2 November 2020
Penulis —  memekibustw

Budhe Anah janda desa bertubuh ibukota

**LOGI 3 Bagian 5

NGENTOT BERTIGA (3 some)

Aku, Bu Siska & Bu Hesti**

Pagi itu, kami terbangun sekitar jam 6.30, itu karena semalam aku dan ibu berangkat tidur lebih awal dari biasanya. Setelah mandi dan mempersiapkan semua barang bawaan, aku turun lebih dahulu ke garasi untuk menyiapkan mobil. Aku dan ibu akan langsung menuju villa di puncak, sementara Bu Hesti sudah sejak kemarin malam ada disana.

Di perjalanan dari Jakarta aku dan Bu Siska tak sabaran ingin cepat-cepat sampai dan langsung melakukan apa yang kami rencanakan. Pikiranku dipenuhi bayangan-bayangan vulgar bagaimana permainan seks segitiga itu nantinya. Ibu juga ternyata sama, seringkali saat melaju di jalan tol, ia meraba-raba permukaan celanaku yang jelas saja sudah tegang sedari tadi.

Malah beberapa kali aku harus menghentikan kendaraan kami atas permintaannya untuk sejenak saja beradu lidah atau sekedar meremas tetek besarnya. Ibu memang sengaja hanya mengenakan daster tipis dengan motif bunga tanpa lengan untuk memudahkan aku memegang dan meraba buah dadanya, juga untuk melapangkan jalan tangan kiriku mengobok-obok memeknya yang ternyata sudah sedari bangun tidur pagi tadi becek sangat!

Di sebuah ruas jalan tol yang cukup sepi, ibu malah sempat membuka resluiting celana pendek yang kukenakan lalu dengan gemas langsung mengemut penis tegang itu. Luar biasa ‘panas’ perjalanan ini! Dan nekatnya ibu saat dengan tak sabar, masih ketika aku sedang menyetir dengan pelan di jalur lambat, ia pindah menduduki aku yang sedang mengendara, dengan mengangkangi pahaku, badan setengah dimiringkan ke kiri agar mataku tak terhalang melihat jalan raya, ibu menduduki dan memasukkan kontolku yang tegang super akibat sedotannya tadi kedalam memeknya yang sudah sangat banjir!

“Maaf sayang, ibu gak tahan bayangin mau ngeliatin kamu ngentot si Hesti nanti…” katanya sambil tangan kanannya meraih pundak korsi depan dan tangan kirinya berpegangan di korsi sebelah kiri.

“uuupppsss ibbuuuhhhh… saya lagi nyetir gini buuuu?” sempat sesaat aku gelagapan, untung mobil mewah itu berkaca gelap dan bertransmisi full automatic! Dan keadaan jalan tol memang agak sepi pagi ini.

“aaaooooohhhhhhh ayo sayang, kamu terus aja nyetirnya pelan, biarin ibuuhh puasin diri… ooohhh ibu gak sabar sayaaang aaahhhhh” jeritnya sangat keras menahan nikmat kontolku yang kini menancap sempurna dalam memeknya.

Ibu mulai menggoyang turun naik, aku tetap menyetir kendaraan dengan pelan di jalur lambat, histeria wanita paruh baya bertubuh tinggi besar itu semakin menjadi dengan jeritan yang memenuhi kabin mobil mewah yang kukendarai…

“Ooooouuhhh yessss yeesss yeessss aaahhhhhh enaaakhhhnyaaah kontoooll kontooollll konthooolll kammuuuhhh sayaaang ooouuhhhh ibu gak tahhaaannnn ooouu hhhhh oouuhhhh ibbuuh kelluaaaarrrr sayaaang aaahhhhhh… aaahhhh aaahhh oooh yeessssss aaaahhhhhh kelluaaarrrrr sayaaaang oooooohhhhhh,” jeritnya panjang sekali!

“Iyyaaahhh buuuuu ayyoohhh sayang puasin diri ibuuuhhh ambil semua kontol budiiii buuuhhh ooouuhhh ennaaak yesss oouuhhh ibuuuu aaahhhhh!” aku jadi ikutan menikmatinya, tak tahan dengan denyutan vagina Bu Siska yang serasa menyedot keras kontolku dan berkedut di dalam sana.

Sayang memang karena biasanya saat Bu Siska menjelang klimaks seperti ini, aku selalu menghisap puting susu nya untuk menambah kenikmatan orgasme yang sedang menderanya, tentu karena mataku harus tetap menatap ke jalan depan sambil terus menjaga laju kendaraan. Kenikmatan main seks seperti ini ada di teriakan ibu yang lebih seru dan keras dari biasanya, ia berteriak benar-benar sejadi jadinya sambil menekan poros pangkal selangkangannya agar kontolku yang tegang itu semakin dalam masuk ke memeknya.

“dapat ide dari mana main dalam mobil yang lagi jalan gini bu? hehehe… asyik banget,” tanyaku pada ibu yang baru saja kembali ke tempat duduknya di samping kiri.

“Hihihiiiiii spontan sayang… gara-gara sejak pagi jam 5 tadi ibu gak tahan bayangin kamu main sama Hesti…” Jawabnya dengan nafas masih terengah-engah, diambilnya beberapa helai tissue untuk mengeringkan bibir memeknya yang belepotan lendir orgasmenya sendiri.

“Lain waktu kita coba ke jalan yang lebih sepi ya Bu? Mungkin keluar pulau Jawa, atau di jalan-jalan tengah kebun teh yang banyak di daerah Tasikmalaya…” Kataku memberi ide, spontan juga…

“Iya sayang, ibu juga gak nyangka segitu nikmatnya ngentot dalam mobil hihihiiiii… kamu belum cerita gimana mainnya si Hesti…” kata ibu sambil meraih 2 helai lagi tissue untuk mengeringkan kontolku yang belepotan cairannya. Masih keras tentunya karena aku belum selesai tadi.

“Gimana memek si Hesti, Bud?” lanjutnya

“Hmmmm, enak lah Bu…” jawabku mantap

“Enak mana sama memek ibu? Ayo jawab jujur…”

“Sama-sama enak Bu, memek Bu Hesti lebih sempit tapi cepat becek, kalau ibu memang gak sesempit punya Bu Hesti tapi masalah kedutan dalam vagina itu memek ibu jauh lebih nikmat, Bu Hesti barangnya gak bisa dicenut-cenutin seperti memek ibu…” jawabku jujur.

“Hihihiii beneran memek ibu sudah longgar gak sesempit memek si Hesti?”

“Yaaah, kan emang memek Bu Hesti sudah lama gak kepake Bu… sementara ini tiap hari gak peduli pagi siang malam dientotin teruuussss” jawabku sambil meraba memek ibu yang kini duduk mengangkang.

“Hehehe, ya juga sih… ayo sayang ngebut ah, ibu jadi makin gak sabaran…

Akupun tancap gas!

Akhirnya kami sampai juga di villa. Langsung masuk ke dalam. Tak ada siapapun disitu, tapi seperti kesepakatan sebelumnya, Bu Hesti sudah menyiapkan segala kebutuhan kami. Aku langsung tertegun melihat penataan ruangan tengah villa ini, sebuah kolam indoor berukuran tak lebih dari 10x20 m penuh dengan bunga berbagai rupa, di sisi kirinya ada sebuah kasur panjang ukuran besar yang ditengahnya telah tersedia beragam buah dan dua botol Martini.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu