3 November 2020
Penulis —  Antingmama

Akibat Merusak Gagang Pintu

POV Andi

Sekitar jam setengah 8 kereta yang aku tumpangi pun tiba di stasiun Tawang Semarang. Dari stasiun Tawang aku langsung memesan taksi online menuju Hotel Dafam. Suasana jalanan ketika itu cukup ramai karena besok adalah akhir pekan.

Tepat jam 8 malam akhirnya aku sampai juga di hotel tempat Ibu dan rombongan menginap. Aku pun langsung mengabari Ibu lewat telepon WA dan dia langsung meminta dihubungkan kepada resepsionis hotel dan meminta pihak hotel untuk memberikan kunci kamar yang dia titipkan sebelum berangkat ke tempat acara tadi.

Setelah mendapatkan kunci aku pun langsung menuju kamar tempat Ibu menginap dan menaruh barang-barangku disana. Setelah itu aku memilih untuk pergi keluar mencari makan keluar hotel sembari menunggu Ibuku pulang. Aku pun memilih makan sate kambing di rumah makan yang tak jauh dari hotel. Aku makan dengan lahap karena perutku sudah sangat lapar dari tadi.

Setelah menunggu hampir satu jam disitu, akhirnya aku melihat Ibu bersama rombongan telah pulang dari tempat acara. Aku pun langsung menyalami Ibu dan dia pun mengenalkanku pada semua anggota rombongan.

“Bapak-bapak dan Ibu-Ibu sekalian, kenalkan ini Andi anak saya yang kuliah di UNS Solo”. Kata Ibuku mengenalkanku pada anggota rombongan. Aku pun langsung menyalami mereka semua. Saat itu aku tahu bahwa ada 6 orang yang bersama-sama dengan Ibuku. Ada 3 orang dari Pemkot Solo yaitu Pak Bardi, Pak Isman, dan Bu Tuti lalu ada Tante Riana dan Tante Mariska.

“Andi ini kenalin anak Tante namanya Ambar dia kuliah di Undip Semarang”. Katanya padaku. Oh tidak dia kan Ambar temanku waktu SMA dulu. Wah dia berubah sekali dibandingkan waktu SMA dulu.

“Ambar, kamu kuliah disini? Ya ampun kemana aja kamu gak pernah keliatan”. Kataku padanya.

“Lho kalian ternyata saling kenal toh”. Kata Tante Riana.

“Ya jelaslah lah Ma, aku sama Andi kan teman satu SMA waktu di Solo dulu. Iya Ndi aku kuliah disini, ternyata dunia sempit ya hahahaha!” Kata Ambar sambil tertawa. Kulihat Ibuku dan Tante Riana pun tersenyum melihat keakraban kami.

Ya tidak salah lagi dia adalah Ambar temanku waktu SMA dulu. Kulihat penampilannya jauh berubah dibandingkan waktu SMA dulu. Dia sekarang jauh lebih cantik dan terlihat lebih langsing. Bahkan dibandingkan dengan pacarku Nita sekalipun dia masih jauh lebih cantik. Kami pun memisahkan diri dan mengobrol tentang kabar teman-teman SMA dulu.

“Wah gak nyangka nih aku bisa ketemu kamu disini Ndi. Ternyata orang tua kita saling temenan ya hehehe”. Kata Ambar dengan gayanya yang ceplas-ceplos tak pernah berubah dari dulu.

“Iya ya aku juga gak nyangka kita ketemu disini. Oh ya berapa orang dari sekolah kita yang kuliah di Undip selain kamu?” Tanyaku pada Ambar.

“Ada banyak sih Ndi. Ada Rita, Joni, Andri dan lainnya cuma ya aku beda jurusan sama mereka”. Jawab Ambar padaku.

“Wah lumayan banyak juga ya hehehehe”. Kataku sambil tertawa kecil.

“Eh ada yang lagi asyik ngobrol nih hehehe. Yaudah kalo gitu Mama sama yang lain tinggal ke kamar dulu ya, Andi tolong jagain Ambar jangan sampe ilang hehehe”. Kata Tante Riana pamit pada kami

“Beres Tante”.

“Ih apaan sih Mama ini urusan anak muda tau, udah deh mendingan Mama ke kamar aja duluan nanti kalo udah selesai ngobrol aku nyusul”.

“Yowis kalo gitu maumu”. Kata Tante Riana sambil tersenyum.

Saat itu kulihat wajah Ibu seperti tersenyum terpaksa sambil menatapku tajam. Apakah Ibu cemburu denganku? Saat meninggalkanku terlihat ada guratan kecemburuan di wajahnya. Entahlah mungkin nanti aku harus bicara padanya.

Setelah semua rombongan masuk kamar, aku tetap melanjutkan obrolanku dengan Ambar. Kami mengobrol seru mengenai masa SMA dulu dan kesibukan kami masing-masing saat ini. Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 11 malam. Karena takut kesiangan aku dan Ambar pun menyudahi obrolan kami lalu kami naik ke atas menuju kamar masing-masing.

Saat masuk ke kamar kulihat Ibuku sudah tertidur pulas karena kelelahan tadi. Saat itu dia memakai kimono warna ijo dimana kaitannya sudah terlepas dan menampakkan payudaranya yang montok. Ingin rasanya kugauli Ibuku malam ini namun karena melihat dia yang sedang kelelahan maka kuurungkan niatku lalu kuikat kembali kaitan kimono tidurnya.

Pagi harinya sekitar jam 4 pagi aku pun terbangun. Karena kebelet kencing aku pun langsung menuju kamar mandi untuk menuntaskan hajatku. Setelah selesai kencing aku kembali ke ranjang dan kulihat Ibuku masih tertidur dalam posisi terlentang dan kaitan kimononya kembali terlepas sehingga payudara montoknya pun terlihat.

“Cupp Cupp Cupp Cupp Ohh Ohh Ohh Cupp Cupp Cupp”. Desahku menikmati tubuhnya.

Kunikmati tubuh montoknya pagi itu dengan begitu bernafsu. Aku pun menjilati vaginanya yang merah merekah itu selama beberapa menit hingga keluar cairan pelumas dari situ. Setelah lumayan basah tanpa menuggu lama kumasukkan kontolku ke dalam memeknya.

“BLESS SREET BLESS SREET BLESS SREET Ohh Ohh Ohh Ohh!” Kataku mendesah saat kontolku masuk ke dalam memek Ibuku.

Selanjutnya aku menggenjot Ibuku secara cepat karena sudah begitu bernafsu dengan tubuhnya. Kuciumi payudara, leher, dan anting-antingnya sembari menyodok Ibuku. Sepanjang persetubuhan itu Ibuku hanya memejamkan mata dengan desahan pelan sembari meneteskan air mata di pipinya.

“Ohh Bu nikmat Bu Ohh Ohh Ohh!” Kataku mendesah.

“Ibu cantik pake anting-anting kontolku jadi keras Bu Ohh Ohh Ohh Plak Plok Plak Plok Plak Plok Plak Plok!” Lanjutku mendesah. Mendengar desahanku air mata Ibuku tambah deras membasahi pipinya.

Setelah 20 menit menyodok Ibuku kurasakan spermaku sudah mendesak ingin keluar. Kupercepat sodokanku pada memek Ibuku untuk mengejar klimaks. 5 menit kemudian aku pun tak tahan lagi. Kumasukkan kontolku sampai menyentuh mulut rahimnya lalu aku pun orgasme.

“Ohh Ohh Ohh aku mau keluar Bu terima ini Ohh Ohh CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT!” Jeritku sambil menyemprotkan spermaku 8 kali ke dalam rahimnya.

“Ohh Ohh Ohh CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!” Kata Ibuku mendesah pelan.

Setelah klimaks aku pun ambruk diatas tubuh Ibuku. Kupeluk tubuhnya sambil kuciumi lehernya yang mulus dan anting-antingnya yang indah itu. Tak berapa lama kemudian kulihat Ibuku mulai membuka matanya dan menatapku dengan tatapan sayu. Karena penasaran akhirnya aku mulai membuka percakapan dengannya.

“Bu, kok Ibu nangis terus dari tadi Cupp Cupp Cupp”. Tanyaku sambil mencium kening, bibir, dan pipinya.

“Gak apa-apa kok sayang, Ibu baik-baik aja kok”. Kata Ibuku menyangkal.

“Ibu cemburu ya sama Ambar?” Tanyaku padanya. Ibuku pun terdiam dan kembali menangis.

“Tuh kan bener Ibu cemburu”.

“Hiks hiks hiks hiks iya nak, Ibu emang cemburu sama Ambar tapi Ibu sadar kalo kita gak mungkin selamanya kayak gini terus. Suatu saat Ibu harus ngerelain kamu nikah sama perempuan lain hiks hiks hiks”. Tangis Ibuku.

“Bu aku belum mau nikah, aku masih pengen ginian terus sama Ibu”.

“Iya sayang Ibu ngerti, tapi kan kamu tahu sendiri kalo Ibu juga udah berumur. Ibu gak mungkin ngedampingin kamu terus. Suatu hari nanti Ibu harus siap untuk nyerahin kamu ke perempuan lain yang seumuran kamu sebagai pengganti Ibu”. Kata Ibuku sambil mengelus wajahku.

“Iya Bu aku ngerti kok maksud Ibu, tapi sebelum nikah sama perempuan lain aku punya satu permintaan sama Ibu”.

“Kamu mau minta apa sayang”.

“Aku mau punya anak dari Ibu”.

“Ihh kamu, masak mau punya anak dari Ibu hihihi”. Kata Ibuku sambil tertawa kecil.

“Ya sebelum aku nikah aku mau kasih kenang-kenangan sama dulu sama Ibu”.

“Masak kenang-kenangannya anak sih le”. Kata Ibuku tersenyum manis

“Ya sebagai pengingat kalo kita pernah bersama Bu hehehehe”. Kataku tertawa.

“Yowislah kalo gitu maumu. Tapi cuma sekali aja ya abis itu ya kamu cepetan cari jodoh buat nampung spermamu yang over produksi ini hihihi”. Kata Ibuku sambil tertawa.

“Bu aku mau nambah”. Pintaku padanya.

“Tuh kan baru dibilangin udah langsung minta”.

“Abisnya Ibu cantik, montok terus pake anting-anting lagi Ohh Cupp Cupp Cupp”. Kataku menciumi kening, bibir, dan anting-antingnya.

“Ihh kamu nih isi otaknya cuma anting-anting Ibu aja yang dipikirin. Yaudah buruan gih tuntasin nafsumu tapi yang cepet ya soalnya jam 7 kita udah harus siap”. Kata Ibuku mengingatkan.

Akhirnya kami pun melanjutkan kembali persetubuhan tersebut. Kali ini kami melakukannya dengan lebih panas dari biasanya. Mungkin Ibuku cemburu dengan kedekatanku dengan Ambar maka dia melayani permainanku dengan bersemangat.

“Ohh Ibuku yang cantik aku mau hamilin Ibu Ohh Ohh Ohh”.

“Ohh iya sayang ayo hamilin Ibu dulu sebelum hamilin orang lain Ohh Ohh Ohh”. Desah Ibuku.

Kami pun bermain dengan berbagai macam gaya pagi itu. Ibuku berpesan agar tidak mencupangnya supaya tidak dicurigai oleh teman-temannya. Aku pun mengerti dan hanya mencium dan menjilati tubuhnya saja.

Setelah 30 menit rupanya spermaku sudah terasa mendidih ingin dikeluarkan. Kupercepat sodokanku pada memek Ibuku dan saat akan keluar kumasukkan kontolku dalam-dalam sampai menyentuh mulut rahimnya dan spermaku pun menyemprot.

“Ohh aku keluar Bu, terimalah benihku ini Ohh Ohh Ohh CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT!” Teriakku sambil menyemprotkan spermaku sebanyak 6 kali tembakan ke dalam rahimnya.

“Ohh Ohh Ibu juga keluar sayang Ohh Ohh CREETT CREETT CREETT CREETT!” Jerit Ibuku sambil memelukku erat-erat.

Akhirnya aku pun ambruk menindih tubuh Ibuku dari atas. Kami pun berciuman dan berpelukan mesra pagi itu.

“Gimana udah puas belum anak Ibu hihihihi”. Kata Ibuku sambil mencubit hidungku.

“Hhhmmm, kalo sekarang sih puas Bu, gak tau deh kalo nanti”. Kataku sambil tersenyum

“Ihh kamu hiperseks banget sih nak”. Senyumnya padaku.

“Biarin kan sama Ibuku sendiri”. Balasku padanya.

Pagi itu kami pun saling bercengkrama mengenai acara hari ini. Sesekali kami saling berciuman dan menggelitik tubuh masing-masing hingga merasa geli. Karena merasa harus siap-siap Ibuku pun mengajakku mandi.

“Nak mandi yuk, badan kita udah lengket semua nih ntar kita kesiangan lagi”.

“Sebentar Bu, aku masih pengen mainin anting-anting Ibu dulu”. Kataku sambil memainkan anting-anting Ibuku.

“Ihh Andi kamu kok kolokan banget sih. Kan dari awal tadi kamu udah mainin anting-anting Ibu emangnya belum puas apa?”

“Ihh Ibu sebentar aja kok maininnya Cupp Cupp”. Kataku sambil mencium anting-anting di kedua telinganya.

“Aduh kamu ini manja banget, yaudah tapi mainin anting-antingnya sebentar aja ya abis itu kita mandi bareng biar cepet”. Kata Ibuku pasrah menuruti kemauanku.

Akhirnya aku tetap menindih tubuhnya sambil memainkan anting-anting emasnya yang cantik. Aku pun juga memeluknya erat-erat sembari mencium leher dan payudaranya yang montok itu. Setelah 10 menit berlalu akhirnya aku dan Ibu pun beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk mandi bersama di pagi itu.

Di dalam kamar mandi kami pun bermain sekali lagi di bawah guyuran shower. Seakan belum puas aku pun meminta Ibu untuk mengocok kontolku di sewaktu mandi hingga cairan spermaku menyemprot membasahi wajah dan payudaranya. Sehabis mandi bersama kami pun keluar lalu bersiap-siap untuk berpakaian.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu