2 November 2020
Penulis —  memekibustw

Budhe Anah janda desa bertubuh ibukota

(*)Sore itu setelah “diembat” habis oleh Budi di Hotel tempat kami janjian sehari sebelum acara di Puncak, aku langsung menuju villa milik Siska yang baru saja ia beli. Besar sekali bangunan itu, tanahnya mungkin saja lebih dari empat hektare. Di ruang tengah Villa induk, ada kolam renang berbentuk segi empat memanjang. Untuk melakukan perawatan bangunan dan isinya saja Siska mempekerjakan sepuluh orang pegawai. Tiga orang lelaki sebagai penjaga keamanan dan tujuh orang perempuan yang kesemuanya dipimpin seorang villa manager. Luar biasa Siska, cukup lama juga aku membayangkan kapan pegawai pemerintah seperti aku ini akan punya duit untuk membeli harta semahal itu. Untungnya Siska teman baikku benar-benar menganggapku seperti saudara sendiri sehingga apapun yang jadi miliknya bisa kami nikmati dan pakai bersama, termasuk anak angkatnya yang huuuuhhhh ‘superman’ itu!

Jam sepuluh malam aku selesai mengawasi para pekerja yang kusuruh menata ruangan tengah tempat kami akan “pesta birahi”. Sebuah kasur empuk King Size bersprei sutra putih kutempatkan persis di sisi kiri pinggiran kolam. Kupesan para pembantu untuk menaburi kolam itu dengan bunga-bunga. Segala jenis buah-buahan segar dan 2 botol Martini juga ada di meja kecil yang kutempatkan ditengah kasur itu. Why Martini? Hehehe… kali aja Siska ingin mabuk dulu buat mengurangi rasa risihnya main bertiga. Dan yang penting, ini surprise untuk mereka berdua, kutempatkan empat buah handycam di sudut-sudut ruangan itu dan menyamarkan posisinya dibalik pot-pot bunga. Aku ingin merekam segala permainan kami!

_

Pagi hari aku terbangun dan langsung memeriksa persiapan akhir sebelum mereka datang. Dentang jam dinding klasik berbunyi delapan kali, pertanda beberapa menit lagi mereka akan sampai. Aku bersiap di sebuah kamar di lantai dua, dari sini aku bisa dengan leluasa melihat permainan mereka di tepi kolam renang nanti.

Hhhhh! Jantungku berdetak keras saat mereka tiba-tiba masuk sambil berpelukan, duuh merangsangnya pakaian Siska, ia hanya mengenakan daster tanpa lengan dan… wooow! Ia tak lagi mengenakai CD! Ah, pasti dalam perjalanan kemari tadi mereka petting di atas mobil!

Tangan Siska sudah berada dibalik celana anak angkatnya itu, sementara tangan si Budi tak kalah seru meremas buah dada ibu angkatnya. Sambil berciuman. Sejenak mereka memandangi buah buahan di meja kecil itu. Pelukannya terlepas dan kemudian dengan cekatan Budi menuangkan segelas Martini untuk ibunya.

Bagus sekali tubuh Siska, tinggi besar berpayudara jumbo yang proporsional dengan tubuh bongsornya. Ia tak mau kalah, saat Budi melukar daster itu sambil menjilati permukaan buah dadanya, ibu dua anak itu juga dengan cekatan mencomoti semua pelapis tubuh Budi. Kini lengkap sudah mereka telanjang bulat!

Sekarang Siska terduduk di pinggiran kasur, kakinya menjulur ke lantai dengan paha yang terbuka lebar, mengapit kepala anak remaja yang berada tepat didepan bibir vaginanya. Uuuhh! Dengan gemasnya si Budi menubrukkan mulutnya ke bibir vagina ibu angkatnya itu. Desahan Siska mulai terdengar pelan dan meningkat, ia seperti mengiringi setiap tarian lidah anak muda itu di permukaan vaginanya yang ditarik kekiri dan kanan oleh tangan Budi.

_

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu