3 November 2020
Penulis —  Antingmama

Akibat Merusak Gagang Pintu

POV Ratna

Setelah selesai bersiap-siap kami berenam pun segera menuju Lapangan Simpang Lima Kota Semarang untuk mempersiapkan pembukaan acara. Sampai disana kami mempersiapkan stand Kota Solo serta peralatan yang akan digunakan untuk meracik jamu.

Selesai berbenah, tepat pada jam 3 sore, Festival Jamu se Jawa Tengah pun resmi dibuka oleh Bapak Gubernur. Acara berlangsung begitu meriah. Dalam sambutannya Bapak Gubernur berharap bahwa festival jamu ini bisa mengangkat lagi popularitas jamu terutama di kalangan generasi milennial yang saat ini sudah mulai meninggalkan jamu karena dianggap ketinggalan zaman.

Hari pertama festival jamu ini kami semua memakai baju tradisional Jawa. Aku sendiri memakai baju kebaya warna merah dengan kain batik khas Solo dengan rambut disanggul rapi dibantu oleh dua rekanku Jeung Riana dan Jeung Mariska secara bergantian. Selama acara berlangsung banyak laki-laki yang mencuri-curi pandang ke arahku.

Selama acara entah kenapa aku begitu merindukan Andi. Terakhir sebelum acara dimulai aku mendapat kabar dari Andi bahwa kondisi kesehatannya sudah baikan dan akan berangkat dari Solo sekitar jam 5 sore. “Oh Andi cepetan kesini nak Ibu udah kangen sama kamu”. Kataku dalam hati.

Saat sedang memikirkan Andi, tiba-tiba stand kami kedatangan seorang wanita muda yang kira-kira seumuran dengan Andi. Dia langsung menghampiri Jeung Riana dan memeluknya dengan erat.

“Mama aku datang”. Kata anak itu.

“Eh sayang kamu jadi toh dateng kesini?” Tanya Jeung Riana.

“Iya Ma, soalnya tadi udah gak ada jam kuliah, makanya aku bisa langsung nyamperin Mama kesini hehehehe”. Katanya sambil tertawa kecil.

“Barang-barangmu mana kok gak dibawa?

“Ini ada di tas aku”

“Kok ringan amat tas kamu?”

“Kan cuma nemenin Mama sampe Minggu ya aku bawa baju secukupnya aja lagian kebaya aku kan udah Mama bawa dari Solo”.

“Yaudah kalo gitu kamu salim dulu gih sama dua temen Mama dari Solo ini. Oh ya Jeung kenalin ini anakku Ambar yang aku ceritain tadi. Nah Ambar yang pake kebaya merah itu namanya Tante Ratna, terus yang pake kebaya ijo namanya Tante Mariska”.

“Halo Tante aku Ambar”. Katanya sambil mencium tanganku dan Jeung Mariska.

Jika kuperhatikan memang tidak salah yang dibilang Jeung Riana tadi bahwa Ambar ini memang cukup cantik. Tinggi badannya sama denganku namun badan Ambar jauh lebih ramping, payudaranya juga lumayan besar. Hari itu dia memakai kemeja putih dipadu dengan jeans ketat dan rambut yang dikuncir kuda membuat pesona gadis muda ini cukup menggetarkan hati banyak laki-laki.

Saat sedang sibuk-sibuknya tiba-tiba sekitar jam 8 malam aku mendapat WA dari Andi bahwa dia telah sampai di hotel Dafam Semarang dan belum bisa masuk ke dalam kamar. Aku pun bilang padanya untuk meminta kunci kamar yang sudah kutitipkan pada resepsionis hotel sebelum berangkat tadi. Untuk meyakinkan resepsionis hotel aku pun langsung menelepon Andi dan meminta untuk berbicara dengan pihak hotel.

“Halo Mas ini saya Ratna penghuni kamar No XXX, itu anak saya Andi tolong dikasihkan kuncinya ya soalnya tadi sebelum berangkat kuncinya sudah saya titipkan di meja resepsionis hotel”.

“Baik Bu Ratna”. Kata sang resepsionis.

Selesai berbicara dengan resepsionis Andi langsung mengambil kembali HPnya. Aku pun mulai berbicara kembali padanya.

“Nak, kamu udah makan belum?”

“Belum Bu, oh ya acaranya selesai jam berapa?”

“Ya sekitar jam 9 sih nak”

“Wah tinggal bentar lagi dong, yaudah aku gak usah kesana ya Bu, langsung masukin barang aja ke kamar terus cari makan sambil nungguin Ibu pulang”.

“Iya sayang kamu gak usah kesini. Sekarang kamu taroh barang aja di kamar terus cari makan”.

“Ok Bu”. Andi pun menutup telponnya.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu