1 November 2020
Penulis —  ropek

WINCEST

Sesampainya diterminal, belum ada bis dengan tujuan yang ia maksud. Saat kulihat wajahnya, Entah kenapa sepertinya dia agak sedih dan gelisah.

Kutanyakan di pos penjagaan, kira kira jam berapa ada bis tujuan kota B. Katanya jam 8 baru ada bis menuju kota B, kalo jadwal bis patas jam 10, dan jam 4.. Jawab bapak penunggu pos. Kami keluar dari pos kembali ke motor.

“Waduhhh… Gimana El?? kamu gak papa tunggu sampai jam 8?” Tanyaku.

”…” Dia hanya diam dan terlihat semakin sedih saat memandangku.

“Hmmmm??? Gimana?” Tanyaku lagi..

”… T.. temenin dong kak.. E. lla takut… sendirian…” Jawabnya menunduk. Aku jadi kasihan, Yahh.. Gimana lagi, emang sifatnya masih kayak anak kecil, terpaksa deh, aku harus minta maaf dan izin sama pak Budi.

”… hmmm… ya udah deh, aku telfon pak Budi bentar, minta izin, moga aja boleh!” Jawabku. Terlihat sedikit senyuman diwajahnya.

‘Tuuut.. tuttt… tuuuttt.”

“Halo pak!”

“Iya ada apa Her?”

“Maaf pak, ee.. Hari ini saya cuti bisa nggak? Beberapa hari lalu mama dapet undangan dari saudara, lupa kalo acaranya hari ini, jadi sekali lagi saya minta maaf pak, Boleh saya cuti hari ini??” Kataku.

“Oww.. gitu.. hmm… ya gak papa, tenang saja!” Jawab pak budi.

“Beneran pak,?? aduhh, sekali lagi maaf ya pak, gara gara lupa acara hajatan saudara kami,,!” Jawabku.

“Iya iya santay saja”

“Oke pak, Makasih ya!”

“Iya Her, sama sama”!

Aku jadi lega,

“Huhh.. kamu ini gimana sih kemarin gak ngingetin kakak beli tiket, malah beli barang yang nggak nggak!” Kataku agak marah dikit.

“Ya namanya juga lupa…” Jawabnya muncu sambil menghindari tatapanku.

“Kita cari sarapan dulu kalo gitu, Tadi kamu belum makan kan?”

“Huum..” Jawabnya pendek.

Kami segera pergi mencari tempat.. Muter muter tapi belum ada resto yang buka, wajar sih masih pagi banget.. Ada warteg kecil, saat ku tawarkan padanya, mau nggak makan dusitu, eh dia gak mau, haaghhhh.. Dasar manja.. batinku..

Lanjut lagi, keliling daerah sekitar terminal kota, Kebetulan kulihat sebuah caffe yang udah buka, ‘Caffe 45’, ada susunan tulisan kecil dibawahnya. Kami merapat kesana, saat kubaca detailnya, ternyata ada menu makannya.. Kutawarkan padanya, akhirnya dia mau..

Setelah masuk aku pesan kopi hitam dan teh hangat serta nasi uduk, sementara ia pesan jus alpukat dan ayam geprek. Sambil menunggu pesanan kusulut rokokku. Dari tadi entah kenapa wajahnya terlihat murung.. Apa gara gara masih kangen mama, dia jadi agak malas kembali ke kost.

“Tenang aja… gak usah sedih.. kalo kangen mama tinggal video call kan bisa!” Kataku membuka percakapan.

”…” Dia masih diam saat menatap mataku.

“Huuuufff..” Hembusan asap rokok, kuarahkan kesamping.

“Silahkan mas, mbak!” Kata seorang pelayan mengantarkan minuman kami dulu.

“Iya mbak makasih!” Jawabku..

“Sepertinya, kemarin mama terlihat bahagia sekali…” Ia berkata begitu sambil mengaduk dan melihat minumannya.

“Tentu saja, mama kan udah lama kangen sama kamu!” Jawabku.

“Masa sih?? kalo menurutku, senyum diwajah mama nggak seperti dulu, senyum bahagia yang tersirat kesedihan, tapi kemarin saat kulihat senyum dan raut wajahnya, benar benar terlukis kebahagian, kenyamanan dan ketentraman” Katanya lagi.

Tiba tiba.. perasaan ku jadi galau nih mendengar kata katanya. Jangan jangan…

“Yaa.. kan melihat anak anaknya sudah dewasa, apalagi bisa menyekolahkanmu sampai sekarang.. pasti ada rasa senang dan bahagia.. hehe😅😅😅!” Jawabku.

“Silahkan mas, mbak!” Kata pelayan tadi mengantarkan makanan kami.

“Iya mbak.. makasih…” Jawabku..

Pelayan tadi masih berdiri disamping kami. Saat aku dan Ella meliriknya, Ia tersenyum dan berkata..

“Kalian serasi banget ya, aku jadi iri, hihi, Upss… maaf keceplosan!” Jawabnya tersenyum sambil berlalu. Aku dan Ella saling pandang.

“A… haha.. mbak tadi ada ada aja ya!” Kataku. Kulihat Ella berpaling dan tersenyum malu. Coba tadi kalo lagi dirumah, pasti deh, keluar kata kata ejekannya padaku..

Setelah sarapan, kami keluar Caffe tersebut. Kulihat masih jam 7 pagi.. Masih satu jam nih..

“Langsung Ke terminal lagi atau mau kemana non??” Tanyaku.. Saat kami sedang memakai Helm.

“Mm.. ketaman yuk!!” Jawabnya.

“Hmmm??? oke deh!, Eh bentar.. beli minum dulu” Balasku. Aku kembali ke dalam caffe, membeli dua kaleng minuman dingin, dan beberapa snack, buat teman ngobrol nanti.

Kulaju motorku ke taman kota, Di jalanan memang sangat padat, berlawanan dengan situasi taman yang masih sepi sekali, biasanya mulai ramai saat jam 1siang, mulai banyak pedagang dipinggir taman. Tapi kalo hari libur sih pasti ramai dari pagi..

Kami memilih tempat yang teduh, dibawah pihon rindang.. Terlihat dari kejauhan lapangan SMA Negeri kota ini, yang berada disebelah timur taman, berkumpul para murid sedang melakukan upacara..

“Itu kan Sekolahmu dulu?” Kataku.

“Hu umm.. udah lama gak main kesitu!” Jawabnya seperti teringat masa lalu disekolahnya.

Kusulut rokokku lagi,

“Ehh… Lupa.. Gak papa aku ngerokok deket kamu??” Tanyaku.

“Dari tadi juga gak protes😶!” Jawabnya.

“Ha.. hehehe😅😅” Aku hanya tertawa..

Kami saling diam sesaat..

“Jadi… U… uudah berapa lama kakak ngelakuin hal itu sama mama?” Pertanyaannya bagaikan petir dipagi bolong. Membuat sekujur tubuhku merinding. OMG… Yaampunnn… Apa yang terjadi??? Apa Ella benar benar tahu??

“Hm???? m.. mmaksudmu. menabung b. buat biaya kuliahmu😄😅??” Ku buka minuman kaleng yang tadi ku beli lalu kuminum, sambil pura pura tenang dan tersenyum. Dia mulai menatapku tajam.

“Aku bukan anak kecil lagi kak..!” Jawabannya seperti gunung es yang longsor mengubur seluruh tubuhku. Membuat lidahku kaku.

”… Y… ya.. bagus sih. kalo.. kamu udah berfikir mandiri, Gak mau ngrepotin mama, t. tapi.. jika… udah kerja nanti, kamu harus berbakti pada mama, sebagai balas budi.. yang udah bekerja keras demi kamu ya..😃😅 hehe” Ku coba berhati hati dalam menjawab pertanyaannya..

Dia berpaling… lalu menunduk.. saat menatap wajahku, terlihat matanya memerah, seperti mau nangis.. Aku pura pura melihat keramaian dijalan.

“Bagaimana hal itu bisa terjadi kak? Kenapa kalian… hikss… hikss..” Ia mulai menangis.

Aku hanya bisa terdiam, lidahku kelu untuk bicara. Aku hanya bisa tersenyum kecut.. Memang sepintar apapun kau menyembunyikan bangkai, pasti akan tercium juga.

“Maafkan aku Ell…” Yaa.. aku tidak bisa membenarkan alasan apapun, hanya bisa minta maaf..

“Hikkss.. hikss.. hikss..!” Ia masih menangis.

“Nggak papa… Jika emang kamu nggak bisa memaafkanku, tapi tolong, kamu jangan pernah sekali kali mencoba membenci mama, akulah orang yang paling bersalah dan pantas kau benci…” Hanya itu jawaban yang bisa kuberikan.

“Hiks.. hikss… hikksss..” Ia terus menangis sesegukan sambil menunduk dan menutup wajahnya.

“Kau pasti berpikir kalau aku Gilaa… yaa… aku memang sudah gila… seorang anak yang tega menggauli ibunya sendiri demi kepuasannya.. Sangat pantas jika kau benci dan jijik padaku, orang yang lebih buruk dari binatang… tapi sekali lagi, kumohon padamu, jangan pernah membenci mama! Dialah malaikat, sedang aku ini Iblisnya..

Tanpa sadar, air mataku ikut menetes… Kami saling diam, sampai tangisannya mulai berhenti.. Hanya sesekali suara *Sugghh dari hidungnya yang tersengal sengal. Kami saling menatap.. Tapi kubuang muka.

“Jangan melihatku… matamu yang suci akan ternoda jika melihat diriku yang kotor ini!” Kataku lagi.

“Ehh??”

Dia malah beringsut memeluk lenganku dari samping.

“*Sugghh.. Waktu.. aku tidur didepan Tv, *Sugghh.. kudengar suara mama yang tertahan, saat kubuka sedikit mataku, *Sugghh kalian benar benar melakukannya, *Sugghh.. aku berbalik, menahan shock, bagaimana bisa kakak dan mama… *Sugghh… lalu malamnya lagi, saat aku pergi kekamar, kudengar pintu kamar mama terbuka, *Sugghh..

kemudian kudengar lagi pintu kamarmu terbuka, aku keluar dari kamarku, *Sugghh.. menuju luar jendelamu lewat pintu belakang, saat kulihat dari luar jendela, Jantungku hampir copot, *Sugghh.. meliihat mama yang meliuk liukkan tubuhnya diatas kakak, *Sugghh.. aku hanya bisa mematung sampai jatuh kebelakang..

*Sugghh.. Jadi hal itu yang membuat senyum mama terlihat bahagia dan penuh keceriaan! *Sugghh.. Aku tidak bisa menyalahkanmu kak! Melihat sendiri Mama yang mendatangi kamarmu, dan benar benar menikmati hal itu! *Sugghh.. membuktikan kalau mama juga menginginkannya, tidak ada paksaan diantara kalian..

Keterangan panjangnya membuatku tidak bisa bicara. Memang benar semua yang ia katakan.

Lama kami terdiam.. Tak terasa saat melirik arlojiku sudah jam 8 kurang 5 menit..

“Eeemm.. Keterminal sekarang??”

Tanyaku mencoba mencairkan suasana.

Ia hanya menggeleng kepalanya dilenganku. Kami diam lagi..

“Eemmmm… Pulang kerumah??” Tanyaku lagi..

Ia masih menggekengkan kepalanya..

Waduhh gimana nih.. Aku tidak tahu harus bagaimana, ini pertama kalinya bagiku, dalam situasi seperti ini, menghadapi wanita dalam keadaan ngambeg. gimana gak bingung, pacaran aja gak pernah 😅. Emang sih hubunganku sama mama udah lebih dari sekadar pacaran, malah seperti suami istri. Karena sifat matang, dan sikap kedewasaanya, membuat ku tidak pernah mengalami hal seperti ini..

Aku diam sambil berfikir, aku harus berhati hati dalam bicara dan apa yang akan kulakukan selanjutnya.. Ku cerna situasi saat ini dalam pikiranku…

Pertama Egonya yang tinggi.. Kupikir aku dan mama sudah menuruti dan memenuhi apa yang ia perlu dan apa yang ia inginkan!!.

Kedua perasaan sensitif wanita yang tinggi, apa lagi diusianya saat ini, jadi aku harus peka terhadap apa maunya? Lalu sekarang maunya apa?? 😑😑😑😑.. Sial pikiranku buntu..

“Eee… Jadi minta ku antar ke kost naik motor??”

Ia gelengkan kepalanya lagi.. OMG… Ya Tuhan tolong jangan siksa aku dalam situasi seperti ini 😰😵😵😵.

“Huuuufff.. J. jadi.. maunya apa?” Aku hanya bisa mengeluarkan nafas panjang.

Ia masih diam, hanya terdengar slruptan di hidungnya sebagai jawaban. Terasa tangan kananku yang ia peluk mulai kesemutan. Pelan pelan kulepaskan, dan segera kegeser kebelakang tubuhnya, tak kusangka ia merebahkan kepalanya didadaku sebelah kanan, sambil tangan kirinya melingkar di pinggang kiriku. Ku balas dengan usapan pelan dan lembut dikepalanya.

“Jika yang kau inginkan… aku dan mama mengahiri hubungan ini… Kupikir… aku dan mama tidak akan bisa… Aku sudah terlanjur mencintainya sebagai seorang wanita… dan tak bisa kupungkiri hal itu, Demikian juga Mama.. Mungkin dia sudah terlanjur mencintaiku sebagai seorang pria… Satu hal lagi yang harus selalu kau ingat, Rasa sayang kami padamu tak akan pernah berubah..

Ia mulai menangis lagi.. Aku sendiri hanya bisa terus mematung. Entah berapa lama kami berada pada posisi seperti itu. Sampai aku terkaget ketika tubuhnya tersungkur diperutku.

“Ehh..?? Ell.. Ella?”

Huhh.. aku kaget sekali, kukira dia pingsan atau kenapa napa. Kulihat nafas didadanya masih naik turun. Mungkinkah dia ketiduran?? Jika semalam Ia memang melihat pergumulanku dengan mama sampai selesai, wajar saja sih kalo dia jadi kurang tidur, dan ketiduran disini, apa lagi, tadi dia sudah mencurahkan kekecewaannya dengan menangis…

🍂🍂🍂🍂🍂

“Heggghh… mm. hh.🙄🙄??”

Tubuhnya ngulet… perlahan membuka matanya, aku hanya tersenyum. Terlihat ekspresinya yang agak bingung..

“Ah.. 😨😨??? k.. kkenapa aku tidur disini?”

”..😊😊, kamu kecapaian dan kurang tidur kali…! Jawabku.

Ia segera bangkit, melihat arlojinya..

“Hah jam 11??” Di kaget, ternyata sudah tidur sekitar 3 jam..

Aku masih menikmati rokokku yang tinggal sebatang… Perlahan ku ulurkan minuman yang tadi kubelikan untuknya, yang belum sempat Ia buka. Ia raih dan langsung meminumnya. Kami saling diam lagi..

“Jadi… sekarang mau ngapain? Masa sampai nanti malem kita disini?” Kubuka dengan pertanyaanku. Tapi dia masih tetap diam, matanya menatap kedepan, dan tangannya masih memegangi minuman kaleng tadi.

“Kalo nanti sampai larut aku belum pulang, terus mama nyariin gimana? Bukannya nanti malah bikin mama khawatir?? Sebenarnya mama berpesan padaku… agar.. hubungan rahasia ini tetap terjaga darimu, dulu aku juga sempat berpikir cepat atau lambat semua ini akan terbongkar… dan benar saja, walau tak kusangka akan secepat ini, akhirnya sekarang kamu tahu juga…

“Sudah cukup kak!”

Tiba tiba Ia memotong pembicaraanku, Aku jadi sedikit lega ia mulai mau bicara.

“Tentu saja… aku tidak akan tega melihat mama seperti itu, Aku juga… sangat menyayangi mama… Makanya dari kemarin aku pura pura tidak tahu… Dari tadi aku diam.. Karena aku sendiri juga bingung.. Apa yang akan terjadi pada keluarga kita… Jika memang Mama dan kakak saling mencintai, dan bisa hidup bahagia, lalu… bagaimana…

Ia mulai menangis lagi.

Segera kupeluk tubuhnya..

“Tadi sudah kubilang kan, aku dan mama akan tetap menyayangimu. Selagi kami mampu.. Akan kami penuhi semua keinginanmu!”

“KAKAK NGGAK NGERTI PERASAANKU” Tiba tiba dia berteriak, mendorong tubuhku dan berlari.

“Ap..?? Ell.. tu.. tunggu ell… !” Segera ku kejejar dirinya.. Aku jadi semakin bingung.. Ya ampun.. Bagaimana caranya aku mengatasi masalah ini.. Apa yang sebenarnya ia inginkan???

“El.. Ella …”

Saat sudah dekat, kupegang lengannya.. lalu kutarik dan kupeluk..

“Hikss.. hikkss…”

“Suttt. suttt… cupp.. cupp. Eh.. ehh.. tenang dong.. tenang.. kamu gak malu dilihatin banyak orang tuh.?” Bisikku..

“Hiks.. Biarin.. aku gak peduli..” Jawabnya masih tetap menangis.. Sementara orang orang disekitar mulai memperhatikan kami..

“Please.. please.. tolong.. tenang.. Aku.. aku tahu kok perasaanmu… tapi.. ayo kita pulang dulu… Kita bicara dirumah saja.. biar lebih enak… Okee??” Suara tangisannya mulai berhenti.. Ia memandangku sekilas lalu menunduk lagi..

“Nah.. gitu dong… kalo mewek terus, ntar cantik ama manisnya ilang lho.. Teh aja kalo gak manis rasanya pahit.. hehe tu coba kamu lihat mukamu, yahh.. kalo mewek gini jadi gak enak dilihat… gini. gini coba senyum dong.. eeaa.. hhehehe!” Kutarik kedua pipinya kesamping, dengan kedua jempolku agar terlihat seperti tersenyum…

‘Brum. bruuuum… bruuuuuuuummm.’

Jadi… maunya apa?? Aku tadi bohong, kalo tahu perasaannya.. Padahal kukira tadi aku sudah memilih kata kata yang bagus, agar dia bisa mengerti, dan memahami perasaanku sama mama saat ini. Wadoooohh… Tenang… aku juga harus tenang…

Hmmm?? Sepertinya, tanpa sadar, tadi aku malah menyuruhnya agar mengerti perasaanku pada mama! Lalu dia bilang aku tidak mengerti perasaannya?? Jadi apa yang ada dalam perasaannya??

Hmm.. hmmm… aku dan mama bisa jadi seperti ini karena perasaan kami saling mengerti, saling melengkapi, saling menyayangi, saling memenuhi kebutuhan batin kami! Jadii..

Berpikir.. berpikir.. Ayo terus berpikir… Bentar.. Apa yang kutahu dari perasaan Ella, dan apa yang tidak aku tahu??

Pertama yang kutahu Aku dan mama menyayanginya, demikian sebaliknya, ia juga menyayangi kami! Buktinya kami selalu menuruti keinginannya.. Dan ia juga selalu nurut pada kami… Ya benar… itulah bukti kasih sayang dari anggota keluarga..

Lalu perasaannya yang tidak aku ketahui?? dan sekarang aku dituntut harus bisa mengetahuinya?? Hmm.. tunggu dulu, kalo bicara mengenai perasaan, biasanya ada hubungannya dengan percintaan! Cinta… Lalu hubungannya dengan situasi saat ini?? Aku dan mama jelas saling mencintai.. Aku dan mama juga mencintai Ella!

😐😐😱😱😱

OMG… kenapa aku baru sadar???????

Dari tadi aku bilang (aku) dan (mama) saling cinta, berarti hal itu menggambarkan dua subjek. Bermakna cinta sepasang kekasih. Dan kesalahanku, aku menyamakan ungkapan saling cinta antara (aku) dan (mama), dengan ungkapan cinta (aku dan mama) mencintai (Ella).. Disini sebenarnya ada 2 subjek tapi mewakili satu subjek (beberapa anggota keluarga) mencintai satu subjek (Ella), menggambarkan ungkapan rasa cinta dalam sebuah keluarga.

Jadi yang dia maksud ‘aku tidak mengerti perasaannya’ adalah ungkapan yang harus kutujukan padanya ‘aku’ mencintaimu ‘Ella’. Sebuah ungkapan cinta dari seorang kekasih.

😦😦😦😦😦 Tapi Benar Begitukah??

Setelah kusadari hal itu, aku kembali teringat kejadian tadi pagi saat aku mandi. Ia mengintipku! Dengan kejadian itu seharusnya aku bisa menyadari dan mengerti perasaanya lebih awal bahwa kesimpulan yang bisa kutarik adalah Ella menyayangiku sebagai seorang ‘Lelaki’, bukan sebagai seorang ‘Kakak’. 😲😲😲

🚥🛵🛵🚦🛵🛵🛵🚦🛵🛵

“Bentar ya, kita ke toko swalayan dulu, rokok ku habis…” Kataku sambil membelokkan motor ke toko.

“Kalo ada yang mau kamu beli, ambil aja😊!” Kataku lagi. Ia mengikutiku dari belakang. Aku langsung kekasir menunjuk rokok seleraku yang memang tersedia dibelakannya.

Kulihat Ella berjalan diantara rak, memilih apa yang ia ingin beli..

‘Ting.. tung.. ting.. tuling tuling’

OMG.. Panggilan dari mama.. mendengar hpku bunyi, Ella melihatku.

“Hallo ma?” Sapaku.

“Iya Hallo… Gimana tadi Ella udah berangkat?” Tanya mama.

“E.. ee..” Aku dan Ella saling pandang.. Entah kenapa Ia mengangguk, seperti sudah tahu apa yang kubicarakan.

“Ee.. iya ma, tadi langsung dapet bus kok, Ya.. Jadi aku juga langsung cabut berangkat kerja!” Jawabku.

“Ow gitu… hihi.. ntar malem siap siap ya!” Kata mama lagi. Waduh ma.. mama gak tahu situasi yang kuhadapi saat ini sih… Batinku.

“I. iya tenang aja, ya udah aku.. lanjut dulu ma!” Jawabku.

“Oke sayang.. muuaah..!”

Aku tidak berani membalasnya.. segera kututup telfonku..

‘Kling’

Kini ada pesan WA masuk dari mama lagi.

Saat kubuka. Aku agak kaget juga. Mama mengirimkan foto selangkangannya tanpa CD dengan posisi duduk di kursi kerja kantor, Terlihat memeknya ia buka dengan dua jarinya.. OMG.. Segera kubalas..

”😍😍😍😍😍😚😘”

Lalu kuhapus chat kami.

“Ayo…!” Tiba tiba Ella sudah disampingku, Menarik ujung jaketku, keluar sambil membawa kantong plastik bermerek swalayan tersebut, berisi beberapa minuman dan snack..

“Ehh?? Udah kamu bayar??”

Ketika kulihat mbak kasir, Eh dianya malah senyum senyum.. Anjir malu gue… dikiranya nggak modal kali 😂😂.

“Udah kok!” Jawabnya singkat.

Segera kulaju motorku lagi menuju Rumah.. Dalam perjalanan, pikiranku rasanya panas dingin, Gimana nantinya kalo mama tahu Ella masih dirumah. Apa aku pura pura gak tahu aja ya?? 😰😵. Sementara kesimpulanku tadi tentang Ella juga belum pasti.. Tapi.. jika memang benar begitu??

‘nyuuuuttt’

Faakkkkk… Kontolku malah ngaceng.. Terasa keluar dari sisi samping CDku… Untung saja Ella pegangan di perut 😅.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu