2 November 2020
Penulis —  memekibustw

Budhe Anah janda desa bertubuh ibukota

Selesai sarapan kami segera berkemas, setelah semua siap, sebelum menaiki mobil, kami pamitan pada Budhe Anah dan Siti. Saat itulah aku dengan nekat mencium bibir Budhe! Di hadapan ibu dan Bu Hesti, bukan di pipinya, tapi di bibirnya! Perempuan paruhbaya berwajah manis itu tampak sangat kaget, tak menyangka aku akan melumat bibir sebelum menyalaminya.

“Aaaahhhhh den Budi nakaaaaalllllllll!!! Jeritnya seperti merengek sesaat setelah lumatanku berakhir. Budhe pura-pura marah, dan dengan wajah lucu ia berteriak pada Bu Siska…

“Nyaaaaahhhhh Den Budi nakaaallllll!!!” jeritnya, Budhe mencubit perutku.

“Awas ya? Nanti Budhe balas!” candanya, kulirik ke arah ibu yang sudah berada di dalam mobil, ia cuma tersenyum lucu pada kami sambil menjulurkan lidah, ia tertawa dan mencandai Budhe Anah. Pastinya ibu tidak marah… malah tampak senang…

“Si Budi naksir kamu Mbak!” Bu Hesti menambahi, mendengar itu Budhe malah melongo beberapa saat sebelum melambaikan tangan ketika mobil itu mulai melaju menuju gerbang villa.

Kali ini Bu Hesti yang menyetir, Ibu duduk di bangku kiri depan, aku di belakang. Sampai di jalan tol, ditengah keasikan mereka mendengar musik dari audio mobil itu, aku meraih susu ibu dari arah belakangnya. Kususupkan tangan dan meraih putingnya, langsung memelintir.

“aaauuuhhhhhh Budiiiihhhhhh… masih kurang juga kamu sayaaang???”

“Hehehe… rasain lu Sis, punya anak laki nafsu gede begini… repot kan?” Ujar Bu Hesti sambil menyetir.

Aku malah pindah kebelakang bangku dosenku itu, melakukan hal yang sama terhadapnya.

“Aaauuuwwwww Buddiiiiiiihhhhh kurang ajjar kamuuuhhh aaahhh,” Ia menjerit saat tanganku berhasil meraih susunya yang ternyata tak disangga BH.

“Ini susu gondal gandul nantang banget jadi pengen jepit kontol disini” jawabku tak mengacuhkan ocehannya. Tangan kiriku malah meluncur kearah selangkangan Bu Hesti yang sedang menyetir, jemariku meraba-raba dan woowww! Bu Hesti juga tak pakai celana dalam rupanya.

“Ah Tante ini gak pakai cd, pasti ada maksud nih… hehehe… biar gampang ngentot dijalan yak?” Kataku spontan

“Hahahahaha… kebongkar kartu Lu Hes!!” Ibu ikutan mengejek Bu Hesti

“Emang kalau iya kenappaahhhh…??? Lu mau liatin gue ngewek dalem mobil?” Jawab Bu Hesti, kepalang basah rupanya. 2 Jemariku kini malah sudah ada dalam celah memeknya.

“Boleeeh kalau emang lu mau… gimana Bud? Siap?” Tanya ibu padaku.

“Budi mah mau aja Bu, siapa yang nolak diajak enak…” sahutku santai.

Bu Hesti menginjak pedal rem, mobil itu menepi dengan perlahan, kami sudah memasuki tol. Ibu mengambil alih steer sekarang, Bu Hesti pindah ke bangku belakang. Mobil melaju… Bu Hesti yang rupanya memang bermaksud ingin dientot dalam mobil itu segera melorotkan celana pendekku sampai lutut. Aku tak memakai cd, karena kupikir toh kami akan langsung pulang ke rumah.

Segera setelah mendapati kontolku yang ternyata sudah pula tegang maksimal, Bu Hesti langsung berjongkok, kaki, lutut dan pahanya mengapit pahaku. Otomatis posisi kontolku jadi tepat berhadapan dan siap memasuki memeknya. Sleeppp Blesssss!!! Masuk dan ia langsung menggenjot turun naik diatas pahaku.

Kulepas ikatan tali bahu dan melorotkan daster pendek yang dikenakannya itu kebawah, maka payudara panjang yang sering kupakai jepit kontol itu tersaji tepat di depan wajahku. Langsung kuterkam dan dengan ganas menyerbu puting susunya kiri kanan, sedot, remas, jilat… pemiliknya asik menggoyang turun naik sambil berteriak teriak mirip orang kesurupan!

“Oooouuuoooohhhhhhhh settaaaannnn anjiiiingggggg kontoolll loe ennaak bangeeettttttttt budiiiihhhhhhh aaahhhhh yeessss yeesss yesss yess oouuhhh Siskaaaa!!! kontol anak loe ennaaakkkkk!!! aaahhhhh kontooll kontool kontoolll innih pernah bikin memek gue robbeekk sisssss aahhhhh settaaaannnn anjiiing bangsaaatttt!!!

ooohhhhh buddiiihhhh enaak banget kontolmuuu bangsaaaattttttttt!!!!” jeritnya keras mengalahkan suara musik Rock&Roll dari audio mobil. Kulirik ibu yang sedang menyetir sambil tertawa menyaksikan gilanya aksi Bu Hesti. Kaca spion tengah mobil diarahkan ibu agak kebawah, maksudnya agar ia lebih jelas bisa menonton semua adegan ngentot kami sambil tetap menyetir.

“Aaaaaahhhhhh ayyooohhhh dosen binalllkuuuhh ayyooh genjotin memekmu yang keras bu dosen lonteeeeee!!! Kamu Dosen pecun anjing betina memek sempit ooouuhhhhh enaknyaah memek mu Tante Hestikuuh lontekuuhhh!!” aku balas berteriak tak mau kalah seru menimpali kata-kata joroknya.

“Hiiiyaaahhhh lu lonte pecun laki budi anjing bangsat kontol lu enak bangeeetttt anjiiing aaahhhhhhh, Gue pengen telen kontol lu yang enak ini anjing bangsaaattttttt!!!! Aaaaahhhhhh yessssss aaahhh yesssss aaaahhhhhh”

“woooowww mantaaapppppp!!!” teriak Bu Siska dari arah depan.

Seperti yang kulakukan dengan ibu saat perjalanan dari Jakarta ke Villa enam hari lalu, main di dalam mobil yang sedang berjalan memang sangat asik. Berteriak sekencang kencangnya sambil menggenjot kemaluan lawan dan memandangi mobil yang lalu lalang di sekitar kita.

Sayangnya, saat kuhitung baru 100 kali kocokan kontolku di memeknya, Bu Hesti sudah orgasme. Rupanya ia terlalu semangat menggenjot hingga tak sempat mengontrol diri, tapi itulah seninya ngentot, tak perlu membatasi diri dengan waktu dan daya tahan, yang penting puas puas dan puas!

Setelah nafasnya agak tenang, Bu Hesti menarik pantatnya dan melepaskan jepitan memeknya pada kontolku. Ia lalu terduduk lemas disampingku dengan nafas masih ngos ngosan.

“Sis, lu gak pengen?” Tawarnya pada ibu.

“Emang lu udah siap nyetir lagi?”

“Iyyaaaaahhhhh…”

Ibu pun melambatkan laju mobil dan menepi, berhenti sejenak untuk menukar posisi. Bu Hesti kembali mengambil alih steer mobil, ibuku pindah ke belakang.

Mobil kembali berjalan, aku dan ibu memulainya dengan ciuman…

“Yang santai aja sayang, paling cepat kita nyampe di rumah 1 jam dari sekarang…” katanya disela-sela bibir kami yang saling sedot.

Tanganku kebawah dan meraih ujung gaun yang ia kenakan, kuangkat sebatas pinggang, ibu rupanya memakai pakaian dalam lengkap dibalik gaun pendek model konservativ itu, maka kulorotkan celana dalamnya hingga terlepas. Kulepas dua buah kancing yang ada di bahu gaun itu, otomatis terbuka bagian atas tubuhnya, BH nya kubiarkan, hanya melorotkan penyangga susu itu ke bawah dengan cara menyisihkan talinya saja dari kedua bahu ibu.

Puas memainkan buah dada, aku memintanya berbaring telentang di jok belakang yang panjang. Ibu mengerti kalau aku ingin menjilat memeknya. Maka aku berjongkok di lantai mobil dengan kepala mendekati selangkangannya yang terbuka lebar seolah menunggu serbuan lidah dan mulutku. Dan mulailah aku menjilat kemaluan perempuan beranak dua yang segera akan mengandung bayi dari hasil entot-entotan ku selama 2 minggu terakhir sejak ia melepas alat kontrasepsi.

Tak seperti Bu Hesti yang menduduki kontolku, ibu ingin dientot dengan posisi dibawah, alasannya agar jika aku sampai orgasme maka spermaku bisa langsung masuk ke rahimnya. Ibu benar-benar serius ingin dibuntingi oleh aku! Anak angkatnya, calon menantunya, selingkuhannya, suami gelapnya, pemuas nafsu birahinya, tukang ngentotin memeknya dan calon ayah dari bayi yang dikandungnya!

Kugenjot dengan pelan pada awalnya, berbeda dari permainan Bu Hesti tadi, kami melakukannya dengan santai, lembut, dan mesra, diiringi desahan-desahan pendek dan kata-kata sayang…

Hmmmm… dengan Bu Hesti tadi aku NGENTOT, sekarang dengan Bu Siska kami bercinta…

40 menit lebih kami bersetubuh dalam mobil yang berjalan, disetiri oleh ibu dosen binal itu. Akhirnya aku melepas juga secara bersamaan dengan ibu yang tengah meraih orgasme. Kutahan kontolku 5 menit sejak spermaku menyembur, kami berpelukan erat, tujuannya agar sel-sel sperma dan sel-sel telur kami benar-benar bertemu dan membentuk benih bayi yang akan tumbuh dalam rahimnya nanti.

Bu Hesti kulihat sampai menggeleng-gelengkan kepala dan mengungkapkan kekagumannya pada teknik bercinta kami. Ia minta suatu saat bisa diperlakukan semesra itu olehku. Bu Siska pun mengiyakan. Apa yang diinginkan Bu Hesti memang selalu didukung oleh ibu, sebagai sahabat sejati mereka benar-benar kompak.

Tak lama setelah aku dan Bu Siska tuntas bercinta, mobil sudah memasuki halaman rumah. Kembali sudah kami ke Jakarta, masih tersisa 2 hari lagi aku akan masuk kuliah.

Acara pesta seks bertiga atau 3some party antara aku, Bu Siska dan Bu Hesti selama enam hari di villa itu berlangsung dengan seru, banyak variasi-variasi ngentot dan bercinta gaya baru yang sebelumnya tak pernah kami lakukan terjadi disana. Namun demikian kami sepakat mengakhiri cerita berjudul TRILOGY diatas sampai disini agar tak jadi membosankan karena cuma mengisahkan permainan kami bertiga.

Kata Trilogy yang berarti 3 kisah/sudut pandang (logy) juga sebenarnya sudah tuntas dengan masuknya Bu Hesti menjadi partner seks tetapku setelah aku mengenal permainan birahi dengan Rani calon istriku dan Bu Siska ibu angkatku yang kini bahkan akan menjadi ibu dari anak pertamaku, karena sebulan sejak acara 3some di villa itu, ibu positif hamil.

TRILOGY TAMAT SAMPAI DISINI

Bagaimana kelanjutan kisahku dengan Budhe Anah dan perempuan- paruhbaya lain di seputar keluarga Bu Siska & Bu Hesti? Pembaca bisa ikuti cerita-cerita selanjutnya dengan judul yang berbeda-beda berdasarkan pemeran perempuan dan momentum seksnya masing-masing. Judul besarnya masih “BUDI HARTAWAN The Series” dengan sub-judul yang berbeda pula.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu