1 November 2020
Penulis —  qsanta

Mamanya Eri

Esoknya, aku berencana mengambil boneka dari Bilal, lantas pergi. Aku tak ingin bertatap muka dengan emaknya. Untungnya emaknya lagi di belakang. Aku pun masuk ke kamar Bilal

Ayo.

Gw gak ikut. Kan katanya lu yang mau balikin.

Ya udah, sini bonekanya.

Ntar dulu, gw mau coba sekali lagi.

Ilmu tuntut bunia siar. Kursi dutut tumila liar. Rasain nih pelacur.

Bilal lantas menghantamkan boneka tersebut ke lantai. Lantas kami melihat ke jendela, ke halaman belakang rumah Bilal, dimana terdapat emaknya Bilal lagi berkebun.

Gimana?

Sial. Gak terjadi apa-apa.

Iya dong. Lagian lu mau aja ditipu sama dukun abal-abal.

Gw lebay. Lemes bray.

Lemes kenapa lu?

Duit gw ilang sia-sia. Si Eri bilang boneka ini beneran. Katanya emaknya jadi beneran baik sama dia.

Lu percaya sama si Eri. Lu juga salah tuh.

Abisnya dia ngomongnya meyakinkan sih. Gw bakalan hajar tuh si Eri.

Jangan cari masalah. Lu tau apa yang terjadi terakhir sama dia.

Kuambil saja bonekanya.

Coba sama lu!

Ngapain, kan udah lu bilang gak berhasil.

Coba aja.

Iya.

Aku mulai membaca kata-kata yang tertulis di belakang boneka. Lantas aku pura-pura terbatuk.

Kenapa lu?

Batuk, gatel tenggorokan gw.

Kumulai lagi. Tapi kali ini kubaca persis seperti apa yang Bilal baca. Setelah itu, kubanting boneka ke meja. Tak terjadi apa-apa.

Bener-bener gak ngaruh. Anjing.

Ya udah, gw ambil aja.

Iya, ambilin duit gw.

Lu tenang aja.

Aku cepat-cepat keluar dari rumah Bilal sebelum emaknya melihatku. Namun, bukannya ke rumah dukun abal-abal tersebut, aku malah pulang ke rumah.

Kusadari tadi saat Bilal membaca mantra, kata-kata yang terucap salah.

Hei mah.

Mama sedang duduk bersila di matras yoga di depan tv. Sudah kukatakan, mama sering melakukan hal-hal yang kuanggap tak penting, baik sendirian maupun bersama teman-temannya.

Sshhh.

Aku ke kamar dan kututup pintu dengan agak keras.

Jupriā€¦

Kutaruh boneka emaknya Bilal di kasur dan kupegang boneka berwajah mamaku. Kubaca mantranya.

Ilmu tuntut dunia siar. Kursi butut tumila liar.

Entah kenapa dengan Bilal. Dia selalu susah membedakan huruf b dengan d. Kadang huruf b dibacanya d. Kadang huruf d dibacanya b. Saat masih kelas satu, guru selalu menyuruhku membantu Bilal. Sejak itulah kami berteman.

Maka dari itu aku ingin mencoba meyakinkan diriku sendiri. Aku turun pelan-pelan ku ruang tv, ke belakang mama. Kuposisikan boneka seperti mama, sedang duduk bersila. Kubaca mantra lagi, namun tak terjadi apa-apa.

Lantas kusadari, setelah baca mantra, aku tak ngapa-ngapain. Kucoba mengelus sisi kanan boneka. Ternyata mama menggerakan badannya ke arah kiri hingga terjatuh. Aku merinding. Bulu kudukku ikut merinding.

Mama kembali bersila. Kutarik rambut boneka ke belakang, dengan perlahan. Kepala mama ikut tertarik ke belakang.

Aku kembali ke kamarku. Gila. Apa yang terjadi. Apa boneka kayak di film vampire itu beneran ada? Bilal pasti merasa berhutang padaku kalau kujelaskan bonekaku berfungsi.

Tapi sebaiknya tak kujelaskan. Bisa-bisa Bilal mencederai emaknya. Kuambil boneka emaknya Bilal. Ternyata dingin. Tak sedingin es, tapi lebih dingin dari bonekanya mama. Aku lantas menyadari, awalnya boneka mama pun dingin. Kok sekarang jadi menghangat?

Kupegang kedua boneka. Yang Bilal dingin, punyaku hangat. Kuperhatikan lebih jauh, bonekaku kini tampak lebih nyata. Seolah terbungkus oleh kulit asli, tidak oleh plastik seperti yang terlihat pada boneka Bilal.

Kutaruh kedua boneka ke kasur. Aku takut. Semua ini menakutkan. Perubahan yang terjadi pada boneka mamaku baru kusadari sekarang. Aku tak ingin boneka mamaku jadi mainan orang lain. Sebaiknya boneka Bilal aja yang kuberikan.

Apa yang harus kulakukan pada boneka mama?

Aku tak bisa menghancurkannya. Bagaimana kalau mama ikut hancur?

Aku tak bisa membakarnya. Bagaimana kalau mama ikut terbakar?

Akhirnya kuputuskan untuk meletakan boneka mama di almari dan memasukan boneka Bilal ke keresek. Biar esok kukembalikan ke dukun tua itu. Kudengar suara mama memanggilku menyuruh makan malam.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu