3 November 2020
Penulis —  Antingmama

Akibat Merusak Gagang Pintu

POV Ratna

Setelah peristiwa malam Minggu tersebut, anakku Andi seperti kecanduan seks denganku. Hampir setiap hari dia mengajakku untuk berhubungan intim. Aku pun mencoba mengingatkannya agar berhati-hati karena ada Ayah dan kedua adiknya di rumah. Untungnya Andi mau mendengarkanku dan kami melakukannya dengan sembunyi-sembunyi

Festival Jamu se Jawa Tengah akan diadakan mulai hari Jum’at hingga hari Minggu. Malam ini hari Kamis aku dibantu oleh suamiku untuk mengemas barang-barangku seperti baju kebaya dan jamu-jamu yang akan dibawa ke Semarang besok. Aku akan berangkat bersama beberapa pengusaha jamu dan perwakilan dari Pemkot Solo menggunakan kereta api besok.

Saat tertidur lelap tiba-tiba aku merasa ada yang menindih tubuhku. Awalnya kupikir itu suamiku yang ingin minta “jatah” karena aku mau pergi lama besok. Namun ketika kubuka mataku aku kaget setengah mati. Ya ternyata Andi yang sudah pulang kuliah sedang menindihku dengan piyama tidurnya.

“Astaghfirullah Andi! Apa yang kamu lakuin nak? Ini ada Ayahmu lagi tidur di samping kita.

“Aku udah gak tahan lagi Bu, aku kepengen Ohh”.

“Kamu udah gak tahan ya sayang?” Tanyaku padanya sambil membelai rambutnya.

“Iya Bu, aku pengen ngenthu sama Ibu”.

“Yowis tapi di kamarmu aja ya dan jangan lama-lama soalnya besok Ibu mau berangkat pagi-pagi”.

“Iya Bu aku ngerti”.

Akhirnya kami pun pergi dari kamarku yang terletak di lantai 1 dan menuju kamar Andi yang ada di lantai 2. Saat tiba di kamar Andi dan mengunci pintu dia pun langsung menarikku ke ranjang dan mencumbuiku dengan ganas. Dia pun membuka kimono tidurku dan aku membuka piyama tidurnya hingga kami berdua telanjang bulat.

Setelah selesai saling merangsang tubuh satu sama lain kami pun menuju permainan utama. Aku pun terlentang pasrah dan membiarkan anakku menindihku dari atas. Dia pun menciumi leher dan anting-antingku lalu mulai mengarahkan penisnya ke vaginaku. Aku pun membantu dengan memegang penisnya lalu membantunya untuk masuk ke dalam vaginaku.

“Ohh Bu, nikmat Bu Ohh Ohh Ohh Ohh!” Jeritnya padaku.

“Pelan-pelan sayang, punya Ibu ngilu kalo kamu sodok keras-keras gitu Ohh Ohh Ohh!”

“Aku nafsu banget sama Ibu soalnya Ibu cantik montok terus pake anting-anting lagi Ohh Ohh Ohh!” Teriaknya padaku.

“Ohh Ohh kamu nih Andi, di otakmu isinya cuma anting-anting Ibu aja yang kamu pikirin Ohh Ohh!”

“Bodo amat! Salah Ibu sendiri kenapa pake anting-anting setiap hari! Udah tahu aku ngeres tapi Ibu tetep aja pake anting-anting terus setiap hari Ohh Ohh Ohh!” Bentak Andi padaku.

“Ihh Ibu kan perempuan Andi ya wajar dong kalo pake anting-anting. Yang gak wajar tuh kamu ngeres ngeliat Ibu kandungnya sendiri pake anting-anting dasar anak aneh Ohh Ohh!” Kataku balas membentaknya. Andi pun hanya terdiam mendengar bentakanku.

Kami pun melanjutkan pertempuran ini dengan ganas. Sesekali Andi menghisap kedua payudaraku yang montok mengingatkanku sewaktu ia masih kecil. Aku meminta padanya untuk tidak mencupang tubuhku agar Ayahnya tidak curiga. Untung saja dia mau mendengarkanku sehingga dia hanya mencium dan menjilati tubuhku tanpa mencupangnya.

Setelah lebih dari 20 menit akhirnya aku pun hampir mencapai orgasmeku. Kulihat Andi pun semakin brutal menyodokku sampai penisnya menyentuh mulut rahimku. Sepertinya Andi juga akan mencapai orgasmenya.

“Ohh Andi Ibu keluar nak Ohh Ohh CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT Ahh Ahh!” Racauku sambil menikmati orgasme.

“Aku juga keluar Bu Ohh Ohh Ohh CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT!” Teriak Andi menyemprotkan spermanya sekitar 10 kali semprotan sambil menciumi anting-antingku. Setelah orgasme tubuh Andi pun ambruk menindih tubuhku.

“Gimana udah puas kamu gaulin Ibu”.

“Hhhmmm puas Bu, tapi gak tahu ya nanti kalo nafsu lagi”.

“Dasar kamu anak hiperseks”. Kataku sambil tersenyum membelai-belai rambutnya.

“Ibu sih udah cantik, montok, pake anting-anting lagi aku kan jadi gak tahan Cupp Cupp Cupp”. Katanya sambil menciumi pipiku.

“Ihh kamu ya dasar maniak seks”. Kataku tersenyum.

“Oh ya, besok rencana jam berapa kamu berangkat ke Semarang?” Tanyaku padanya.

“Mungkin abis Ashar Bu. Soalnya aku besok kuliah sampe sore. Jadi palingan malem aku baru nyampe Semarang”. Katanya padaku.

“Yowis rapopo. Tapi kamu udah beres-beres kan. Oh ya baju Beskap sama batiknya jangan lupa dibawa ya soalnya hari Sabtu sama Minggu kamu harus pake baju itu.

“Siap Bu, aku udah beres-beres dari tadi kok”. Katanya menenangkanku.

“Yowis kalo gitu, Ibu tak balik ke kamar maneh yo le. Takutnya besok kesiangan”. Kataku sambil berusaha mendorong tubuhnya yang masih menindihku.

“Ohh Bu aku masih mau nambah nih, gak ngerasa apa punyaku masih keras di lubang Ibu”. Katanya merengek padaku. Memang benar ketika aku berusaha mendorong tubuhnya dia justru menolak dan malahan penisnya kembali mengeras di vaginaku.

“Tapi kan besok pagi Ibu udah harus berangkat Andi”. Kataku berusaha membujuknya.

“Pokoknya aku gak mau tahu! Ibu harus layani aku malem ini sampe aku puas! Bentaknya padaku.

“Yowis lah kalo itu maumu. Tapi yang cepet ya sayang biar Ibu ada waktu buat tidur”. Kataku mengalah dan menuruti permintaanya.

Akhirnya Andi pun kembali “menggagahiku” malam ini. Ya kami melakukannya sebanyak dua ronde lagi. Kurasakan spermanya begitu banyak mendekam di rahimku. Oh ya aku lupa kalo hari ini masa suburku. “Andi kamu pengen hamilin Ibu ya? Kok spermamu kamu masukin semua ke rahim Ibu?” Kataku dalam hati. Setelah selesai menggauliku dia pun terlentang di ranjang sambil memejamkan matanya dengan wajah yang juga memerah.

“Makasih ya Bu, aku puas banget malem ini”.

“Andi sperma kamu banyak banget nih di rahim Ibu. Nanti Ibu bisa hamil karena kamu”.

“Yowis tak jadiin aja Bu kalo hamil beneran. Kan masih ada Ayah yang tanggung jawab”. Katanya enteng.

“Ih kamu tuh ya, udah hamilin Ibu eh malahan suruh Ayahmu yang tanggung jawab”. Kataku sambil tersenyum padanya sambil memakai kimono tidurku lagi yang tadi tergeletak di lantai kamar anakku.

“Kan Ayah masih suami Ibu, jadi kalo Ibu hamil ya palingan orang-orang mikirnya itu anaknya Ayah”.

“Dasar anak nakal, yowis Ibu tak balik ke kamar yo le”. Kataku sambil berjalan menuju pintu kamarnya.

“Tunggu Bu”. Katanya berdiri mencegahku keluar.

“Mau apalagi sayang? Ini udah mau pagi”.

“Aku mau meluk Ibu lagi”. Katanya sambil memelukku erat-erat.

Kurasakan pelukannya sangat hangat seperti pelukan seorang lelaki pada wanitanya. Aku pun membalas pelukannya dengan tak kalah erat. Setelah beberapa saat berpelukan akhirnya kami berpisah. Sebelum berpisah dia menciumi wajah, leher dan anting-antingku. Setelah puas akhirnya aku pun keluar dari kamarnya dan kembali ke kamarku dan suami.

Saat sampai di kamar kulihat waktu menunjukkan pukul setengah dua lewat. Berarti aku telah bercinta dengan Andi selama hampir 2 jam. Untuk menghilangkan jejak aku pun menuju kamar mandi untuk kencing dan membersihkan tubuhku dari sisa-sisa persetubuhanku dengan Andi tadi. Setelah selesai aku pun kembali menuju ranjangku dan terlihat suamiku tertidur lelap.

Sebelum tidur aku sempatkan mengusap kepalanya dan bilang “maafkan aku mas, aku telah mengkhianati pernikahan kita. Semoga kalo aku hamil, kamu mau menerima janin di dalam kandunganku sebagai anakmu”. Kataku sambil meneteskan air mata. Setelah mengusap kepala suamiku dan juga air mata di pipiku, aku pun tertidur sambil memeluk suamiku dari samping.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu