3 November 2020
Penulis —  kernel

Anakku Menikahi Ibunya

Karena ayah memiliki darah keturunan india maka adat pernikahan yang dilakukan juga seperti umumnya di India, setelah seorang brahmana mengucapkan semua mantra, saya dan Roni melakukan sembahyang dan ahirnya Roni mengikatklan mangalsutra di leherku, serbagai tanda aku wanita bersuami.

Itu adalah adegan yang mengesankan bagiku karena anakku sendiri yang mengikat sutra di sekitar leher saya sebagai tanda bahwa dia telah menikahi aku. Kemudian dia duduk di sampingku untuk menyelesaikan serangkaian acara lain, dan terahir dia memasangkan sebuah cincin bermata berlian merah di jariku, adat pemakaian cincin ini memang tidak lajim diindia, tapi ayah tidak berkeberatan kami melakukannya.

Setelah semua dijalani, barulah kami resmi menjadi suami istri, ayah yang bertindak sebagai waliku, sedangkan kakakku menjadi wali bagi Roni. Pernikahan baru selesai jam setengah enam sore, lalu semua orang mendatangi rumah kami untuk makan malam. Saat makan malam itu mereka mendudukkan aku dan Roni di kursi khusus bagi pengantin.

Mereka memberi kami makanan dalam satu piring sehingga kami dapat berbagi, Roni memngambil beberapa jenis makanan dan kemudian menyuapi saya. Sejenak pikiranku melayang pada masa lalu, dulu akulah yang menyuapi Roni saat dia masih kecil. Sekarang karena Roni menikahi aku, ibunya sendiri, maka dialah yang menyuapi saya.

Saat kami makan itulah saudaraku menghampiri kami dan berkata “aku tidak tahu bagaimana harus memanggil kalian berdua? Adik?, saudara ipar?, keponakan?, atau anak?” katanya sambil tersenyum menggoda. Kerabat kami semuanya tertawa, hanya aku sendiri yang tersipu.

Ronilah yang kemudian menjawab “tunggu sampai kami memiliki anak-anak, kalian harus memutuskan memanggil mereka keponakan atau cucu! Tanpa dapat ditolong lagi mukaku terasa panas pasti merah padam karena malu mendengar kata-kata Roni, yang berarti dia berencana memiliki anak-anak dengan ibunya sendiri.

Malam pertama

Setelah semua ritual pernikahan berakhir sebagian besar kerabat kami pulang, ini adalah malam pertama, tapi bukan malam pertama bagiku melainkan malam pengantin saya dengan Roni. Sulit bagiku membayangkan anak yang lahir dari rahimku, dan mereguk air susu dari buah dadaku, sekarang memasuki kamarku sebagai seorang suami di malam pengantin kami.

Setelah selesai ritual terahir, kerabat yang tersisa segera mengantarkan Roni kedalam kamar pengantin. Beberapa menit kemudian ayah memberi segelas susu dan membimbing saya keruang tengah. Kerabat yang tersisa tertawa menyaksikan semua itu

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu