3 November 2020
Penulis —  kernel

Anakku Menikahi Ibunya

Sejak hari itu aku semakin berani menggoda Roni, kulakukan semuanya dengan cara seperti tidak sengaja, seperti memakai pakaian yang longgar dengan belahan dada rendah lalu membungkuk didepannya saat memberikan cangkir kopi atau justru saat mengambil sesuatu dari depannya. Ini adalah taktik yang paling sering kulakukan.

Atau memakai pakaian transparant sehingga tubuhku membayang di timpa cahaya. Dua tiga kali aku seolah-olah lupa menutup pintu kamar saat berganti baju, dan dia ada didekat situ. Macam-macam cara yang kulakukan untuk menggodanya.

Roni pun membalas, seringkali dia menggesekkan batang kemaluannya yang tegang pada bagian-bagian tubuhku, pinggulku, pantatku, dan kini aku sadar Roni selalu mencari kesempatan bertindak seperti insiden di dekat kamar mandi, begitu aku menyebutnya, tapi aku tidak memberi kesempatan lagi padanya.

Hari-hari kami lalui dengan saling menggoda seperti itu, berulang kali Roni mengajakku kencan, tapi selalu kutolak, sampai ahirnya suatu hari dia menawariku kekota besar untuk perawatan tubuh dan wajah, aku yang memang sudah lama tidak mendapat perawatan wajah dan tubuh ahirnya menyetujuinya.

Dipusat perawatan tubuh dan wajah, aku benar-benar dimanjakan sekali, beragam jenis perawatan kujalani, termasuk berendam dalam bak dengan aromatherapy, sampai dengan pijat urut, tak heran setelah selesai semua, aku sendiri merasa terkejut dengan hasilnya, karena bukan saja seluruh badanku terasa segar, tapi wajahku terlihat cerlang gemilang, semakin menonjolkan kecantikan ku, kulitku tampak bersinar.

Kunikmati pandangan dan siulan kagum Roni, kulihat gairahnya naik dengan cepatnya, aku tahu yang dia inginkan, karena itu aku menolak ajakan dia ketempat-tempat lainnya, agar aku tidak terlena oleh oleh gairah cintanya.

Dengan kecewa ahirnya Roni terpaksa menuruti keinginanku untuk pulang. Tapi dirumah kucoba sedikit mengobati kekecewaannya, saat mau masuk rumah aku berbalik dan dengan cepat bibirku mengecup bibirnya sambil mengatakan rasa terima kasihku.

Roni sedikit terpana dia berusaha merengkuhku, tapi aku sudah membuka pintu dan menghambur masuk, ahirnya dia tertegun dan memandangi langkahku, menjelang naik tangga menuju kamarku, aku berbalik sambil tersenyum manis kepadanya, “kok masih berdiri disitu? Nunggu apa?” godaku sambil kembali tersenyum semanis mungkin.

Tapi akibatnya sejak itu setiap dia mau pergi keluar selalu dia pamit padaku, dan jika orang lain pamit kepada ibunya dengan mencium tangan, maka Roni selalu mengecup bibirku meskipun hanya sekilas, karena aku selalu mengelak tindakannya yang lebih jauh.

Begitu juga kalau dia baru datang, hal yang sama selalu dilakukannya. Sudah tentu dia mencari kesempatan dibelakang ayahku. Tapi itulah yang selalu dilakukannya.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu