3 November 2020
Penulis —  Antingmama

Akibat Merusak Gagang Pintu

POV Ratna

Akhirnya festival jamu yang telah terselenggara selama 3 hari di Kota Semarang pun telah selesai dengan sukses. Kota Surakarta pun mendapatkan penghargaan sebagai penata stand terbaik. Ya hasil kerja kerasku dan rombongan telah terbayar dengan lunas.

Hari Minggu sore aku dan Andi pun memutuskan untuk pulang ke Solo. Karena ingin praktis dan lebih bebas, kami pulang dengan memakai jasa taksi online. Sebelum pulang aku masih sempat membelikan oleh-oleh Bandeng Juwana untuk kedua putriku di Solo. Saat itu kami disopiri oleh seorang driver bernama Pak Wasis yang ramah dan supel namun terlihat agak “genit” terhadapku.

Sampai di rumah aku pun memanggil kedua putriku Sekar dan Widya untuk menyimpan oleh-oleh Bandeng Juwana yang aku bawa untuk mereka ke dalam kulkas. Setelah itu sebelum masuk kamar aku menaruh baju-baju kotorku ke dalam ember cucian lalu bersama dengan Andi kami masuk ke dalam kamar masing-masing untuk beristirahat.

Sampai di kamar aku menaruh koper dan barang-barangku lalu aku berganti baju dengan memakai kimono warna merah untuk tidur malam ini. Saat akan tidur tiba-tiba Andi masuk ke dalam kamarku dalam keadaan “burungnya menonjol” dari balik celananya. Sambil memelukku dia memintaku untuk “melayaninya”. Semula aku menolak karena alasan capek.

Malam itu aku dan Andi menghabiskannya dengan bercinta dan saling memuaskan satu sama lain. Seperti biasa, setiap kali bercinta pasti Andi selalu memainkan payudaraku yang montok dan anting-anting emasku. Aku yang sudah terbiasa dengan tingkah kolokannya ini hanya tersenyum sambil mengelus-elus kepalanya.

Sewaktu kami bercinta malam itu, Andi mengutarakan bahwa kalau nanti menikah, ia ingin punya istri sepertiku. Mendengar itu tak terasa air mataku mengalir. “Oh Andi seandainya undang-undang tidak melarang, Ibu juga mau jadi istrimu nak karena jujur Ibu sangat mencintaimu sayang, namun Ibu sadar hal itu tidak mungkin terjadi karena kita Ibu dan anak kandung.

Semoga suatu saat nanti kamu bisa menemukan wanita yang bisa menggantikan posisi Ibu saat ini”. Kataku dalam hati sambil berurai air mata. Melihat aku menangis Andi pun bertanya padaku namun kutampik dan hanya bilang bahwa bahwa aku akan mendoakan dia agar nanti dapat istri sepertiku dan berpesan padanya agar jadi suami yang baik dan tidak menyiapkan-nyiakan istri.

Tak lama kemudian aku pun keluar dari kamar menuju ke kamarku. Sebelum tidur aku pun membersihkan tubuhku dari sisa-sisa percintaanku dengan Andi tadi di kamar mandi. Selesai membersihkan badan aku pun rebahan di ranjangku sambil memikirkan rencana yang Andi bisikkan padaku tadi. Ya rencana yang bagus namun aku masih pikir-pikir untuk melaksanakannya.

Saat sedang tertidur pulas, tiba-tiba kurasakan ada seseorang yang menindihku. Vaginaku juga terasa disodok-sodok oleh penis yang keras. Ketika kubuka mataku, ternyata suamiku yang baru pulang dari luar kota sedang “menikmati” tubuhku. Kulihat matanya yang merah dan seperti biasa, bau alkohol begitu kuat dari aroma mulut dan tubuhnya.

“Ohh Ohh Ohh Ohh Ohh Aaaarrrrggghhhh!” Teriak suamiku seperti sedang kesetanan menyodok vaginaku.

“Ahh mas kamu minum lagi ya Ahh Ahh!”

Suamiku tidak menghiraukanku dan terus saja menyodok sambil menciumi wajah dan leherku. Ya memang seperti inilah tingkahnya jika menyetubuhiku dalam keadaan mabuk berat.

Karena sodokan dan cumbuannya padaku lama-lama aku pun ikut larut menikmati permainan ini. Kubalas ciuman suamiku dan kugoyang-goyangkan pinggulku sebisanya. Setelah 15 menit kami bercinta rupanya suamiku sudah akan klimaks. Dipercepat lah sodokan penisnya pada vaginaku hingga membuatku juga hampir mencapai orgasme.

“Ohh Ohh Ohh Ohh Ohh CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT Aaaarrrrggghhhh!” Geram suamiku sambil menyemprotkan spermanya 8 kali ke dalam rahimku.

“Ahh Ahh aku keluar Mas Ahh Ahh CREETT CREETT CREETT CREETT!” Teriakku yang juga mencapai klimaks.

Setelah puas menyetubuhiku, suamiku pun ambruk menindih tubuhku sambil tertidur pulas. Malam ini tubuhku terasa sangat lemas karena setelah mengikuti festival jamu yang melelahkan selama 3 hari, sampai dirumah aku masih harus melayani “Kangmas Prabu” yaitu suamiku Mas Gatot dan “Pangeranku” Andi keedua lelaki yang sangat kucintai dalam hidupku.

Saat tertidur, kupandangi wajah suamiku Mas Gatot. Walaupun aku sering kesal dengan ulahnya yang suka mabuk dan sering sibuk diluar rumah namun sebenarnya dia adalah Ayah yang baik dan suami yang penyayang. Dia memang tidak dekat dengan anak-anaknya dan cenderung bersikap keras dan tegas namun itu semua ia lakukan demi kebaikan untuk masa depan Andi, Sekar dan Widya.

Tak lama kemudian suara adzan Subuh berkumandang. Rupanya hari sudah pagi. Aku harus bangun untuk shalat Subuh dan membangunkan Sekar dan Widya dan karena mereka masuk sekolah pagi. Kugeser tubuh suamiku dan menelentangkannya lalu kuselimuti untuk menutupi ketelanjangannya. Selanjutnya aku bangkit dari ranjangku lalu mengikat kimonoku kembali lalu keluar kamar untuk membangunkan Sekar dan Widya dan shalat Subuh.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu