3 November 2020
Penulis —  Antingmama

Akibat Merusak Gagang Pintu

Lanjutan

POV Ratna

Setelah selesai berdandan aku dan suamiku pun menuju meja makan untuk sarapan bersama sekitar jam 7 pagi. Kedua anakku Sekar dan Widya pun ikut bergabung sarapan bersama kami. Pagi itu tidak terlihat Andi bersama kami. Mas Gatot menanyakan dimana Andi.

“Bu, tumben Andi belum bangun jam segini”.

“Mungkin dia kecapean kali yah habis ngerjain tugas kuliah”.

“Yowis aku mau tak bangunin dia dulu”. Kata suamiku mencoba berdiri. Karena merasa tak enak melarang suamiku Mas Gatot membangunkan Andi karena takut dia melihat Andi dalam keadaan telanjang.

“Udah mas biar aku aja yang bangunin dia”. Sanggahku padanya.

Aku pun langsung menuju kamarnya yang ada di atas. Saat kubuka kamarnya ternyata benar dugaanku bahwa Andi sedang tertidur pulas dalam keadaan telanjang bulat. Kulihat wajahnya begitu tampan kalo sedang tertidur seperti ini. Saat kuraba, keningnya terasa agak hangat. Sepertinya Andi agak kurang enak badan hari ini.

Saat kembali ke meja makan suamiku pun menanyakan bagaimana keadaan Andi kepadaku. Aku pun menjawab bahwa dia masih terlelap di kamar dan terlihat tidak enak badan.

“Gimana Andi Bu?” Tanya suamiku

“Masih tidur yah, tadi waktu Ibu pegang keningnya juga agak anget mungkin kecapean”. Jawabku pada Mas Gatot.

“Yowis kalo gitu si Andi jangan dipaksain buat nyusulin Ibu ke Semarang, ntar malah sakit lagi disana ngerepotin Ibu”. Kata suamiku.

“Ya Ibu sih terserah Andinya aja pak, kalo dia kuat yo nyusul kalo ndak kuat yo ndak usah”. Kataku padanya.

“Bu, nanti beliin aku oleh-oleh ya”. Pinta Sekar padaku.

“Aku juga dong Bu”. Sambung Widya meminta yang sama seperti Kakaknya.

“Iya nanti Ibu beliin kok buat kalian tenang aja”. Kataku pada mereka berdua.

Setelah selesai sarapan kedua putriku pun berpamitan padaku untuk pergi ke sekolah. Aku dan Mas Gatot pun membawa barang-barang ke dalam bagasi mobil. Setelah selesai aku berpamitan pada Mbok Yem pembantuku untuk menjaga rumah dan kedua putriku lalu setelah itu aku masuk ke dalam mobil dan meninggalkan rumah.

Sekitar pukul 07.45 aku pun sampai di Stasiun Solo Balapan. Aku pun segera menurunkan barang-barang dibantu oleh suamiku. Aku pun mencari kedua temanku Jeung Riana dan Jeung Mariska yang akan berangkat bersama-sama denganku ke Semarang pagi ini. Tak lama kemudian aku bertemu dengan mereka yang ternyata berada tak jauh dari tempatku berdiri.

“Lho Jeung Ratna sendirian aja kesini?” Tanya Jeung Riana.

“Ndak kok, aku diantar sama suamiku kesini”. Jawabku padanya.

“Oh ya perwakilan dari Pemkot Solo pada kemana?” Tanyaku lagi.

“Mereka udah duluan berangkat tadi pagi Jeung Ratna, soalnya Pemkot banyak ngurusin soal birokrasi disana”. Jawab Jeung Mariska padaku.

Sedikit informasi aku bersama Jeung Riana dan Jeung Mariska merupakan tiga orang pengusaha jamu yang dipilih oleh Pemkot Solo untuk mewakili Kota menghadiri Festival Jamu se Jawa Tengah di Semarang. Jeung Riana sendiri berumur 45 tahun dengan tinggi badan sekitar 166 cm sedangkan Jeung Mariska 43 tahun dengan tinggi badan sekitar 164 cm.

Mereka berdua sama-sama cantik dan awet muda tak kalah denganku. Tak lama kemudian suamiku menghampiriku sambil membawa barang-barangku. Setelah berkenalan sebentar dengan kedua temanku ini Mas Gatot pun pamit pergi karena ada urusan pekerjaan di Surabaya. Alhasil tinggallah kami bertiga di stasiun mengobrol sembari menunggu kereta datang.

Sekitar jam 08.15 pun kereta kami pun datang. Kami langsung menuju kereta sambil membawa barang-barang kami lalu duduk di kursi masing-masing. Tak lama kemudian kereta kami pun berjalan. Sepanjang perjalanan kami mengobrol tentang keluarga kami.

“Jeung Ratna anaknya ada berapa?” Tanya Jeung Riana.

“Ada 3 Jeung. Yang paling tua laki-laki namanya Andi umur 19 tahun kuliah di UNS Solo. Terus yang Kedua sama ketiga perempuan Sekar kelas 2 SMA sama si Bungsu Widya masih kelas 4 SD. Kalo Jeung Riana sendiri anaknya ada berapa?” Tanyaku balik padanya.

“Anakku dua Jeung. Yang pertama perempuan seumuran sama anakmu Andi namanya Ambar sekarang dia kuliah di Undip Semarang. Yang kedua Aryo masih kelas 1 SMA”. Jawabnya padaku.

“Kalo Jeung Mariska sendiri anaknya berapa?” Tanya Jeung Riana.

“Aku dua juga sama kayak Jeung Riana. Yang paling tua perempuan namanya Erlina baru lulus kuliah tahun ini. Yang kedua laki-laki Ilman kelas 3 SMA baru mau ujian taun depan”. Jawabnya pada kami.

“Oh ya Jeung Ratna boleh liat foto anakmu gak? Aku penasaran mau liat wajahnya kayak apa?” Tanya Jeung Riana.

“Wah kenapa nih Jeung Riana? Mau dikenalin ya sama anakmu Ambar hihihi”. Jawabku sambil tertawa.

“Ya namanya jodoh kan siapa yang tau Jeung hihihi”. Tawanya padaku. Aku pun menurutinya dengan memberikan foto Andi padanya di ponselku. Jeung Riana pun memberikan foto Ambar anaknya padaku. Hhmm anaknya cukup cantik dan manis mirip dengan Ibunya.

“Anakmu ganteng juga ya Jeung Ratna”. Pujinya padaku.

“Anakmu juga cantik Jeung Riana”. Balasku memujinya.

“Oh ya nanti anakmu Ambar dateng gak di acara kita?” Tanyaku pada Jeung Riana.

“Pastinya dong. Nanti juga dia tidur sekamar sama aku di hotel. Cuma ya dia datangnya paling sore soalnya masih ada jadwal kuliah di kampusnya”. Katanya padaku.

“Oh begitu”. Jawabku pendek.

“Eh Jeung Ratna, katanya Andi anakmu mau datang juga ke Semarang hari ini”. Tanya Jeung Mariska yang dari tadi lebih banyak tersenyum mendengar celotehku dengan Jeung Riana.

“Iya dia sih janji ke aku mau dateng cuma ya tadi pagi badannya agak demam gitu Jeung ya moga aja dia kuat nyusul ke Semarang”.

“Iya moga aja dia sehat ya supaya aku bisa ketemu calon mantuku hari ini” hihihi”. Kata Jeung Riana sambil tertawa diikuti Juga dengan Jeung Mariska. Aku hanya tersenyum melihat tingkah mereka berdua.

“Ihh Jeung Riana ini. Udah gak sabar banget mau besanan sama aku”. Kataku tersenyum

“Ya gak apa-apa toh Jeung Ratna. Biar kita jadi satu keluarga”. Katanya padaku. Kami bertiga pun tertawa lepas selama di dalam kereta.

Jam 10.45 kami pun sampai di Stasiun Tawang Semarang. Setelah turun dari kereta kami pun memesan taksi online untuk segera menuju Hotel Dafam Semarang. Sampai di hotel sekitar jam 11.20 rupanya orang-orang dari Pemkot Solo sudah menunggu disana. Kami pun segera menuju kamar masing-masing untuk menaruh barang-barang.

Setelah menaruh barang-barang, kami pun berkumpul untuk briefing persiapan acara sore nanti di lobby hotel. Ada 3 orang perwakilan Pemkot Solo yaitu dari Dinas Pariwisata Kota Solo. Yang pertama ada Bu Tuti yang akan tidur sekamar dengan Jeung Mariska. Sisanya dua orang lagi Pak Bardi dan Pak Isman tidur di kamar lain.

_

“Andi dimana kamu sekarang? Oh ya jangan lupa makan sama shalat Jum’at ya sayang. Maaf tadi pagi Ibu gak bangunin kamu soalnya badan kamu tadi agak anget gitu. Nanti kamu kabarin ya kalo jadi nyusul kesini”.

_

Begitulah pesan WA yang kukirim pada anakku Andi. Sembari menunggu waktu makan siang aku pun shalat Zhuhur di kamarku. Tak berapa lama kemudian Pak Bardi dan Pak Isman pun kembali ke hotel dan kami semua pun makan siang bersama. Selama makan siang kami pun melanjutkan pembicaraan kami yang terpotong karena shalat Jum’at tentang acara nanti sore. Setelah selesai makan siang, kami pun kembali ke kamar masing-masing dan bersiap-siap untuk acara pembukaan sore nanti di Lapangan Simpang Lima Kota Semarang.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu