1 November 2020
Penulis —  ropek

WINCEST

Entah disengaja atau tidak, dia juga seperti menggerakkan tubuhnya, sesekali pantatnya mendorongku kebelakang, lalu sedikit memutar tubuhnya, terjadi gesekan lagi, dengan tetap menggerakkan tangannya yang sibuk mengepel lantai, setelah beberapa kali aku memilih mundur dan berpura pura sibuk dengan membersihkan kaca jendela.

🏘️🏘️🏘️🏘️🏘️

Sore hari setelah mandi aku nonton tv, kukenakan sarung tanpa CD, sambil tiduran beralaskan kasur lantai, kulihat mama sibuk didepan laptopnya, kutarik sarungku bagian bawah sampai diatas lutut lalu kutekuk keatas kakiku kananku sambil sedikit melebarkannya, sehingga dari arah depan pasti terlihat sebagian penisku dan biji pelernnya, sekitar setengah jam Ia selesai, lalu kudengar ia memanggilku.

“Her.. mau mama masakin apa?”

Aku pura pura tidur.

“Her.??”

Ku dengar decitan kursi, mungkin dia mau menghampiriku,

“Yah malah tidur…”

Kulirik dia berjalan kearah tv, lalu mematikannya.

Kubuka mataku sedikit, kulihat saat dia berbalik, saat mau berjalan, ia menghentikan langkah kakinya, jantungku berdegup kencang, penisku sedikit demi sedikit menegang sehingga hampir membentuk tonjolan disarungku, khawatir kalo ketahuan penisku tiba tiba ngaceng, kusamarkan pergerakan tonjolan sarungku, dengan meluruskan kaki kananku, bergantian dengan kaki kiriku yang kutekuk keatas, sehingga kain sarungku semakin tertarik diatas paha, aku yakin jika dari depan pasti terlihat semua penis dan biji pelerku, kulirik dia agak kaget, dan melangkah pergi, tapi tiba tiba dia balik lagi, beberapa kali mondar mandir, kadang mencari sesuatu di samping tv, kembali menjauh, lalu mengambil sapu, menyapu di sekitarku, sambil sesekali menoleh kearahku, aku jadi semakin deg deg an.

Hari mulai gelap, tadi mungkin kecapaian tidur beneran, aku bangun kucari mama di dapur sambil mengendap endap tapi gak ada.. Dikamar mandi pintunya terbuka, pasti juga gak ada disitu, apa pergi keluar ya? Batinku.

Ketika lewat lagi didepan kamar mama, samar samar kudengar suara dari dalam kamarnya, seperti rintihan.

OMG.. mama pasti lagi masturbasi nih..

Sayang sekali gak ada celah buat ngintip, jadi aku hanya menikmati suara samar desahannya dari dalam sambil onani sendiri didepan kamarnya.

Beberapa menit kemudian duaranya agak mengeras, dan cukup jelas..

“Mmhh.. mhh ahgg…”

Sial dia udah nyampai kali. Sebenarnya aku ingin sekali mendobrak masuk kamarnya, tapi sementara aku harus bersabar, menunggu kesempatan yang benar benar matang.

Aku menjauh dari kamarnya, diruang Tv aku mengeraskan suaraku, kupanggil Mama.

“Maa… Mama??”

“Ee a ada apa Her…” Jawabnya agak gugup.

“Mama masak apa mau beli makan diluar?”

“Ii iya, Mama tadi masak… udah mama siapin di meja, tapi hanya ada sambal sama ayam goreng Her?”

“Hmm. iya ma gpp, itu udah enak kok”

“Ayo ma makan bareng,‘”

“Mama abis mandi lagi ganti baju, Kamu udah mandi belom, kalo belum mandi dulu sana,!”

“Hehe, iya ma, belum, tadi ketiduran, oke deh aku mandi dulu.”

Seperti biasa setelah mandi aku perlihatkan sedikit palkonku, saat keluar dari kamar mandi dia lagi sibuk menata piring, pastinya kuperhatikan dia curi curi pandang si palkon, Haha sial malah tambah besar kepala nih si palkon, gara gara ada yang merhatiin, aku pura pura cuek, berjalan santai menuju kamarku.

Suatu Hari aku mulai memikirkan rencana selanjutnya, ingin kuperlihatkan kontolku secara terang terangan padanya.

Saat mama sedang mandi pagi, aku menyelinap dikamarnya, ku ganti bola lampu kamarnya dengan lampu yang sudah rusak.

Saat pagi begini kukira tidak mungkin dia menyalakan lampu, Kamar kami memang tidak memiliki AC, karena itu, kami memasang jendela yang cukup besar, dan ventilasi udara yang banyak walaupun lobangnya kecil kecil, diatas jendela kamar. Jadi cahaya pagi sudah cukup menerangi ruangan kamar. Hanya ada kipas angin sebagai penyejuk.

Sore mulai petang saat aku pulang, seperti biasa mama sudah tiba dirumah dulu. Aku sengaja muter muter mengulur waktu agar pulang saat magrib

“Her tolong gantiin lampu kamar mama ya,!”

“Kenapa Ma? lampunya yang rusak atau jalur kabel ada yang putus?” Tanyaku pura pura tidak tahu.

“Gak tau Her, Kamu bisa cek gak?”

“Oke, bisa dong, tapi aku mau mandi dulu ya ma,!”

“Iya.. nanti kalo lagi nyantai juga gak papa”.

“Tapi mama udah beli apa belum, kalo yang rusak bola lampunya?”

“Masih ada kok, disamping Rak TV”

Kami memang selalu menyediakan barang barang atau perlengkapan rumah, tertata di Rak sebelah TV.

Sebenarnya tadi kupastikan dulu bola lampu masih ada dua buah.

Selesai mandi seperti biasa pakai sarung tanpa CD, aku bersiap siap memasang bola lampu,

“Ma bantuin pegangin senter dong”. Pintaku.

“Iya,”

Kami masuk kamar yang suasananya gelap. Senter ku nyalakan, pura pura kusorot jalur kabel,

“Kelihatannya gak ada yang putus ma”. Ucapku.

“Kalo gitu, langsung pasang aja deh,” Jaeab Mama.

Kuseret kursi rias dikamarnya, berada dibawah lampu, lalu kunaiki kursi itu sambil berdiri,

“Ma sorotin pas tempat lampu ya,”

“Eh gak di matiin dulu saklarnya Her?”

“Gak papa kok ma, tenang aja!”

“Hati hati lo ya”.

“Iya tenang aja”.

Kuberikan senter padanya, dan diarahkan ketitik lampu,

Karena dia fokus menyoroti titik lampu, ku kendurkan ikatan sarungku. Kuposisikan wajahnya tepat didepan pinggangku.

Saat bola lampu yang baru terpasang. walaupun belum kuputar sepenuhnya, lampu langsung menyala.

‘Klap’

Kugerakkan badanku sedikit, sehingga sarungku terlepas.

“Ah.. maaf ma”

“Hah..??!!” suara mama kaget melihat kontolku

tepat didepan wajahnya.

“Bentar ma.. putarannya belum mentog..”

‘krit krit krit’

Kulirik Mama melongo sambi mulutnya terbuka, mematung, melihat kontolku.

Kugoyangkan sedikit pinggangku agar kontolku menyentuh pipinya,

Ah lembut, seketika langsung tegang, aku pura pura cepat cepat menarik sarungku.

“Maaf ma, tadi mlorot, hehe.”

“Eh.. i.. iya gak papa”. Jawabnya.

Dia menolehkan wajahya, mungkin karena malu.

Bagus… rencana ini sukses.

☁️🌧️🌨️🌧️🌨️☁️🌧️🌨️🌧️🌨️

Saat ini ditempatku sudah memasuki musim hujan, Setelah terakhir aku menjalankan rencana, sampai sekarang aku belum berani bergerak lebih lanjut. Hanya kegiatan pamer palkon dan senggol sama gesek dikit pantatnya.

Suatu hari, aku terkena demam dan flu berat, sampai badan terasa nyeri disekujur tubuh, mungkin karena beberapa kali kehujanan saat mau pergi kerja atau saat pulang. Terpaksa aku minta izin pada pak Budi, untuk beberapa hari, tentu saja mereka mengizinkan, malah Pak Budi, Bu Indah sama Roy menjengukku, mereka tiba dirumahku jam 7 malam, dan memaksaku agar ke Rumah Sakit, sebelumnya saat belum parah rasa sakit disekujur tubuhku, mama juga mau mengantarku periksa kedokter, tapi aku menolaknya, aku hanya minta dibelikan obat di apotik, kupikir hanya flu ringan, akhirnya mereka semua mengantarku kedokter, dengan mobil pak Budi.

“Walah, kok malah jadi ngrepotin pak Budi sekeluarga nih”. Kata mamaku.

“Ngaak papa kok buk, kami sudah menganggab Bu Nur sama Heru seperti keluarga sendiri, kalo ada apa apa, gak usah sungkan hubungi kami”. Jawab Pak Budi

“Iya mbak Nur, santay aja, Heru sudah banyak membantu keluarga kami, jadi saat Keluarga mbak Nur kesusahan, masak kami biarkan gitu”. Jawab Bu Indah.

“Sekali lagi terimakasih ya, Pak Budi, sama dek Indah”. kata Mama.

“Iya sama sama Buk/Mbak”. Jawab mereka berdua.

“Haha Kak Roy ini pasti kebanyakan nih”. canda Roy. Aku hanya tersenyum, sambil menahan nyeri ditubuh.

“Kebanyakan apa Her?” Tanya mamaku.

“Kebanyakan minum es tante, hihi” Jawab Roy sambil tertawa.

Mama hanya tersenyum.

Sial malah diledekin Heru.

Setelah diperiksa dokter, ternyata memang hanya demam dan flu, walaupun agak parah. sampai menimbulkan nyeri disekujur tubuh, tapi gak ada penyakit serius lainnya. Dan diperbolehkan langsung pulang, dengan syarat agar lebih banyak istirahat.

“Tu kan ma, cuman flu biasa!” Kataku pada mama.

“Kalo gini kan hasilnya jelas Her, Mama kan khawatir kalo ada penyakit yang serius”. Jawab Mama.

“Baguslah kalo gak ada penyakit serius Her, jadi untuk seminggu ini, kamu istirahat dirumah saja, nanti kalo aku berangkat kerja, sementara akan pergi sendiri!” Jawab Pak Budi.

“Huum tenang aja, nanti aku juga minta Ita jemput aku sebelum ke toko”.! Sambung Bu indah. ow ternyata sepupu sekaligus karyawannya itu namanya Mbak Ita.

Setelah kami pulang, aku langsung kekamar istirahat di temani Roy.

“Gimana kak,?”

“Yah sementara istirahat dulu Roy”!

“Maksudku rencanamu?”

“Yaa ada dikit lah kemajuan, kalo kamu gimana?”

“Sama kak, hehe, asik banget ngerjain mama,”

“Eh?? ngerjain gimana? jadi kamu dan bu Indah sudah gituan??” Tanyaku terkejut.

“Ssst… jangan keras keras! Ya belum lah kak, aku juga gak mau buru buru, sementara kunikmati dulu dalam menjalani rencana ini!” Jawabnya.

“Bagus… sebenarnya aku juga mau pesen kamu hal itu, Kita harus sabar jangan buru buru, apa lagi kamu perkosa mamamu, bisa gawat nantinya, kita harus menggiringnya sampai benar benar berada dalam posisi pasrah dan saling menginginkan”! Jawabku.

“Oke tenang aja, baiklah kakak istirahat dulu, aku mau gabung sama mereka di ruang tamu!” Kata Roy.

Setelah tadi sempet makan lalu minum obat, aku merasa ngantuk akhirnya tertidur…

Bangun tidur kurasa lebih enak, kurasa suhu tubuhku mulai menurun, sudah tidak nyeri seperti kemarin, namun hidung masih mampet dan tenggorokan juga agak sakit.

Beberapa saat kemudian Mama masuk kamarku, dilihatnya aku sudah bangun sambil msinin hp,

“Gimana Her, udah mendingan?”

Sambil duduk disampingku, dan menempelkan tangannya dikeningku.

“Iya mah, tapi hidung masih mampet & tenggorokanku agak sakit.”

“Mau mama buatin minum apa? Jahe… jeruk, teh hangat?”

“Susu hangat aja deh ma, hehe”.

Sebenernya sih pengen susu mama, haha gumamku dalam hati.

“Ya udah, tunggu bentar ya, mama tadi juga beli bubur”!

Kulihat jam sudah pukul 7 pagi.

“Lho mama gak kerja?”

“Kemarin malem udah izin sama atasan sebenernya mau izin 3 hari, tapi hanya dibolehin 2hari saja”.

“Aku gak papa kok ma, bisa urus diri sendiri kok,”!.

“Gak papa gimana, kerja kan demi keluarga, anak sendiri lagi sakit, masak lebih mentingin kerja, kemarin dokter juga bilang kamu harus banyak istirahat kan!”

“Ya… makasih deh Ma ,!!”

Seharian kuhabiskan waktuku di kamar, Mama sendiri bolak balik kekamarku menanyakan apa keperluanlu, sebenarnya sih aku bisa ambil sendiri, saat aku mau ambil charge hp di meja dekat tv, dia melihatku, malah aku dimarahin, kenapa gak minta mama ambilin katanya. Aku bilang yang sakit bukan kakiku ma, cuman demam dikit kok.

Sore hari aku hanya melap tubuhku dengan handuk kecil dan air hangat. Lalu seperti biasa pakai sarung tanpa CD dan kaos oblong.

Malamnya mama datang lagi nge cek apa keperluanku.

“Ma.. boleh minta kerokan ga?”

Tanyaku. Sebenarnya latar belakang keluarga kami, kakek nenek dari pihak ayah dan mama ku berasal dari desa, setelah mama menikah mereka menetap dikota ini, awalnya sih dulu ngontrak, tapi akhirnya bisa beli tanah dan membuat rumah disini. Kadang saat kakek nenekku dari Mama main kesini, nenek sering minta kerokan ke mama, mungkin habis mabuk kendaraan.

Jadi saat ku minta kerokan mama dia mau saja.

“Emang kamu pernah? kalo gak biasa sakit lho.” Tanya Mama.

“Enggak sih Ma, tapi inget nenek kalo kemari kadang minta kerokan mama, aku kok jadi pingin”. Jawabku.

“Ya udah tunggu bentar, mama ambilin minyak urut sama uang logam.”

Saat kembali mama menyuruhku melepas kaosku, dan disuruh tengkurap. Saat itu ia memakai daster panjang, sebenarnya, dari pada ia memakai pakaian seksi, aku lebih suka ia memakai pakaian seperti ini, terlihat kalem dan mempesona, ciri seorang ibu yang penuh kasih sayang.

Saat gesekan pertama terasa geli dan sakit, sehingga tubuhku agak menggelinjang.

“Aduh..“.

“Eh sakit Her?”

“Nggak kok ma, malah geli.” Jawabku.

Dia lanjutkan lagi, lama lama punggungku sudah mulai terbiasa.

“Merah sumua nih Her, berarti kamu masuk angin juga!” Kata mama.

“Hngg em.” Jawab ku sambil menahan sakit dan geli.

Setelah selesai ia menarik lenganku diatas pangkuannya, ia mulai mengerik lengan dibawah pundakku.

“Addd… “Teriakku.

“Sakit Her?”

“Nggak kok ma”. Sebenarnya sakit banget entah kenapa, dari pada punggung, kerokan dilengan sakit banget. Tapi aku ingin menikmati pahanya yang empung dibawah tanganku. Jadi aku menahan rasa sakit ini.

karena bergoyang goyang, gesekanlenganlu dan pahanya terasa enak. Ah. empuk.. ingin sekali ku meremasnya. Kontolku yang sedari tadi ngaceng berat terasa aagak dakit karena kutindih.

Ini lah rencanaku yang sebenarnya minta kerokan, agar mama melihat ereksi maksimalku.

Setelah lengan kanan kiri selesai, kini aku disuruh berbalik.

“Punggung Sudah sekarang balik, perut sama dada biar mama kerokin juga”. kata mama.

“Eeer.. tapi ma!” jawabku pura pura malu.

“Kenapa,?” Tanyanya.

“Anuu… eee.. nanti jangan kaget ya”. Jawabku lagi.

Saat aku berbalik, Kontolku yang tegang memanjang terlihat sampai diatas perut.

“Hahh…” Mama benar benar kaget,

Karena biasanya dia melihat palkonku setelah mandi lagi off, atau waktu aku mengerjai lampu kamarnya waktu itu baru 50% ereksi dia sudah kaget.

Kini aku mencoba menutupinya.

“Tu kan ma… kubilang juga apa, jangan kaget”. kataku.

“Ehh. mmm. itu kamu kok gitu sih Her?” Tanya mamaku malu malu.

“Tadi kan geli ma, gak tahu tiba tiba kok jadi gini”.

“Ii.. ya udah, gak papa, biar mama lanjutin, ‘”

Tangan mama meraih tanganku agar dia bisa ngerokin dada dan perutku. Diawali dari dadaku yang cukup bidang.

Kerokannya tidak sekeras tadi… kini hanya terasa seperti gesekan halus.

Saat mulai turun ke perut pertama dia mencoba menghindari gesekan tangannya dengan kontolku, tapi lama kelamaan tiap gesekan punggung tangannya selalu mengenai penisku.

“Ahh…” desahku. Penisku juga semakin terlihat buratan ototnya.

Mama memelankan sebentar lalu melanjutkannya lagi.

Mama yang berada disamping kananku, duduk menyamping di ranjang, kaki kanannya masih dilantai, sedang kaki kirinya menekuk di atas kasur.

Mulai kuraba dan ku usap paha kirinya dengan tangan kananku.

Kami sama sama diam, gerakan tangannya sekarang lebih fokus menggesekkan punggung tangannya sepanjang batangku, tubuhnya juga semakin miring, dengan siku tangan kiri sebagai penyangga tubuhnya, kaki kanannya sekarang ia luruskan diatas ranjang, lama lama uang logam yang ia pegang dengan tangan kanan malah terlepas dari jarinya.

Lalu kupegang tangan kanannya, dengan tangan kiriku, kuarahkan ke kontolku, lalu kugerakkan seperti onani, awalnya dia belum berani menggenggam kontolku, setelah beberapa saat akhirnya dia mulai aktif mengocok kontolku tanpa bantuan tanganku. Telapak tangannya yang halus bercampur sedikit minyak urut beraroma terapi yang sedikit terasa hangat dan licin membuatku nikmat.

Nafas kami mulai memburu, Kurasakan vaginanya mulai basah.

Sebenarnya aku sudah tidak sabar untuk segera menyetubuhinya, namum sejenak aku berfikir, kondisiku masih belum fit, jadi dari pada nanti mengecewakan mama, lebih baik aku menahan diri menanti kesempatan lain waktu saat aku sudah fit 100%.

15 menit kemudian kurasakan aku hampir sampai.

“Ah.. Ma, ’” desahku.

Dia diam saja, lalu mempercepat tempo kocokan batangku, akhirnya.

“Ahgggggg.. hggg.. Heghhh”

‘Crooot croot croot..’

Digenggamnya kuat kuat, sambil mengocoknya pelan saat aku keluar, semburan deras spermaku bercecer kemana mana. Perlahan dilepasnya kontolku dari genggamannya. Lalu berdiri dan keluar kamar, aku hanya bisa diam, bingung mau bicara apa… saat aku mau bangun ternyata dia kembali lagi, sambil bawa sekotak tissu, mencabutnya beberapa lembar dia bersihkan spermaku.

“Ma.. maaf ma!” Kataku.

Dia masih terdiam, namun tetap membersihkan spermaku.

Dia menarik nafas panjang namun agak tersenggal,

“Huuh, gak papa Her”. Hanya itu yang terucap dari bibirnya. Lalu dia keluar sambil menutup puntuku.

Aku memandang langit langit kamarku. Terasa puas, sedikit ada rasa sesal, tapi satu hal yang pasti, mama sudah mulai memiliki hasrat padaku.

Aku tersenyum, lalu tertidur pulas…

Aku bangun lebih awal ku cari mama tidak ada di dapur dan dibelakang, jadi kuputuskan untuk kembali tiduran dikamar. Mungkin karena dia libur jadi agak nyantai dan bangun agak siang.

‘Cklek’

Kudengar dari kamarku pintu kamarnya terbuka.

Sesaat kemudian aku keluar mencarinya, dia sedang menaruh pakaian ke bak, mau nyuci, tapi kok banyak banget ya, setelah kuperhatikan agak jeli, ternyata sprei serta sarung guling dan sarung bantal juga ia cuci.

Ku sapa dia dari belakang.

“Lho Ma, mendung gini kok nyuci banyak?”

“Eh Her, udah bangun, i iya nih, udah lama gak mama ganti, jadi mumpung libur mama cuci aja, Kamu mau sarapan apa?”

“Jam segini Bubur kacang Ijo Pak Agus masih

pa gak Ma?”

“Tunggu bentar Mama kesana dulu, mungkin aja masih”.

Setelah dia pergi, tiba tiba perasaanku kok pingin ngecek sprey mama.

Saat kuambil, dan ku periksa, bebrapa bagian ada yang agak basah, saat kucium kok baunya aneh ya, agak pesing, tapi ada aroma lain yang agak asing bagiku, masak mama ngompol, atau jangan jangan…

Aku langsung menuju kamarnya, ternyata tidak terkunci,

OMG… Ada dildo, vibrator, dan aneka mainan seks lain berserakan diatas kasurnya dan juga sebuah botol berisi cairan putih, saat ku baca, ternyata itu pelumas vagina atau lubrication. Mama lupa membereskan semua ini?? Seketika kontolku ngaceng. Sial padahal tadi malem baru dikocokin mama, ini sudah tegang lagi.

Saat dia kembali, sikapnya biasa saja padaku, seperti tidak terjadi apa apa. Jadi aku juga tidak berani menanyakan kejadian tadi malam, atau tentang apa yang dia lakukan dikamarnya.

Selesai sarapan bersama, mama lanjut nyuci, aku kekamar lagi.

Semuanya sudah jelas, aku yakin mama punya hasrat padaku, kuputuskan, untuk mempersiapkan dan mencari rencana terakhir agar bisa mengeksekusi memuaskan dan membahagiakannya.

🌫️🌫️🌫️🌫️☔☔☔🌫️🌫️🌫️🌫️🌫️

Setelah sembuh dan tubuhku sudah fit, aku mulai pergi fitnes setelah kerja, kufokuskan melatih otot otot pinggang, perut dan kaki. Karena dalam pertempuran nanti aku tidak mau mengecewakannya. Stamina harus terjaga, Kucari trik dan posisi bercinta serta kuracik ramuan ramuan tradisional dari mbah google, yang tidak ada efeksampingnya.

Suatu saat Roy menghubungiku, menanyakan padaku apa ada obat kuat dan obat perangsang wanita yang bagus, sial ni anak masak dia udah ekse bu Indah, Saat kutanya ternyata belum, obat kuat dan perangsang itu salah satu syarat dalam rencananya. Kuberi tahu saran dan info tentang menjaga staminanya, untuk obat perangsang wanita aku belum tahu.

⌛⏳⌛⏳⌛⏳

Satu bulan telah berlalu, aku sudah mempersiapkan rencana, tinggal menanti kesempatan.

Akhirnya kesempatann yang kutunggu datang juga, malam Minggu, cuaca dari pagi sudah mendung, sore mulai gerimis menginjak malam mulai hujan deras.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu