2 November 2020
Penulis —  Kusumawardhani

Bunda dan Wanita-Wanitaku- true story

Pagi itu, sebelum meninggalkan rumah peninggalan Kakek itu, aku masih sempat mendengarkan ucapan Oma, ketika aku sudah duduk di dalam sedan hitamku sementara Oma berdiri di samping kanan mobilku yang pintunya belum kututupkan, “Apa pun yang telah dan akan terjadi pada Ratih, oma serahkan padamu, Od. Mungkin saja pada suatu saat kalian saling mencintai dan berl;anjut ke pelaminan.

“Iya Oma, “aku mengangguk, “aku akan sering menengok Oma yang telah menanamkan kenangan manis di hatiku.”

Oma mencubit pipiku karena pintu mobilku masih terbuka.

Lalu kututupkan pintu depan kanan sedan hitamku. Dan kugerakkan mobilku keluar dari pekarangan rumah Oma. Masih sempat kulihat Oma berdiri di pekarangan sambil melambaikan tangannya, yang kubalas dengan lambaian tangan juga.

Sebenarnya ini untuk pertama kalinya aku menginap di rumah peninggalan Kakek itu. Tidur semalam suntuk dalam dekapan Oma pula, di balik selimut tebal. Tanpa mengenakan pakaian nsehelai pun. Sehingga semalaman aku leluasa menggerayangi tubuh Oma Rosa dari ujung kaki sampai ujung rambutnya.

Bahkan tadi subuh aku masih sempat menyetubuhinya lagi. Kemudian kami bersama-sama mandi di kamar mandi pribadi Oma Rosa.

Pada waktu mandi bareng itulah aku memperhatikan lekuk-lekuk tubuh Oma Rosa. Seandainya beliau mau kujadikan model wanita telanjang… dia akan menjadi modelku yang paling tepat. Karena anatominya perfect.

Indah dan sexy. Hanya dua kata itu yang bisa kuberikan buat ibu tiri Bunda, yang usianya 4 tahun lebih muda daripada Bunda itu.

Pada saat mandi itu pula aku memberanikan diri bertanya, apakah Ratih itu anak Kakek atau anak lelaki bernama Ricardo itu?

Sambil menyhabuni sela-sela di antara sepasang pangkal pahanya, Oma Rosa menjawab jujur. “Sebenarnya pada waktu oma menikah dengan kakekmu, oma sudah hamil dua bulan. Kakekmu juga tau itu. Tapi setelah Ratih lahir, kakekmu sangat menyayanginya, bahkan lebih menyayangi Ratih daripada anak-anaknya sendiri.

“Apakah Ratih tau bahwa dia bukan anak Kakek almarhum?” tanyaku.

“Setelah kakekmu tiada, Ratih tau hal itu dari oma sendiri. Tapi jangan membahas masalah ini pada Ratih nanti ya. Kasihan dia kalau asal-usulnya dibongkar lagi.”

Oma juga menuturkan bahwa Ratih sangat menyayangi Kakek almarhum. Bahkan pada waktu Kakek menghembuskan nafas terakhirnya pun, Kakek berada di dalam pelukan Ratih.

Oma pun menuturkan bahwa selama menjadi istri Kakek, Oma tidak pernah selingkuh dengan siapa pun. Karena Kakek adalah sosok yang telah menyelamatkan mukanya dari aib.

Banyak lagi yang Oma ceritakan di kamar mandinya itu.

Ya… semuanya itu Oma bongkar kembali. Dengan pesan agar aku tidak menceritakannya lagi kepada siapa juga, termasuk kepada Bunda sekali pun.

Sepulangnya dari rumah Oma, aku melarikan sedan hitamku ke toko alat-alat lukis di pusat kota. karena aku membutuhkanbeberapa kuas baru. Kuas-kuasku banyak yang sudah gundul dan tidak bisa digunakan sebagaimana mestinya.

Pada saat sedang memilih kuas-kuas impor itu tiba-tiba bahuku ditepuk dari belakang dibarengi terdengarnya suara perempuan, “Odi…?!”

Ketika aku menoleh, ternyata yang menepuk bahuku itu Elsa… mantan pacarku!

Tapi aku pura-pura tidak mengenalnya. “Siapa ya?” tanyaku dingin.

“Aku Elsa… masa lupa lagi?”

“Maaf… saya tidak mengenal Anda,” sahutku sambil membayar kuas-kuas itu di kasir. Lalu bergegas keluar dari toko itu. Dari sudut mataku, tampak Elsa berusaha mengejarku. tapi aku sudah masuk ke dalam mobilku. Lalu melsrikan mobilku secepat mungkin, meninggalkan Elsa yang sudah menanamkan kenangan pahit di dalam lembaran kehidupanku.

Aku masih ingat benar ketika salah seorang teman ceweknya bertanya, “Kamu sekarang sudah jadian sama Odi ya?”

Lalu aku dengar sendiri jawaban Elsa saat itu, “Enak aja! Masa aku pacaran sama gembel?!”

O, betapa sakitnya hatiku saat itu. Dan sejak saat itu pula cintaku kepada Elsa berubah menjadi kebencian yang takkan pernah hilang dari hatiku.

Mungkin Elsa sudah mendengar suksesku dari teman-temannya. Bahwa aku sudah punya rumah mentereng dan ini dan itu. Sehingga sikapnya jadi ramah di toko alat lukis tadi.

Persetan dengan Elsa. Sejak lama aku sudah melupakannya. Melupakan cewek yang pernah kucintai, tapi di belakangku Elsa melontarkan kata-kata yang sedemikian menyakitkanku..

Bunda menyambut kedatanganku dengan pertanyaan, “Tadi malam nginap di mana?”

“Di rumah teman,” sahutku singkat. Lalu bergegas aku naik ke lantai atas.

Kulihat Ratih sedang berada di ruang tamu, sambil meletakkan beberapa tangkai bunga mawar merah di vas bunga.

“Tadi malam nginap di mana?” tanya Ratih, “Bundamu heboh tuh nyari-nyari.”

“Nginep di rumah teman. Kumpul sama teman-teman lama,” sahutku berbohong lagi.

“Ooo… jadi reunian ya?”

“Ya begitulah kira-kira. Sudah siap untuk dilukis lagi?”

“Dari tadi juga udah siap. Tapi kamu udah sarapan pagi belum?”

“Udah. Tadi makan bubur ayam di jalan. Ayo kita mulai kerja. Aku sudah beli kuas-kuas baru nih.”

“Iya.”

Seperti biasa Ratih langsung menelanjangi dirinya, tapi kimononya dibawa ke studio. Takut tiba-tiba ada tamu atau orang luar yang mendadak naik ke lantai dua ini.

Lalu aku mulai melukis, sementara Ratih telanjang berbaring di sofa antik, laksana Cleopatra di masa kejayaannya.

Berjam-jam aku melukis.

Besok dan lusanya pun seperti ini. Demikian tekunnya aku melukis, sampai lupa pada masalah seks.

Bahkan selama tiga minggu aku bertekun diri di studioku.

Dan selama tiga minggu itu aku bisa menyelesaikan 7 lukisan wanita telanjang baru, dengan Ratih sebagai modelnya. Mungkin ini terlalu cepat untuk ukuran lukisan akademis atau lukisan-lukisan yang dianggap bermutu. Tapi persetan dengan semua istilah yang muluk-, muluk itu. Yang jelas lukisan-lukisanku bertarif jauh lebih mahal daripada hasil karya para pelukis terkenal di negaraku.

Pada minggu keempat, Gustav datang. Kali ini dia membawa temannya, cowok bule juga. Teman Gustav itu memperkenalkan dirinya sebagai Edmond.

Menurut Gustav, Edmond itu berasal dari negara yang berbeda. Tapi salah satu kegiatan Edmond ada yang sama dengan Gustav, yakni membeli lukisan-lukisan wanita telanjang dari Asia Tenggara, untuk dijual lagi di negaranya.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu