3 November 2020
Penulis —  Antingmama

Akibat Merusak Gagang Pintu

POV Ratna

Ibuku R. Ay Ratna Kusumaningrat

Setelah festival jamu berakhir akhirnya kami kembali ke rutinitas awal dimana Andi sibuk dengan kuliahnya sedangkan aku sibuk dengan toko jamuku. Hubungan seksual antara kami berdua menjadi agak jarang karena harus berhati-hati agar tidak ketahuan suamiku, kedua anak Perempuanku ataupun Mbok Yem pembantuku.

Sewaktu Andi mengusulkan untuk merenovasi kamar tempat aku biasa beristirahat di lantai atas toko jamuku, aku mulai menghitung besaran pengeluarannya. Ya walaupun agak mahal namun daripada harus melakukan secara sembunyi-sembunyi di rumah, maka aku putuskan untuk mengabulkan permintaan Andi.

Akhirnya aku pun memanggil tukang untuk mengecat ulang dan memasang AC di kamar istirahat yang ada di tokoku. Aku pun juga mengganti closet jongkok yang ada di kamar mandi tokoku menjadi WC duduk lengkap dengan shower kecilnya. Aku juga membeli spring bed berukuran besar dan juga meja rias plus lemari untuk menyimpan pakaian.

Setelah merenovasi kamar mandi dan kamar tidur di tokoku, aku sengaja tidak langsung memberi tahu Andi dan akan membuatnya sebagai kejutan untuknya. Kedua pegawai tokoku Lastri dan Ningrum awalnya mempertanyakan untuk apa aku melakukan ini semua pada tokoku karena sebenarnya mereka cukup nyaman dengan keadaan tokoku yang adem dan bersih.

Belakangan ini jika sedang tidak sibuk buka toko aku juga menghadiri pengajian Ibu-ibu komplek yang ada di masjid dekat rumahku. Sebenarnya dari dulu sudah ada ajakan untuk menghadiri pengajian tersebut namun karena sibuk akhirnya aku pun tidak kunjung menghadirinya. Karena sudah sering tidak menghadiri pengajian Ibu-ibu komplek membuatku jadi sungkan untuk menolak terus.

Setelah beberapa kali menghadiri pengajian Ibu-ibu komplek perumahanku, aku pun mulai merenungi apa yang telah aku perbuat selama ini. Ya aku tahu di dalam agama.

incest adalah perbuatan terlarang. Namun aku tidak bisa menghentikannya begitu saja. Ya tidak mudah menghentikan semua perbuatan ini walaupun Andi sendiri pun mengatakan dia akan tetap begini sampai nanti dia menemukan jodohnya namun tetap saja sebagai Ibu aku merasa sangat berdosa.

Pengajian itu pelan-pelan mulai merubahku. Aku mulai kembali rajin shalat dan mengaji. Sebenarnya sebelum aku melakukan hubungan terlarang itu dengan Andi aku termasuk orang yang rajin beribadah, namun kuakui kesibukanku dan keterlenaanku dengan kenikmatan seks membuat ibadahku sedikit kendor.

Bukan itu saja, aku juga belakangan ini mulai memakai pakaian yang lebih tertutup tidak seperti sebelumnya yang cenderung terbuka. Terkadang aku juga mulai mencoba memakai jilbab walaupun tidak kupakai setiap hari namun kuakui aku cukup nyaman dengan memakai jilbab.

Hubungan seks dengan Andi yang mulai jarang menjadi buah simalakama bagiku. Sebagai wanita dengan kebutuhan seks yang tinggi aku masih membutuhkan kenikmatan itu. Namun di dalam agama aku sadar ini adalah perbuatan yang salah. “Ya Allah maafkan hambamu ini yang penuh dosa” lirihku dalam setiap doaku.

Setelah beberapa hari dalam kegalauan, tak terasa hari Sabtu pun tiba. Keadaan rumah begitu sepi karena suamiku sedang ada proyek di luar kota, kedua putriku sedang ada kegiatan kemah Pramuka di luar sekolah, sedangkan Mbok Yem sedang ada musibah yaitu sepupunya meninggal di Sukoharjo jadi dia minta izin padaku hari Jum’at kemarin untuk melayat kesana.

Aku berpikir ini adalah kesempatan yang bagus untuk melakukannya dengan Andi. Namun aku tak mau melakukannya di rumah. Aku tak ingin mengotori rumah kami dengan perzinahan antara Ibu dan anak lelakinya apalagi jika harus dilakukan di atas ranjang pengantinku dengan suamiku. Diam-diam aku mengambil beberapa baju dan celana yang ada di kamar Andi lalu kubawa dan kusimpan di dalam kamar peristirahatanku di lantai 2 toko kami.

Perkiraanku ternyata memang tepat. Hari Sabtu ini Andi memang datang menjemputku ke toko. Saat dia datang memang hanya tinggal aku sendirian karena kedua pegawaiku Lastri dan Ningrum sudah pulang karena hari Sabtu aku memang hanya buka sampai sore hari. Andi pun membantuku merapikan jamu-jamu yang ada di toko dan menaruhnya di gudang penyimpanan.

Tak kusangka setelah menaruh barang-barang ke dalam gudang dia pun memelukku erat-erat. Andi bilang sangat kangen denganku dan minta maaf kalo belakangan ini dia sibuk jadi agak kurang perhatian denganku. Aku pun memaafkannya dan menasihatinya agar jangan terlalu cuek walaupun punya kesibukan.

Tak lama kemudian Andi pun mengajakku pulang. Aku mencegahnya dan menyuruhnya untuk pergi ke kamar di lantai atas. Setelah melihatnya dia begitu terkejut dan senang dengan perubahan di kamar itu. Selain itu aku juga menunjukkan closet kamar mandi yang sudah kuganti dengan closet duduk.

Setelah memperlihatkan semuanya aku mengajak Andi untuk tidur di toko malam ini. Kujelaskan bahwa aku sudah membawa baju dan celana ganti untuknya. Dia pun mengangguk setuju lalu memasukkan motornya ke dalam toko agar lebih aman. Setelah itu aku dan Andi pun mandi secara bergantian.

Setelah mandi kami pun makan pizza dan salad yang sudah dipesan lewat aplikasi online. Kami makan dengan lahap karena malam itu. Setelah makan aku dan Andi pun menonton TV dan bersantai sejenak. Setelah itu aku pun menawarkan kepada Andi untuk minum jamu. Dia pun mengiyakan dan memintaku untuk membuat jamu untuknya.

Tak lama setelah meminum jamu, kulihat wajah Andi memerah dan penisnya mengeras dibalik celana pendeknya. Dia pun langsung memelukku erat-erat mengajakku untuk berhubungan intim. Aku menyuruhnya untuk menutup rolling door toko kami supaya aman dan kami pun naik ke atas.

Selama di atas aku dan Andi bermesraan dan berhubungan intim layaknya suami istri. Setelah ronde pertama selesai aku pun menanyakan padanya soal dia dan Ambar pada minggu lalu. Andi pun menjawab bahwa dia dan Ambar pergi nonton bioskop dan makan malam. Mendengar itu aku merasa sedikit cemburu padanya.

Sewaktu dia jalan denganku kami hanya makan malam berdua tanpa menonton namun dengan Ambar dia pergi makan dan nonton juga. Walaupun begitu aku pun maklum kalo mereka itu masih anak muda sedangkan aku adalah Ibunya. Ya kurasa Andi beneran jatuh cinta dengan Ambar. Sepertinya Andi memang akan memilih Ambar untuk menjadi penggantiku.

Tak lama Andi pun meminta untuk ronde kedua. Aku pun dengan senang hati melakukannya. Kami melakukannya dengan posisi misionaris dan WOT. Setelah selesai bercinta di ronde kedua ini, Andi pun menanyakan mengenai perubahanku belakangan ini. Ya dia sadar aku belakangan ini memang suka datang ke pengajian Ibu-ibu komplek.

Selanjutnya dia menanyakan mengenai perubahan gaya berpakaianku yang lebih tertutup dan juga kegemaranku memakai jilbab belakangan ini. Aku pun menjelaskannya dengan hati-hati dan bilang aku tidak ingin berpakaian terbuka karena faktor umur dan juga sudah bosan sering digoda oleh pengunjung tokoku.

Sewaktu dia menanyakan apakah aku akan memakai jilbab di waktu dekat ini aku merasa dilema untuk menjawabnya. Ya kuakui aku cukup nyaman memakai jilbab walaupun belum berfikir untuk memakainya secara permanen. Kukatakan padanya aku cukup nyaman dengan memakai jilbab dan bertanya pada Andi apakah dia berkenan jika nanti aku memakai jilbab secara permanen.

Ternyata Andi menolakku untuk memakai jilbab. Dia takut kalo aku pakai jilbab maka aku tidak akan memakai anting-antingku lagi. “Aduh dasar kamu kekanak-kanakan hihihihi”. Kataku dalam hati. Kujelaskan padanya jika pun aku memakai jilbab bukan berarti aku akan melepas anting-antingku, hanya lebih tertutup.

Sebenarnya tujuanku meminta izin kepadanya untuk mengenakan jilbab adalah supaya kami bisa mengakhiri hubungan terlarang ini secara perlahan. Ya hanya dengan cara itulah, hubungan terlarang ini bisa diakhiri pelan-pelan. Namun rupanya Andi sudah begitu kecanduan seks denganku sehingga dia malah menolaknya.

Malam itu kami pun kembali melanjutkan hubungan intim sampai tertidur pulas. Saat menjelang tidur kutanyakan kembali apakah dia serius dengan Ambar. Dia menjawab bahwa dia serius mencintai Ambar namun dia masih belum mau melepaskanku. Aku pun tersenyum mendengar ucapannya dan saat kukecup keningnya kulihat dia sudah tertidur pulas sambil posisinya menindihku dan penisnya masih terbenam di vaginaku.

Paginya sekitar jam 4 pagi aku terbangun, kurasakan vaginaku disodok-sodok oleh batang keras. Saat membuka mata kulihat Andi sedang menyodok-nyodokkan penisnya ke dalam vaginaku. Melihat itu aku pun tersenyum manis.

“Aduh anak Ibu pagi-pagi udah nafsu aja”.

“Ohh Ibu, jangan pake jilbab dulu ya Ohh Ohh Ohh, Ibu tetep pake baju seksi ya Ohh Ohh Ohh”. Desah Andi padaku.

“Iya sayang Ahh Ahh Ahh”. Jawabku asal.

Andi pun terus menyodok vaginaku dengan keras. Sepertinya ini adalah ronde terakhirnya karena kekuatan sodokannya kurasakan tidak sekuat ronde pertama maupun kedua. Walaupun begitu aku tetap meladeninya dengan sabar.

15 menit kemudian, kurasakan sodokan Andi makin lama makin menggila. Sepertinya dia akan mencapai klimaksnya. Dia pun menyodokku lebih dalam hingga menyentuh mulut rahimku. Tak lama kemudian dia pun mengerang keras.

“Ohh Ibuku yang cantik aku mau keluar Ohh CROOT CROOT CROOT!” Keluarlah sisa-sisa cairan spermanya yang hanya 3 kali semprotan ke dalam rahimku.

“Ibu juga keluar nak Ahh Ahh Ahh CREETT CREETT CREETT CREETT”. Aku pun juga keluar sambil memeluknya erat-erat. Setelah itu tubuh Andi pun ambruk menindih tubuhku.

Setelah selesai ronde terakhir ini, Andi masih mengenyot-ngenyot puting susuku dan tangannya kembali memegangi anting-antingku.

“Ibu, jangan pake jilbab dulu ya, aku masih pengen liat Ibu pake anting-anting sama baju seksi CUPP CUPP!” Katanya masih menindih tubuhku mengenyot-ngenyot puting susuku lalu mencium anting-anting di kedua telingaku dan menaruh kepalanya di samping leher kananku.

“Tapi kalo Ibu sesekali pake jilbab buat dateng ke pengajian gak apa-apa kan?” Tanyaku padanya. Dia pun tak menjawab pertanyaanku.

Saat kuangkat lehernya ternyata Andi sudah tertidur karena kelelahan. Walaupun sudah ada AC namun tubuh kami tetap berkeringat karena persetubuhan yang kami lakukan cukup panas sehingga membuat energi kami terbakar habis. Aku pun hanya mencium keningnya dan memeluknya erat-erat.

“Andi, Ibu sayang kamu”. Kataku sambil memeluknya yang sedang tertidur.

Tak lama kemudian azan Subuh pun berkumandang. Karena ingin shalat aku pun membalikkan tubuh Andi hingga terlentang. Ingin rasanya kubangunkan Andi untuk Subuh bersama namun karena kulihat dia sangat kelelahan akhirnya kubiarkan dia tidur untuk memulihkan tenaganya. Aku pun mengambil handuk dan bergegas turun ke bawah untuk mandi wajib dan menunaikan shalat Subuh di pagi ini.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu