1 November 2020
Penulis —  ropek

WINCEST

Episode 5

POV Nurmala

‘Brummmm.. bruumm.. drnnn.. piimm.. pim.. drnn…’

Kudengar suara mobil, motor, dan keramaian pagi hari membangunkanku…

“Mmhhh… hegggghh hoaaahmm..” Nikmatnya ngulet, terasa agak pegal tubuhku, namun pikiran dan perasaanku gembira. Hari minggu.. nyantai dulu ah.. aku masih belum membuka mataku.. Kurasakan tanganku menyentuh sesuatu.. Panjang… bulat.. kenyal, agak lengket permukaannya, sesuatu yang kurindukan selama ini, yah walaupun hanya dildo..

OMG.. tadi bukan mimpi?? kukira tadi aku bermimpi bercinta dengan anakku yang beberapa tahun ini jadi objek fantasi masturbasiku.

Disekitar kami pakaian kering yang tadi malam sempat ku lipat namun kini berserakan.

Aku bingung, dan malu jika aku membangunkannya sekarang.. Benar sih, tadi malam kami habis bergumul penuh nafsu, tapi kondisi saat itu gelap, jadi aku tidak begitu malu.. Namun kini suasana sudah terang.. Kulihat jam pukul 7 pagi..

Kuambil pakaian yang berserakan, Kututupi tubuh Heru dengan sarung yang tadi malam ia pakai..

Aduuhh.. aku benar benar bingung, gimana nanti aku bersikap didepannya kalo dia udah bangun??

Kupondong pakaian yang belum tertata tadi kekamarku dalam kondidi telanjang.. Selangkanganku terasa lengket dan agak ngilu?? Kututup pintu kamarku, kutaruh pakaian tadi diatas kasurku, dan kuperiksa sekitar memekku, terlihat agak memerah, ada bekas cairan yang mengering, namun saat kusentuh, aku jadi teringat kontol heru tadi, dan rasa nikmak persetubuhan semalam.

Anganku melayang.. teringat saat anakku Heru masih sekolah di SMK, yang bentar lagi akan ada ujian praktek buat kelulusannya, saat itu pertama kali kulihat kontol remajanya, Pagi pagi kulihat Heru belum bangun, kupikir dia semalam belajar menyiapkan ujiannya, aku ingin membangunkan tidurnya, waktu aku masuk kamarnya, Aku kaget melihatnya berbaring sementara sarungnya tercetak seperti sebuah tenda.

Entah kenapa muncul perasaan aneh dalam diriku, dan kurasakan darahku berdesir, tanpa sadar aku berjalan kearah Heru, memperhatikan tonjolan sarungnya lebih dekat, tanganku seolah bergerak sendiri, menyincing ujung bawah sarungnya, perlahan menariknya keatas.

Jantungku serasa mau copot melihat kontolnya berdiri tegap, besar dan panjang, kuperkirakan, jika saja kontol itu kupegang, panjangnya mungkin tiga genggaman tanganku, dan masih menyisakan kepala kontolnya.

Memekku terasa gatal.

Tidak.. aku tidak boleh berpikir kotor seperti ini. kukembalikan lipatan sarungnnya kebawah. Aku kembali keluar kamarnya, pura pura mengetuk pintunya agak keras.

‘Tokkk.. tokk.. tookk..’

“Her.. bangun.. udah siang… katanya ada ujian? Her…?? Her..?”

“Mggghhhh… ooaiyahhhmaaah!” Kudengar suaranya ngulet sambil menguap.

Sejak saat itu, bayangan kontol anakku selalu terlintas dipikiranku.

Memang sudah 4 tahun lebih setelah suamiku meninggal dalam tugas, walau sebelumnya aku jarang memiliki pikiran yang mengarah pada hal hal seputar seks. Naluriku sebagai seorang ibu yang masih bertanggung jawab merawat 2 anakku, membuat tuntutan nafsuku tersampingkan. Sepeninggal suamiku, sebenarnya banyak sahabat dan kenalan suamiku maupun teman lamaku, yang merayu ingin menikahiku, namun aku tahu status mereka masih beristri.

Jadi kupikir mereka pasti hanya menjadikanku sebagai simpanan, aku juga khawatir mereka tidak peduli sama anak anakku. Jadi aku lebih memilih hidup sederhana menggantungkan pensiunan suamiku. Sampai saat Heru mulai masuk SMK, aku mulai cari kerja sebagai sales kosmetik. Dan aku bersyukur bisa membiayai sekolah kedua anakku.

Terhitung cepat, aku mendapat promosi jabatan, saat Heru mau lulus aku sudah dibagian supervisor.

Jadi setiap pulang kerja, saat aku mau cuci pakaian, kuperiksa lebih dulu milik Heru, terlebih celana dalamnya, Hal ini malah menjadi kebiasaan anehku, selalu kuciumi celana dalamnya sebelum kumasukkan kedalam mesin cuci, sambil menggosok memekku, sampai meraih orgasme.

Suatu hari Ella memergokiku saat aku mau berfantasi dengan CD Heru,

“Ma?? ngapain pegang pegang tu CD, Aiii jijai hweekk.!” Ujarnya.

“Eh.. mm.. tadi jatoh.. mama gak tau.. pas udah selesai nyuci pakaian lain eh ini ketinggalan.. nih kamu aja yang nyuci.. hihi!” Godaku agar dia tidak curiga..

“Aaaaaa… nggaaaaakkk…!” Dia berlari menjauh, aku hanya tersenyum, Jika kamu sudah dewasa kelak, dan jika kamu tahu senjata rahasia kakakmu, kamu pasti tidak akan kuasa menolaknya, batinku.

Lebih gilanya lagi pernah suatu saat, CDnya yang belum ku cuci, kubawa kerja, kumasukkan dalam tasku, saat aku lagi pusing dalam pekerjaanku, aku pergi ke kamar mandi, tidak lupa membawa CD Heru, kucium dan kujilati, sampai orgasme menjemputku. Anehnya pikiranku jadi fresh, terasa enteng, jadi bisa konsentrasi dan mudah saja kukerjakan tugas tugasku.

Saat Heru lulus sekolah, dia melanjutkan kerja di bengkel yang sebelumnya tempat dimana dia magang dulu. Menurutku dia emang anak yang baik, penurut, tapi sayang dia agak pendiam. Aku khawatir dia nggak pandai bersosialisasi di masyarakat, teman, atau rekan kerjanya.

Suatu Hari saat aku dan rekan rekanku makan bareng diluar, dari meja agak jauh kulihat 2 wanita, dan sepertinya aku kenal salah satunya. Dari jauh kami saling pandang, oh benar itu Indah, kulambaikan tanganku, dia membalasnya, Lalu mereka menghampiri kami.

“Lohh mbak Nur, udah lama gak ketemu!”

“Wahh Dek Indah, tadi aku ragu, itu Indah apa bukan… bla bla.. bla”

Sapanya sambil menyalami tanganku, gantian temannya, juga, lalu ku kenalkan pada rekan rekan kerjaku.

Akhirnya kami makan bersama dalam satu meja. Kami saling bercerita, ngerumpi, ngegosip, yah biasa lah.. namanya juga wanita 😘.

Sebelumnya, setelah dapat promosi jabatan, banyak chat yang masuk dari pelanggan pelangganku sebelumnya, kubalas kalau sekarang aku sudah dapat promosi, dan kualihkan pada penggantiku. Akhirnya kubuat pesan siaran pada pelangganku yang lain, kalo sekarang aku sudah gak disales lagi, kulihat ada beberapa yang terpending, salah satunya Indah.

Pas kami ngobrol, kutanyakan kenapa nomornya ganti tapi gak ngabarin, dia bilang

kalo hapnya hilang, waktu liburan bersama keluarganya.

Sejak saat itu kami semua jadi lebih akrab, sering nyempetin ngumpul bareng.

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Beberapa tahun kemudian, aku dihubunginya, dia menanyakan padaku, punya temen atau kenalan yang mau jadi supir pribadi atau tidak, di jelaskan kerjanya gini gini gini… dengan gaji sekian. Karena supir sebelumnya menikah, dan kini tinggal jauh bersama istrinya. Jadi dia nyari pengganti. Ku bilang Oke nanti kalo ada kubungi lagi.

Beberapa hari setelah itu, ketika dirumah, saat makan bersama kedua anakku Heru dan Ella, aku teringat pesan Indah, Ku coba menawarinya.

“Her temenku ada yang nawarin jadi supir pribadi, mau nggak? Kamu bisa nyetir kan?” Tanyaku.

“Hmm… Bisa sih.. tapi Kira kira orangnya galak gak ma?” Jawab Heru.

“Hahaha.. emang kakak mau, jadi supir?” Tanggap Ella cengingisan.

“Yeee… ngeledek nih mentang mentang aku yang kebagian IQ dikit, dan lu yang borong IQ mama sama Papa. Awas ya, ntar kalo udah kuliah trz minta uang jajan sama kakak!” Hardik Heru pada Ella.

“aemmmm.. jangan gitu dong kak..!” Rengek Ella.

Memang sebuah anugerah bagi Ella, Ia memiliki kecerdasan diatas rata rata diantara kami sekeluarga, serta teman sekelasnya, Selalu dapet Ranking 3 besar paralel disekolahnya. Dan kami berencana mendaftarkan Ella di fakultas kedokteran. Sejak aku mulai bekerja, walaupun sedikit selalu kutabung khusus buat biaya kuliah Ella nanti, Sementara Heru, walaupun kecerdasannya dibawah Ella, namun kasih sayangnya terhadap aku dan Ella tidak kalah dengan papanya dulu, sejak kerja di bengkel dia juga menitipkan sedikit gajinya buat tabungan biaya kuliah Ella.

“Sudah.. sudah, Orangnya baik kok Her!” Jawabku.

“Emang supir sebelumnya kenapa? Jangan jangan bosnya galak trz gak tahan dan mutusin keluar ma?” Tanya dia agak ragu.

“Enggak.. Katanya supirnya yang dulu nikah, terus kumpul sama keluarga istrinya, tempatnya jauh, tp gak tau dimana, dia gak bilang detailnya sih. jadi dia mutusin keluar.”.

“Apa gajinya yang dikit?” Heru mengernyit.

“Kupikir sih lumayan, xxxxJuta per bulan!” Jawabku.

“Hmm. wah besar juga ya, dibanding gajiku dibengkel sih ini 2 kali lipatnya ma!”

“Jadi gimana?? Beneran mau?”

“Hehe.. tapi Heru belum punya sim A ma?”

“Hahaha gak punya SIM mau nyupir??” Ledek Ella lagi.

“Heeehhhh ni anak dari tadi nyela mulu, nih sambel.. buat nutup tu moncong..” Heru mencoba memasukkan sesendok sambal dimulut Ella, aku hanya tersenyum, Kupikir sekarang Heru sudah nggak pendiam seperti dulu, walaupun terlihat tidak akur, aku tahu kalau Heru sangat menyayangi adikknya.

“Sudah sudah tenang kalian… makan yang bener…!” Ku coba menengahi mereka.

“Awas ya.. besok kalo minta uang jajan!” Ancam Heru.

“Huuu… kakak pelit!” Jawab Ella.

“Tenang aja Her besok kalo mau urus SIM mama bantu!”

“Siapp!” Jawabnya.

Besoknya kuhubungi Indah, kalau anakku sendiri yang mau jadi supir keluarga mereka.

“Ah masak anak mbak mau sih?” Tanya dia ketika ku telfon.

“Iya beneran dek.. mau gimana lagi, dulu saat lulus sekolah aku tawarin kuliah dia gak mau, malah milih kerja di bengkel.. dia kan lulusan SMK jurusan otomotif, jadi y kelebihannya itu.. gimana dek Indah mau gak?”

“Aku sih mau aja mbak, tapi jadi.. agak sungkan sama mbak Nur nih.. masak anak temen sendiri di jadiin supir..😅“.

“Aku yang harusnya trimakasih dek.. udah bantu anakku diberi kerjaan.. ya udah.. deal ya?”

“Iya mbak sama sama!”

“Oh ya.. Jadi Dek Indah suruh kerja mulai kapan nih si Heru?

“Ntar aku kabarin lagi ya mbak, biar ku tanyain dulu ke Mas Budi, positipnya kapan!”

“Oke.. Makasih ya..!”

“Iya sama sama mbak!”

Malamnya ku suruh Heru, agar besok untuk pamit pada bosnya.

“Oh ya Her.. Tadi mama telfon dek Indah, katanya bisa kamu kerja disana!”

“Beneran Ma?”

“Huum, Besok kamu langsung ngomong ke bos mu, minta pamit berhenti kerja baik baik, terus segera buat SIM.. Kira kira habis berapa?”

“Hmmm. kalo sesuai prosedur sih agak murah ma, tapi katanya ribet, ada tes ini tes itu, ntar kalo ada tes tertulis atau yang sulit suliit malah gak lulus, jadi susah kan, mending nembak aja ya, biar bisa langsung foto.. hehe!”

“Kalo nembak sekitar berapa?!”

“Mungkin 1.5jt ma, tapi.. dwit Heru cuma ada 500rb, hehe!”

“Ya udah.. bentar… mama tambahin sejuta..!”

Kuambil uang dari lemariku.. lalu keserahkan padanya.

“Hehe.. Makasih ma!”

“Iya… sama sama!”

Setelah dia selesai pamit berhenti kerja dibengkelnya, dan urus SIM, Minggu siang kuajak dia menemui langsung keluarga dek Indah. Aku dan Heru diperkenalkan dengan suaminya pak Prambudi, dan anak semata wayangnya Roy.

Setelah saling mengenalkan diri, kami mulai membicarakan jadwal dan apa kegiatan Heru nantinya.

Senin pagi kubangunkan dia.. Kuketuk pintu kamarnya.

‘Tokk. tokk. tookk’

“Her.. bangun.. ingat mulai hari ini harus terbiasa bangun pagi… Herr..!”

“Hhmmmmm hoahh.. hmm iya ma!” Suaranya terdengar masih parau.

Saat kami sarapan kutakannya persiapannya.

“Udah kamu bawa semua keperluanmu Her?”

Tanyaku.

“Udah ma..!” Jawabnya.

“Jangan lupa seminggu sekali uang jajannnya.. hehe!” Goda Ella sambil mengulurkan tangannya seperti orang minta minta.

“Yaaahhh.. kerja aja belum, apa lagi gajian noon.. nih uang jajan.. wahahaha!” Jawab Heru, sambil menggodanya dengan memberi sisa tulang ayam yang baru ia makan.

“Kyaaa… iiih. jorok.. jorok… maaaa kak Heru usil banget niihh!!” Aku hanya tersenyum melihat tingkah kedua anakku. Dari kecil Ella memang selalu bersikap manja, sampai terbawa diusianya yang sudah menginjak Remaja kini.

Heru akan tinggal dirumah Pak Budi.. Jadi tadi malam dia sudah mengemasi barang barangnya.

Saat mau berangkat diciumnya tanganku.. dan kedua pipiku. Ahhh.. sensasi ini lagi… entah kenapa saat mencium kedua pipiku, vaginaku terasa gatal… Tahann… tahan.. batinku.

Heru menjulurkan tangannya pada Ella..

”… Gini gini juga aku kakakmu looo!” Godanya.

Entah kenapa tiba tiba dia nurut. dan mencium tangan kakaknya.

“Ya udah Heru berangkat dulu ma, non.. doain semoga lancar!” Pamitnya..

“Iya hati hati Her.. Semoga lancar!” Jawabku.

Sementara Ella memelukku dari samping, terlihat seperti sedih ditinggal kakaknya kerja..

“Hihi.. kamu sedih kan?” Godaku.

“Iiihh… nga.. pain se.. dih?” Jawabnya membenambkan wajahnya dibelakang leherku.. Karena dia lebih tinggi dariku. Kudengar suara sesegukannya.. Ku elus rambutnya yang halus..

“Tenang… ini kan juga demi biaya kuliahmu kelak, kakakmu diam diam selalu ngasih dwit ke mama lho, buat tabungan mu.” Jawabku.

Dia semakin memelukku erat, dan mulai menangis.

Tanpa terasa air mataku juga mengalir.. Walaupun cuma berpisah sementara karena pekerjaan, tapi tak dapat kupungkiri, aku sendiri dan Ella akan merindukannya.

Baru seminggu ditinggal kerja, perasaan rinduku pada Heru mulai membuatku gelisah..

Sehabis makan malam sama Ella.. Ku coba menenangkan pikiranku dengan membuat kopi.. Saat mau ambil cemilan dalam kulkas, kulihat ada beberapa mentimun didalamnya.. Entah kenapa pikiranku langsung terbayang penis anakku.

Kuambil snack dan kututup pintu kulkas.

Nyantai didepan TV agar pikiranku teralihkan. Ella jam segini tentu sibuk belajar..

Entah kenapa acara di Tv tak ada yang bisa mengalihkan pikiranku.

Kuputuskan mematikan Tv, tubuhku seperti tidak dapat ku kontrol, pergi ke arah kulkas, mengambil satu timun tadi, kucuci, dan kubawa ke kamar.

Nafsuku terasa menggelora, cepat kupelorotkan celana tidur serta CD ku, kulihat banyak cairan yang menempel.

Aku berbaring mengangkang dikasur.

Ku basahi timun dengan lidahku, kumainkan dimulut sambil membayangkan kontol anakku.

Lalu perlahan kumasukkan dalam memekku yang dari tadi terasa gatal..

“Ehhmmm.. ohhm.. ahh.. Her..”

Desahku.. Terasa nikmat sekali.. cairan memekku yang semakin banyak memudahkanku memasukkannya.

Kuemremas payudaraku bergantian,

Tidak puas kubuka kancing bajuku dan mengeluarkan kedua ketekku dari dalam bra, sambil memilin putingku sendiri.

“Ahh.. mmm.. ihh.. uhh.. ohhh..”

Beberapa menit kemudian kurasakan sesuatu yang nikmat akan menghampiriku.. Kumasukkan timun tadi lebih cepat.. dan

‘Serr.. serr.. serrr..’

“Hoohh… hgggg… hgghhh.. hwah!”

Baru kali ini aku orgasme sampai memuncratkan cairan seperti kencing.. sampai membasahi kasurku.

Ahhh.. terasa enteng tubuh dan plong pikiranku.

Malam itu aku orgasme sampai 3 kali, baru membuatku puas.. dan tidur lelap…

💨💨💨💨

Satu setengah tahun kemudian, Ella lulus SMA, namun dia tidak mau langsung kuliah, Dia berencana mengambil kontrak kerja disuatu pabrik, yang dirmtawarkan pihak sekolah bagi siswa siswi yang tidak melanjutkan kuliah atau yang menunda kuliahnya seperti Ella.

Aku dan Heru sebenarnya sudah memiliki tabungan yang cukup buat biaya masuk dan beberapa semester kedepannya. Namun Ella bersikeras ingin kerja dulu. Aku dan Heru sependapat, mungkin dia sudah mulai berfikir dewasa, dan mulai berusaha mandiri.

Jadi setelah itu aku tinggal sendiri nih dirumah kesepian..😖.

Lalu Heru bilang padaku kalau dia akan minta izin pada Pak Budi agar bisa tinggal dirumah. Sebenarnya aku sudah menolaknya, aku kasihan jika dia harus riwa riwi.

Seperti Ella, Heru juga bersikeras untuk menemaniku dirumah, dia tak tega jika aku sendirian dirumah, jika ada apa apa…

Memang… entah dari papanya atau kakeknya, kedua anakku kalau sudah punya kata, ya harus diturutin. Tapi bukan sebuah keinginan egois, melainkan perhatian dan sikap kedewasaan yang mereka lakukan. Pak Budi pun mengizinkannya, tentu dengan alasan yang jelas, kasihan kalo aku tinggal dirumah sendiri. Aku juga senang bisa menikmati CD Heru lagi.

😅😋. Tubuhnya yang semakin hari semakin atletis, membuatku selalu terbayang bayang. Tentu saja aktivitas masturbasiku jadi semakin intens. Tidak puas dengan timun, aku mulai membeli Dildo. Minimal 3 kali seminggu aku menjalani rutinitas bersama mainanku 🙈🙊. Lama lama aku jadi sering membuka toko jual beli online, yang menyediakan aneka sextoys, karena penasaran testimoni dan pengalaman para pembeli.

Aku pernah iseng memasukkan rotor dalam memekku saat aku dan Heru nonton Tv, Walaupun tidak kunyalakan, tapi terasa ada sensasi nikmat yang kudapat. Perasaan khawatir kalo ketahuan, membuat memekku semakin basah. Habis nonton TV langsung kuhajar memekku dengan dildo terbesar yang ku punya.

Aku jadi khawatir sendiri, jika terus menerus berfantasi tentang Heru, Ku coba merespon lelaki yang mendekatiku, agar perasaanku bisa teralihkan dari Heru. Namun yang ada, aku malah tersiksa sendiri, dalam menjalin hubungan dengan seseorang yang hanya kucintai setengah hati. Akhirnya saat dia merayuku, mengajak kencan disebuah hotel, aku menolaknya beralasan kita belum menikah, sempet cek cok dikit, jadi ada alasan bagiku untuk memutuskannya, yaa.. aku berlagak sok suci. Dia selalu mencoba menghubungiku, namun tidak pernah kurespon.

Anakku Ella yang masa kontrak kerjanya sudah habis, akhirnya mendaftar, dan masuk di Universitas Kedokteran. Hasil kerjanya selama setahun digunakan untuk mendaftar. Jadi hal itu sudah meringankan aku dan Heru yang akan menanggung biaya semester dan biaya hidup di kosnya sampai lulus.

Entah kenapa sejak pulang kerja, sikap Ella sudah mulai dewasa, sekarang lebih menghormati kakaknya. Cara bicaranya juga sudah tidak ceplas ceplos seperti dulu.

Heru juga pernah bilang padaku, kalau sekarang dia juga gak berani jailin adiknya.

Sebulan sekali Ella menyempatkan pulang, mending sih, dari pada pas dia masih kerja, setahun cuma pulang tiga kali.

🍃🍃🍃🍃

Suatu Hari tepatnya Minggu sore, sepulang Kopdar sama temen temen, aku mampir ke sebuah mini market dekat kawasan hotel. Habis belanja, saat aku ambil motorku, diseberang jalan depan hotel xxx sekilas kulihat Roy keluar dari hotel bersama seorang wanita, Kukira dia bersama Indah, terus ngapain mereka disana?

Batinku, Ku starter motorku mau menghampiri mereka, ketika sudah dekat, oops ternyata bukan Indah, langsung kututup helmku, kulaju pelan motorku, selang beberapa meter, kuparkir motorku, aku berjalan kearah area depan hotel, mencari tempat yang pas untuk spy, kulihat mereka bicara sebentar di area parkir, ku buka hpku, kufoto agak nge zoom dikit, untung camera hp ku bagus, jadi masih terlihat jelas, maklum lah jika wanita pilih ponsel, pertama yang dilihat pasti spek cameranya.

‘Ckrek ckrek’.

Langsung kulaju motorku pulang. Dalam perjalanan aku masih kaget dan kepikiran, Roy baru saja chek out dari hotel,?? sama tante tante??

Malamnya, setelah selesai ngerjain beberapa laporan, terus makan malam, dan beres beres. Aku tiduran di kamar, kira kira kalo Indah kuberi tahu gimana ya?? tapi kalo kubiarkan Roy bisa jadi anak yang nakal, terlebih kalo wanita itu punya penyakit, jika kubiarkan malah bahaya.

Kuputuskan memberi tahu Indah, dari chat nya kukira dia sangat marah, Ku doakan semoga bisa menyelesaikan masalah anaknya, aku hanya bisa support dan kasih saran, kuberi tahu juga agar merahasiakan siapa yang memfotonya dari Roy. Kupikir Kalo dia tahu bisa bisa Heru dimusuhin.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu