2 November 2020
Penulis —  kernel

Kisah Cinta Ibu dan Anak

Seusai pernikahan dan perayaannya selama 7 hari 7 malam yang sangat melelahkan, mereka berdua, suami isteri berbulan madu di dalam kamar, menghindari kontak dengan dunia luar. Kalaupun mereka berdua sesekali berjalan ditaman belakang istana yang sangat sepi, jarang ditemukan mahluk hidup selain mereka berdua dan kumbang yang berterbangan diantara kembang taman, pelayan kerajaan pun jarang menampakan dirinya kecuali kalau dibutuhkan oleh mereka.

Selama dua bulan ini, sebenarnya dewi santhy melayani Anta Soma sebagai suaminya hanya secara fisik, namun dalam fikirannya Dewi Santhy memberikan kepuasan kepada Anak Kandungnya, Birahi, kelembutan dan kasih sayang seorang Ibu disatukannya, keadaan seperti ini malah menambah gairah Anta Soma, dalam bercinta selalu ia mengalami kelembutan dan kasih sayang yang diselingi dengan Gairah kuda binal seorang perempuan.

Pernah sekali waktu Dewi Santhy secara serius memberanikan diri memberitahu Anta Soma, Bagaimanakah seandainya Anta Soma yang sudah menjadi suaminya sekarang ini ternyata anak kandungnya yang telah hilang 10 tahun lalu??, Spontan Anta Soma menjawabnya Mudah2an terjadi seperti Adinda fikirkan, Ibuku, Isteriku, dan Ibu dari anak2ku yang kakanda, anakda cintai.

Haru, Bahagia dan gairah berkecamuk di dada dewi santhy, tak terduga Dewi Santhy meraih suaminya kepembaringan, memulai permainan cinta yang tak kunjung padam, selalu memberikan ransangan birahi dengan kelembutan dan kasih sayang seorang ibu. dan sejak saat itu pula setiap mereka melakukan permainan cinta, mereka secara sadar merubah sapaanya Anak dan Ibu

Seiring dengan berlalunya sang waktu.. terjadi pula perubahan emosi.. Dewi Santhy, ia hamil 8 Minggu, dan diketahui pulah oleh Anta Soma dan keluarga kerajaan. suatu kegembiraan dan kebahagian Kerajaan karena tidak lama lagi lahirlah pemilik kerajaan yang sebenarnya sesuai pesan Mendiang Maha Raja.

Sebagai tanda kebahagian dan sukur karena Isterinya akan melahirkan anaknya yang pertama, Anta Soma memberikan suatu hadiah berupa Batu Giok Elang yang bercahaya pelangi. Melihat Hadiah dari suaminya, Dewi Santhy menjadi pucat dan gemetar, bukankah Batu Giok Elang ini adalah tanda dari Puteranya yang hilang 10 tahun yang lalu, dan bukti lainnya yaitu adanya bekas luka di punggung bahagian kiri anaknya??

Lalu berceritalah Dewi Santhy dengan kejadian 10 tahun yang lalu Waktu itu Anakku, Kamu pergi berburu rusa dan ditemani oleh seekor Harimau peliharaan Kerajaan, Karena kamu tidak mendapatkan seekor rusa, maka untuk meyenangkan Ibunda kamu membunuh Haramau kerajaan itu, lalu meyerahkan kepada Ibunda sebagai hasil perburuanmu, namun ibunda sangat marah dan memukulmu sampai luka dipunggungmu sebelah kiri, dan berbekas sampai saat ini, tetapi kenapa karena hanya seekor harimau Ibunda tegah memukul anakda sampai terluka???

Juga waktu itu kamu anakku, tidah tahu sejarah harimau tersebut, kata Dewi Santhy melanjutkan ceritanya. Waktu Ibunda Mengandungmu sampai minggu terakhir sebelum kau dilahirkan, Ayahmu Pangeran Mahkota Angkara Sota atau suami Ibu bermimpi bahwa untuk melahirkan Anak Cucu Raja harus didampingi Batu Giok Elang yang bercahaya pelangi ini, maka Ayahmu pergi mencari Batu Giok tersebut, namun tak kunjung kembali dan 5 tahun kemudian tiba2 didepan pintu kerajaan ada seekor harimau yang sangat jinak dan dilehernya tergantung Batu Giok Elang.

dan sejak itu Batu giok tersebut selalu melekat ditubuhmu, dan harimau tersebut, oleh beberapa keluarga kerajaan menganggap nya sebagai jelmaan Ayahmu, makanya Harimau tersebut diserahkan kepadamu untuk melatihmu berburu, tetapi tak disangka Kamu membunuhnya dengan serius Anta Soma mendengar cerita Ibunda atau Isterinya, namun ia tidak percaya bahwa Harimau tersebut adalah jelmaan Ayahnya.

sudahlah Ibu, Isteriku, jagalah kesehatanmu terutama anakku yang ibu kandung, jangan sampai ibu sangat kelelahan pinta Anta Soma, sambil memeluk dengan penuh kasih sayang kepada Ibunya atau Isterinya yang mengandung anaknya. tidak perlu khawatir suamiku, Isterimu ini masih sehat, pastilah anakmu yang ibu kandung ini, ibu jaga sampai dilahirkan, sambil melirik senyum kepada Anaknya yang sangat mencemaskannya.

lanjutnya lantas siapakah yang memberikan Kamu Nama Anta Sona??? Guruku yang menagjariku ilmu Hawa Pedang, itulah makanya anakda bisa lolos dari sayembara Ibunda, dan guruku itu telah meningal tahun lau jawab Anta Sona singkat, Pastilah Guru Mahesa Purba, juga guru dari Ayahmu, dan kalau begitu bahwa rahasia kita berdua Anak dan Ibu kandung yang bersatus Suami Isteri tidak ada lagi yang tahu kecuali kita berdua kata Dewi Santhy, Tenaglah Ibundaku, Isteriku, demi kebersamaan kita sampai tua, ibu perlu istirahat, satu lagi Anakku, sejak sekarang sampai umur kandungan Ibu 4 bulan, kamu tidak boleh mengunjungi anakmu yang ada didalam ini, sambil Dewi Santhy menunjuk perutnya atau kanduungannya, Ibu tidak perlu khawatir, Tabib Kerajaan telah mengajariku cara berkunjung, marilah Ibu mendekat.

Sambil keduanya melepaskan semua pakaian yang melekat ditubuhnya, sang anak duduk ditepi pembaringan, sang ibu mulai menjongkok dan mengisap dan mempermainkan tongkat sang anak, terkadang ibunya mengocok dengan lembut bergantian tangan dan bibir, atau mempermainkannya dengan ujung lidahnya, Sang anak menerima kenikmatan yang pasrah penuh kelembutan, mereka Ibu dan anak, santai, tiba giliran sang ibu menerima yaitu memdudukannya Ibunya diatas kedua paha bagian atas anaknya, sambil tongkat yang telah membesar dan kenyal dimasukan kedalam sumur mahkota sang Ibu, dari belakan sang anak meremas kedua gundukan buah dada Ibunya, membuat sang ibu kelelep dan menggoyang pinggulnya sambil mengencangkan otot sumurnya.

dilain saat tubuh sang ibu dibalik menghadap ketubuh sang anak, posisi ini selalu mereka lakukan, karena tanpa menggoyang pun tongkat anak dapat mencapai sumur Ibunya, yang selalu memberikan refleksi menjepit dan mengisap. pada posisi ini pula sering mereka tertawa cekikan, mereka bertatap saling tegur sapa, Ibuku, sayangku, isteriku, jepitlah tongkat anakmu ini wow..

Kadang- kadang mereka berdua membutuhkan Time Out yaitu ketika Ibu dan anak sudah hampir mencapai puncak kenikmatannya. senganya memperlambat gerakan Slow Motion, namun nikmat mencicipi kenikmatan secara terkendali dan terkontrol terkadang mereka anak dan Ibu bermain cinta berjam-jam lamnya, bebas tanpa halangan tanpa merasa bersalah lagi.

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu