3 November 2020
Penulis —  Antingmama

Akibat Merusak Gagang Pintu

POV Ambar

Perkenalkan namaku Ambar Cokrowardoyo usiaku 19 tahun dengan tinggi badan 166 cm berat 54 kg dan ukuran payudara 34B. Aku berasal dari Kota Solo dan saat ini aku sedang berkuliah di salah satu universitas negeri di Kota Semarang. Postur tubuhku yang langsing dan tinggi semampai membuatku banyak dikagumi lelaki.

Ambar Cokrowardoyo

Akhir pekan ini aku disuruh Mama untuk membantunya dalam festival Jamu se Jawa Tengah. Ya Mamaku sendiri adalah seorang pengusaha Jamu bernama Riana Cokrowardoyo berusia 45 tahun. Beliau membuka usaha jamu sedari aku kecil untuk mengisi waktu luang dan menambah penghasilan keluarga. Papaku bernama Hartono Cokrowardoyo berusia 48 tahun seorang PNS tingkat eselon di lingkungan Pemkot Solo.

Aku ingat Mamaku dulu membuka usaha jamu karena penghasilan Papaku sebagai PNS jauh dari mencukupi. Ya kami dulu hidup pas-pasan karena Papaku saat itu masih berpangkat rendah. Namun seiring berjalannya waktu usaha Mamaku semakin maju dan juga karier Papa berkembang sehingga mampu menyekolahkan aku dan adikku Aryo yang saat ini berusia 16 di kelas 1 SMA di sekolah terbaik di Kota ini.

Jujur awalnya aku agak malas untuk ikut Mama karena setahuku festival jamu itu hanyalah acara untuk orang-orang tua seperti Mamaku. Namun karena Mama mendesakku akhirnya sebagai anak yang berbakti aku pun menuruti permintaan Mamaku untuk membantunya selama 3 hari.

Pada hari Jum’at awal ketika aku datang ke acara tersebut memang benar yang hadir disitu adalah orang-orang seumuran Mamaku seperti Tante Mariska dan Tante Ratna plus rombongan dari Pemkot Solo seperti Pak Bardi, Pak Isman dan Bu Tuti. Hari pertama festival kujalani dengan penuh kebosanan.

Namun malamnya tidak ternyata ada hal tidak diduga. Ternyata teman SMAku Andi juga ikut disini! Baru kuketahui rupanya Andi adalah anak kandung Tante Ratna teman satu rombongan Mamaku sesama pengusaha jamu dari Kota Solo. Ya Andi dulu merupakan teman satu SMAku dan dulu kami juga lumayan sering main bersama semasa di sekolah dulu.

Kulihat dia jauh lebih ganteng dibandingkan sewaktu SMA dulu. Kami pun langsung akrab ketika bertemu dan mengobrol tentang kabar teman-teman SMA dulu. Keakrabanku dengan Andi rupanya diperhatikan oleh Mama. Sepertinya dia menyukai kedekatanku dengan Andi walaupun hubungan kami sebenarnya masih sebatas teman bermain karena masing-masing dari kami sudah memiliki pacar.

Keesokan harinya aku dan rombongan termasuk Andi mengenakan baju khas tradisional Jawa seperti Beskap dan Kebaya. Hari kedua itu jatuh pada hari Sabtu dimana banyak pengunjung yang datang kebanyakan adalah turis baik lokal maupun mancanegara.

Dari semua anggota rombongan yang berjumlah 6 orang, terlihat kemampuan bahasa asing mereka agak terbatas. Ya Mamaku dan Tante Ratna Ibunya Andi beserta dan anggota yang lain sering kikuk ketika akan menjelaskan produk jamu mereka ke wisatawan mancanegara. Sebagai mahasiswa jurusan Bahasa Inggris aku pun turun tangan mengatasi hambatan bahasa ini.

Aku membantu menjelaskan produk jamu yg dipamerkan kepada turis mancanegara agar mereka mengerti seperti apa minuman jamu dan berbagai khasiatnya. Selain aku, Andi juga membantu menjelaskan kepada turis-turis tersebut walaupun bahasa Inggrisnya tidak selancar diriku namun aku maklum dia karena memang bukan mahasiswa bahasa.

Ketika sedang beristirahat makan siang dengan Andi, Mamaku memuji kami berdua karena sudah membantu mempresentasikan produk-produk jamu kepada para turis mancanegara. Saat itu Andi menjawab bahwa apa yg kami lakukan semata-mata hanya untuk melatih kemampuan komunikasi bahasa Inggris saja. Walaupun begitu Mama terlihat senang dengan kinerja kami berdua.

Setelah menjalani festival seharian akhirnya tepat jam 9 malam acara pun berakhir. Kami pun langsung menuju hotel untuk beristirahat. Sampai di hotel kami semua pun berpisah menuju kamar masing-masing. Saat sampai di kamar Mama pun nyeletuk padaku.

“Mbar, tadi Mama liat kamu cocok banget deh sama Andi”. Kata Mama sambil tersenyum.

“Cocok apanya nih Ma, jadi supir aku gitu hehehehe”. Kataku bercanda padanya

“Husshh kamu ini! Bukan supir tapi suami tau”. Tegur Mamaku dan meyakinkanku.

“Apa suami? Ya gak kali Ma, aku sama Andi tuh temen main dari SMA mana mungkin nikah”. Bantahku pada Mama.

“Gak usah bohong, Mama bisa liat kok tatapan mata kamu ke Andi itu beda bukan kayak dari temen ke temen”. Sergah Mama padaku yg akhirnya membuat pipiku tersipu. Jujur hubunganku dengan Randy saat ini memang kurang harmonis dikarenakan kesibukan dia sebagai aktivis BEM kampus dan kuakui tebakan Mama memang tepat.

“Udah ah Mama jadi ngawur ngomongnya. Aku mau mandi nih badan udah keringetan semua dari tadi”. Tepisku lalu ngeloyor ke kamar mandi.

“Yowislah kalo gitu Cah Ayu”. Kata Ibuku sambil tersenyum.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu