1 November 2020
Penulis —  Neena

Paha Mulus Itu pun Merenggang

Tiga hari tiga malam Vina kusekap di dalam rumah yang tadinya mau dihadiahkan kepada Hanum itu. Selama itu pula aku seolah ingin menguras kejantananku di dalam liang kemaluan Vina.

Kebetulan fisik Vina cukup tangguh. Maklum dia seorang karateka. Dia selalu siap untuk sama - sama menikmati hubungan seks siang mau pun malam… tanpa mengenal lelah.

Pada hari keempat, kubawa Vina ke hotelku.

Di ruang kerjaku, kupanggil manager F & B, Bu Puji Hastuti lewat interphone, agar menghadap padaku di ruang kerjaku.

Tak lama kemudian wanita setengah baya yang hitam manis itu pun datang dengan sikap hormat, “Selamat pagi Boss,” ucapnya.

“Pagi,” sahutku, “Silakan duduk Bu Puji.”

“Bu Puji pun duduk di kursi depan meja kerjaku.

“Begini Bu,” kataku, “Selama ini Bu Puji belum punya asisten manager kan?”

“Betul Boss.”

“Nah… kebetulan aku mau nitip saudara sepupuku untuk menjadi asisten Ibu. Tapi dia masih mentah. Usianya baru delapanbelas tahun, sekolahnya pun cuma tamatan SMA. Jadi aku minta agar Bu Puji sesabar mungkin untuk menggemblengnya, sampai dia benar - benar menguasai seluk beluk food and beverage.”

“Siap Boss.”

Lalu kupanggil Vina yang sedang duduk di ruang keluarga.

Di ruang kerja kuperkenalkan Vina kepada Bu Puji.

“Ini Bu orangnya,” kataku kepada Bu Puji yang lalu menjabat tangan Vina dengan ramahnya.

Lalu kutepuk bahu Vina sambil berkata, “Vina… ini atasan langsungmu nanti. Namanya Ibu Puji Hastuti.”

“Iya Bang, “Vina mengangguk sambil tersenyum.

Setelah Vina berkenalan dengan calon atasannya, aku pun memanggil Vina ke ruang keluarga, sementara Bu Puji masih berada di ruang kerjaku.

“Sekarang kamu pulang aja dulu, ya Vin. Mulai besok kamu bisa mulai bekerja di hotel ini, sebagai asisten manager food and beverage. Kamu harus nurut sama Bu Puji itu nanti ya,” kataku sambil memberikan beberapa lembarf uang kepada saudara sepupuku itu.

“Ini uang untuk apa Bang?”

“Untuk taksi. Selebihnya buat kamu aja.”

“Kalau gitu aku pulang ke rumah itu lagi kan?”

“Iya. Kuncinya kan ada sama kamu. Masih ingat alamatnya?”

“Masih Bang. Terus nanti Abang mau nginap di sana lagi?”

“Nanti malam sih aku gak bisa nginap di sana. Nanti aku pilih - pilih waktunya deh.”

“Iya Bang. Aku pergi dulu ya.”

“Iya. Jangan lupa… rumah itu harus selalu dalam keadaan rapi ya Vin. Kalau mau masak nasi atau makanan lain, kan dapurnya lengkap. Bahan - bahannya pun tersedia di dalam kulkas.”

“Siap Bang.”

Sesaat kemudian Vina pun berlalu.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu