2 November 2020
Penulis —  Kusumawardhani

Bunda dan Wanita-Wanitaku- true story

Ternyata putri konglomerat dari Frankfurt itu luar biasa cantiknya. Pantasan tadi Tante Kayla tak sabaran dan ingin dieksekusi sebelum tamu itu datang. Bahkan setelah aku ejakulasi di dalam memeknya, Tante Kayla berkata, “Kalau sudah berjumpa dengan Miss Magda itu, pasti Odi takkan mau menyetubuhiku.

“Lho… dia kan cuma calon consumer,” kataku sambil mencolek memek Tante Kayla yang baru diseka dengan kertas tissue basah, “Dan aku hanya akan berdiri sebagai pelukis profesional. Apa hubungannya dengan kecantikan calon consumerku?”

“Alaaa… coba lihat aja nanti seperti apa bentuk puteri konglomerat itu. Pasti Odi bakal jatuh hati padanya. Lalu melupakan aku.”

“Nggak Tante. Apa pun yang akan terjadi, hubungan kita akan jalan terus. Aku janji soal itu.”

“Janji yaaa…” ucap Tante Kayla yang dilanjutkan dengan kecupan mesranya di bibirku.

Dan kini… puteri konglomerat bernama Magdalena itu sudah berdiri di depanku sambil menjabat tanganku.

Dan benar kata Tante Kayla. Dia bule yang cantik sekali. Kalau dia mengenalkan diri sebagai artis Hollywood pun pasti orang akan percaya.

Aku agak grogy, karena aku tidak bisa berbahasa Jerman.

Maka aku pun berkata, “I don’t speak German. Can we use English?”(Saya tidak bisa bahasa Jerman. Bisakah kita menggunakan bahasa Inggris?)

Tiba-tiba dia menjawab, “Pakai bahasa Indonesia saja.”

Maaak… dia berbicara bahasa Indonesia. Aku jadi malu, sok ngajak bicara bahasa Inggris segala. Ternyata cewek Jerman itu malah mengajak berbicara dalam bahasa Indonesia saja.

“Oooh… maaf… ternyata Nona bisa bahasa Indonesia,” sahutku tersipu.

“Saya kan lahir besar di Jakarta. Jadi saya sudah lumayan menguasai bahasa Indonesia. Bahkan kata-kata jorok pun masih saya hafal. Hihihiii…” ucapnya setelah kupersilakan duduk di sofa gallery.

Lalu, dalam bahasa Indonesia yang fasih, Miss Magda mengutarakan maksudnya. Bahwa ia ingin dilukis dalam berbagai posisi dan latar belakang. Tapi dia ingin lukisan-lukisan itu dikerjakan di villanya, di Puncak. Soal harga tiap lukisan yang sudah jadi, sebarapa mahal pun akan dibayarnya, dia bilang.

“Kira-kira berapa lukisan yang akan Nona pesan?” tanyaku.

Miss Magda menyahut, “Itu berkembang sendiri nanti. Tapi minimal saya butuh sepuluh lukisan. Bisa juga nantinya duapuluh, tigapuluh… tergantung dari hasil yang sudah Anda buat nanti.”

“Lukisan yang diinginkan ukuran berapa kali berapa?” tanyaku lagi.

“Sebesar mungkin lah. Kalau bisa bentuk saya di lukisan duas atau tiga kali lebih besar dari aslinya.”

Lalu kutawarkan lukisan 2 X 3,5 meter. Dia setuju. Dan menanyakan berapa harga tiap lukisan yang sudah selesai nanti.

Aku jadi teringat kata-kata Tante Kayla sebelum puteri konglomerat itu datang, “Harganya harus semahal mungkin. Kalau murah-murah, nanti dia menganggap Odi bukan pelukis level dia. Lagian lukisan itu tidak ada harga pasarannya. Jadi tergantung kita aja mau kasih harga berapa.”

Maka kutawarkan harga per lukisan sepuluh kali lipat harga lukisan-lukisan yang disetujui oleh Gustav.

Dan… ya Tuhan… dia langsung setuju…!

Berarti kalau aku sudah menyelesaikan sepuluh lukisan saja, aku akan mengantongi uang… wow aku akan menjadi kaya raya! Membangun museum gede-gedean pun pasti mampu!

Kemudian Miss Magdalena memberikan alamat villa yang akan dijadikan tempat bekerjaku nanti.

Setelah puteri konglomerat Jerman itu berlalu, Tante Kayla baru menghampiriku. Pada waktu aku sedang berunding dengan Miss Magda, Tante Kayla tidak mau hadir, karena takut mengganggu negosiasi dengan Miss Magda.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu