marah ya den?”

“Maksudnya?”

“Budhe bayangin aden nganu… nganu Budhe seperti yang den Budi nganu ndoro nyonya…”

“Hahhhh????? Jadi… Budhe sudah dari dulu pengen dianu sama aku?”

“Maap den, iya… Budhe dari mulai itu sudah sering ngimpi disetubuhi sama den Budi…” akhirnya Budhe menjawab jujur.

Aku terpesona dengan pengakuan polos Budhe. Dan karena barangku masih belum klimaks, aku langsung pindah posisi jadi berjongkok di depan selangkangannya. Kaki Budhe kuangkat dan kubentang kiri kanan sehingga membuka pahanya lebar, menampakkan dengan jelas lubang memeknya terbuka! Siap menerima asupan kontolku yang tengah mengangguk-angguk beberapa centi saja dihadapan memek tembem itu.

Tangan Bude seketika memegang ujung kontolku lalu menempelkan tepat di bibir vaginanya… sreeeppp Bleesssss!!! Aku masuk! Langsung mengocok pelan. Awalnya seret, Budhe meringis seperti menahan nyeri, pelan-pelan berubah makin licin, Budhe mulai agak senyum, dan lancar… terus masuk hingga mentok, dan tarik lagi…

“Oooohhhhh deeennnn aannn anuunya adeennn besaaarrr banggeeettt deeennn oooouuuhhhh… enaknyaaahhh deeennn… goyaangiiinnn deeennn… ayyooohhh deeenn… Budhe di eeweek deeennnn… setubuhi Budhee deeenn… ooouuhhh deennn enak banget anu den Budi… oouuhhh ennaaknyaaahhh”

“Anuuuh appaaah haahhh Budheeeehhh?”

“Anu yang ini deennnn, yang nusuk punya Budhe…”

“bilang ajaah kontool nappaah siih Budhe??? Memmeeeek gitu…” kataku sambil terus mengocok turun naik. Memek Budhe sudah benar-benar basah sekarang, rupanya ia sudah sejak tadi tak tahan ingin segera dieksekusi.

“Iya den, koonn koonn koon kontolnya den Budi enaaakk bangeetttt gedeeeeeenya minta ampuuunnnnn, mee… meee.. meemek Budhe rasanya sesek banget deeennnnn ooohhh… baru sekali ini Budhe diewek kontol segede ini deeeeennn aaahhh aahhh ahh aaahhh yaaah ddeeen ayo deen goyang yang cepet deeennn Budhe keenakan deeen aooooooohhh deeen Budiiiii aaahhhhhh!!!

Aku terus menggoyang pinggulku diatas badan Budhe, sambil meremas susunya yang berukuran lebih besar dari susu ibu. Sungguh asik meremas toked brutal begini, tanganku tak cukup lebar untuk dapat menggenggamnya! Kalau diremas di samping kiri maka ia akan mengembung di kanan, kalau diremas keatas, akan menggelembung ke bawah, begitu juga sebaliknya.

Daya tahan Budhe, seperti juga yang dimiliki oleh ibuku dan Bu Hesti, tak selama daya tahanku. Hanya saja stamina Bude untuk terus melayani permainanku jauh lebih hebat dari ibu dan Bu Hesti. Itu kutahu setelah 15 menit menggempur Budhe dari atas tanpa henti, ia sudah tampak mau orgasme lagi.

“Addeeeeeennnnn oooohhhh deeennnn kocoook yang keras deeeenn Budhe mau muncaak lagi deeennnn duuuuhhh deeen marrem bangeet kontolnya den Budiiiiihhhh aaahhhhhh!!! Budhe mauuuhh mauuuh muncak lagiiii aaaahhhh deeeennn Budhe keluaaarrrrrrrr keluaaarrrr keluaaarr lagiiii lagiiii lagiiiii deeennn aaaaahhhhh” Jerit Budhe panjang sekali, terasa di dalam sana vagina Budhe ngempot-empot, tak kalah dari empotan memek ibuku, memek Budhe malah terasa lebih kuat empotannya!

Dari Budhe aku tahu bahwa kalau wanita yang dulunya biasa dientot, terus dalam waktu lama gak melakukannya, maka begitu ketemu kontol lagi ia akan sanggup orgasme sampai belasan kali, tanpa jeda!

Karena itulah Budhe tak pernah memintaku berhenti menggenjotnya meski ia baru saja menggapai puncak dan mengeluarkan cairan kental. Setiap kali ia orgasme, setelahnya aku harus mengelap memeknya dengan tissue agar tak terlalu licin. Budhe juga tak pernah menolak permintaanku yang ingin mencoba berbagai gaya ngentot favorit.

Kuminta nungging, ia mau. Kuminta berdiri ia suka, kuminta jongkok diatasku dengan posisi aku dibawah ia menikmati. Kelebihan Budhe Anah dalam hal seks justru pada daya tahannya pasca orgasme, ia tak pernah minta berhenti. Budhe selalu dengan senang hati melayaniku. Senyum manisnya terus mengembang sepanjang aku menyetubuhinya.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu