1 November 2020
Penulis —  qsanta

Mamanya Eri

Saat masuk ke rumah aku tak mendapati mama. Biarlah, aku langsung ke kamarku. Sialan. Emaknya Bilal bener - bener waw. Awalnya kukira aku akan dientotnya, abisnya bibirku dicium dan tanganku ditaruhnya di susunya.

Entah karena dorongan apa, kuraih bonekanya Bilal. Kini kurasakan, boneka itu hangat. Tak sedingin kemarin. Kulitnya juga terlihat seperti asli, seperti bonekaku. Suasana ikut menghangat. Kubuka jendela. Dari jendela kulihat mama sedang meditasi di atas karpet yoganya di halaman belakang.

Aku langsung mengambil kuas kecil, yang biasa dipakai ayah untuk melukis. Aku kembali ke dekat jendela kamarku. Kulepas pakaian yang menempel pada boneka, hingga boneka tersebut hanya memakai cd dan bh saja. Tangan kiriku memegang boneka mama, sedang tangan kananku memegang kuas. Kusapu punggung mama, namun tak ada yang terjadi.

Oh iya, aku lupa mantranya. Kubaca “ilmu tuntut dunia siar, kursi butut tumila liar.”

Kusapukan kembali kuas ke punggung boneka. Mama menggerakkan punggungnya. Ajaib. Aku tertawa senang, lantas kututup mulutku. Menyadari tertawaku mungkin bisa didengarnya. Seru nih, kubaringkan boneka di daun jendela, lantas pergi mencari kuas yang lebih kecil lagi.

Saat aku melihat ke halaman belakang, mama kini sudah telungkup di atas matrasnya. Kusapu pantat mama dengan kuas kecil tersebut. Mama kini menggoyangkan pantatnya. Kujilat kuas, agar tidak lembek, lantas kumasukan ke dalam cd boneka tersebut.

Kulihat tangan mama bergerak. Aku rasa akan bangkit. Namun ternyata tangan mama malah masuk ke dalam cd. Aku diam takjub. Pergerakan pantat mama sungguh tak terbantahkan lagi. Apalagi dengan tangannya yang ada di dalam cd.

Kini kucoba sapukan kuas ke area dimana memek boneka tersebut. Kuelus - elus dan kutekan perlahan. Pantat mama bergoyang. Apakah ini hanya imajinasiku? Tapi saat mama pantat mama terangkat dan bergoyang kanan - kiri, aku tahu ini bukan sekedar imajinasiku.

Kutarik kuas, lantas kutekan lagi ke memek boneka. Kulakukan itu beberapa kali. Pantat mama jadi bergerak naik turun.

Kulemparkan kuas, karena aku merasa tak lagi butuh. Kukeluarkan kontol dan kukocok. Sambil kukocok, kucoba tekan kontolku ke anus boneka.

Kulihat pergerakan mama makin cepat. Akhirnya aku keluar. Pejuku membasahi boneka. Kulihat ke bawah, pantat mama tak lagi bergerak cepat, namun mengejang hingga beberapa kali.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu