3 November 2020
Penulis —  Antingmama

Akibat Merusak Gagang Pintu

Lanjutan

POV Andi

Tak terasa sudah lewat beberapa hari setelah peristiwa kencan dengan Ambar. Selama itu pula aku mencoba untuk mendekati Ibuku kembali. Namun kulihat respon Ibuku biasa-biasa saja seperti layaknya perhatian seorang Ibu kepada anaknya.

Oh ya belakangan ini kulihat ada perubahan pada Ibuku. Dia semakin rajin beribadah seperti shalat dan mengaji. Ibu juga mulai rajin menghadiri pengajian Ibu-ibu komplek rumahku. Bukan itu saja, belakangan ini kulihat Ibu juga mulai suka memakai jilbab walaupun tidak dipakai setiap hari namun karena jilbabnya itulah membuat sepasang anting-anting emas nan indah di telinganya menjadi tertutupi.

Aku berpikir apakah karena ini Ibu menjadi berubah terhadapku. Jujur aku belum mau kehilangan Ibu dan belum siap untuk mengakhiri hubungan ini. Ya aku harus kembali meluluhkan hati Ibuku.

Tepat seminggu setelah aku jalan bersama Ambar akhirnya hari Sabtu kembali tiba. Hari ini kondisi rumahku praktis hampir kosong. Ayahku seperti biasa ada proyek di luar kota dan baru akan kembali pada hari Senin. Kedua adikku Sekar dan Widya ada acara kemah pramuka di sekolahnya masing-masing dan baru akan kembali ke rumah pada Minggu siang.

Sabtu sore ini sekitar jam 5 sore setelah pergi bermain di rumah temanku aku pun langsung memacu sepeda motorku meluncur ke toko jamu Ibuku. Disana kulihat suasana sudah sepi karena memang kalo hari Sabtu Ibuku hanya membuka toko sampai sore hari tidak seperti hari Senin sampai Jum’at yang terkadang bisa sampai jam 9 malam baru Ibu menutup tokonya.

Saat masuk kulihat Ibuku yang memakai baju lengan panjang warna putih dan rok yang panjangnya hampir semata kaki bermotif bunga-bunga berwarna merah sedang merapikan jamu-jamu yang ada di rak. Melihat kedatanganku Ibu pun tersenyum.

“Bu, Lastri sama Ningrum kemana? Kok gak keliatan?” Tanyaku tentang kedua pegawai yang bekerja di toko jamunya.

“Mereka berdua udah pulang Ndi, kan kamu tau kalo hari Sabtu Ibu cuma buka toko sampe sore”. Jawab Ibu padaku.

Setelah itu aku pun berinisiatif membantu Ibu merapikan jamu-jamu yang ada di rak dan membawanya ke gudang penyimpanan jamu yang ada di pojok lantai satu. Setelah merapikan semua barang-barangnya saat aku dan Ibu masih di depan pintu gudang, secara reflek memeluk Ibuku dengan erat.

“Bu, aku kangen”. Kataku pada Ibu sambil memeluknya erat-erat.

“Ibu sebenarnya juga kangen, tapi kamunya sibuk terus sih belakangan ini jadi Ibu pikir kamu udah bosen sama Ibu”. Kata Ibu melepaskan pelukanku dengan nada kecewa sambil memperlihatkan wajah cemberutnya.

“Gak Bu, aku gak bosen sama Ibu, maaf ya kemaren karena aku sibuk UTS sama organisasi jadi gak sempet merhatiin Ibu”. Kataku meminta maaf sambil memeluknya kembali dengan erat.

“Iya Ibu ngerti kamu punya kegiatan di kampus tapi mbok ya sesibuk-sibuknya jangan cuekin Ibu juga toh”. Kata Ibuku yang juga membalas pelukanku sambil mengingatkanku.

“Iya aku janji, sesibuk apapun aku bakal tetep berusaha merhatiin Ibu, udah ya sekarang Ibu jangan marah lagi kayak kemaren-kemaren”. Janjiku padanya.

“Iya sayang, Ibu gak marah lagi kok”. Katanya sambil melepaskan pelukanku dan memperlihatkan senyum manisnya.

Setelah bercengkrama cukup lama dengan Ibuku, aku berinisiatif mengajaknya pulang ke rumah karena hari sudah semakin gelap. Namun Ibuku malah berkata lain.

“Bu, kita pulang yuk, udah gelap nih”. Ajakku padanya.

“Udah pulangnya nanti aja, sekarang kita keatas dulu yuk”. Ajak Ibuku sambil menarik tanganku ke lantai dua toko jamu kami.

Saat naik ke lantai dua Ibuku pun membuka pintu ruangan yang biasanya menjadi tempatnya beristirahat. Saat dibuka tidak disangka bahwa ruangan ini berubah total. Kamar ini sekarang sudah berubah menjadi lebih rapih dan juga dilengkapi AC dan juga spring bed plus lemari dan meja rias untuk Ibuku berdandan.

Ya sebenarnya sewaktu berhubungan intim dengan Ibuku sebulan yang lalu aku mengusulkan pada Ibuku untuk memperbaiki kamar tempatnya beristirahat di toko dengan menambahkan AC dan mengganti kasur lipatnya menjadi spring bed yang nyaman. Ya aku mengusulkan ini karena tahu bahwa jika kami terus melakukannya di rumah maka resiko untuk ketahuan baik oleh Ayah, kedua adikku dan Mbok Yem akan semakin besar.

“Wah Ibu, ternyata saranku kemarin Ibu turutin juga. Ini Ibu keluar uang berapa buat bikin kamar kayak gini?” Tanyaku padanya.

“Iya kira-kira habis sekitar 20 juta sayang”. Jawab Ibuku sambil mengelus kepalaku.

“Kok mahal banget Bu?” Tanyaku kembali.

“Kan sekalian sama kamar mandi juga nak, coba deh kamu liat kebawah”. Perintah Ibuku padaku.

Aku pun akhirnya turun ke bawah dan langsung menuju ke kamar mandi yang letaknya persis di sebelah tangga. Saat dibuka benar saja Ibu mengganti closet jongkok yang dulu ada menjadi closet duduk lengkap dengan shower kecil di sebelahnya. Saat kucek kondisi closet dan dan juga shower kecilnya menyala dengan baik.

“Wah makasih ya Bu, aku jadi sayang deh sama Ibu”. Kataku sambil memeluknya erat-erat.

“Iya sayang yaudah malem ini kita tidur disini ya”. Ajak Ibuku.

“Tapi aku gak bawa baju Bu, gimana dong?” Tanyaku kebingungan padanya.

“Tenang aja, baju, celana sama handuk kamu udah Ibu siapin kok di lemari, sekarang kamu mandi ya, terus abis itu kita pesen delivery aja buat makan malem”.

“Ok Bu”. Jawabku pendek.

“Oh ya, sebelum mandi, motormu tak masukin aja ke dalem, kalo dibiarin diluar ntar dicuri orang lagi”. Ujar Ibuku mengingatkanku.

“Iya Bu”. Turutku padanya.

Aku pun segera memasukkan motorku ke dalam toko jamu Ibuku. Untung saja lintasan di depan pintu toko Ibuku didesain landai sehingga aku bisa memasukkan motorku ke dalam ruangan tokonya. Setelah memasukkan motorku aku pun bergegas untuk mandi.

Setelah mandi dan berganti baju, sembari menunggu Ibuku yang sedang gantian mandi. Aku menyalakan televisi mencari acara yang bagus untuk ditonton. Aku juga sudah memesan makanan berupa paket pizza daging dan minuman plus salad untuk mengisi perut kami berdua di malam Minggu ini.

Tepat jam 7 malam pesanan kami pun tiba. Saat itu Ibuku juga baru selesai mandi dan langsung bersantap malam bersamaku di atas meja toko sambil menonton TV. Malam itu Ibu memakai tank top merah dan celana pendek warna hitam menampakkan keseksian tubuhnya. Malam itu kami makan dengan lahap karena kelaparan.

Setelah makan aku dan Ibu lanjut nonton TV sambil bercengkrama tentang acara TV yang lumayan lucu di malam Minggu ini. Tak lama kemudian Ibu pun menawarkan jamu padaku.

“Mau minum jamu gak malem ini?” Tanya Ibuku.

“Jamu apa Bu?” Tanyaku balik pada Ibu.

“Ya jamu biar kamu seger mau gak?” Tawar Ibuku lagi.

“Yaudah deh Bu aku mau”. Kuterima tawarannya.

“Yowis tunggu sebentar yo”. Kata Ibuku.

Ibu pun langsung bergegas mengambil jamu bubuk yang ada dan langsung meracik dan menyeduhnya dengan air hangat. Setelah itu dia memberikannya padaku dan Ibuku juga meminum jamu yang dia racik sendiri.

Kurasakan jamu yang diberikan oleh Ibuku agak pahit namun aku tetap meminumnya sampai habis. Memang benar kata Ibu setelah minum jamu badanku terasa segar dan kuat. Namun ada efek lain. Rupanya jamu yang diberikan Ibuku membuat kontolku mengeras luar biasa dibalik celana pendekku. Nafsu seksku menjadi naik berlipat-lipat ganda.

“Bu, aku pengen”. Ujarku padanya.

“Yaudah kamu tutup dulu rolling doornya ya”. Perintah Ibuku padaku.

Aku pun langsung bergegas menutup rolling door toko sehingga tidak akan ada yang tahu aktivitas kami selama di dalam. Setelah menutup rolling doornya aku dan Ibu langsung bergegas naik menuju lantai atas tempat dimana kamar berada.

Saat sampai di kamar, aku pun langsung menutup pintu dan kami pun saling berpelukan dan berciuman mesra. Ya kami berciuman sambil meraba tubuh masing-masing. Tak lama kemudian kami saling melepaskan pakaian yang dikenakan hingga aku dan Ibu telanjang bulat. Setelah sama-sama tidak berpakaian kami pun berjalan bersama menuju ranjang.

Saat sampai di ranjang aku pun langsung menindih Ibuku dalam posisi 69. Kujilati memek Ibuku sementara Ibu mengulum kontolku. Malam itu kami saling mencumbu dan merangsang satu sama lain.

“Slurp Slurp Slurp Slurp Slurp”. Begitulah bunyi hisapan mulut Ibuku pada kontol besarku.

Setelah 15 menit saling bercumbu membuat kontolku mengeras seperti batu. Karena sudah tidak tahan aku pun meminta Ibuku untuk tidur terlentang. Aku pun langsung menindih tubuh Ibuku menciumi wajah, leher, dan anting-antingnya. Kuarahkan kontolku ke depan pintu memeknya. Menyadari kontolku sudah berada di depan pintu memeknya, Ibuku pun menggunakan tangannya memegang kontolku dan memasukkannya ke dalam memeknya.

“BLESS SREET BLESS SREET BLESS SREET BLESS OHH OHH OHH OHH!” Desahku saat kontolku mulai memasuki memek Ibuku yang lembut nan menjepit ini.

“OHH OHH OHH OHH!” Begitulah bunyi desahan Ibuku.

Selanjutnya aku pun mulai menyodok memek Ibuku dengan kencang. Setelah hampir 10 hari tidak bersetubuh akhirnya aku bisa kembali menikmati tubuh mulus Ibuku.

“Plak Plok Plok Plak Plok Plak Plok Plak!” Begitulah bunyi sodokan kontolku pada memek Ibuku.

“Ohh Ibu nikmat Ohh Ohh Ohh!” Racauku padanya.

“Ohh sayang Ibu juga nikmat Ohh Ohh Ohh!”

Setelah 10 menit dalam posisi misionaris aku pun meminta Ibu menungging. Ibu pun menurutinya lalu melepaskan kontolku dan menungging menghadap ranjang membelakangiku. Tanpa waktu lama aku pun segera memegang pantatnya yang montok lalu kuarahkan kontolku menembus memeknya dari belakang “BLESS SREET BLESS SREET BLESS SREET!

Setelah 10 menit dalam posisi menungging, aku meminta Ibuku kembali ke posisi misionaris. Dengan senang hati Ibu pun menuruti kemauanku. Akhirnya kami pun kembali ke posisi awal dimana aku menindih Ibuku dari atas. Kupercepat sodokanku sambil menikmati payudara montok dan anting-anting emasnya yang indah.

“Bu, aku mau keluar! Terima ini Ohh Ohh Ohh Ohh CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT!” Kusemprotkan spermaku sebanyak 15 kali ke dalam rahimnya dan membuat mata Ibuku terbelalak kaget karena merasakan semprotan spermaku yang sangat banyak, kental, dan panas ke dalam rahimnya.

“Ahh banyak banget spermamu Andi! Ibu juga keluar Ahh Ahh CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!” Teriak Ibuku yang juga sudah mencapai orgasmenya.

Setelah pertempuran itu aku pun ambruk menindih tubuh Ibuku. Seperti biasa aku pun mengusel-uselkan kepalaku ke payudaranya yang montok sambil kedua tanganku memainkan anting-anting indahnya.

“Udah puas belum sayang?” Tanya Ibuku manis.

“Belum Bu, nanti aku pasti minta nambah lagi”. Kataku manja padanya.

“Spermamu banyak banget toh le, emang udah berapa lama gak dikeluarin”. Kata Ibuku sambil mengusap-usap kepalaku dengan penuh kasih sayang.

“Udah hampir 10 hari Bu, ini juga berkat jamu Ibu makanya spermaku jadi berlimpah”. Kataku memeluknya dengan erat.

“Dasar kamu ini”. Ujar Ibuku membalas pelukanku.

“Oh ya, kamu minggu lalu jadi jalan sama Ambar?” Tanya Ibuku lagi.

“Iya Bu”. Jawabku padanya

“Pergi ngapain?” Tanya Ibuku lagi.

“Ya jalan sama nonton Bu, hehehehe”. Kataku sambil tertawa kecil.

“Hhhmmm gitu ya, pantesan dari kemaren kamu cuekin Ibu, jadi udah asyik sama gandengan barunya”. Ujar Ibuku sambil mencemberutkan wajahnya.

“Ih enggak Bu, sampe sekarang Ibu tetep nomor satu buat aku kok CUPP”. Kataku membujuk dan mencium keningnya.

Tak lama kemudian nafsuku pun kembali bangkit. Aku pun kembali melanjutkan ronde kedua dengan Ibuku dalam posisi misionaris.

“Ohh Ibu cantik pake anting-anting Ohh Ohh Ohh!” Desahku menyodok-nyodokkan kontolku ke dalam memeknya sambil menciumi anting-anting emasnya.

“Ohh Ohh Ohh pelan-pelan nak, punya Ibu ngilu Ohh Ohh Ohh!”

Ronde kedua ini berlangsung cukup lama karena aku sudah keluar sebelumnya namun walaupun begitu tidak mengurangi rasa nikmat menyetubuhi Ibuku.

Setelah bermain dalam posisi misionaris selama 10 menit, aku pun meminta Ibu untuk pindah posisi ke atas alias Women On Top. Ibu pun menurutinya dan sekarang dia dalam posisi menindihku.

“Ohh Bu nikmat Bu Ohh Ohh Ohh Ohh”. Kataku sambil meremas-remas payudaranya yang super montok.

15 menit dalam posisi tersebut rupanya membuatku mendekati orgasme. Kubalikkan tubuh Ibuku kembali dalam posisi misionaris dan kusodok memeknya dengan kecepatan penuh. Tak lama kemudian kusodok dalam-dalam memek Ibuku sampai menyentuh mulut rahimnya.

“Ohh Ibu aku mau keluar Ohh Ohh Ohh CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT!” Kusemprotkan spermaku sebanyak 12 kali ke dalam rahim Ibuku sambil berteriak kencang.

“Ibu juga keluar Andi Ahh Ahh Ahh CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!” Desah Ibuku yang juga orgasme menyirami kontolku yang terkunci di dalam memeknya.

Aku pun ambruk menindih tubuh Ibuku. Kami beristirahat mengambil nafas sambil berciuman. Setelah tenaga sedikit pulih aku pun mulai membuka pembicaraan.

“Bu, belakangan ini aku liat Ibu mulai suka datang ke pengajian Ibu-ibu komplek, biasanya kan Ibu gak pernah ikutan pengajian. Ucapku pada Ibu.

“Sebenarnya Ibu dari dulu udah sering diajak pengajian sama Ibu-ibu komplek cuma ya gak pernah ada waktu karena sibuk ngurusin toko. Tapi karena gak enak nolak, terus ya akhirnya Ibu ikutan deh. Ya hitung-hitung biar gak dikira sombong sama tetangga”. Kata Ibuku sambil mengelus-elus rambutku.

“Oh ya, aku liat semenjak Ibu ikut pengajian, baju Ibu kok makin kesini makin tertutup terus kadang-kadang pake jilbab segala. Emangnya Ibu udah mau pake jilbab ya?” Tanyaku kembali padanya.

“Ya Ibu ngerasa umur segini udah kurang pantes kalo pake baju seksi makanya Ibu sekarang pake baju yang agak tertutup, lagian kamu sendiri tahu kan kalo Ibu kadang suka digodain sama pengunjung toko”. Terangnya secara sabar padaku.

“Tapi Ibu beneran udah mau pake jilbab?” Kembali kutanyakan pertanyaan yang belum terjawab tadi.

“Ya Ibu kemaren cuma coba-coba aja sih pake jilbabnya. Awalnya sih ngerasa gerah tapi lama kelamaan ya nyaman juga hehehehe. Oh ya kalo nanti Ibu pake jilbab kamu ngebolehin gak sayang?” Terangnya santai sambil bertanya padaku.

“Enggak Bu”. Tolakku.

“Lho, kenapa emangnya sayang?” Tanya Ibuku lagi.

“Nanti kalo pake jilbab, Ibu gak pake anting-anting lagi dong”. Kataku sambil memegang anting-anting di kedua telinganya.

“Ih kamu nih, pikirannya cuma anting-anting terus. Ya tetep dipake sayang cuma ya ditutupin jilbab aja anting-antingnya”. Terang Ibuku sabar sambil mengusap wajahku.

“Ah gak mau, pokoknya aku gak mau Ibu pake jilbab sekarang”. Rengekku sambil memeluknya erat-erat.

“Yaudah Ibu tunda deh pake jilbabnya sampe kamu nikah nanti, tapi mulai sekarang kamu rajin shalat ya terus harus bisa jaga sikap di depan Ayah sama kedua adikmu”. Nasihatnya padaku.

“Iya iya Bu Ustadzah”. Kataku cemberut dan karena gemas dengan sikap kekanak-kanakanku akhirnya kepalaku pun diremas- remas oleh Ibuku.

Tak lama kemudian Ibu memintaku untuk turun dari tubuhnya. Karena merasa kebelet pipis, aku pun langsung turun ke bawah dan masuk kamar mandi untuk pipis. “Ah nikmat sekali pipisku malam ini”. Saat keluar kamar mandi ternyata Ibuku juga kebelet pipis dan kami bergantian masuk ke kamar mandi untuk pipis.

Selama menunggu Ibu, aku merenungi obrolan kami tadi sambil terduduk di tepi ranjang. Sungguh aku tidak rela jika Ibu mau berpakaian tertutup dan memakai jilbab sekarang. Aku ingin Ibu kembali seperti dulu yang selalu memakai pakaian seksi nan menggoda. “Ahh Ibu, pake jilbabnya nanti aja ya Ahh Ahh”.

Tak lama kemudian Ibuku pun kembali masuk ke kamar. Ibuku tersenyum melihatku mengocok-ngocok kontolku. Dia pun langsung mendekatiku dan bersimpuh menyingkirkan tanganku dan sekarang gantian tangannya yang halus itu mengocok-ngocok kontolku dengan lembut. Selain mengocok dia juga menjilat dan menghisap-hisap kontolku.

“Slurp Slurp Slurp Slurp Slurp Ahh gede banget manuk anak Ibu ini”.

“Ahh Bu terus Bu terus Ahh Ahh!”

“Ini manuk nakal yang suka_ngeres_ya kalo ngeliat Ibu pake anting-anting”. Katanya sambil meremas-remas dengan kuat hingga kontolku terasa sakit.

“Ahh maaf Bu, jangan diremes-remes nanti jadi sakit punyaku Ahh Ahh”. Kataku menahan sakit.

“Biarin lagian salah sendiri, masak ngeliat Ibu kandung sendiri pake anting-anting aja bisa *ngeres, * pokoknya Ibu mau tak hukum manukmu ini”. Kata Ibu dengan nada pura-pura marah.

“Ahh maaf Bu maaf Ahh Ahh”.

Tak lama kemudian aku merasa akan keluar. Aku meminta Ibu untuk menghentikan kocokannya namun rupanya permintaanku tak digubris olehnya. Dia tetap meneruskan kocokannya pada kontolku. Saat akan keluar aku pun berteriak pada Ibu.

“Bu, aku mau keluar Ahh Ahh Ahh CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT!” Keluarlah spermaku sebanyak 9 kali semprotan mengenai wajah, leher bahkan sampai mengotori anting-anting emasnya. Setelah membersihkan kontolku aku pun tiduran karena lemas sedangkan Ibu pergi ke meja rias untuk membersihkan wajahnya.

“Ihh Andi kamu jorok banget sih, ini spermamu kena anting-anting Ibu nih hhhh”. Kesal Ibuku sambil membersihkan wajah, leher dan anting-antingnya dengan tissue basah. Aku yang sedang kelelahan pun hanya bisa terdiam mendengar ocehan Ibuku.

Setelah membersihkan wajahnya dari ceceran spermaku, Ibuku pun naik ke atas ranjang dan berbaring di sampingku.

“Andi kamu nakal banget ya, masak anting-anting Ibu kena semprot pejuhmu”. Katanya sambil memanyunkan bibir pura-pura marah.

“Maaf Bu aku gak sengaja”.

“Tapi kan pejuh kamu bau nak, anting-anting jadi kotor nih”.

“Ya maaf deh Bu, jangan marah”.

“Yaudah Ibu besok mendingan pake jilbab aja, biar anting-anting Ibu gak disemprot lagi sama pejuh kamu”.

“Kok gitu sih Bu, katanya make jilbabnya ditunda sampe aku nikah”.

“Biarin, daripada anting-anting Ibu nanti kotor sama pejuh kamu mending pake jilbab aja sekalian weeekk”. Katanya manja sambil menjulurkan lidahnya seraya mengejekku.

Karena kesal aku pun bangkit menindih tubuh Ibuku dan menggerayanginya. Ibuku pun meronta-ronta dengan tingkahku ini.

“Ahh Andi, jangan perkosa Ibu sayang Ahh Ahh”. Kata Ibuku pura-pura meronta

“Biarin, soalnya Ibu nakal, aku mau hukum Ibu”. Kataku terus menggerayangi tubuhnya.

Tak lama kemudian karena sudah sangat bernafsu, aku pun memasukkan kontolku ke dalam memeknya “JLEBB JLEBB JLEBB”. Kusodok memeknya kuat-kuat, entah kenapa di ronde ketiga ini aku begitu bernafsu seakan-akan seperti memperkosa Ibuku sendiri.

“Ahh Andi kamu jahat udah perkosa Ibu Ahh Ahh!” Teriaknya pura-pura meronta.

“Ohh Ohh abisnya Ibu udah cantik, montok, pake anting-anting lagi Ohh Ohh”

“Pak polisi tolong, saya lagi diperkosa sama anak saya hiks hiks hiks”.

“Percuma lapor polisi Bu, yang ada polisinya juga ikutan nafsu sama Ibu Ohh Ohh Ohh”.

“Jahat kamu Andi Ahh Ahh Ahh”.

Aku pun terus menyodokkan kontolku dengan keras dan dalam. Selain itu aku juga menjilati lehernya yang jenjang dan putih mulus dan payudaranya yang besar nan montok. Ya ini adalah pemerkosaan ternikmat yang pernah aku lakukan.

20 menit sudah berlalu, rupanya spermaku juga sudah mulai mendidih minta dikeluarkan. Aku pun kembali menyodoknya dengan keras dan saat akan klimaks kumasukkan kontolku dalam-dalam hingga menyentuh mulut rahimnya.

“Ohh Ibu aku keluar lagi Ohh Ohh Ohh CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT CROOT!” Keluarlah spermaku sebanyak 6 kali semprotan mengisi rahimnya yang subur.

“Ahh Andi kamu jahat Ahh Ahh CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT CREETT!” Ibuku pun juga keluar sambil memukul-mukul punggungku.

Tak lama kemudian aku pun ambruk menindih tubuhnya. Sembari mengambil nafas aku pun juga mencium lehernya yang putih mulus dan anting-anting emas di telinganya. Setelah nafas kami teratur Ibu pun membuka percakapan.

“Dasar anak nakal, Ibu sendiri malah diperkosa”. Katanya sambil mencubit pipiku.

“Yang penting aku puas bisa nikmatin wanita ningrat Solo yang cantik malem ini”. Kataku asal padanya

“Dasar anak nakal”. Katanya sambil menjambak rambutku pelan.

Kami pun saling berpelukan dan berciuman meresapi sisa-sisa kenikmatan persetubuhan ini. Tak lama kemudian Ibu pun membuka percakapan denganku.

“Ndi, kamu beneran cinta sama Ambar”. Tanya Ibu padaku.

“Sebenarnya sih gitu Bu, cuma aku belum berani ngomong, lagian dia juga baru putus sama pacarnya di Semarang”. Terangku padanya.

“Ohh gitu”. Jawab Ibuku pendek.

“Kenapa Bu? Kok kayaknya Ibu cemburu sama Ambar.

“Kalo mau jujur sih iya Ibu emang cemburu sama Ambar, tapi ya apa daya Ibu ini Ibu kandungmu. Sampai kapanpun kita gak mungkin menikah, apalagi hubungan incest ini kan sebenarnya dosa di dalam agama sayang”. Kata Ibuku sambil berkaca-kaca.

“Tenang Bu, pokoknya sebelum aku nikah aku gak bakal ngelepasin Ibu karena aku sayang banget sama Ibu. Kalo masalah dosa biar Allah aja yang menilai”.

“Makasih ya sayang udah mau nemenin Ibu selama ini”. Kata Ibuku sambil memelukku erat-erat.

“Sama-sama Bu”. Jawabku pendek.

“Yaudah sekarang kamu turun dong, Ibu mau tidur nih”.

“Gak mau Bu, aku mau tidur sambil nindihin Ibu kayak gini biar bisa bebas ciumin leher sama anting-anting Ibu”. Rengekku padanya.

“Aduh kamu ini, yaudah kamu bebas deh ciumin leher sama anting-anting Ibu tapi abis itu kita tidur ya, Ibu udah capek banget ini”. Kata Ibuku sambil mengusap-usap kepalaku.

Akhirnya aku pun tidur sambil mencium leher dan anting-antingnya. Saat sudah benar-benar kelelahan aku pun akhirnya tertidur sambil mulutku mencium anting-anting Ibuku sembari kontolku masih terhunus di dalam memeknya.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu