3 November 2020
Penulis —  Antingmama

Akibat Merusak Gagang Pintu

POV Ratna

Selepas peristiwa persetubuhanku dengan Andi di toko dua minggu yang lalu, kami pun menjalani rutinitas seperti biasa. Aku menyibukkan diri mengurus toko jamuku sedangkan Andi kembali sibuk dengan kuliahnya. Hubungan seksku dengan Andi tetap berjalan seperti biasa namun sekarang kami lebih sering melakukannya di kamar yang terletak di lantai dua toko jamuku daripada jika dilakukan dirumah untuk menghindari resiko ketahuan oleh orang rumah.

Ibuku R. Ay Ratna Kusumaningrat

Belakangan ini aku pun jadi lebih sering memakai jilbab terutama saat pulang dari pengajian majlis ta’lim. Ya aku coba pelan-pelan untuk membiasakannya walaupun Andi tetap terlihat kurang senang jika aku memakai jilbab. Kedua pegawaiku Lastri dan Ningsih pun sering memujiku jika aku memakai jilbab sepulang dari pengajian.

Oh ya seminggu lagi tepat tanggal 16 November Andi akan ulang tahun. Aku berpikir hadiah apa yang akan kuberikan saat ulang tahunnya nanti. Setelah berpikir sebentar, aku pun ingat jika beberapa hari yang lalu Andi pernah mengeluh padaku kalau jam tangannya rusak. Aku berencana untuk membelikannya sebuah jam tangan baru sebagai hadiah ulang tahunnya Minggu depan.

Setelah mengumpulkan uang aku pun pergi ke salah satu Mall yang ada di kota Solo untuk membelikannya hadiah jam tangan baru. Setelah berputar-putar cukup lama akhirnya aku mendapatkan jam tangan lelaki merek Swiss Army yang cukup sporty. Setelah membayar aku pun menaruh jam tangannya di dalam kotak dan menyimpannya di lemari kamarku.

Hari Rabu tepat dua hari sebelum Andi berulang tahun, aku sedang berada di kamar sambil membaca buku sementara suamiku sedang mandi di kamar mandi dalam. Tak lama kemudian, terdengar bunyi pesan WA dari HP suamiku. Awalnya aku terlalu mempedulikannya karena kupikir itu adalah rekan bisnis suamiku, namun lama-kelamaan aku pun penasaran dan coba membuka HP-nya.

“Mas, kapan ke Surabaya lagi? Aku kangen sama Mas Gatot”.

“Mas, kok gak dijawab? Lagi sibuk ya?

Apa maksudnya ini? Apakah Wulan adalah selingkuhan Mas Gatot yang selama ini dia sembunyikan? Tak terasa air mata pun mengalir membasahi pipiku. Orang yang sudah mengarungi bahtera rumah tangga selama lebih dari 20 tahun bersamaku rupanya mempunyai wanita lain di luar sana.

Tak lama kemudian, Mas Gatot pun keluar dari kamar mandi. Aku pun langsung menghapus air mataku dan menaruh HP-nya di tempat semula. Setelah berpakaian Mas Gatot pun langsung naik ke ranjang dan berbaring di sampingku dan tertidur sambil menutupi tubuhnya dengan selimut. Melihat dia yang langsung tidur, aku pun mengurungkan keinginanku untuk bertanya padanya.

Keesokan harinya saat sedang di dalam toko aku pun lebih banyak melamun dan berfikir tentang kejadian semalam. Lastri dan Ningsih pun bertanya kenapa aku banyak melamun hari ini. Aku pun hanya bilang pada mereka bahwa aku hanya kelelahan dan bilang pada mereka bahwa besok aku tidak ke toko dulu karena ingin istirahat.

Malamnya sebelum pulang ke rumah, aku menyempatkan diri membeli kue ulang tahun untuk Andi untuk diberikan keesokan harinya. Kue yang kubeli pun kutaruh di dalam kulkas supaya tetap dingin. Setelah menaruh kue di dalam kulkas aku pun bergegas untuk mandi dan istirahat. Malam ini aku tidur sendiri karena tadi pagi suamiku pamit padaku dan anak-anak untuk pergi keluar kota sampai hari Senin demi urusan proyek.

Pagi harinya tepat pada hari Jum’at tanggal 16 November setelah shalat shubuh dan membangunkan anak-anakku. Pagi itu aku memakai daster warna biru tanpa lengan yang lumayan ketat. Aku pun menyiapkan kejutan untuk Andi. Segera kukeluarkan kue ulang tahun dari kulkas dan menaruhnya diatas meja makan lalu kunyalakan lilin yang ada di atas kue.

“Lho Bu, kok ada kue sama lilin segala, emangnya siapa yang ulang tahun?” Tanya Widya padaku.

“Lha kamu lupa ya, sekarang ini kan ulang tahunnya Mas Andi”. Kataku menjawab pertanyaan Widya.

“Oh iya aku lupa hehehehe”. Jawab Widya sambil tertawa kecil.

“Lho Ibu”. Kata Andi saat turun dari kamarnya.

“Selamat ulang tahun sayang, ini kue dari Ibu buat kamu”.

“Wah makasih ya Bu”. Katanya sambil memelukku dan mencium pipiku

“Ayo ditiup dong lilinnya Mas”. Pinta Sekar.

Akhirnya Andi pun meniup lilin ulang tahunnya sambil diiringi lagu selamat ulang tahun. Setelah meniup lilin, memotong kue dan membagikannya pada aku dan kedua adiknya, Widya dan Sekar pun angkat bicara.

“Mas nanti hadiahnya aku kasih pas pulang sekolah ya”.

“Iya gak apa-apa kok”. Jawab Andi.

“Bu, nanti aku sama Mbak Widya pulangnya agak sore ya, mau cari hadiah buat Mas Andi”. Kata Sekar padaku.

“Yowis gak apa-apa asal jangan kemaleman yo pulangnya”.

“Iya Bu, oh ya aku berangkat sekolah dulu ya udah siang nih soalnya”. Kata Widya padaku.

“Iya sama aku juga”. Sahut Sekar.

“Yaudah kalian berangkat gih sekarang nanti telat lho”. Kataku pada mereka berdua.

“Kita berangkat dulu ya Bu, Assalamu’alaikum”. Kata mereka berdua sambil menyalami tanganku.

“Waalaikumsalam, hati-hati ya di jalan”. Kataku melepas kepergian mereka berdua.

Setelah Sekar dan Widya pergi praktis hanya tinggal aku dan Andi pada pagi itu. Kulihat Andi akan siap-siap pergi ke kampus pagi ini. Aku pun menanyakan jam berapa dia pulang.

“Ndi, nanti kamu pulang jam berapa?” Tanyaku padanya.

“Nanti abis shalat Jum’at aku udah nyampe rumah kok Bu, soalnya dosenku ada acara ke luar kota makanya kuliahnya diliburin dulu”.

“Oh gitu, yaudah nanti Ibu kasih hadiahnya pas nanti kamu pulang aja ya”.

“Kenapa gak sekarang aja Bu ngasihnya?” Tanya Andi padaku.

“Gak ah, biar nanti jadi surprise”. Kataku pendek.

“Ibu nih, yaudah aku berangkat dulu CUPP CUPP”. Katanya sambil mencium pipi dan bibirku. Aku pun hanya tersenyum sambil melambaikan tangan padanya lalu membiarkannya pergi kuliah.

Setelah anak-anakku pergi sekolah dan kuliah, karena hari ini ada jadwal pengajian Ibu-ibu komplek maka aku memilih jilbab dan gamis apa yang harus kupakai. Akhirnya aku memilih gamis dan jilbab warna cream yang menjadi favoritku. Setelah memakai gamis dan jilbab sekaligus make-up aku pun keluar dari kamar.

Tepat jam 8 pagi pengajian pun dimulai. Setelah membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an pembahasan pun berlanjut. Kali ini tentang keluarga sakinah. Saat mendengar isi ceramahnya tak terasa air mataku mengalir pelan. Ya aku menangisi nasibku sendiri karena suamiku punya simpanan lain diluar kota. Setiap kata-kata yang keluar dari mulut sang Ustadzah bagaikan sebiluh pisau yang menyayat-nyayat hatiku.

Setelah sampai kembali dirumah aku pun berganti pakaian. Kali ini aku mengganti gamisku dengan kemeja santai warna merah yang lumayan ketat memperlihatkan payudaraku yang montok dan celana Aladin warna cream tanpa melepaskan jilbab yang ada di kepalaku. Aku pun memesan ojek online untuk pergi kerumah Dewi temanku.

15 menit kemudian aku pun tiba dirumah temanku. Walaupun aku sebenarnya bisa mengantarkan jamu pesanannya memakai jasa pengiriman online namun karena Dewi adalah teman dekatku dari SMA maka aku memutuskan untuk mengantarkannya langsung ke rumah sekalian silaturahmi. Aku pun disambut dengan hangat dirumahnya.

Dewi memiliki postur yang sedikit lebih pendek dariku yaitu sekitar 166 cm dan berat 60 kg namun payudaranya terlihat lebih besar dariku berukuran sekitar 36D. Pagi itu Dewi memakai jilbab warna merah dan baju kaos yang agak ketat. Kami pun mengobrol tentang masalah kesibukan masing-masing dan nostalgia masa SMA dahulu.

Saat sampai dirumah aku pun menunaikan shalat Zhuhur lalu menyantap makan siang karena sudah lapar. Tadinya aku mau menunggu Andi namun karena sudah keburu lapar aku memutuskan untuk makan duluan. Setelah makan aku pun beristirahat sebentar di dalam kamar.

Tak lama kemudian kudengar suara pintu rumah terbuka. Aku pun memutuskan untuk keluar dari kamar dan benar saja ternyata Andi sudah sampai dirumah.

“Udah nyampe sayang?”

“Iya Bu, oh ya tumben hari ini Ibu pakai jilbab?” Tanyanya padaku.

“Tadi Ibu ada jadwal pengajian Ibu-ibu komplek makanya Ibu pakai jilbab. Oh ya tadi kamu shalat Jum’at dimana?” Tanyaku padanya.

“Di masjid komplek Bu, tadi sebelum pulang kerumah aku shalat disitu”. Jawab Andi padaku.

“Yaudah sekarang kamu makan gih, tadi Mbok Yem udah Ibu suruh masak banyak soalnya ini kan hari ulang tahun kamu”. Kataku pada Andi.

“Oh ya Bu, hadiah buat aku mana?” Tagih Andi padaku.

“Udah kamu makan dulu, nanti abis makan Ibu kasih hadiahnya ke kamu”. Kataku menyuruhnya untuk makan.

“Iya Bu”. Kata Andi sambil mengambil nasi dan lauk yang tersedia di meja makan. Melihat dia makan aku pun kembali ke kamar untuk istirahat sejenak.

Setelah beristirahat di kamar, aku pun membawa hadiah jam tangan sambil membawakan dua gelas jamu untuk diminum bersama di kamar Andi. Tepat jam setengah 2 siang aku pun masuk ke kamar Andi. Kulihat Andi sedang main laptop dengan hanya mengenakan kaos oblong putih dan celana pendek. Melihat kedatanganku Andi pun tersenyum.

“Ndi, Ibu buatin jamu buat kamu nih diminum ya sayang”.

“Iya Bu”. Katanya sambil menyambar gelas berisi jamu dan meminumnya sampai habis.

“Hah segar”. Katanya setelah meminum sampai habis. Aku tersenyum melihat tingkahnya. Saat itu aku pun juga langsung meminum jamuku hingga habis. Setelah sama-sama menghabiskan gelas berisi jamu, aku pun duduk di pinggir ranjangnya. Setelah melihat aku duduk di ranjang, Andi pun menghampiriku dan duduk di sebelahku lalu mulai bicara.

“Bu, mana hadiahnya? Katanya Ibu mau ngasih hadiah buat aku?” Tanya Andi kembali menagih janjiku pagi tadi.

Aku pun mengeluarkan bungkus jam tangan yang kusembunyikan dibalik baju kemejaku.

“Ini apa Bu?” Tanya Andi padaku.

“Udah buka aja sendiri”. Kataku menyuruhnya untuk langsung membukanya. Andi pun langsung membukanya. Saat membuka isinya dia pun tersenyum girang.

“Wah bagus banget jam tangannya Bu, makasih ya”. Katanya sambil memakaikan jam tangan ke pergelangan tangan kirinya.

“Kamu kan kemaren bilang kalo jam tangan kamu rusak, makanya Ibu beliin jam tangan baru buat kamu”. Kataku padanya.

“Makasih banget ya Bu, aku sayang banget sama Ibu CUPP CUPP CUPP”. Katanya sambil memeluk dan mencium bibirku berulang kali. Aku pun membalas pelukannya dengan erat. Setelah berpelukan sejenak Andi pun meminta sesuatu padaku.

“Bu, hhhmmmm, aku kepengen Bu”. Katanya sambil meremas-remas tanganku.

“Kepengen apa sih sayang”. Kataku genit.

“Kepengen gituan Bu”. Katanya sambil meremas-remas payudaraku dengan tangan kanannya.

“Yaudah kunci dulu gih pintunya”. Perintahku padanya. Andi pun langsung berlari kedepan pintu dan menguncinya rapat-rapat. Setelah itu dia kembali duduk di ranjang bersamaku.

“Bu, dibuka dong Jilbabnya, aku pengen liat anting-anting Ibu kayak biasanya”.

“Buka sendiri dong sayang, katanya sayang sama Ibu”. Kataku manja sambil memanyunkan bibir.

Andi pun mulai menggunakan tangannya untuk membuka Jilbabku. Setelah melepaskan penitinya, kain Jilbab yang ada di kepalaku pun terlepas. Kini dia pun mulai membuka Ciput berbentuk topi yang biasa kupakai untuk mengikat rambutku agar tidak berantakan. Tak lama kemudian Ciput topi itu pun terlepas sehingga rambutku yang hitam nan lurus dan panjang sebahu terurai bebas beserta dengan anting-anting emas di kedua telingaku yang bergoyang bebas.

“CUPP CUPP CUPP CUPP Slurp Slurp Slurp Slurp Slurp Slurp”. Begitulah bunyi ciuman dan hisapan Andi dimulai dari wajahku, turun ke leher lalu menuju payudaraku yang putih dan montok.

“OHH sayang OHH”. Kataku mendesah-desah menikmati cumbuannya pada tubuhku.

Setelah mencumbuku beberapa saat, Andi pun mulai membuka celananya hingga penisnya yang berukuran 17 cm dengan diameter 3,5 cm terpampang bebas di hadapanku. Dia pun membuka celana Aladin yang membungkus celanaku hingga kami berdua sama-sama telanjang bulat. Setelah itu kami melakukan posisi 69 dimana aku menghisap penis Andi sedangkan dia menghisap vaginaku.

“Slurp Slurp Slurp Slurp”. Begitulah bunyi hisapan mulutku pada penisnya yang jumbo itu.

Setelah saling menghisap selama 10 menit rupanya aku pun sudah akan orgasme. Kujambak rambut Andi dengan keras lalu aku pun berteriak.

“AHH AHH AHH Andi Ibu keluar sayang AHH AHH AHH CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT”. Keluarlah cairan orgasmeku menyirami mulut dan wajah Andi. Aku pun lemas seketika.

Setelah memberikanku kesempatan untuk ambil nafas, Andi pun mulai menaiki tubuhku dan membuka pahaku lebar-lebar. Aku yang terlentang pasrah pun hanya memandangnya dengan sayu sambil tersenyum. Tak lama kemudian penis Andi pun menempel pada bibir vaginaku dan mulai berusaha untuk masuk ke dalam sarangnya.

“BLESS SREET BLESS SREET BLESS SREET”. Penis Andi pun mulai menyeruak ke dalam vaginaku.

“OHH OHH pelan-pelan sayang, punya kamu gede banget OHH OHH!” Desahku padanya.

Andi pun menyodok vaginaku dengan pelan. Selama menyodokku, dia menciumi leher dan anting-antingku berulang kali.

“OHH OHH Ibu cantik pake anting-anting OHH OHH OHH CUPP CUPP!” Katanya sambil mempercepat sodokannya pada vaginaku.

“OHH OHH iya sayang OHH OHH OHH!” Desahku menikmati sodokannya.

Tak lama kemudian kami bertukar gaya jadi posisi nungging. Andi pun mulai menyodokku dari belakang. Selama posisi nungging, punggung mulusku pun jadi incaran ciuman dan jilatannya.

“OHH Bu nikmat Bu nikmat OHH OHH OHH OHH!”

“Iya sayang Ibu juga nikmat AHH AHH AHH AHH!”

Siang itu kami melakukannya dengan berbagai gaya. Mulai dari gaya nungging, posisi pangku maupun miring. Satu hal yang baru kusadari bahwa tubuh Andi sekarang jauh lebih berotot dibandingkan sebelumnya. Sepertinya dia ikut fitness diluar sehingga badannya menjadi lebih kekar dibandingkan dengan sebelumnya.

“OHH OHH Ndi, pelan-pelan Nak OHH OHH OHH!” Desahku ketika dalam posisi dipangku oleh Andi.

“Plak Plok Plak Plok Plak Plok Plak Plok OHH Ibu OHH OHH OHH!” Katanya sambil menyodokku dengan kencang.

Setelah 30 menit berlalu Andi pun kembali dalam posisi menindihku dalam posisi misionaris. Aku hapal bahwa ini adalah tandanya dia akan mencapai orgasme. Setelah itu dia pun mulai menyodokku dengan sangat kencang dan sangat dalam hingga ujung penisnya menyundul-nyundul mulut rahimku. Aku pun merasakan kenikmatan yang amat sangat berada dalam posisi itu.

5 menit kemudian Andi pun menyodokku dengan tambah keras hingga akhirnya dia memasukkan penisnya dalam-dalam hingga menyentuh mulut rahimku. Aku yang juga akan mencapai orgasme pun ikut menggerak-gerakkan pantatku.

“OHH OHH Ibu cantik pake anting-anting aku keluar OHH OHH OHH CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT!” Teriaknya sambil menyirami rahimku dengan 15 kali semprotan spermanya. Oh banyak sekali sperma anakku ini.

“Ibu juga keluar sayang AHH AHH AHH CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!” Teriakku yang juga telah mencapai orgasme. Karena kelelahan tubuh anakku pun ambruk menindih tubuhku.

Sembari beristirahat sejenak mengumpulkan tenaga, Andi pun asyik menciumi leher, anting-anting, dan kedua payudaraku. Aku pun hanya mengusap-usap kepalanya dengan penuh kasih sayang. Selanjutnya Andi pun mengajakku berbicara.

“Oh aku puas banget Bu Oh Oh CUPP CUPP CUPP”. Katanya sambil menciumi anting-antingku.

“Ibu juga puas sayang”. Balasku pada Andi.

“Bu, besok kita pergi ke Parangtritis ya tapi berdua aja”.

“Lho emangnya kamu mau ngapain?”

“Aku pengen hadiah ulang tahunku bisa berduaan sama Ibu tapi di tempat yang beda gak kayak dirumah atau di toko Ibu”.

“Hhhmmm… Gimana ya sayang, nanti Sekar sama Widya bisa curiga”.

“Udah bilang aja Ibu ada acara reuni temen sekolah sekalian ada urusan bisnis jamu di Yogya”.

“Ok deh kalo gitu Ibu mau. Tapi kita berangkat pagi ya, terus pesen hotel mulai sekarang”.

“Makasih Bu CUPP”. Katanya mencium bibirku.

“Sekarang kamu turun dong dari badan Ibu, badan kamu berat banget nih”.

“Iya Bu”.

Setelah Andi turun dari badanku dan berbaring di sampingku, kurasakan sperma Andi keluar lumayan banyak dari vaginaku. Saat kuseka spermanya dengan tanganku, terlihat spermanya sangat kental dan baunya agak amis. Aku pun menanyakan hal tersebut pada Andi.

“Andi, kok sperma kamu lebih kental sama lebih amis dari biasanya? Emangnya kamu makan apa bisa sampe kayak gini aroma spermanya?”

“Kan aku ikut fitness Bu, aku suka minum susu khusus fitness yang banyak proteinnya. Makanya spermaku jadi lebih amis”. Terang Andi padaku.

“Kamu harus lebih banyak makan sayur sama buah buat ngurangin bau amis sperma kamu”. Nasihatku padanya.

“Iya Bu, besok aku bakal makan sayur sama buah-buahan lebih banyak”. Katanya menuruti nasihatku.

“Ngomong-ngomong badan kamu jadi tambah kekar deh semenjak fitness”. Pujiku padanya.

“Hehehehe aku fitness gini kan biar tambah kuat kalo gituan sama Ibu”. Katanya genit padaku.

“Kamu dulu sebelum fitness aja Ibu udah kewalahan apalagi kalo ditambah fitness. Pantesan tadi Ibu hampir pingsan ngelayanin kamu, soalnya tenaga kamu kuat banget sayang”. Kataku sambil memeluknya dari samping.

“Bu, ngomong-ngomong aku pengen lagi nih. Ibu masih kuat kan?” Katanya membalas pelukanku. Memang saat itu kulihat penisnya telah kembali mengeras tanda bahwa dia sudah ‘on’ kembali”.

“Aduh sayang kamu nih kuat banget deh. Yaudah tapi sekali lagi aja ya abis itu kita istirahat ya”.

Akhirnya kami pun kembali lanjut ke ronde kedua. Aku pun berusaha untuk memuaskan Andi dengan seluruh stamina yang aku punya. Andi pun kembali menyodokku dengan tenaga penuh.

“Plak Plok Plak Plok Plak Plok Plak Plok Plak Plok!” Begitulah bunyi sodokan Andi hingga vaginaku kemerahan.

“AHH Andi pelan sayang AHH AHH!”

Di ronde ini Andi pun mengajakku untuk berjalan keliling kamar dalam posisi penisnya tetap menancap di vaginaku. Aku pun berjalan sambil tetap menahan sodokan penisnya. Di lantai, di depan pintu, sampai duduk di meja belajar, kami pun melakukannya dengan penuh semangat.

“AHH Ndi, Ibu capek banget kamu ajak muter-muter AHH AHH AHH!” Kataku ketika duduk mengangkang di meja belajarnya sambil Andi tetap menyodokkan penisnya ke dalam vaginaku.

“Sekali-sekali coba sensasi baru Bu, biar lebih nikmat OHH OHH OHH OHH OHH!” Kata Andi sambil tetap menyodokku dengan keras.

Setelah 45 menit berlalu rupanya Andi sudah akan orgasme. Dia pun membopong tubuhku ke ranjang dan kembali meneletangkannya sambil dia tetap menyodokku dari atas. Makin lama sodokan penisnya makin dalam hingga menyentuh mulut rahimku. Saat mencapai klimaks, dia pun menyodokkan penisnya dalam-dalam dan berteriak.

“Ibu aku keluar lagi OHH OHH OHH CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT!” Teriak Andi menyemprotkan spermanya 12 kali semprotan ke dalam rahimku.

“Ibu juga keluar sayang AHH AHH AHH CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!” Teriakku mencapai orgasme sambil memeluk tubuhnya erat-erat.

Setelah sama-sama mencapai orgasme. Kami pun beristirahat sambil bercakap-cakap. Selama mengobrol Andi memelukku dengan erat dari samping sambil sesekali memainkan anting-antingku. Aku pun hanya tersenyum melihat tingkahnya yang kolokan itu.

“Bu, Ibu ulang tahunnya masih lama ya?” Tanya Andi.

“Iya sayang masih dua bulan lagi”.

“Dua bulan lagi berarti udah masuk tahun depan dong. Kan dua bulan lagi udah Januari”.

“Iya nak, tanggal 15 Januari tahun depan”.

“Berarti Ibu zodiaknya Capricorn dong”.

“Iya sayang, kalo kamu zodiaknya Scorpio kan soalnya lahirnya bulan November”.

“Iya Bu hehehehehe”. Kata Andi tertawa kecil.

“Katanya Scorpio sama Capricorn itu cocok lho Bu, pantesan ya kita sehati”. Katanya memelukku dengan erat.

“Iya tapi Scorpio itu orangnya emosian udah gitu nafsunya gede banget kayak kamu”. Kataku sambil mencubit hidungnya pelan.

“Seandainya kita bukan Ibu dan anak aku mau kok nikahin Ibu”. Kata Andi padaku.

Mendengar perkataan Andi tak terasa air mataku pun mengalir di pipiku. Aku memeluknya dengan erat sambil mengelus-elus rambutnya. “Oh Andi terima kasih kamu telah mengisi hati Ibu selama ini, di saat aku masih terpukul atas perselingkuhan Ayahnya, Andi pun datang mengisi hatiku dan mencoba mengobati luka hatiku.

“Bu, kok Ibu nangis? Apa kata-kataku tadi nyinggung Ibu ya?” Tanya Andi sambil mengusap air mata di pipiku.

“Ah gak kok sayang. Ibu cuma bahagia aja ngeliat kamu tambah dewasa kayak gini”. Terangku padanya.

“Bu, pasti ada yang Ibu sembunyiin dari aku. Kalo ada masalah cerita aja”. Kata Andi sambil terus mendesakku.

“Udah Ibu gak apa-apa kok sayang”. Kataku coba menenangkannya.

Selesai mengobrol aku dan Andi pun saling merangkul dan berciuman mesra. Saat itu mataku sudah terasa berat karena pertempuran yang melelahkan tadi. Tubuh kami berdua pun masih bermandikan keringat walaupun AC sudah dinyalakan dari tadi. Tak lama kemudian Andi pun bangkit lalu berbalik menghadap tubuhku dalam posisi berlutut dengan penis yang kembali mengacung keras mengangguk-angguk menunjuk vaginaku.

“Andi kamu mau apalagi? Ibu udah capek sayang”. Kataku sambil menatapnya sayu.

“Bu maaf tapi aku tiba-tiba kepengen lagi, tolong ya Bu”. Kata Andi memohon sambil memegangi penisnya yang sudah keras menuju vaginaku.

“AHH Ndi, Ibu udah gak kuat nak”.

“OHH Bu masuk Bu OHH BLESS SREET BLESS SREET BLESS SREET!” Desah Andi sambil berusaha memasukkan penisnya kembali ke dalam vaginaku.

“OHH Ndi pelan nak OHH”

Andi pun kembali menyodokku dengan kuat. Kali ini aku hanya bisa pasrah sambil sesekali memejamkan mata merasakan sodokan dan cumbuannya pada tubuhku. Selama menyodokku dia asyik menyusu pada payudaraku sambil sesekali bibirnya menciumi anting-antingku.

“OHH Ibu cantik banget kalo pake anting-anting OHH OHH CUPP CUPP CUPP CUPP!” Desahnya sambil menciumi anting-antingku berulang kali. Aku pun hanya terdiam dan membalasnya dengan mengusap-usap kepalanya.

Sodokan Andi pada vaginaku makin lama makin kuat. Karena terlalu bernafsu dia pun mulai mencupangi leherku hingga berwarna kemerah-merahan. Aku pun tak kuasa melarangnya karena tahu dia sedang diluar kendali. Tak lama kemudian Andi mulai berteriak-teriak.

“OHH Bu, bunting Bu, Ibu bunting OHH OHH OHH CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT!” Teriaknya sambil menyemprotkan spermanya sebanyak 9 kali menembak-nembak pintu rahimku.

“AHH AHH AHH CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!” Teriakku yang juga telah mencapai orgasme. Karena kelelahan tubuh Andi pun ambruk menindih tubuhku. Kami pun beristirahat sejenak memulihkan tenaga. Setelah berhasil mengatur nafas, Andi pun mulai angkat bicara padaku.

“Bu, kok sekarang Ibu lebih sering pakai Jilbab?” Tanya Andi penuh selidik padaku.

“Emangnya kenapa sayang kalo Ibu sering pakai Jilbab?” Tanyaku sambil tersenyum.

“Kalo pake Jilbab anting-anting Ibu kan jadi ketutupan”. Katanya dengan manja sambil kedua tangannya memegangi anting-anting emasku.

“Walaupun ketutupan Jilbab Ibu kan tetep pake anting-anting sayang”. Jawabku sambil mengusap-usap kepalanya dengan lembut.

“Ah gak mau, pokoknya aku gak mau anting-anting Ibu yang indah ini ketutupan sama Jilbab! Nanti kalo ketutupan Jilbab terus lama-lama anting-anting Ibu malah dilepas lagi”. Rengek Andi dengan suara keras padaku. Aku pun hanya tersenyum sabar mendengar rengekannya itu. Setelah hening sejenak, aku pun coba menjelaskannya pada Andi.

“Ndi, mau tau gak kenapa Ibu sekarang lebih sering pake Jilbab?”

“Emangnya kenapa Bu?”

“Soalnya Ibu gak mau kalo otak sama burung kamu jadi ngeres terus gara-gara sering ngeliatin anting-anting Ibu. Kamu itu punya fetish sayang”. Terangku padanya dengan lembut.

Fetish itu apa Bu”. Tanya Andi padaku.

Fetish itu bentuk kecenderungan seksual dimana orang akan lebih terangsang hasrat seksualnya jika ada objek tertentu yang jadi pemicu hawa nafsunya”. Terangku padanya.

“Contohnya kayak gimana Bu?” Tanya Andi padaku sambil tangannya memegang anting-antingku.

“Ya kayak kamu ini, burungnya ngeres kalo ngeliat anting-anting Ibu. Ada juga cowok yang ngeres kalo ngeliat cewek pake sepatu hak tinggi. Tapi fetish yang paling umum biasanya cowok yang suka ngeres kalo ngeliat BH sama celana dalam cewek. Makanya banyak kasus_fetish_yang cowoknya make BH sama celana dalam cewek buat masturbasi demi memuaskan hasrat seksualnya”. Jawabku padanya sambil tersenyum.

Mendengar jawaban terakhirku, kulihat Andi memejamkan matanya dan kurasakan penisnya yang tadi agak melemas sekarang kembali ereksi dan siap untuk menggauliku kembali. Dia pun langsung menyodokkan penisnya dalam-dalam dengan posisi tubuh yang menindihku sangat erat hingga aku terkunci tak berdaya. Dalam posisi dia pun bebas menciumi leher dan anting-antingku.

“OHH Bu nikmat Bu, nikmat OHH OHH OHH OHH!” Desahnya menikmati tubuhku.

“Ndi, badan kamu jangan dempet banget kayak gini sayang, Ibu jadi gak bisa nafas AHH AHH AHH!”

“Plak Plok Plak Plok Plak Plok!” Begitulah bunyi sodokan penis Andi pada vaginaku.

15 menit kemudian, sodokan penis Andi pun tambah kencang dan tambah dalam. Melihat itu aku pun hanya bisa pasrah dan berharap dia akan segera keluar. Tak lama kemudian dengan satu sodokan yang dalam sampai penisnya menyentuh pintu rahimku dia pun berteriak-teriak kencang.

“OHH OHH Ibu cantik pake anting-anting OHH OHH CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT OHH OHH CUPP CUPP CUPP”. Teriak Andi menyemprotkan sisa-sisa spermanya sebanyak 6 kali semprotan sambil bibirnya menciumi bibir dan anting-antingku.

“AHH sayang CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!” Teriakku mencapai orgasme.

Kami pun saling mengatur nafas karena kelelahan yang amat sangat akibat persetubuhan tadi. Setelah nafas kami sama-sama teratur Andi pun mulai bicara padaku.

“Bu maaf ya kalo aku punya kelainan selama ini. Tapi biarpun begitu aku tetep sayang kok sama Ibu CUPP CUPP”. Katanya meminta maaf sambil menciumi bibirku berkali-kali.

“Udah Ibu ngerti kok sayang kalo soal itu. Yang penting kamu harus bisa ngendaliin diri ya”. Pesanku padanya.

“Bu, aku sayang sama Ibu”. Katanya sambil memelukku erat-erat.

“Ibu juga sayang sama kamu Andi”. Kataku membalas pelukannya.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu