1 November 2020
Penulis —  qsanta

Pagar Sekolah Dasar - Ibu dan Anak

Pagar Sekolah Dasar

Jaka berdiri sendirian menunggu jemputan. Sesekali jaka melihat ke dalam pagar sekolah dasar yang sudah mulai sepi. Tiba - tiba kepalanya menoleh saat mendengar klakson. Jaka tersenyum melihat ada mobil yang datang.

Seorang wanita keluar dan mendekati Jaka. Wanita itu lantas mengambil tas Jaka. Jaka lantas duduk di depan di sebelah wanita itu, sementara tas Jaka dilempar di jok tengah.

Seperti biasa, rok pendek yang dikenakan wanita itu selalu naik saat duduk di belakang kemudi. “Udah lama kamu nunggu?”

“Enggak mah.”

“Mendung sudah kelabu, mama gak ingin kamu pilek, meski udara ini rasanya bersuasanseger.”

Wanita itu mulai melajukan mobil di jalan. Jaka tak bisa melepaskan pandangan dari paha wanita itu. Sesekali, wanita itu melirik Jaka yang sedang menatap pahanya. Namun wanita itu tak marah. Karena hampir setiap hari Jaka selalu begitu.

“Celanamu kenapa tuh? Kayak ada yang keras,” kata wanita itu sambil melirik selangkangan Jaka.

“Iya mah.”

“Kenapa bisa gitu?”

“Abisnya kaki mama seksi sih.”

“Makasih sayang. Mama seneng kamu seneng liat mama.”

“Iya mah.”

“Kamu mau menyentuhnya?”

“Tentu saja. Boleh nih?” mata Jaka berbinar.

“Boleh dong.”

Jaka lantas memegang lutut kanan mama. Jaka remas lalu tangan Jala naik mengelus paha mama. Bolak - balik Jaka mengelus, tiap balikan mejadi makin mendekati selangkangan mama. Agak lama, mama melebarkan paha. Jaka menilai ini berarti mama tak keberatan. Jaka lantas makin naik hingga mengelus selangkangan mama.

“Yang ini hangat ya ma?”

“Iya sayang.”

“Trus, agak lembab. Kayak basah.”

“Itu karena kamu bikin mama terangsang.”

“Terangsang kenapa mah?” kata Jaka sambil menatap wajah mama.

“Mama suka kalau kamu elus sambil menatap mama. Bikin mama terangsang, em, bikin mama senang. Mama ingin kamu terus menyentuhnya.”

“Boleh nih mah?”

“Tentu saja sayang. Kamu kan putra mama. Kamu boleh menyentuh mama kapan saja.”

Mama makin melebarkan kaki hingga Jaka bisa melihat cd putihnya. Jemari Jaka mulai mengelus cd mama. Bahkan agak mendorongnya hingga cd itu agak masuk.

Akhirnya mobil sudah sampai di rumah.

“Jangan mengelus celana kamu nak,” kata mama sambil melihat Jaka yang sedang mengelus selangkangannya.

“Tapi Jaka mau mah.”

“Kalau kamu elus, nanti celanamu bisa basah. Kamu gak mau ngompol kan?’

“Iya mah, Jaka gak mau ngompol.”

“Bagus. Kita udah sampai. Yuk turun.”

Setelah wanita itu memarkirkan mobil, keduanya lantas turun dan masuk rumah.

“Mandi dulu sana nak.”

“Ntar aja mah ah.”

“Kamu gak mau mandi?”

“Iya.”

“Ya udah, gimana kalau mama ikut ke kamar mandi lalu mandiin kamu. Mau nak?”

Jaka tersenyum mendengar tawaran mama, “mau mah.”

“Buka dulu bajumu.”

Wanita itu lantas melepas pakaian anaknya. Setelah telanjang, kontol anaknya benar - benar ngaceng. “Sekarang waktunya mandi.”

“Mama gak buka baju dulu?”

“Dasar anak nakal kamu,” mama berpura - pura marah. “Emang kamu maunya gimana?”

“Emm… Maksud Jaka… kan mama mau mandiin Jaka.”

“Tapi kan gak harus buka baju dulu di sini. Udah kamu ke kamar mandi dulu sana.”

Jaka lalu ke kamar mandi diikuti mama. Di kamar mandi, mama melepas pakaian dan menggantungnya. Kini mama sama telanjang seperti Jaka. Putingnya item, meski tidak sehitam mobil audy item. Kemudian mata Jaka memandang perut, lantas turun ke bawah. Selangkangan mama penuh rambut keriting.

Mama lantas mengguyur tubuh Jaka. “Muter nak,” Jaka lantas berdiri membelakangi mama. Mama menyabuni punggung Jaka dan kakinya. Setelah itu mama memeluk Jaka dari belakang. Terasa susu mama menekan punggungnya. Tangan mama kini menyabuni dada, perut dan kontol Jaka.

Tangan mama kini menyabuni testis Jaka, “kamu suka kan mama mandiin kayak gini?”

“Iya mah, Jaka suka.”

Setelah semua badan Jaka penuh sabun, mama kembali mengguyurnya hingga bersih. Setelah tiada sabun, mama kembali mengelus dada Jaka. Kini mama memainkan puting susu Jaka. “Ah…” Puas memainkan itu, tangan mama mengelus turun hingga ke selangkangannya. Tangan mama lantas membelai kontol Jaka.

“Enak gak sayang?”

“Enak mah.”

Elusan tangan mama berubah jadi kocokan, “kalau gini gimana sayang?”

“Makin enak mah.”

Pantat Jaka ikut bergerak maju mundur seirama kocokan tangan mama.

“Mah, Jaka pingin kencing mah.”

Mama tersenyum lantas melepas kocokannya. Mama lalu duduk dan menarik pantat Jaka hingga selangkangannya berhadapan dengan wajah mama. Mama mulai menjilati kontol Jaka, lalu menghisapnya.

“Ah… enak mah…”

Jaka mulai memegang rambut mama sambil mendorong pantat agar kontolnya bisa keluar masuk di mulut mama. Tangan mama pun meremas pantat Jaka. Jemari mama memainkan anus Jaka. Mama mencoba memasukan jari ke anus mama. “Jaka kencing mah…” Saat itulah Jaka mendorong pantatnya maju hingga kontolnya menyemburkan peju di mulut mama.

“Kamu mau mandiin mama gak nak?”

“Iya mah.”

Jaka mulai mengguyur tubuh mama. Setelah itu Jaka menyabuni punggung mama. Lalu perut mama. Setelah itu Jaka menyabuni susu mama. Jemari Jaka memainkan puting mama membuat mama mengerang. Jaka meremas sambil mengelus susu mama, terkadang memilin putingnya.

Jaka menikmati meremas susu mama, tapi mama mendorongnya. Mama lantas berdiri dan berbalik membelakangi Jaka. Jaka kini menyabuni pantat mama. Sesekali diremasnya. Setelah itu Jaka menyabuni kaki mama. Tangan Jaka kembali ke pantat mama. Dari belahan pantatnya, Jaka mulai mengelus lobang pantat mama, terus maju ke depan dan kembali mengelus membuat mama kembali mendesah.

Tangan Jaka lalu melingkar paha hingga mengelus memek mama. “Ah… hhhh…” Elusan jemari itu kin mencoba memasuki memek mama. Dengan sabar, satu jemari mulai masuk dan Jaka menggerak - gerakannya. Pantat mama jadi ikut bergerak tak karuan.

Jaka lalu menghentikan aksinya. Jaka membersihan sabun dengan mengguyur tubuh mama. “Nungging dong mah.”

“Emang mau ngapain,” kata mama sambil nungging.

Jaka lalu meremas pantat mama dan melebarkannya. Kini lidah Jaka mulai menjilati pantat mama dan berusaha menjilati memek mama dari belakang. Pantat mama jadi tak bisa diam seiring erangannya yang makin tak jelas. Mama mulai merasakan akan keluar saat Jaka menjulurkan lidahnya makin dalam. Saat benar - benar akan keluar, Jaka tiba - tiba melepas lidahnya.

“Duduk dulu mah.”

Mama lalu duduk, Jaka melebarkan paha mama dan melihat memeknya. Jaka kini mulai mendekati memek mama lalu mencium memeknya. Ciuman Jaka berubah jadi jilatan yang menyapu memek mama. Lidah Jaka lalu menusuk memek mama dan memaju-mundurkannya. Kini tangan mama meraih dan meremas rambut Jaka. Saat gerakan pantat mama mulai tak terkendali, Jaka berusaha memainkan anus mama dengan jarinya.

“Ahhh…” itulah saat mama keluar, berteriak.”

Setelah beberapa saat, mama menarik kepala Jaka lalu menciumnya. Jaka ikut mencium mama. Lidahnya saling bersalaman dengan lidah mama. Puas berciuman, mama menghanduki Jaka hingga kering. Setelah itu mama menghanduki dirinya sendiri.

Mama lalu memengang tangan Jaka dan menariknya hingga ke kamarnya. Mama lantas berbaring di kasur dan melebarkan pahanya. Mama melihat kontol Jaka kembali ngaceng. “Sini nak, setubuhi mama!”

Tanpa ragu, Jaka langsung berlutut diantar paha mama. Jaka menggesekan kontol ke memek mama, lalu menusuknya. Jaka mulai memompa memek mama, membuat mama kembali mengerang. Pinggul mama ikut bergerak menyambut setiap tusukan kontol anaknya.

Wajah Jaka kembali bercucuran peluh sambil terus memompa. Akhirnya Jaka sudah tak tahan lagi. “Ahhh…” Dengan itu Jaka menyemburkan peju di memek mama.

Menerima semburan peju anaknya membuat mama ikut keluar. Mama kejang, setelah beberapa saat, tubuh Jaka ambruk menimpa mama.

***

“Aku harus pulang sekarang,” berkata wanita itu.

Jaka berguling hingga terlentang di sebelah wanita itu, “kenapa?”

“Suamiku bentar lagi pulang. Aku belum masak.”

“Oh iya. Aku ngerti kok Rin” kata Jaka. Suara Jaka tak lagi kecil, seperti saat dia bermain peran barusan. “Kamu mau jemput aku lagi esok gak, habis aku kerja.”

“Tentu saja ayah.” kata wanita itu sambil tersenyum.

Sekian dan Terima Kasih

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu