2 November 2020
Penulis —  Neena

Birahi Liar - Di Dalam Keluarga Kami

Bab 03

Sengaja aku mengenakan pakaian lengkap dengan sepatu karet. Agar waktu kembali ke kamarku nanti, tiada yang mencurigaiku.

Setelah di luar terasa aman, tiada seorang teman pun kelihatan, aku berjalan sambil berusaha tidak menimbulkan bunyi langkah.

Aku masuk ke dalam rumah ibu kos lewat pintu samping, tanpa mencopot sepatuku. Karena kalau sepatuku ditinggalkan di luar, takut kelihatan oleh salah seorang teman kosku.

Mbak Artini menyambutku di ambang pintu kamarnya. Dan berkata perlahan, “Pakai sepatu segala? Kayak mau pergi jauh aja. Hihihiii…”

“Waktu ke kembali ke kamarku kan bisa alesan abis lari pagi Mbak,” sahutku, “Maaf ini sepatuku gak ditinggalin di luar, takut kelihatan temen sepatunya.”

“Iya gak apa - apa,” sahut Mbak Artini sambil meraih pergelangan tanganku ke dalam kamarnya.

Saat itu Mbak Artini mengenakan celana legging dan baju kaus serba hitam. Ditutupi dengan sweater berwarna merah.

Setelah menutup dan menguncikan pintu kamarnya, tiba - tiba Mbak Artini melepaskan celana legging hitamnya. Dan… ternyata tidak ada celana dalam di balik celana legging itu. Sehingga aku bisa langsung melihat kemaluannya yang tembem dan sangat bersih dari jembut itu…!

“Sudah lama kamu menginkan ini kan?” tanyanya sambil mengusap - usap tempik plontosnya, dengan senyum dan tatapan yang sangat menggoda…!

Aku langsung berlutut di depan kaki Mbak Artini, “Duuuh Mbak… mimpi apa aku tadi malam ya… tiba - tiba saja apa yang selama ini kukhayalkan menjadi kenyataan.”

Mbak Artini mengusap - usap rambutku sambil berkata, “Sebenarnya aku juga sudah lama sekali mengkhayalkan semua ini. Tapi aku menunggu waktu yang tepat untuk melakukannya. Dan sekarang adalah waktu yang tepat itu Bon.”

Aku tak mau berbasa - basi lagi. Kuciumi memek tembem yang bentuknya sangat indah itu. Tapi hanya sebentar aku menciumi memek Mbak Artini, karena ia berkata, “Lepasin dulu dong pakaianmu Bon.”

“Siap Mbak,” sahutku sambil berdiri. Lalu kutanggalkan busanaku sehelai demi sehelai. Hanya celana dalam yang kubiarkan masih melekat di tubuhku. Sepatu karet yang sudah kulepaskan, kuletakkan di dekat pintu. Lalu menghampiri Mbak Artini lagi… Mbak Artini yang sudah telanjang bulat…!

Aku terlongong menyaksikan Mbak Artini yang sudah telanjang bulat itu. Tubuhnya tinggi montok, kulitnya putih mulus, wajahnya manis dan menggoda itu.

Aku belum tahu kenapa Mbak Artini bisa menjadi janda. Padahal tubuhnya begitu menggiurkan, dengan bokong dan toket sama - sama gede, dengan wajah manis pula. Lalu kenapa dia bisa bercerai dengan suaminya? Entahlah. Aku tidak perlu menanyakannya. Yang terpenting bagiku sekarang adalah… ingin merasakan nikmatnya menyetubuhi tubuh yang sangat menggiurkan itu…

Tapi tentu saja aku tak boleh bertindak kasar. Aku harus melakukannya dengan step by step.

“Kenapa celana dalamnya gak sekalian dilepasin?” tanya Mbak Artini sambil meraih tanganku agar naik ke atas bednya yang berseprai putih bersih.

Setelah berada di atas bed, kulepaskan celana dalamku.

“Booonaaa…! Kontolmu gede dan panjang banget… !” Mbak Artini terperanjat setelah melihat kontolku yang memang ukurannya di atas rata - rata ini. Lalu digenggamnya kontolku yang sudah agak tegang tapi belum ngaceng total ini.

“Sejak menjanda, baru sekali ini aku menyentuh kontol lelaki lagi. Sekalinya ketemu kontol lagi… begini gagahnya… kalau dalam pewayangan mungkin kontolmu ini layak disebut kontol Werkudoro alias Bimo. Hihihihi… kebayang…”

“Kebayang apanya Mbak?” tanyaku sambil tersenyum.

“Kebayang enaknya kalau udah dientotin di dalam tempikku.”

“Tapi aku pengen jilatin tempik Mbak dulu. Boleh?” tanyaku.

Mbak Artini tersenyum sambil mengangguk. Lalu menelentang sambil mengusap - usap tempiknya. “Tentu aja boleh,” ucapnya, “Memang harus dijilatin dulu, biar mudah dimasukin kontolmu nanti.”

Melihat Mbak Artini sudah menelentang sambil menepuk - nepuk dan mengusap - usap memeknya, aku pun spontan tengkurap di antara sepasang paha putih mulusnya. Sementara wajahku sudah tepat berada di atas memek Mbak Artini yang luar biasa indahnya itu.

Ya… bentuk memek Mbak Artini memang lain. Sangat cantik kelihatannya, karena selain tembem, labia mayoranya pun tersembunyi di balik ketembeman bagian luarnya.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu