3 November 2020
Penulis —  Antingmama

Akibat Merusak Gagang Pintu

POV Andi

Ibuku R. Ay. Ratna Kusumaningrat

Pagi harinya di hari Sabtu, setelah shalat subuh, aku dan Ibu pun menyiapkan tas dan barang bawaan lain, aku dan Ibu pun berpamitan pada Widya, Sekar dan Mbok Yem. Ibu memberikan alasan bahwa kami akan pergi ke rumah Bulek Marni di Sleman, Yogyakarta yang tak lain adalah adik kandung Ibu supaya adik-adikku tidak curiga.

Memang benar Ibu ada janji dengan Bulek Marni untuk mengantarkan pesanan jamu miliknya yang sudah dipesan sejak jauh-jauh hari. Namun Ibu tidak bilang kalo kami berdua akan menginap di Parangtritis. Kedua adikku hanya tahu bahwa kami berdua akan menginap di rumah Bulek Marni.

Pagi itu Ibuku terlihat sangat cantik dengan rambut panjang digerai bebas dan memakai kemeja lengan panjang warna merah yang lumayan ketat menampilkan payudaranya yang montok dengan celana panjang model pensil warna hitam yang membuat pinggul seksinya tercetak jelas. Aku sendiri memakai kaos polo warna putih, celana jeans biru dan sepatu kets warna putih.

Di dalam mobil sepanjang perjalanan aku dan Ibu pun banyak mengobrol mengenai rencana kami nanti.

“Bu, udah booking hotel buat nanti belum”. Tanyaku pada Ibu.

“Udah sayang kamu tenang aja, Ibu udah booking hotel yang bagus buat kita nginep nanti”. Jawab Ibu padaku dengan tersenyum manis.

“Nanti kalo ditanya sama Bulek Marni mau nginep dimana kita jawab apa Bu?” Tanyaku lagi.

“Bilang aja kita udah booking hotel di tempat lain soalnya gak mau ngerepotin Bulekmu itu”. Jawab Ibuku lagi. Mendengar jawaban Ibu aku pun tidak bertanya lagi dan kembali fokus menyetir.

Setelah menempuh 2 jam perjalanan akhirnya kami pun sampai di rumah Bulek Marni. Oh ya Ibuku sendiri anak ke 3 dari 5 bersaudara. Kedua kakak Ibuku Pakde Hartono dan Bude Susanti tinggal di Jakarta bersama keluarganya. Bude Marni adalah adik bungsu Ibuku. Diatas Bude Marni ada Paklek Hadi yang tinggal di Semarang.

“Tok tok tok, Assalamualaikum!” Seru Ibuku mengetuk pintu sambil mengucapkan salam.

“Waalakumsalam, eh Mbakyu, Andi kapan nyampenya?” Jawab Bulek Marni sambil membukakan pintu lalu bercipika cipiki dengan Ibu. Aku pun juga mencium tangan bulekku ini sebelum akhirnya kami berdua dipersilahkan masuk ke dalam rumah.

Bulek Marni saat ini berusia 40 tahun dengan tinggi badan sekitar 162 cm dan berat kurang lebih 60 kg. Walaupun tubuhnya lebih pendek dan kulitnya lebih gelap dari Ibuku namun dia memiliki wajah yang tak kalah cantik dengan payudara yang lebih besar sekitar 38B dan pinggul yang lebih seksi. Aku pun sampai menelan ludah menahan nafsu melihat kemontokan tubuh bulekku ini.

“Irman ayo salim dulu sama Bude Ratna sama Mas Andi juga”. Perintah Bulek Marni pada anaknya.

“Bude, Mas Andi”. Kata Irman sambil mencium tangan Ibu dan aku. Ibu memberikan tangannya sambil mengusap kepala Irman.

“Mas Andi, mau main PES gak di kamar, aku ada game baru lho”. Tawar Irman padaku. Memang dari dulu aku cukup akrab dengan Irman, setiap kali bertemu pasti kami main game bareng. Dia memang punya banyak koleksi game online.

“Yowis nanti kita main bareng yo”. Jawabku mengiyakan tawarannya.

“Irman, kamu ini bukannya tawarin Mas Andi sama Bude Ratna makan malah diajakin main game, mana belum mandi lagi kamu”. Tegur Bulek Marni pada anaknya Irman.

“Iya Bunda, nanti aku juga mandi dulu kok sebelum main game”. Kata Irman pada Bulek Marni.

“Yaudah mandi dulu gih kamu”. Perintah Bulek Marni pada Irman. Dia pun pergi meninggalkan kami di ruang tamu untuk pergi mandi.

“Udahlah Mar, jangan marah-marah terus, lagian ini kan hari libur jadi ya gak apa-apa kalo dia mau santai dikit”. Ujar Ibuku menenangkan Bulek Marni.

“Ponakanmu itu lho Mbakyu, kerjanya main game aja terus, jarang banget keliatan belajar beda sama kakaknya si Ayu”. Keluh Bulek Marni pada Ibuku.

“Namanya juga anak-anak Mar, selama gak berpengaruh ke prestasi di sekolahnya ya gak apa-apa”. Kata Ibuku dengan bijak.

Oh ya aku lupa menjelaskan, Ayu adalah anak tertua Bulek Marni perempuan berusia 16 tahun. Kebetulan dia sedang tidak ada di rumah karena mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolahnya. Dia memang anak yang cerdas dan aktif di kegiatan sekolahnya makanya dia sering tidak ada dirumah ketika hari Sabtu.

Tak lama kemudian Irman pun sudah selesai mandi. Dia mengambil kue yang ada di kulkas dan minum susu untuk sarapan pagi ini. Setelah itu dia pun mengajakku main game di kamarnya. Aku pun pamit meninggalkan Ibu dan Bulek Marni yang masih asyik mengobrol di ruang keluarga.

Di dalam kamar aku pun bermain beberapa jenis game seperti PES game lain-lain. Aku cukup senang dengan kepribadian Irman yang easy going dan enak diajak main. Hal ini dikarenakan aku tidak memiliki adik laki-laki jadi aku susah untuk punya teman seru-seruan dirumah. Andai saja Ibu punya anak lagi terlebih anak laki-laki pasti aku sangat senang bisa punya teman main.

Setelah lebih dari 2 jam kami bermain, suara ketukan pun muncul dari pintu kamar. Rupanya Ibu pun memanggilku untuk pamit.

“Ndi, udahan gih mainnya sama Irman, nanti keburu siang lho”. Perintah Ibuku dari balik pintu kamar.

“Iya Bu, ini juga udah mau selesai kok”. Sahutku pada Ibu.

“Man, kita udahan dulu ya mainnya. Lain kali kalo ada waktu kita lanjut main lagi”. Kataku pada Irman memohon pengertiannya.

“Ok Mas!” Katanya sambil memberikan simbol Ok di tangannya.

Setelah mematikan game yang ada di kamar aku dan Irman pun keluar dari kamar. Setelah keluar kamar aku pun pamit pada Bulek Marni sedangkan Irman mencium tangan Ibuku. Selesai berpamitan aku dan Ibu akhirnya meninggalkan rumah Bulek Marni dan menuju Pantai Parangtritis di selatan Yogya.

Setelah 40 menit berjalan akhirnya kami pun tiba di pantai Parangtritis tepatnya kami menginap di salah satu hotel yang terletak di dekat pinggir pantai. Hotel berkonsep back to nature memang sangat cocok menjadi tempat liburan di tengah-tengah hiruk pikuk kehidupan perkotaan. Kami pun turun dari mobil mengeluarkan barang-barang bawaan lalu langsung menuju resepsionis hotel untuk proses check in.

Sampai di kamar setelah menaruh barang-barang aku pun langsung rebahan di atas kasur untuk istirahat sejenak. Melihat aku berbaring, Ibu pun juga ikut berbaring disebelahku.

“Akhirnya kita sampai juga ya Bu disini” kataku sambil memeluknya dari samping. Ibu pun hanya tersenyum sambil mengelus-elus rambutku pelan.

“Bu, aku kepengen nih, ayo dong sekarang”. Ajakku pada Ibu.

“Hush, kamu nih udah gak tahan aja. Sabar toh kita sekarang makan siang dulu terus berenang di pantai. Nanti malem pas selesai makan malam baru deh kita main”.

“Yah Bu, kok harus nunggu sampe malem sih? Protesku pada Ibu.

“Ya kalo kamu gak mau ya mendingan kita pulang aja”. Kata Ibuku sambil bangkit berdiri dari kasur. Melihat hal itu aku pun juga ikut bangun dan langsung memeluk Ibuku.

“Ya jangan gitu dong Bu, ok deh aku nurut sama Ibu, tapi janji ya ntar malem kita main sepuasnya”. Bujukku pada Ibu.

“Nah gitu dong nurut sama Ibu. Yaudah sekarang kita cari makan siang dulu gih, abis itu kita ganti baju main di pantai”. Kata Ibuku memelukku sebentar lalu melepaskanya dan mengajakku untuk makan siang.

Siang itu aku dan Ibu pun makan di restoran hotel. Aku dan Ibu memesan nasi goreng seafood untuk mengisi perut kami. Karena kelaparan, aku makan dengan sangat lahap. Ibu pun tersenyum melihat aku makan dengan lahap.

Selesai makan kami pun mengambil baju renang untuk berenang dan bersantai di pantai Parangtritis. Sore itu Ibu memakai bikini warna merah yang sangat seksi hingga payudara dan bokong seksinya terlihat menonjol dengan sempurna. Aku pun juga memakai celana renang warna merah namun karena agak ketat, kontolku pun jadi terlihat menonjol dibalik celana renang yang kupakai.

Selama hampir 3 jam kami pun bermain di pantai. Kami saling bercanda bermain air bahkan bergulingan di atas pasir yang basah. Banyak pasang mata memperhatikan kami terutama wisatawan lokal, namun aku dan Ibu tidak peduli karena kami hanya ingin menghabiskan waktu berdua sore ini.

“Ndi, dari tadi banyak banget yang liatin kita, Ibu jadi risih nih, apalagi Bikini yang kamu beliin buat Ibu ini kelewat seksi, mereka jadi merhatiin Ibu terus”. Kata Ibuku padaku saat kami duduk berdua diatas pasir pantai.

“Halah, yang ngeliatin kan kebanyakan wisatawan lokal Bu, kalo Bule kan cuek-cuek aja, toh mereka yang bikininya lebih seksi dari Ibu santai aja tuh”. Kataku menenangkan Ibu. Mendengar itu, Ibu pun meletakkan kepalanya di dadaku sambil menyender.

Selesai bermain-main di dan menyaksikan sunset pantai, kami pun pulang ke penginapan untuk mandi sore. Setelah mandi sore kami pun bersiap-siap untuk makan malam bersama. Malam itu Ibu memakai gaun warna hijau selutut yang cukup seksi dan rambut digerai bebas. Aku sendiri memakai kemeja lengan panjang warna hijau dan celana Chino warna khaki.

Kami memilih restoran sea food tepat di pinggir pantai untuk makan malam. Menu-menu sea food yang dipesan Ibuku seperti ikan saos Padang, kepiting saos tiram dll begitu menggugah selera.

“Makan yang banyak ya, biar nanti malem bisa kuat sampe pagi”. Kata Ibuku dengan senyum manis. Aku hanya mengangguk sambil dengan lahap menikmati hidangan yang ada di atas meja.

Selesai makan aku dan Ibu pun tidak langsung ke hotel tapi kami berjalan-jalan di sekitar pantai sambil menikmati dinginnya udara malam. Setelah berjalan-jalan selama setengah jam, kami berdua pun memutuskan untuk kembali ke hotel.

Sampai di kamar hotel, aku pun langsung mengunci pintu dan memeluk Ibuku erat-erat. Ibuku juga membalas pelukanku dengan tak kalah eratnya.

“Bu, aku kepengen “CUPP CUPP CUPP”. Kataku sambil menciumi bibirnya dengan ganas.

“Iya sayang, Ibu juga udah kepengen banget dari tadi”. Balas Ibu padaku.

Aku pun langsung membuka pakaianku hingga telanjang bulat. Ibuku pun melepaskan gaunnya dan akhirnya kami pun sama-sama tak memakai sehelai benang pun. Kontolku yang berukuran 18 cm dengan diameter 4 cm mengacung tegak meminta untuk dipuaskan. Karena sudah tidak tahan, kudorong tubuh Ibuku hingga terlentang di atas ranjang lalu kami saling bercumbu satu sama lain.

Aku pun menciumi wajah, leher, anting-anting lalu turun ke payudaranya yang montok itu. Setelah itu aku terus turun hingga ke memeknya yang kuhisap-hisap dengan kuat.

“SLURP SLURP SLURP!” Begitulah bunyi hisapan mulutku pada memek Ibuku.

“AHH sayang ayo terus isep tempik Ibu AHH AHH AHH!” Desah Ibuku sambil menikmati hisapanku.

Setelah 10 menit kuhisap memeknya, Ibuku pun mulai menjambak rambutku dengan keras.

“AHH keluar nikmat AHH CREETT CREETT CREETT!” Teriak Ibuku mengeluarkan cairan orgasmenya menyirami mukaku.

Aku pun memberikan kesempatan pada Ibu untuk menikmati orgasmenya sejenak. 5 menit kemudian aku pun bangkit lalu menyodorkan kontolku yang sudah sangat keras ke mulut Ibuku. Dia pun menyambutnya dan mulai menjilati kontolku.

“SLURP SLURP SLURP SLURP!” Begitulah Ibuku menghisap kontolku.

“AHH nikmat Bu, terus Bu AHH AHH!” Teriakku merem melek menahan nikmatnya hisapan mulut Ibuku.

5 menit kemudian aku merasa akan keluar. Aku pun segera menarik kontolku dari mulutnya karena aku ingin mengeluarkan sperma di dalam rahimnya. Setelah menarik kontolku dari mulutnya aku membuka selangkangan Ibuku lalu menempelkan kontolku di bibir memeknya untuk dimasukkan.

“BLESS BLESS SREET SREET BLESS OHH OHH! Teriakku saat kontolku masuk ke dalam memeknya.

“AHH AHH pelan-pelan nak AHH AHH!” Desah Ibuku menahan sodokan kontolku pada memeknya.

Aku pun mulai menyodok memek Ibuku dengam kecepatan sedang. Selama menyodoknya, aku pun menciumi bibir leher, anting-anting dan payudaranya yang montok.

“PLAK PLOK PLAK PLOK PLAK PLOK!” Begitulah bunyi sodokan kontolku pada memeknya.

15 menit dalam posisi misionaris, aku dan Ibu pun berganti posisi menjadi menungging alias doggie style. Di posisi ini aku pun bebas untuk menjelajahi punggung mulus Ibuku.

“PLAK PLOK PLAK PLOK!”

“OHH Bu nikmat Bu nikmat OHH OHH!” Teriakku sambil terus menyodok dan meremas pantat montoknya.

“AHH Andi AHH AHH!” Desahku menikmati sodokan kontolku dari belakang.

15 menit, karena merasa klimaksku makin dekat, aku pun kembali ke posisi favoritku yaitu posisi misionaris. Kali ini aku menyodok Ibuku dengan kecepatan penuh. Aku ingin menuntaskan hasratku secepat mungkin pada kali ini. Kusodok memek Ibuku dalam-dalam hingga ujung kontolku menyentuh mulut rahimnya yang kenyal.

“OHH OHH OHH OHH OHH Ibu cantik pake anting-anting CUPP CUPP CUPP!” Desahku sambil menciumi bibir, leher dan anting-antingnya.

“AHH AHH Ndi, pelan-pelan nak, punya Ibu ngilu”. Desah Ibuku sambil mengingatkanku.

5 menit kemudian, aku pun sudah tidak tahan lagi. Kusodok memek Ibuku semakin dalam hingga membuat tubuh kami menempel ketat. Tak lama kemudian aku pun mencapai klimaks.

“OHH Bu, hamil Bu hamil OHH OHH OHH CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT!” Teriakku sambil menyemprot-nyemprotkan spermaku ke dalam rahimnya sebanyak 15 kali semprotan.

“AHH AHH Ndi Ibu keluar sayang AHH AHH CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!” Desah Ibuku yang juga telah mencapai klimaksnya. Setelah itu tubuhku pun ambruk menindih tubuh Ibuku.

Sembari mengatur nafas, aku menghabiskan waktu dengan menciumi leher Ibu yang putih mulus dan anting-anting emasnya yang cantik. Ibu yang juga sedang mengatur nafasnya membelai-belai rambutku dengan lembut. Setelah nafasnya mulai teratur, Ibu pun mulai bicara kepadaku.

“Gila kuat banget kamu Ndi, padahal tadi seharian main di pantai sama Ibu. Kata Ibuku dengan nada pelan dan nafas yang masih agak terengah-engah.

“Soalnya tadi kan aku makan banyak Bu, makanya tenagaku jadi keiisi penuh lagi”. Kataku pada Ibu.

“Yaudah kalo gitu lepasin dong burung kamu dari punya Ibu. Berat tau badan kamu”. Pinta Ibu padaku. Aku pun menurutinya lalu berbaring di samping Ibuku.

Kami pun beristirahat sebentar dengan mengobrol mesra lalu buang air kecil dan membersihkan badan sekenanya. 30 menit kemudian, nafsuku pun timbul lagi pada Ibu. Aku pun langsung berbalik badan menindih tubuhnya lalu membuka selangkangannya.

“Bu, aku mau lagi”. Kataku sambil mengelus-elus kontolku yang sudah mengacung tegak.

“Ihh kamu nih, hiperseks banget sih jadi anak”. Kata Ibuku sambil mencubit hidungku pelan.

“AHH pokoknya aku mau sekarang Bu AHH AHH”. Kataku sambil menggesek-gesekkan kontolku pada bibir memeknya.

“AHH sayang pelan-pelan, punya Ibu masih kering. Kamu bikin basah dulu ya”. Pinta Ibuku yang juga sudah bernafsu.

Aku pun kembali mencumbunya dengan menciumi seluruh wajahnya mulai dari kening, kedua pipinya, bibirnya yang seksi, sepasang anting-anting emas indah miliknya, lalu turun ke lehernya yang putih mulus. Setelah itu aku pun turun menciumi kedua payudaranya yang super montok sambil memainkan putingnya. Ibuku mendesah ketika aku memainkan kedua payudaranya.

Puas memainkan payudaranya, aku pun turun menciumi perutnya yang seksi lalu lanjut dengan menghisap-hisap memek Ibuku. Desahan Ibuku pun makin kuat dan tangannya mulai menjambak-jambak rambutku. Tak lama kemudian akhirnya “AHH AHH AHH CREETT CREETT CREETT!” Ibuku pun mencapai klimaks menyirami wajahku.

Setelah memberikan waktu istirahat sejenak pada Ibu, aku pun naik ke atas tubuh Ibuku membuka selangkangannya. Ibuku pun hanya bisa tidur terlentang sambil menatapku dengan pasrah.

“BLESS SREET BLESS SREET BLESS SREET”. Begitulah bunyi kontolku saat masuk ke dalam memek Ibu.

“AHH AHH Ndi pelan sayang AHH AHH AHH!” Begitulah bunyi desahan Ibuku saat kusodok memeknya dengan kencang.

Di ronde kedua ini, aku dan Ibu melakukan banyak variasi gaya. Mulai dari misionaris, gaya pangku, gaya miring, bahkan sampai gaya berdiri. Semua kami lakukan dengan penuh gairah. Pada putaran terakhir, aku dan Ibu melakukan gaya doggie style. Dengan gaya ini aku bebas meremas pantat semok Ibuku dan menciumi punggungnya yang mulus.

“PLAK PLOK PLAK PLOK!” Begitulah teriakanku saat menyodok Ibuku dengan kecepatan penuh.

“OHH OHH OHH OHH OHH!” Aku pun berteriak-teriak menahan nikmat akibat jepitan memeknya yang sangat peret itu.

Aku pun terus menyodok memek Ibuku. Karena gemas aku pun memukul pantatnya hingga memerah.

“PLAK PLAK PLAK PLAK!” Tanganku memukul pantat Ibuku yang semok.

“AHH Ndi, sakit Ndi sakit AHH AHH AHH!” Protes Ibuku yang tidak begitu kuhiraukan.

5 menit kemudian, aku merasa spermaku sudah hampir sampai di ujung kontolku. Aku pun menyodoknya habis-habisan sampai kontolku menyentuh mulut rahimnya. Saat akan klimaks, aku memasukkan kontolku dalam-dalam hingga menyentuh mulut rahimnya lalu mulutku pun menggigit pundaknya hingga meninggalkan bekas memerah dan akhirnya;

OHH OHH OHH OHH CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT!” Aku pun menyemprotkan spermaku sebanyak 12 kali semprotan jauh menyerang mulut rahimnya.

“AHH AHH AHH Ndi Ibu keluar nak AHH AHH CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!” Ibuku pun berteriak-teriak mencapai klimaksnya.

Setelah mengatur nafas, aku pun mencabut kontolku dari dalam memeknya lalu kami tidur berbaring menyamping saling berhadapan satu sama lain. Saat itu waktu menunjukkan pukul 12 malam.

“Ndi, tadi kamu kok mukulin pantat Ibu keras banget, sakit tau!” Ujar Ibuku sedikit marah melihat kelakuanku tadi.

“Maaf Bu, tadi aku kelewat nafsu makanya agak lepas kendali, lagian pantat Ibu semok sih, aku kan jadi gak tahan hehehehe”. Jawabku sambil memeluknya dan tertawa kecil. Karena kelelahan akhirnya kami pun tertidur sambil berpelukan.

Sekitar jam 2 malam aku pun terbangun. Karena merasa kantung kemihku penuh, aku pun pergi ke kamar mandi untuk kencing melepaskan hajatku. Setelah selesai kencing aku pun kembali ke ranjang untuk tidur kembali. Saat membuka selimut, aku melihat Ibu tidur terlentang tanpa sehelai benang pun. Melihat itu sontak nafsuku pun muncul kembali dan kontolku pun mengacung keras.

Kusingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya lalu kunaiki tubuh Ibuku. Saat kubuka selimutnya, terlihatlah tubuh putih montok Ibuku yang sangat menggoda. Aku pun meraba selangkangannya sebentar. Ternyata memek Ibuku masih lumayan basah akibat persetubuhannya denganku tadi, mungkin karena kelelahan Ibuku tidak sempat membersihkan memeknya dan langsung tertidur pulas.

Saat aku memasukkan kontolku ke dalam memeknya kulihat Ibuku masih tertidur pulas. Aku pun jadi tambah bersemangat menggenjot memeknya.

“Ibu cantik banget pake anting-anting CUPP CUPP OHH OHH OHH!” Desahku sambil menciumi anting-antingnya.

“PLAK PLOK PLAK PLOK PLAK PLOK PLAK PLOK!” Begitulah bunyi sodokan kontolku pada memeknya.

Selama menggenjotnya kulihat Ibuku memejamkan matanya, entah dia sedang terbangun atau tidak tapi aku tetap menggenjotnya dengan keras.

20 menit sudah aku menggenjot Ibuku. Tak terasa spermaku pun sudah mau keluar. Aku pun semakin menggila menyodok memeknya dengan keras dan dalam sampai menyentuh mulut rahimnya.

“PLAK PLOK PLAK PLOK PLAK PLOK PLAK PLOK PLAK PLOK PLAK PLOK!”

“OHH OHH OHH OHH OHH OHH OHH OHH Bu nikmat Bu OHH OHH OHH!” Teriakku sambil menyodok memeknya dengan nikmat.

5 menit kemudian, aku pun merasa akan keluar. Kusodokkan kontolku dalam-dalam hingga menyentuh mulut rahimnya sampai akhirnya;

OHH OHH hamil Bu, Ibu hamil OHH OHH OHH CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT!” Kusemprotkan spermaku sebanyak 9 kali semprotan menembak-nembak mulut rahimnya. Rasanya sungguh nikmat sekali.

“AHH AHH CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!” Ibuku pun juga keluar namun teriakannya sangat pelan hampir tak terdengar.

Aku pun ambruk menindih tubuh Ibu. Kujilati lehernya yang putih mulus dan anting-anting emasnya. Sungguh nikmat sekali rasanya malam ini. Karena saking kelelahannya aku pun tertidur dalam posisi kontolku masih menancap di memek Ibuku.

Pagi harinya saat aku terbangun, kulihat Ibu sedang berdandan di meja rias dengan hanya memakai handuk. Ibu menoleh kepadaku sambil tersenyum melihatku.

“Eh udah bangun jagoan Ibu”. Katanya sambil tersenyum manis.

“Mandi dulu gih sana, abis itu kita jalan-jalan lagi kayak kemaren”. Perintah Ibu padaku. Aku pun hanya mengangguk lalu mengambil handuk dan pergi mandi.

Selesai mandi dan berpakaian, aku dan Ibu pun pergi keluar kamar untuk sarapan. Pagi itu aku memakai kaos oblong putih dan celana pantai sementara Ibu memakai baju tanpa lengan warna hitam dan celana pendek sepaha. Pagi itu kami sarapan dengan roti sandwich isi tuna dan jus jeruk.

Setelah sarapan aku dan Ibu pun langsung menuju pantai dan bermain-main disana. Kami berjalan-jalan di pinggir pantai sambil sesekali duduk menikmati indahnya pantai Parangtritis. Tak lupa kami juga membeli oleh-oleh yang dijual di sepanjang pantai Parangtritis.

Saat hari sudah siang, kami tidak lagi makan di hotel tapi kami mencari restoran yang ada di sekitar pantai Parangtritis. Akhirnya aku dan Ibu makan di restoran seafood yang letaknya tak jauh dari hotel tempat kami menginap. Saat itu kami memesan ikan bakar ukuran besar dan udang asam manis. Rasa hidangan siang itu sangat lezat cukup untuk mengisi perut kami yang sudah kelaparan.

Setelah makan siang aku dan Ibu kembali berjalan-jalan untuk berbelanja oleh-oleh. Kami membeli makanan Snack, baju dan celana khas pantai, aksesoris seperti gelang, kalung dan anting-anting etnik untuk Ibu. Siang itu kami puaskan hasrat belanja kami hingga menjelang sore.

Setelah selesai berbelanja, karena hari sudah sore aku dan Ibu pun memutuskan untuk kembali ke hotel karena sebelum Maghrib kami berencana chek out dan pulang ke Solo.

Setelah beres-beres barang aku pun mengajak Ibu untuk bercinta sekali lagi sebelum pulang.

“Bu, kita main dulu yuk sebelum pulang”. Kataku sambil memeluknya dari belakang.

“Aduh nanti kita kemaleman sampe rumahnya”. Ujar Ibuku menolak ajakanku.

“Sekali aja kok Bu, aku udah gak tahan banget ini CUPP CUPP CUPP!” Bujukku sambil menciumi tengkuk lehernya.

Karena aku terus merangsangnya, akhirnya Ibu pun pasrah dan menuruti kemauanku.

Kulucuti semua pakaian Ibu begitu juga pakaianku hingga kami sama-sama telanjang bulat. Aku pun mendorong tubuhnya hingga terlentang di kasur. Aku pun menjilati seluruh tubuhnya termasuk payudaranya yang montok dan memeknya yang sempit itu. Kuhisap-hisap dan kujilati memeknya hingga dia berteriak-teriak nikmat.

AHH AHH terus nak AHH AHH AHH!” Begitulah desahan Ibuku menahan nikmatnya hisapan mulutku pada memeknya.

Tak lama kemudian, Ibu pun menjambak rambutku dengan keras, aku pun maklum kalo Ibuku sebentar lagi orgasme.

“AHH AHH AHH AHH Ibu keluar sayang AHH AHH CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!” Keluarlah cairan orgasme Ibuku menyirami wajahku. Aku pun menjilati cairan orgasmenya yang agak asin itu sampai bersih.

Setelah memberikan Ibu waktu istirahat sejenak untuk mengatur nafasnya, aku pun naik ke atas ranjang dan menyodorkan kontolku ke mulutnya. Ibu yang sudah tahu apa yang harus dilakukan lalu mengulum dan mengocok-ngocok kontolku yang sudah sangat keras ini.

“SLURP SLURP SLURP SLURP!” Ibuku menghisap kontolku dengan nikmat.

5 menit kemudian aku pun mencabut kontolku dari mulut Ibuku. Kuturunkan selangkanganku sejajar dengan pinggulnya lalu kuarahkan kontolku yang sudah mengacung tegak ke bibir memeknya. Dengan beberapa kali tusukan akhirnya amblaslah kontolku masuk ke dalam memeknya.

“BLESS SREET BLESS SREET BLESS SREET!”

“OHH nikmat Bu enak OHH OHH OHH OHH!” Teriakku menahan nikmat.

Aku pun langsung menggenjot dengan cepat. Kuciumi wajah, leher, anting-anting lalu turun ke payudaranya yang montok dan perutnya yang mulus. Aku menggenjotnya dengan kesetanan sampai Ibuku merintih-rintih.

“PLAK PLOK PLAK PLOK PLAK PLOK PLAK PLOK PLAK PLOK PLAK PLOK!” Begitulah bunyi sodokan kontolku pada memek Ibuku.

“AHH AHH pelan-pelan Andi, punya Ibu ngilu nak AHH AHH AHH!”

“OHH OHH OHH Ibu cantik seksi pake anting-anting, aku gak tahan Bu! CUPP CUPP OHH OHH OHH!” Kataku terus menyodoknya sambil menciumi anting-anting emas Ibuku yang indah.

20 menit sudah berlalu, spermaku sudah terasa ingin keluar dari ujung kontolku. Aku pun semakin kesetanan menyodok memek Ibuku.

OHH Bu, aku mau keluar OHH OHH OHH aku mau hamilin Ibu OHH OHH!”

AHH AHH AHH iya nak, ayo buahin Ibu AHH AHH!” Tolak Ibuku.

“OHH OHH OHH Bu, aku mau buahin Ibu pake spermaku, ini dia OHH OHH OHH CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT!” Kusemprotkan spermaku sebanyak 8 kali semprotan menembak-nembak pintu rahimnya.

“AHH AHH Ibu nyampe nak AHH AHH CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT! Ibuku pun juga teriak mencapai orgasmenya. Karena kelelahan aku pun ambruk menimpa tubuh Ibuku.

Sembari mengatur nafasnya, aku pun menciumi seluruh wajah Ibuku termasuk leher dan anting-antingnya. Setelah nafasnya mulai teratur, Ibu pun mulai bicara.

“Udahan ya Ndi, Ibu mau mandi sekarang, biar kita pulangnya gak kemaleman”. Pinta Ibu padaku.

“Sebentar ah, aku masih pengen mainin anting-anting Ibu dulu”. Kataku sambil memainkan anting-anting cantik di kedua telinganya.

“Aduh kamu ini, yaudah tapi sebentar aja mainin anting-antingnya, abis itu Ibu mau mandi”. Kata Ibuku menuruti permintaanku sambil mengusap-usap rambutku dengan lembut.

Setelah 10 menit aku memainkan anting-anting emas Ibuku dan menciumi lehernya yang putih mulus, kontolku yang masih bersarang di memeknya rupanya kembali mengeras. Ibuku pun mulai bicara.

“Tuh kan Andi, burung kamu jadi_ngeres_lagi gara-gara mainin anting-anting Ibu, udah ya dilepas, Ibu mau mandi”. Pinta Ibuku dengan agak memelas.

“Bu, kita mandi bareng aja yuk”. Pintaku pada Ibu.

“Pasti kamu mau garap Ibu lagi”. Tebak Ibuku.

“Ayolah Bu sekali lagi, aku udah gak tahan, sekarang kita berdiri ya, tapi jangan sampe lepas”. Pintaku padanya sambil memapah tubuh kami berdua ke kamar mandi.

Akhirnya kami pun berdiri tanpa melepaskan pelukan masing-masing, selama berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi, kami berdua saling berciuman mesra. Setelah sampai di kamar mandi, aku pun menyalakan shower menyirami tubuh kami berdua hingga basah. Setelah itu aku menidurkan tubuh Ibu di bak jacuzzi dan mulai menggenjotnya kembali.

Aku menggenjot Ibu di bak jacuzzi selama hampir 10 menit. Setelah itu aku pun membopong Ibu dari bak jacuzzi lalu berpindah tiduran di lantai kamar mandi. Segera kusodok kembali memek Ibuku dengan kecepatan penuh. Setelah 10 menit menggenjot memeknya, aku pun merasa akan kembali keluar.

“OHH OHH OHH aku keluar lagi OHH OHH CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT!” Kusemprotkan spermaku sebanyak 6 kali semprotan menyerbu pintu rahimnya.

“AHH AHH AHH CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!” Ibuku pun menggapai orgasmenya dengan berteriak kuat. Setelah itu aku pun ambruk menindih tubuh montoknya.

“Ahh aku puas Bu, aku puas banget CUPP CUPP CUPP CUPP!” Kataku sambil menciumi wajahnya dan memeluknya erat erat.

“Iya sayang, Ibu juga puas sama kamu”.

“Ayo Bu kita mandi sekarang”. Pintaku pada Ibu. Mendengar permintaanku Ibuku pun mengangguk pelan lalu kami bangkit dari lantai kamar mandi untuk mandi bersama.

Setelah selesai mandi bersama sekitar jam 5 sore, aku dan Ibu pun langsung berpakaian dan membereskan pakaian kotor kami. Setelah selesai beres-beres kami pun keluar dari kamar hotel untuk check out dan pulang ke Solo. Setelah selesai proses check out, aku pun memasukkan barang-barang kami ke mobil sedangkan Ibu langsung masuk ke dalam mobil.

Selesai memasukkan barang akhirnya aku masuk dan menyalakan mesin mobil lalu keluar dari hotel melanjutkan perjalanan pulang ke Solo. Sepanjang jalan kulihat Ibu tertidur pulas, mungkin karena permainan yang melelahkan tadi membuat Ibu begitu kecapean hingga tertidur selama perjalanan pulang. Ketika sampai di Solo sekitar pukul 7 malam aku pun meminggirkan mobil sebentar untuk membeli makan malam di warung kaki lima di pinggir jalan.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu