2 November 2020
Penulis —  Kusumawardhani

Bunda dan Wanita-Wanitaku- true story

Oma kok seperti mau bepergian jauh?” tanyaku sambil memperhatikan gaun deep blue dengan hiasan mute di sekeliling lehernya.

“Iya. Oma pengen ngerasain istirahat di hotel yang agak di luar kota. Mau kan ngajak oma ke hotel malam ini? Soal pembayarannya sih jangan kuatir, biar oma sendiri yang bayarin. “

Aku ketawa kecil mendengar ucapan Oma yang terakhir itu. Lalu kusetujui untuk membawa Oma ke hotel yang agak di luar kota, seperti yang Oma inginkan.

Beberapa saat kemudian aku sudah berada di belakang setir mobilku, menuju hotel yang di luar kota seperti Oma inginkan.

“Kenapa Oma tiba-tiba ingin tidur di hotel?” tanyaku sambil mengamati jalan yang akan dilewati.

“Ingin tenang aja. Tanpa rasa takut diketahui orang lain,” sahutnya.

“Sampai segitunya benar Oma ya?”

“Terus terang, kamu sudah menjadi sesuatu yang sangat berharga bagi oma. Karena itu oma ingin menikmatinya di dalam suasana yang tenang sekali. Barangkali hanya di hotel kita bisa melakukannya dengan tenang. “

“Oma… kalau Oma kujadikan wanita model lukisan, mau nggak?”

“Memangnya oma memenuhi syarat untuk dijadikan wanita model?”

“Sangat memenuhi syarat. Karena bentuk tubuh Oma bagus, wajah Oma juga cantik. “

“Ya kalau memenuhi syarat, oma sih mau aja. “

“Tapi lukisannya bukan lukisan biasa, Oma. Pada waktu Oma sedang kujadikan model, tak boleh ada seutas benang pun melekat di tubuh Oma. “

“Harus telanjang bulat?”

“Iya. Oma bersedia kulukis dalam keadaan telanjang?”

“Mau. Asalkan dilukisnya di dalam ruang tertutup dan terkunci. Tidak ada orang luar yang diperbolehkan masuk. “

“Di rumah Oma ada ruangan yang masuk cahaya matahari tapi tidak bisa dilihat dari luar?”

“Ada, tapi terpisah dari rumah. “

“Di sebelah mana?”

“Di tengah kebun ada pondok yang biasa dipakai tempat makan oleh kakekmu almarhum. “

“Cahaya mataharinya bisa masuk banyak? Maksudku supaya terang pada waktu melukisnya, tapi tidak bisa dilihat dari luar. “

“Iya. Kebetulan jendelanya berada di atas sekali. Soalnya pondok itu suka dipakai kakekmu untuk beristirahat, makan dan sebagainya. “

“Ya udah. Nanti Oma akan kulukis di sana. Suruh soi Bibi bersihkan aja dulu. “

“Iya sayang,” ucap Oma Rosa setengah berbisik, disusul dengan kecupan hangatnya di pipi kiriku.

Akhirnya kami tiba di hotel yang letaknya sekitar 20 kilometeran jaraknya dari kotaku.

Dengan mudahnya aku bisa mendapatkan kamar, karena malam itu bukan malam sibuk (weekend).

Setelah berada di kamar tertutup, aku mulai memperhatikan bentuk fisik Oma. Benar-benar cocok untuk kujadikan wanita modelku. Karena penampilan Oma, meski sudah berusia 36 tahun, namun tampak seperti belum 30 tahun. Memang segalanya tampak fresh. “Rasa”nya pun menimbulkan erotis di dalam hatiku.

“Oma mau pipis dulu ya. Sejak tadi ditahan-tahan,” kata Oma sambil bergegas masuk ke dalam kamar mandi.

Ketika Oma sedang berada di dalam kamar mandi itulah, aku menerima dua WA. Yang pertama, dari Maya. Bunyinya singkat saja,

- I Love You, Mas… -

Spontan kubalas WA itu,- I love you too… Kapan-kapan kita main ke luar kota ya. -

- Iya… kapan pun Mas Odi mau ngajak ke luar kota, aku siap Mas -

Aku tersenyum sendiri. :Lalu kubuka WA satunya lagi. Ternyata daroi Ratih…!

-Sayang… aku sjudah pulang ke studio. Aku tidak mau dianggap wanita panggilan. Sekarang ini aku sudah terlalu mencintaimu. Karena itu aku tak mau disentuh oleh lelaki lain kecuali dirimu. Kembalikan lagi aja ceknya pada Edmond-

Aku terkejut membaca isi WA dari Ratih itu. Lalu kubalas*-Lalu Bunda bagaimana?-*

-Dia kan sedang asyik memadu cinta dengan Gustav. Diajak pulang juga gak mau-

_

-Ya udah. Kamu tidur aja di studio ya. Aku sedang di rumah teman lama. Besok pagi juga pulang-

-Iya… sekali lagi, di dunia ini hanya kamu yang kucintai, Odi. Aku tidak tertarik dengan dollar Edmond. Hanya kamu yang membuatku luluh-

_

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu