1 November 2020
Penulis —  ropek

WINCEST

“J.. j. jadi Mbak Nur dan Heru???!!!” Mama masih belum percaya..

“Tadi aku sempet ngomong bentar sama kak Heru kan, aku minta tolong padanya, agar dia ngomong ama tante Nur tentang hubungan kita dan kejadian waktu itu..!”

“Tapi…!” Potong mama.

“Mama jangan salah faham dulu, tujuanku.. tidak lain, agar mama gak terbebani dan terlalu merasa bersalah pada papa… Aku ingin mama tahu, kalo sebenarnya… diluar sana, ada.. dan mungkin banyak.. kisah hubungan sedarah seperti kita… Itulah alasanku, kuminta kak Heru cerita sama tante Nur, agar aku bisa cerita ke mama, tentang hubungan kak Heru dan tante Nur..

Mama diam…

“Itu sebabnya, aku bisa benar benar percaya sama Kak Heru…!” Jawabku lagi..

“Mmmh.. Ah.. Haha.. gila.. kita memang sudah gila ya!” Kata mama.. Entah apa yang difikirkannya kini…

“Dan… Akulah yang paling gila diantara kita ma, Yang terhasut iblis sehingga punya hasrat dan obsesi pada mamanya sendiri… yang udah bujuk kak Heru ikut tenggelam dalam hubungan gelap ini… sampai pada akhirnya, papaku sendiri…!”

“Udah Roy… Kamu juga jangan nyalahin dirimu sendiri… Mungkin ini sudah takdir kita menanggung dosa terindah ini… !” Potong mama lagi..

Akupun tersenyum mendengarnya..

Waktu tidak akan bisa diputar kembali.. Kita hanya bisa berusaha dan berjuang mencari kebahagiaan dalam menjalani sisa waktu yang kita miliki didunia ini..

Selesai makan malam, rasa kantuk mulai terasa, walupun seharian gak ngapa ngapain.

“Mmm.. Roy.. M.. malam ini.. t.. temenin mama ya!” Kata mama malu malu.

”😊😊.. Tentu..!” Jawabku. Memang Sejak kematian papa, aku dan mama tidak pernah bercinta. Tentu rasa bersalah yang masih menyelimuti kami, membuat kami enggan melakukannya. Tapi… malam ini, setelah kuceritakan rahasia Kak Heru sama tante Nur, sepertinya gairah mama mulai terpancing lagi.

Di kamar Mama, aku tidak mau mengambil inisiatif, hanya mengikuti alur, apa yang ia inginkan. Kami masih berbaring dan berselimut diatas kasur.

“Eee.. Roy.. Kamu tahu ceritanya… gimana Heru bisa… mmm… itu.. sama Mbak Nur??” Tanya Mama.

“Hehe.. Aku sendiri juga nggak nyangka ma, dibalik sikap dan kesehariannya yang terlihat biasa saja, mungkin sebagian orang yang baru kenal tante Nur, dikiranya judes dan galak 😄… Tapi…!” Aku diam sebentar, memancingnya agar penasaran.

“Tapi kenapa???” Tanya Mama..

“Ternyata libido dan gairahnya gila banget …!” Jawabku.

“A.. a.. pp. M. masa sih?” Mama semakin penasaran.

“Huum, aku lihat sendiri, kejadiannya waktu aku nginep di rumah kak Heru dulu, saat di teras, waktu kuceritakan kisahku, lalu kami mulai memikirkan dan merancang rencana masing masing, rencana awal kami saling tuker info, aku nyari info tante Nur, kak Heru nyari info dari mama, sampai kami saling ngelamun, tiba2 tante Nur datang, Eh malah melongo lihat tonjolan disarung kak Heru, dan paginya kujalankan rencanaku, mencari suatu petunjuk di kamar tante Nur, aku sendiri sampai mematung melihat apa yang kutemukan…!

“Ehh.. ada apa dikamar mbak Nur?” Tanya mama semakin antusias.

”… Ku temukan dildo berserakan dikasurnya, apa lagi ada bekas basah dikasur, seperti orang ngompol 🤣😂!” Jawabku.

“Hah?? Beneran tuh..?” Wajah mama mulai memerah, nafasnya pun mulai memburu.

Kuceritakan semua yang kuketahui, dan bagaimana proses ekse kak Heru sama tante Nur. Tanpa terasa dibalik selimut, mama yang menghadap miring kearahku, kami saling raba kemaluan.. Ku korek memek mama, sementara tangannya mengocok lembut kontolku..

Kami saling diam, hanya tangan dan kemaluan kami yang bicara.. Aku pura pura pasif, kutahan nafsuku, agar dia sendiri yang menulai, Mungkin karena sudah gak tahan, mama memelorotkan celana dan CD ku, ia segera menaiki tubuhku.

‘Slebbbb..”

“Ahhh../Uhh..”

Tubuhnya sedikit bergetar. Perlahan ia mulai menggoyang pantatnya.

‘Slebb.. slebb.. slebbb..’

Senakin lama semakin panas…

‘Plok.. plokk… plokk..’

“Ahh.. ohh.. mmhh… ssst.. hahh..”

Kunikmati sensasi nikmat sambil meremas pantatnya.. Iseng iseng kulumuri jariku dari cairan meneknya yang membasahi kontolku, kugesekkan pada area lubang pantatnya..

Mamapun semakin liar bergoyang.. Kubasahi lagi jariku, dan kutekan masuk kelubang pantatnya..

“Plokkk. mplokkk. plookk.. Serr… serr.. serr..!”

“Ahh.. hahh.. hoghh.. hyahh.. heggggghh…!”

Tubuhnya mengejang, menyemprotkan cairan diatas perutku.. Jariku serasa tersedot masuk kedalam anusnya… Kubiarkan ia menikmati orgasmenya.. Setelah reda, sekarang giliranku mengambil kendali, kurubuhkan tubuhnya, segera kutindih dan kuhajar memeknya..

‘Plokkk. plokk. plokk..’

“Hsg.. hsss.. hemm.. mhgg.. ohhhh..”

Saat aku mau sampai, kumasukkan jariku lagi ke anusnya..

“Ahh.. hahh.. Ohh.. haagggg…”

“Crooott.. croot.. crott../serr… serr.. serr..!”

Kuhujamkan sedalam dalamnya..

“Hahh.. hHh.. mmhh. mcupp.. slurpt.. mcipo. hwah..”

Kami saling berciuman mesra.. Kuputuskan untuk hari ini seronde dulu. aku hanya ingin sedikit menghapus kesedihan dihati mama..

💦💦💦💦💤💤💤💤💤

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu