3 November 2020
Penulis —  kernel

Anakku Menikahi Ibunya

Dan ahirnya kurasakan tangan itu mulai masuk kedalam BH ku, kini kurasakan tangan nya yang panas menangkup buah dadaku tanpa ada penghalang lagi, tangan itu mulai meremas-remas dengan lembut buah dadaku, diselingi dengan mengelus-elus putingnya yang tegak mengeras.

Tak tahan lagi aku melenguh sambil sedikit tergeliat, tapi kusamarkan semua itu seolah-olah gerakan orang tidur saja, tapi akibat pergerakkan itu tanpa sadar pergelangan tanganku jadi menyentuh batang keras yang menonjol diselangkangan Roni.

Kini giliran Roni yang tergeliat sambil menggeram pelan “ehm..,” tangannya meremas agak kuat buah dadaku, tapi kembali dia mengelus dan meremas lembut buah dada ku yang diselingi dengan mengelus dan menjepi putingnya dengan jari tangannya.

Akal warasku semakin hilang, kuikuti guncangan bus dengan menyentuh batang keras dan menonjol diselangkangannya, dengan pergelangan tanganku. Kudengar napas Roni menjadi semakin berat dan memburu, seperti baru berolah raga berat.

Aku baru tersentak saat kudengar penumpang didepanku berkata pada penumpang disebelahnya, “Ugh… nyenyak sekali tidurku, sudah sampai mana kita?” Lalu kudengar jawaban dengan suara setengah tidur, “entah aku juga tidak tahu”.

Hawatir penumpang didepan membalikkan badannya dan menemukan aksi Roni akupun menggeliat seperti orang yang mau bangun tidur. Kurasakan tangan Roni cepat keluar dari bajuku, dan seolah tidak terjadi apa-apa tangan itu menclok di bahuku.

“ehm… ugh… nyenyak sekali tidurku, jam berapa sekarang” tanyaku meniru ulah penumpang didepanku, “lewat tengah malam, sebentar lagi kita sampai” jawab Roni hampir berbisik. Pergerakkan bangunku rupanya menyebabkan telapak tanganku hampi menyentuh batang keras diselangkangannya yang masih saja keras, taipi sengaja kubiarkan seakan-akan aku tidak sadar.

Kuperhatikan penumpang didepanku, ternyata mereka kembali tertidur, “aku ingin mengajak ibu rekreasi lagi” kudengar Roni berbisik ditelingaku. “Ih… baru saja mau pulang sudah mengajak main lagi, belum puas ya mainnya” jawabku dengan suara pelan.

“Kudengar tempat wisata *********** sangat indah panoramanya, bagaimana kalau kita main kesana” ajak Roni kepadaku, “tempat wisata sih banyak yang indah, kau sich lebih memilih tinggal di Amerika, padahal di tanah air ini banyak sekali tempat yang indah, tak terhitung malah” jawabku.

“Kapan kau akan kembali ke Amerika dan meninggalkanku? ’ tanyaku sambil mengajuk hatinya. “Aku tidak akan pernah meninggalkan ibu… tidak sama sekali, kemanapun aku pergi ibu harus ikut” jawabnya tegas. “Kenapa harus? Tidak malu memang kamu selalu membawa perempuan tua seperti aku?” kembali aku mengajuk hatinya.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu