1 November 2020
Penulis —  qsanta

Mamanya Eri

“Lu belum balikin juga?”

“Iya. Gw belum ada waktu.”

“Terserah lah. Maen yuk.”

“Gak ah.”

“Hah, kenapa?”

“Ntar malah dijauhi cewek. Apalagi sama gebetan gw, bisa berabe.”

“Apa? Siapa? Kasih tahu dong?”

“Gw bilang, asal lu jangan banyak omong.”

Kami lantas pergi. Andai aku bisa menjauhkan Bilal beberapa hari dari warnet, tentu aku akan dapat menikmati lagi hadiah yang disuguhkan emaknya. Sengaja aku tak bilang, takut Yani gak muncul dan mengacaukan segala. Untuk persiapan ini, aku telah memberinya beberapa rupiah, sebagai kompensasi agar dia mau ikut rencanaku.

Bilal terkejut melihat yang menunggu kami adalah Yani. Bisa dibilang, Yani terkenal sebagai anak yang agak seksi dan binal.

“Gila, lu dapet wangsit dari mana bisa ngajak si Yani ke sini?”

“Inget, lu jangan banyak bacot.”

Indi, teman Yani, terlihat tak bersemangat melihat kami. Mungkin Indi hanya datang karena Yani.

“Masuk yu.”

“Oh, ngajak Indi Yan?”

“Iya, biar ada temen.”

Aku berlagak terkejut, meski sebenarnya mengajak Indi pun merupakan perjanjianku dengan Yani. Kami beli tiket, Bilal yang membayar. Indi ternyata tak ingin ditraktir, namun disuruh dibiarkan oleh Yani. Bilal ingin kita menonton untuk membuktikan kata - kataku. Makanya dia mau repot - repot bayarin tiket.

Di dalam, saat film berlangsung, aku mulai dengan bergerilya. Tanganku bermain di tubuh Yani. Kusadari Bilal melihatku. Bilal mengikuti langkahku pada Indi. Namun tak semulus langkahku. Kulakukan aksiku hingga menjelang akhir film, kucium Yani. Setelah itu, kulihat Bilal yang melongo padaku dengan tatapan terkejut.

***

“Gila… bener - bener gila… Gimana lu bisa gitu sih?”

“Inget. Jangan banyak bacot.”

“Gw gak akan pernah buka mulut, kecuali di depan dokter gigi. Tapi, gimana bisa lu cium si Yani. Edan. Gw mah boro - boro. Gw pegang aja si Indi ogah - ogahan.”

“Tapi, udah lumayan dia ogah - ogahan juga. Tandanya dia gak nolak. Kalau dia gak mau, tanganlu udah ditamparnya.”

“Bener bro…”

“Kalau bisa, lu jangan cari masalah dulu sama emaklu.”

“Kenapa?”

“Minggu depan gw pingin sama si Yani lagi. Trus lu sama si Indi. Kalau lu malah dapet masalah sama emaklu, rencana gw malah berabe.”

“Oke, demi ini, gw bakalan jadi anak baik - baik coy.”

“Lu juga jangan main gim lagi. Ntar kalau ketahuan si Yuni sama Indi, bisa - bisa kita gak dilirik lagi. Disamain sama bocah sd.”

“Oke… oke…”

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu