2 November 2020
Penulis —  Kusumawardhani

Bunda dan Wanita-Wanitaku- true story

Dalam kamar yang terletak di belakang gallery itu, Tante Kayla meletakkan kedua tangannya di sepasang bahuku, “Bagaimana? Enak kan kamarnya?”

Aku semakin tergoda menyaksikan senyum dan sorot mata wanita muda berdarah campuran dengan Belanda itu.

“Kalau ada tamu yang mau lihat-lihat lukisan nanti gimana?” tanyaku.

“Setelah Miss Magda pulang, tutup aja gallerynya. Gampang kan?”

“Mmm… baiklah… mudah-mudahan aja perundinganku dengan cewek Jerman itu sukses,” kataku yang disambut dengan ciuman mesra Tante Kayla di bibirku.

“Tapi supaya nggak kesal menunggu kedatangan Miss Magda, kita bisa pemanasan dulu sekarang kan?” ucap Tante Kayla setelah melepaskan ciuman mesranya.

“Gallerynya gimana?”

“Tutup aja dulu. Tunggu sebentar ya, “Tante Kayla bergegas keluar dari kamar, menuju ke ruangan gallerynya.

Tak lama kemudian dia muncul lagi di kamar yang tertata dengan apik dan modern ini. Menutupkan pintu sekaligus menguncikannya. Dan menghampiriku yang sudah duduk di sofa.

“Aman sekarang, “katanya sambil merapatkan duduknya ke sisi kiriku.

“Jadi sekarang kita hanya mau bikin pemanasan, lantas eksekusinya nanti malam?” tanyaku sambil melingkarkan lengan kiriku di lehernya.

“Iya,” sahut Tante Kayla sambil merapatkan pipinya ke pipiku, “Tapi kalau mau eksekusi sekarang juga bisa. Kan waktunya masih lama. Tiga jam lagi. Terserah Odi deh.”

Aku tersenyum. Pikirku, kalau bisa cepat, kenapa harus diperlambat?

Dan Tante Kayla tampaknya tak sabaran lagi. Ia menarik ritsleting celana jeansku. Lalu menurunkan celana jeans dan celana dalamku, sehingga ketahuan… bahwa kontolku sudah ngaceng berat…!

“Sudah siap tempur… hihihiii… “Tante Kayla memegang kontolku, lalu menjilatinya dari bagian moncongnya sampai ke pangkalnya. Bahkan kantung pelirku pun dijilati dengan binalnya.

Memang semua ini merupakan kejutan buatku. Karena Tante Kayla wanita yang kuhormati. Dan tak pernah terpikirkan untuk macam-macam padanya. Tapi sekarang sudah berbalik 180 derajat. Haruskah surprise ini kutepiskan?

Tentu saja tidak. Wanita Indo secantik dan semulus ini, masa harus kuhindari? Lagian aku akan selalu membutuhkannya. Karena aku bisa mengenal Gustav pun lewat dia. Dan tiga jam lagi, seorang putri konglomerat dari Frankfurt akan dikenalkan padaku, juga lewat Tante Kayla ini. Maka tiada salahnya kalau aku “sambil menyelam minum air”.

Dan tampaknya Tante Kayla benar-benar membutuhkanku sebagai penyaluran nafsunya yang sedang menghangat. Sementara aku pun jadi berubah pendirian. Pertemuanku dengan gadis dari Frankfurt itu nanti, mau sukses atau pun tidak, aku tak peduli lagi. Yang penting aku harus mendapatkan Tante Kayla sekarang juga…

Namun kubiarkan dulu wanita muda itu beraksi. Menyelomoti kontolku dengan trampilnya, sebagaimana trampilnya wanita bule mengoral pasangan seksualnya.

Pada saat itu Tante Kayla mengenakan blazer dan spanrok yang terbuat dari bahan yang sama dan serba putih. Blouse di balik blazer itu pun putih juga.

“Kayaknya lebih enak di sana, biar lebih leluasa,” kataku sambil menunjuk ke arah tempat tidur yang bertilamkan kain seprai putih bersih.

Tante Kayla melepaskan kulumannya, lalu mengangguk. dan menuntunku ke arah bed yang terbuat dari rotan besar (sebesar pergelangan tanganku). Di atas bed itulah ia menanggalkan blazer dan blouse serba putihnya. Bahkan spanroknya pun dilepaskan. Lalu dalam keadaan tinggal berbeha dan bercelana dalam saja ia melepaskan kancing-kancing kemeja sporthemdku.

Aku tak mau tidak pasif lagi. Karena nafsu birahiku pun sudah semakin menggoda.

Maka aku pun menggumjulinya. Menciumi bibirnya. Mengemut pentil toketnya yang menegang. dan bahkan sesaat kemudian mulutku sudah berhadapan dengan sebentuk kemaluan tembem yang bersih dari jembut. Tak kuasa lagi aku menahan diri, ingin menjilati memek yang terlalu menggiurkan ini.

Dan dengan lahap aku mulai menjilati bagian yang terindah dari tubuh wanita ini.

Awalnya tiada reaksi apa-apa. Tante Kayla hanya terdiam sambil mengusap-usap rambutku yang tengah berada di bawah perutnya.

Namun ketika mulutku fokus untuk menggasak clitorisnya, sepasang kaki Tante Kayla terasa mulai mengejang-ngejang.

Itu pun tidak lama. Karena Tante Kayla lalu mendorong kepalaku, lalu mengarahkan diriku sedemikian rupa, sehingga akhirnya aku terlentang, sementara Tante Kayla seolah tengah menduduki kontolku. Padahal sebenarnya ia tengah mengarahkan puncak kontolku ke mulut kemaluannya. Kemudian ia menurunkan memeknya, sehingga kontolku masuk ke dalam liang kewanitaannya.

“Sorry ya… aku paling nggak tahan dioral. Mendingan kita lanjut ke eksekusi aja ya,” ucapnya sambil mengelus-elus perutku.

“Iya…” sahutku singkat.

Lalu sebenarnya siapa yang tengah dieksekusi? Tante Kayla atau aku?

Hahahaa… kalau bersilat lidah aku bisa mengatakan bahwa Tante Kayla yang tengah mengeksekusiku. Karena memeknya mulai naik turun dengan lincahnya, sementara aku cuma terdiam sambil merasakan enaknya liang memek Tante Kayla yang sedang menggesek-gesek kontolku ini.

Begitu lincahnya Tante Kayla mengayun memeknya, naik turun dan naik turun, sambil membesot-besot batang kontolku. Namun yang membuatku senang adalah, Tante Kayla tidak melontarkan suara heboh. Aku hanya mendengar elahan nafasnya yang tersendat-sendat. Itu saja.

Aku pernah membaca artikel tentang perempuan yang suka meraung-raung waktu sedang disetubuhi. Ada pula yang pura-pura orgasme. Padahal itu hanya taktik agar pasangan seksualnya cepat ngecrot alias ejakulasi. Mungkin para pelacur juga suka begitu. Agar pemakai memeknya cepat ngecrot, lalu bisa meladeni pelanggan berikutnya.

Tante Kayla ini normal-normal saja. Tidak heboh melontarkan rintihan-rintihan histeris dibarengi dengan lontaran kata-kata kotor.

Padahal ayunan memeknya sudah semakin kencang. Matanya pun sudah terpejam-pejam. Tapi tetap saja “silent” suasananya.

Sehingga aku justru yang berkata terengah, “Kalau nanti aku ketagihan dan Oom Kusno sudah datang… bagaimana?”

Tante Kayla masih menyempatkan diri menjawab, “Gampang… ketemuan aja di suatu tempat nanti… aku… aku juga bakal ketagihan nih… kontolmu mantap banget… baik ukuran maupun ereksinya… perfect… benar-benar perfect…”

“Tante juga… sudah punya anak tapi masih fresh gini segalanya.”

“Masa?! Sukurlah kalau terasa masih fresh sih…” ucapan Tante Kayla terputus. Karena tiba-tiba dia menahan nafas sambil memejamkan matanya.

Lalu istri oom Kusno itu menghempas ke atas dadaku. Kubiarkan dia terkapar di atas perutku. Lalu aku berusaha membawanya berganti posisi, tanpa melepaskan kontolku dari liang memeknya yang sudah basah sekali.

Berhasil. Kini giliran aku yang berada di atas, sementara Tante Kayla terlentang dengan wajah masih tampak lesu.

Sekarang aku yang mulai aktif. Mengentot liang memek Tante Kayla yang tadinya kusangka bakal longgar, tapi ternyata lumayan sempit, meski pun dia sudah beranak satu.

Tante Kayla pun tampak segar kembali. Entotanku disambut dengan merengkuh leherku ke dalam pelukan hangatnya, disusul dengan ciumannya yang bertubi-tubi di bibirku. Setelah ciumannya terlepas, mulutku pun tak mau berdiam pasif. Kujilati lehernya yang sudah keringatan, kucelucupi pentil toketnya yang masih tegang dan bahkan ketiaknya yang harum parfum impor.

Sementara tanganku tiada hentinya meremas di sana sini. Terkadang meremas toketnya yang belum kendor, terkadang mengepit sepasang pipi hangatnya, lalu kuciumi bibir sensualnya.

Tante Kayla tidak menggoyang pinggulnya. Dia hanya menggerak-gerakkannya sedikit, untuk menanggapi entotan kontolku yang makin lama makin massive. Tanpa rengekan dan rintihan sedikit pun. Hanya terdengar bunyi nafasnya saja yang tersendat-sendat.

Cukup lama aku beraksi di atas perut wanita Indo yang istri Oom Kusno ini.

Aku belum tahu bagaimana caranya Oom Kusno bisa mendapatkan wanita muda yang bertubuh putih mulus dan sangat lincah waktu kusetubuhi ini. Padahal setahuku usia Oom Kusno tidak muda lagi. Sudah di atas 50 tahunan. Aku hanya pernah mendengar bahwa pertemuan pertama Oom Kusno dengan Tante Kayla ini terjadi di Amsterdam.

Jadi… mungkin aku ini dianggap brondong oleh Tante Kayla, karena usiaku 8 tahun lebih muda darinya.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu