2 November 2020
Penulis —  memekibustw

Budhe Anah janda desa bertubuh ibukota

Setelah mengerti benar kedekatan ibu dengan Budhe Anah, aku tak canggung lagi bermesra-mesra bahkan mencabuli ibu di depannya, disamping karena aku sering tak tahan menyaksikan pantat ibu dari belakang saat ia memasak di dapur, mencumbui ibu di depan Budhe Anah juga kumaksudkan agar perempuan bersusu besar itu ikut terangsang!

Seperti yang terjadi pagi ini di hari terakhir kami berada di villa. Ibu sedang asik memasak, aroma seafood dari sup sayur bercampur udang yang sedang dibuatnya itu mengundangku berjalan dari arah kamar menuju dapur. Sampai disana kulihat ibu sedang mengaduk masakan, sementara Budhe Anah sedang mencuci piring-piring kotor sisa makan kami semalam.

Aku masuk ke dapur dan langsung mendekati ibu, memeluknya dari belakang lalu langsung menjilat dan mencium permukaan lehernya persis diatas punggung.

“Heeeeehhhhhh… kamu sudah bangun rupanya…” kata ibu setengah mendesah.

“Gimana tidurnya sayang?” lanjutnya bertanya sambil menggerakkan tangan kearah belakang, meraba dan langsung meremas kontolku dari luar celana kolor yang kukenakan.

“Enak lah Bu, tidur sambil netekin susu Bu Hesti… hehehe…” jawabku, sengaja dengan suara agak keras agar terdengar jelas oleh Budhe yang ada persis di belakang kami.

“Duuhhhh ini barang cepat banget bangunnya…” ujar ibu merasakan kontolku yang memang sudah keras sejak bangun tidur tadi.

Aku merabai pantat ibu, masih dari luar daster tipis yang ia kenakan. Kuremas dengan cukup keras menggunakan tangan kiri, sementara tangan kananku kedepan badannya dan meraih susu ibu, lalu meremas juga.

“Auuuhhhh sssss hhhhh” desah ibu tanpa menoleh kebelakang, kulihat matanya terpejam menikmati rabaan di pantat dan remasan di susunya. Kuyakin Budhe Anah pasti sedang memelototi kelakuan kami saat ini.

“Ada Budhe Anah tuh, gak malu apa… mbak ini loh, anakku ini nakal banget sih, ibunya lagi masak kok digangguin begini…” Kata ibu, sekarang dia menoleh kearah Budhe yang masih mencuci piring. Akupun ikut menoleh kearahnya, Budhe tersenyum saja… tapi tatapan matanya padaku membuat kuberpikir bahwa perempuan itu sepertinya iri dan tergiur ingin juga diperlakukan sama dengan nyonya bossnya…

“Iya ih den Budi… masa ibu sendiri diusilin gitu… hihihi… nakal banget anak laki nyonya…” kata Budhe akhirnya bersuara.

Kulihat pandangan mata Budhe tertuju pada tanganku yang tengah meremas-remas pantat ibu.

Remasan dan rabaan pada pantat dan susunya rupanya membuat ibu jadi tak tahan, terbukti saat aku mencoba menyusupkan tangan ke celah bagian atas daster yang ia kenakan, lalu menjepit puting susunya yang sudah terasa keras, ibu mendesah tanpa malu-malu…

“Auuuhhhhh sayaaang… ayo di kamar…” ujar ibu sambil menarik tanganku, kami berjalan menuju ruang tengah.

Sebelum keluar dapur ibu sempat bilang ke Budhe Anah.

“Mbak, aku tidurin si nakal ini dulu ya? Biar gak rewel gini… hihihi” Kata ibu

“Njih Nyah… kasi pelajaran dia Nyah, dijewer aja… hehehe” sahut Budhe Anah.

Sebelum keluar dari pintu dapur, kusempatkan mengedipkan mata kearah Budhe, tatapan mata kami bertemu, meski sebentar, tampak ia tersenyum sambil menggeleng… matanya seperti berkata padaku “kapan giliran Budhe, deennnnn???”

“Aden nakal…” katanya padaku sambil pura-pura mendelik. Kujulurkan lidah tanda mencandainya…

“Budhe mau ikutan?” kataku sambil terus berjalan mengikuti langkah ibu.

“Hussshhh ngawur aja… anak nakal!” Katanya. Budhe membalikkan badan dan kembali asik dengan pekerjaan dapur. Kuyakin setelah ini, Budhe pasti akan berlari ke kamarnya, mencolok-colok memeknya dengan terong atau buah pare, bermasturbasi sambil membayangkan aku menindihnya! Hehehe… GR banget sih gue???

Sementara, sesampai di ruang tengah, ibu langsung membantingku ke tempat tidur luas bersprei putih bersih itu. Ditariknya celana kolor yang kukenakan, lalu tanpa meminta persetujuan, ibu langsung menyedot kontolku yang sudah tegang itu dengan mulutnya.

Aku balas meraih kepala itu, menjambak rambutnya dan menekan-nekan kepalanya sehingga kontolku jadi terasa membentur dinding bagian terjauh dalam mulut atau ujung atas tenggorokannya, mungkin itu yang dinamakan deep throath! Mulutnya tampak sesak dijejali kontol besarku, Ibu sampai tersedak dan mengeluarkan penis yang sudah tegang itu, ia terbatuk 2 kali.

Maka bermainlah kami satu ronde sebelum sarapan pagi, Bu Hesti masih tidur di kamar, aku dan ibu ngentot di kasur ruang tengah yang terletak di pinggir kolam indoor tempat kami ngentot bertiga pada hari pertama.

Diawali gaya missionaris, aku memompakan kontol ke memek ibu dengan keras, ibu berteriak, ganti gaya nungging, ibu semakin histeris, ganti lagi gaya miring sambil berbaring, ibu menjerit. Sampai 15 menit kemudian, kutuntaskan birahi wanita stw yang juga ibu angkat dan calon mertuaku itu sampai 5 kali ia orgasme!

Aku belum! Dengan tergesa-gesa aku mencabut kontol dari memeknya dan berjalan kearah kamar tidur, Bu Hesti rupanya sudah bangun, tanpa pemanasan sedikitpun, langsung kutindih dia dan mengangkangkan kedua kakinya kearah kiri kanan, memeknya terbuka, kuludahi sedikit bibir memek yang masih tampak tertutup itu agar tak perih saat nanti dimasukin kontolku, ditambah juga kontolku masih belepotan lendir dari memek ibu sehingga tak terlalu susah saat kumasukkan kedalam memek Bu Hesti.

Sreeeeppppp Bleessssss!!!! Aku langsung bergoyang turun naik, mengocok kemaluan sempit dosenku itu. Mulanya ia sekedar mendesah keenakan, namun jadi berteriak kemudian saat ritme kocokan kontolku di memeknya kunaikkan semakin cepat, ia berteriak panjang, pahanya terasa merapat ke tubuhku, kemaluannya terasa menjepit didalam sana, aaahhh…

Aku belum, dan ini terasa tanggung karena sebetulnya aku sudah menjelang puncak juga, maka aku kembali keluar kamar menuju ibu yang masih tergolek di tempat tidur samping kolam. Kuentot lagi ia dengan mesra disana, aku menggenjot kuat, ibu kembali mendesah dan menjerit. Hampir hampir hampir dan… bersamaan setelah orgasme kelima baginya itu, aku juga melepas spermaku dalam rahimnya!

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu