2 November 2020
Penulis —  memekibustw

Budhe Anah janda desa bertubuh ibukota

Seingatku juga waktu bilahari di villa aku sempat mau membicarakan bagaimana cara mengkomunikasikan kehamilan ibu pada Rani, calon istriku. Ibu memang mengatakan siap mengatur segalanya. Saat itu sebenarnya aku kurang mengerti apa maksud kalimat tersebut.

“Begini sayang…” ibu memelukku dari arah kiri, Bu Hesti juga ikut memeluk dari kanan.

“Ibu minta maaf baru kali ini bicara ke kamu tentang masalah kesehatan Rani, apakah kamu gak pernah memikirkan kalau selama kalian berhubungan badan kenapa Rani gak pernah hamil?” kata ibu dengan tenang.

“Nggak Bu… budi gak ngerti yang begitu, tapi…

ya juga sih, budi baru mikir kok bisa Rani selama ini gak hamil padahal kami berhubungan tiap hari rata-rata 6-7 kali…” kataku heran.

“Itulah Bud, sejak mengetahui kamu dan Rani sudah berhubungan sampai jauh begitu, ibu berinisiatif untuk memeriksakan kesehatan kandungan Rani ke laboratorium, dan ternyata hasilnya adalah ada kelainan sel yang menyebabkan Rani mandul…” kalimatnya terhenti, ibu mencium pipiku…

“Haaahhhh??? Gak bisa diobatin kah Bu?”

“Maaf sayang… ibu dan tante Hesti sudah coba ke hampir semua dokter dan ahli kesehatan kandungan di dalam maupun luar negeri, tapi hasilnya memang belum ada karena itu bawaan sejak lahir…”

“Rani tahu ini Bu?” tanyaku…

“Iya sayang, tahu… dan Rani gak mau bicarakan ini ke kamu, dia takut kamu akan cari perempuan lain…” kata ibu masih dengan nada yang datar dan begitu tenang.

“Haaahhh??? Trus gimana dong Bu?” aku makin bingung.

“Begini, Sis… boleh gue bantu jelasin?” Bu Hesti menyela pembicaraan kami.

Bu Siska mengangguk tanda setuju.

“Rani sebenarnya minder berat karena masalah cacat kandungan ini, kamu harus maklumi, perempuan itu ditakdirkan untuk melahirkan anak, tidak ada perempuan yang mau hidup tanpa anak, dan tak bisa melahirkan. Tapi apa daya kalau faktanya memang sudah seperti yang dijelaskan ibumu tadi, yaa sebagai orang beragama sih kita cuma bisa berdoa semoga Tuhan beri kesembuhan pada calon istrimu itu.

Aku terdiam, perasaanku seketika berubah jadi sedih, bagaimana tidak, calon istriku mandul, aku jadi tak bisa punya anak dari istriku sendiri nantinya…

“Karena itu jugalah ibu mau kamu hamili sekarang Bud, mumpung umur ibu masih memungkinkan untuk mengandung bayimu.

“Mendengar itu aku agak tenang… hmm kupikir ibu bijak juga, demi mengganti peran anaknya yang cacat kandungan ibu rela menjadi penampung bayi yang terbentuk dari spermaku, calon menantunya. Ini artinya hubungan seksku dengan ibu bukanlah sekedar untuk kenikmatan semata, tapi ini untuk masa depan kami.

“Apa Rani sudah tahu hubungan kita Bu?”

“Belum sayang… tapi ibu janji sama kamu, segera setelah ibu positif hamil, kita bertiga akan berangkat ke London untuk sama-sama membicarakan hal ini dengannya…” Jawab ibu sambil memberi kecupan lagi di pipiku.

“Ibu yakin Rani akan mau menerima kenyataan kalau Budi ternyata punya hubungan spesial dengan ibunya sendiri?”

“Kita tak bisa memastikan jawaban itu sebelum berusaha melakukannya sayang, sabarlah, tunggu saat yang tepat waktu kamu libur nanti… kalau Rani liburnya gak bisa di semester 1, harus tahun depan, jadi kita lah yang datang ke sana…” Lanjut ibu.

“Baiklah Bu, tapi Budi berharap semoga Rani mau menerima kenyataan ini, karena Budi sudah telanjur mencintai ibu… dan juga Bu Hesti…”

“Iya sayang, sekarang lebih baik kita jalani apa yang ada, nikmati saja, jangan berpikir yang tidak-tidak…” Kata ibu lagi.

“Benar kata ibumu Bud, kalau tante aja bisa melewati masa kritis seminggu ini, masa sih kalian yang masih sangat muda gak mampu… semangat ya sayang?” ujar Bu Hesti. Aku membalas dengan mencium kedua perempuan yang kusayangi itu. Memeluk mereka dengan lebih erat.

Entah siapa yang memulai, kami kembali berpacu dalam nafsu, awalnya saling menjilat, ibu dan Bu Hesti saling meremas susu, lalu aku ikut melumat puting payudara mereka bergiliran, sampai ibu tak tahan ingin segera disodok dari belakang. Jadilah kami ngentot lagi, lama sekali, 2 jam!!! Hingga setelahnya kami lapar sangat!!!

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu