2 November 2020
Penulis —  memekibustw

Budhe Anah janda desa bertubuh ibukota

BU SISKA POV

SENSASI IBU BERKEBAYA**

Pada siang itu, Hesti, seorang kawan lama datang berkunjung ke kantorku. Sepuluh tahun kami tak jumpa, padahal saat kami masih tinggal di kota asalku dulu hesti adalah teman terdekat tempatku berbagi rasa. Ia tahu semua tentang masalah keluargaku, termasuk masalah suamiku. Ia pula yang pertama kali mengungkap masalah istri-istri simpanan suamiku.

Jauh sebelum itu, aku dan hesti adalah teman sepermainan sejak kami SD di daerah asalku. Jadilah pertemuan kami hari itu begitu emosional. Hesti sampai meneteskan airmata gembira karena dalam sepuluh tahun ini banyak sekali peristiwa yang kami alami dalam kehidupan kami masing-masing. Setelah makan siang di café dekat kantorku, aku berinisiatif mengantarnya pulang.

Ternyata Hesti sekarang sudah menjadi staf pengajar di Fakultas Ekonomi U****** I********, dan yang juga menggembirakanku adalah Hesti juga mengajar di jurusan yang diambil oleh Budi. Aku dengan antusias menceritakan tentang anak angkatku itu. Tentu aku tak menuturkan tentang kisah XXX kami, meski biasanya antara aku dan Hesti tidak ada yang rahasia.

Bahkan ia sangat terbuka soal rumahtangganya, suaminya juga dosen, tapi di I*B B**** jurusan Bio-Teknologi. Pada waktu itu Hesti belum mengenal Budi, tapi aku janji akan memperkenalkannya dengan Budi, kupikir lumayan untuk bantu-bantu membimbing dan mengawasi anak itu. Setelah sore ia meninggalkan kantorku, tapi gara-gara tadi sempat bercerita tentang Budi aku jadi gatal.

Waktu menunggu terasa lama sekali padahal jarak antara kampus Budi dan gedung kantorku tak terlalu jauh. Nafsuku yang sudah naik ke ubun-ubun membuatku jadi tak tahan, sehingga ketika ia masuk ke ruanganku dan mengunci pintu, aku yang sudah “basaaah” langsung saja mempreteli pakaiannya, celana dalamku sudah kulepaskan sejak tadi sebelum Hesti pulang, itu karena aku sudah nafsuan.

Langsung saja aku menuju sofa, menyingkap rokku sampai pinggang, membuka pahaku kearah berlawanan dan membiarkan lidah Budi menjilat-jilat nikmat. Setelah itu giliranku menyedot penis Budi (istilah yang ia pakai: KARAOKE). Lalu tanpa membuka baju dan rok ku yang memang kubiarkan melekat, ia langsung menusuk, menggenjot, mengocok, tarik-dorong, cabut-tancap lagi dan aaah puasnya aku.

Budi, anak angkatku itu kini benar-benar merubah pola kehidupan seksualku yang dulu hampir lenyap tertelan kesibukan dan konsentrasi bisnis menjadi hiperaktif! Kuakui sikapku di depan orang memang masih elegan dan cenderung pasif bersosialisasi, bahkan di kantor aku terkenal super tegas dan disiplin.

Ada satu hal yang kusenangi dari Budi, ia pandai sekali mencari cara maupun waktu untuk mengajakku berhubungan badan. Ada-ada saja idenya untuk membuat hubungan kami jadi tak membosankan, padahal tiap hari juga kami melakukannya, entah pagi sebelum berangkat kerja, di kantor pada jam istirahat dan yang rutin di malam hari.

Bahkan tak jarang ia ‘belum tuntas’ kalau waktu kami terlalu sempit di pagi hari- ia pasti menyempatkan diri minta di ‘karaoke’ di dalam mobil atau pernah di WC Ground Floor gedung kantorku. Seperti suatu hari ketika aku menghadiri sebuah pesta perkawinan di Semarang. Saat itu aku hanya ditemani oleh Budi karena semua asisten di kantor pada sibuk mengurusi kegiatan bisnis yang memang lagi peak season.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu