1 November 2020
Penulis —  ropek

WINCEST

Setelah semuanya beres kupanggil papa agar segera makan bersama. Roy duduk dimeja berhadapan dengan papanya, sedang aku duduk di ujung menghadap mereka berdua.

Saat makan kurasakan Roy mulai jahil, kakinya menggesek telapak kakiku.

“Ehemm.. ehm..” Dehemku memperingatinya.

terasa geli, tapi nikmat.. Dia pura pura tidak tahu dan masih menikmati makannya.

Lama lama gesekan kakinya mengarah ke betis. tapi tiba tiba berhenti lalu berdiri mengambil lauk yang agak jauh.

‘Greetttt’

Saat duduk lagi ia memajukan dan menggeser kursinya agar lebih dekat dengan dudukku. Sehingga kini usapan kakinya menjangkau lututku. Aku lantas berdiri dan mengambil lauk agak jauh dariku seperti yang dia lakukan tadi.

‘Greettttt.’

Lalu ku majukan kursiku. Kini jangkauan kakinya telah sampai di area pahaku, aku yang memakai daster selutut, sedikit demi sedikit kubuka pahaku.

Lalu insting kami berjalan sendiri dengan saling menggerakkan tubuh dari posisi duduk bergerak maju, sehingga hampir saling berhadapan, kini jempol kakinya mulai mengusap bibir memekku, yang sudah mulai basah.

“hmm.. ssstt.. ahh..” Aku pura pura kepedesan, dan mengambil minumku. Padahal sebenarnya itu lenguhan nikmat.

Setelah selesai menyantab makan malam kami, Kami ngobrol sebentar.

“Pa kapan nih dibuatin ruang fitnes?” Tanyaku pada papa membuka percakapan.

“Beberapa hari yang lalu aku sudah pesan pemborong kok ma, mereka sudah nyanggupin, cuman sampai sekarang kok belum di kerjain!” Jawab papa.

“Yahhh.. ganti yang lain dong..” Balasku.

“Hmm.. ah santai aja lah ma.. itu juga kenalan papa sudah akrab, kalo di cancel kan jadi gak enak! Tenang Besok biar papa hubungin lagi.!” Jawabnya.

“Buat apa sih ma?” Tanya Roy yang memang belum tahu tujuanku membuat ruang fitnes pribadi.

“Ya buat olah raga lah..” Jawabku pendek.

“Hehe mamamu pingin diet & rajin fitnes biar seksi katanya Haha!” balas papa.

“Wahaha.. mana bisa pa! paling baru seminggu udah nyerah!” Ejek Roy..

“Huhh.. anak kecil diam aja.. Belajar sono. bentar lagi ujian!” Jawabku agak sensi.

“Ya Roy.. belajar yang giat mumpung masih muda, Harus tekun dan harus bisa kreatif, ntar kalo lulus mau kuliah dimana?” Kata papa.

“Hmm.. belum mikir mau lanjutin dimana pa hehe!” Jawab Roy.

“Papa oke saja kamu mau lanjutin dimana, atau langsung usaha juga malah lebih bagus, biar nanti papa modalin, ya… saat ini kan banyak lulusan sarjana pada bingung nyari kerja, tapi kalo kamu sejak muda sudah belajar kreatif dan jeli dalam melihat peluang, papa yakin suatu saat nanti kamu jadi bussinessman yang handal!

“Hehe i. iya pa!” Jawab Roy.

“Hmm.. hoahm.. abis makan kok ngantuk ya, papa mau istirahat dulu. Kamu bantu mama beresin ya haha, eee kali aja suatu saat kamu bisa jadi pemilik resto.. ya kan ma hahaha! Kata papa pamit, sebenarnya itu suatu nasehat yang baik kalo Roy bisa mikir jauh.. yah mau gimana pemikirannya juga masih kecil, nafsunya aja yang gede ama tu kontol 😅.

Saat aku mau berdiri entah kenapa darahku kian berdesir hebat, terasa memekku basah sekali. Kulihat Roy hanya menggumam nyanyi sambil membereskan meja makan. Aku jadi teringat saat pertama kali kami berhubungan. Dia bilang kalau sering memberiku obat perangsang.. Sialan pasti ini ulahnya. Kususul dia ke dapur..

“Hei Roy.. pasti tadi kamu… mm.. beri mama. itu kan?!” Tanyaku.

“Beri apa ma?!” Dia balik tanya sambil pura pura bodoh.

“Heeeehhh…” Aku jadi semakin jengkel.

“Tapi mama suka kan..” Jawabnya tersenyun penuh kemenangan. Sambil memelukku dan meremas pantatku..

Kami belum sempat mencuci piring, gelas, mangkuk, dan lainnya. Tapi kami sudah sibuk berciuman panas.

“Mmhh.. ahh.. ssstt.. mmhh” Desahku.

Dirabanya pantat serta memekku yang sudah basah.. Aku hanya bisa terengah engah menahan geli nikmat di memekku yang terus mengalirkan cairannya.

Tiba tiba dia berhenti, memelorotkan celana dan CDnya, saat mau ku raih, dia memundurkan pantatnya dan mengembalikan kontolnya.

“Kalo mama mau, nanti Roy tunggu dikamar ya hihihi!” Katanya sambil berlalu.

Aku hanya bisa menahan nafas, dan menggenggam kedua tanganku, gigiku seperti menggigit sesuatu sampai bunyi ‘krekk.. krekk’ karena perasaanku bercampur aduk antara nafsu, jengkel dan marah. Dasar anak anjiiiiiiiiinggggg…😤😤😤😤😠😡😠 Teriakku dalam hati. Eh berarti aku anjingnya dong 😳.

Aku segera kembali ke kamar ngecek papa sudah tidur beneran apa belum, saat ku coba membangunkannya.

“Pa.. pa.. ayo dong!”

“Hmm.. fuuff.. fuuff..” Dia hanya mendengkur halus. Aku segera melepas pakaianku, menggantinya dengan baju tidur sepanjang bahu tanpa CD dan BH.

Lalu pelan pelan pergi kekamar Roy.

‘Cklek’

Saat kubuka pintu kamarnya.. Dia sudah telanjang tiduran dengan kontol tegang yang ia elus elus..

“hhUhhh..” Aku hanya bisa menarik nafas panjang..

Aku perlahan menghampirinya, dan duduk dipinggir kasur..

“Hehe.. ada apa ma??” Tanyanya pura pura blo on.

Kutatap matanya dengan tajam..

“Huhh.. Mau makan ini…” Kataku sambil menggenggam erat kontolnya.

“Adddd.. da… da.. ii.. iya ma… boleh makan sepuasnya kok.. !” Jawabnya mencoba melepas tanganku dikontolnya.

Dari tadi nafsuku memang memuncak terasa sampai diubun ubun, ini pasti efek obat perangsang yang ia berikan padaku, sampai sampai cairan memekku terasa mengalir deras, segera kukangkangi tubuhnya.

“Eh.. ma.. tun.. nggu dulu ma??” Tiba tiba Ia mendorong tubuhku kebelakang.

“Heiii.. aduuhh…” Pekikku.. Lalu bangkit dari kasur menuju lemari kamarnya. Ia buka dan ambil sebuah kotak kardus kecil.

“Hmm..?? Apa itu??” Tanyaku.

“Hehe…!” Dia hanya tertawa.

Dibawanya kekasur dan membukanya didepanku.

‘Jrenggg..’

“Apa apan inih???”

“Biar mama lebih enakan…!” Jawabnya.

Ternyata beberapa mainan seks, ada dildo, lalu alat seperti microfon gak tau apa namanya, serta seperti dildo tapi dari pangkal sampai ujung berbentuk benjol benjol… Dan sebotol cairan bening.. Aku jadi penasaran..

“Ini namanya apa Roy??” Tanyaku.

“Hehe lupa namanya ma, ah gak penting namanya apa, yang penting aku tahu cara pakainya ma.. hihi..!” Jawabnya mulai menyuruhku berbaring.

“Ehh.. ja.. jadi kemarin kamu minta uang papa buat beli ginian???”

“Hehehe.. Iya, karena uang Roy gak cukup, jadi minta tambah sama papa..!” Jawabnya sambil mulai dinyalakan alat seperti microfon tadi.

“Mhh.. ahh.. ohh…” Saat getarannya menyentuh memekku. Aku sampai menggelinjang.. Apalagi saat mengeksplore area clitorisku. Aku hanya bisa mendongak dan meremas sprei..

Lalu ia ambil dildo dan memasukkannya perlahan dimemekku.. Sambil menempelkan sedikit sedikit alat seperti microfon tadi di kelentitku. Ia maju mundurkan dildonya lagi.

“Omhhh.. Hahhh.. hahh… hugghh…”

‘Serrr.. serr.. serrr’

Aku tak kuasa menahan orgasme pertamaku.

Setelah nafasku mulai normal Roy berkata.

“Ma.. mau coba yang ini gak?? Tapi kalo sakit sih gak usah!”

“Hahh.. hahh.. hahh.. i. itu buat apa?”

“Buat latihan anal ma.. hehe..!” Katanya lagi.

“Apa…??? Nggak ah pasti sakit..!” Jawabku.

“Makanya aku juga beli ini!” Dia tunjukkan botol kecil berisi cairan tadi.

“Ini ada pelicinnya..😄! Gimana?? Coba bentar ya? kalo sakit, gak bakal Roy ulangi kok.!” Sambungnya.

Sebenarnya aku juga penasaran, jadi okelah, dicoba.

“Mmmm… b. boleh deh.. tapi kalo sakit jangan diterusin lho!” Jawabku.

“Asssiiiikkk…!” Roy terlihat senang.

Dilumurinya benda aneh tadi dengan pelicin, Ia gesekkan dipermukaan anusku, lalu mencoba memasukkannya.

“Add.. duh.. duh..” Jeritku pelan..

Spontan Ia menariknya lagi.. lalu mencobanya lagi dengan memutar kekanan dan kekiri, seperti memasang baut, sambil mendorongnya masuk perlahan..

‘Sleeepp..’

“Uhgg…” Terasa benjolan pertama masuk.

Rasanya aneh sekali, ada rasa geli, sesak, dan agak sakit. Ia diamkan sebentar, namun saat mau dicabut, anusku terasa terkunci. Jadi mungkin agak susah dicabut.. Kadi sedikit ku tekan seperti sedang beol 🙈🙈.

‘Bruttt’

“Ahh..”

Aku jadi agak malu kentutku keluar 😅🙈🙈🙈.

“Ee.. udah.. udah Roy.. gak enak..!” Kataku.

Sebenarnya aku masih penasaran, berhubung memekku sudah terasa gatal lagi, aku lebih memilih untuk segera memasukkan kontol Roy. Mungkin kapan kapan bisa dicoba lagi.

“Eh?? Gitu ya ma.. Kalo gak enak sih mending gak usah pakai ginian, !” Katanya sambiI melempar benda tadi.

“Roy hanya ingin buat mama bahagia & puas kok, kali aja mama tambah seneng & sayang sama Roy!” Sambungnya agak sedih.

Aku semakin bahagia mendengar ucapannya, dan kubalas senyum sambil bangkit mendorognya terlentang.

“Benda tiruan seperti tadi, gak akan bisa ngalahin nikmat yang diberikan dari senjatamu ini kok sayang. hihi.. sllrppptt..!”

Dengan cepat kujilat dan kusedot kontolnya dimulutku.

“Ohh.. mm.. enak ma!” Lenguhnya..

“Kwoghh.. kwogg.. kwogghh..”

Kuberi dia terapi DeepThroat. Kulihat matanya merem melek sambil mengusap kepalaku. Setelah kurasa sudah tegang maksimal, aku beringsut menaikinya. Kuatur posisi kontolnya tepat dibawah memekku..

Kugesek bentar..

“Kamu nyantai aja, biar mama yang beraksi.. hehe!”

“Oke mamaku sayang…!” Jawabnya

‘Blesss…’

“Ouugggghh…’ Aku mendongak keatas sambil tersenyum lega…

Perlahan kugoyang pelan… Lama lama semakin cepat..

‘Plookk.. plokk.. plokk’

“Ahhg.. mhhg.. ohh.. sst..”

Kulihat dirinya hanya bersantai dengan kedua tangan berada dibawah kepalanya sambil senyum senyum melihatku. Aku yang sudah mabuk birahi tanpa malu terus menggoyang kontolnya.

Tanpa perlu waktu panjang kurasakan memekku mulai berdenyut denyut.

Aku menunduk dan melumat bibirnya. Tahu kalau aku hampir sampai. Kedua tangan Roy berpindah menekan pantatku, dan dari bawah kontolnya ikut mengimbangi gerakanku.

‘Jlebb.. jlebb.. jlebb..’

“Ahh.. mhh… kk.. kell.. uar… Heggghh.. hegghh…”

‘Serr.. serrr.. serrr…”

“Hah.. hshh.. hegghh.. hah.. hahh.. heggghhh.. mmh”

Disela orgasmeku, ia memainkan kontolnya dengan menarik pelan dan menghujamnya dengan cepat beberapa kali. Efek obat ini gila juga, setelah kuraih orgasme kedua, bukannya terasa puas, memekku malah semakin gatal ingin terus merasakan gesekan kontolnya. Perlahan ku goyang lagi pantatku.

“Hh.. hah.. mmhh.. huhh..”

Saat aku meliriknya, matanya seperti melongo lagi, mungkin melihat ekspresi penuh nafsu diwajahku. Tiba tiba ia memelukku erat dan menghujam kontolnya dari bawah secepat yang ia bisa..

‘Plokk.. plokk. plokk..”

“Hahhm. hahh.. ma.. ma cantik.. dan seksi banget.. gak akan pernah. hah.. ada wanita lainm. lagi m… dihatiku selain mama…” Katanya disela pergumulan kami..

“Hmm… ma.. ma juga.. gak per.. nah.. ngerasahin.. nge.. we.. senik.. mat sa.. ma kamu.. mmh.. hah..” Jawabku.

“Hihihi../ha. h. ha.”

Kami saling tertawa dan berpacu penuh semangat.

Tiba tiba ia membalikkan tubuhku, sehingga dari bawah aku tinggal menikmati sodokannya, saling berpagutan.

“Mhh.. mcupp.. mhh.. hah.. yess.. hshh..”

Semakin cepat… dan akhirnya ..

‘Crottt… crott.. crottt../serrr… serrr.. serrr’

Kami keluar berbarengan…

Nafas kami saling ngos ngosan…

“Hahh.. hahh.. mmhh.. mhh.. mcuppmm”

“Hmmm.. Kira kira pejantan mama ini masih kuat apa udah keok ya?? hihi!” Pancingku padanya.

“Hehe.. Oke.. mama jangan kaget ya, biar sijantan ini tunjukin permainan dan keberaniannya.. Tapi dengan syarat ntar mama ga boleh lepasin si jantan dari memek mama, kalo mama melanggarnya, Roy gak mau ngelanjutin ni permainan!” Jawabnya. Ia bangkit dan menarikku berdiri disamping ranjangnya.. Lalu Ia posisikan aku nungging.

‘Sleeeebbb…’

“Uhhh. hh..” Desahku.. Ia perlahan menggerakkan pantatnya pelan, namun juga mendorongku untuk terus berjalan kedepan..

“Ahh.. Ehh.. ehh..????” Aku jadi bingung..

‘Cklekk..’ Ia membuka pintu kamarnya.

‘Plakk..’ dan menampar pantatku pelan.

“M. mau Kemana??” Tanyaku dengan suara berbisik dan semakin bingung.

“Udah.. mama jalan aja..” Jawabnya.

Perlahan kami berjalan dan sampai didepan pintu kamarku…

“Ehhh.. kamu gila ya??” Kataku sambil menengok kebelakang.

“Ingat kalo mama lepasin, permainan ini selesai.. hehe” Tantangnya.

“Heh??? T.. tapi… nggak.. nnggakk.. mama.. gak mau ambil resiko..” Jawabku, Sepertinya ia berencana menyetubuhiku didekat papa. Saat aku mau melepas kontolnya, ia tahan perutku dan berbisik..

“Tenang ma, tadi papa sudah kuberi obat tidur..” Jawabnya.. Aku berhenti, lalu berfikir sejenak..

“Tttapiii…”

‘Cklek’

Belum selesai bicaraku, ia telah membuka pintu kamarku.. OMG… Apa yang kulakukan ini… Bergumul dengan anakku disamping suamiku?? Benar benar gila…

Ya… aku memang sudah gila… gila akan kontol anakku.. Jantungku semakin berdetak kencang… Saat aku sampai disamping ranjangku..

“Mmhh.. mhhohh.. ogghh..”

Tiba tiba ia mempercepat sodokannya..

Aku hanya bisa menahan desahan, dan menutup mulutku dengan kedua telapak tanganku. Sensasi saat ini lebih terasa dibanding saat aku dan Roy ngewe di toko..

Jadi dengan mudah kudapat orgasme keempatku…

“Hoggghhhhh.. hegggghhhh.. aigghhhh..”

Tubuh atasku ambruk diatas kasur.. OMG.. Bagaimana jika papa terbangun?? Pikiran was was dan nafsu berkecamuk jadi satu..

Kurasakan tangannya mencoba mendorong pantatku agar naik keatas kasur.. Pikiranku menolak, tapi tubuhku terasa bergerak sendiri, menuruti keinginannya.

Aku nungging disebelah suamiku yang masih mendengkur halus, lalu kupalingkan wajahku darinya.

‘Jlebb..’

“Mmhhh… haggghh.. ahh.. ihhgggg.. augghh…”

‘jlebb.. jlerbb.. jlebb..’

Luar biasa… ini benar benar luar biasa.. baru pertama kali kurasakan sensasi senikmat ini.. Aku terbawa suasana sampai tersenyum…

Kurasakan sodokan Roy semakin cepat…

Akhirnya ia sampai untuk kedua kalinya..

‘Croottt.. crottt.. crootttt..’

“Ohhhhhggg.. hshh.. hahhh..”

Saat ia lepas kontolnya, terasa memekku mengeluarkan cairan kami, deras sekali, karena ia keluar dua kali tanpa kami cabut.

Aku yang masih on fire, dengan cepat berbalik, Kulihat ia bersimpuh didepanku.

Kubisikkan lirih.

“Udah k. o apa asih kuat ya.. hihi?” Godaku lagi. Mulutnya mangap, terlihat seperti berkata.. ‘Hyaaaaaaaa…” Sambil ia kocok kontolnya agar terus tegang.

Lalu tanpa beranjak, hanya kugeser sedikit pantatku kebawah, kuposisikan memekku tepat diatas kontolnya, Dengan sigap ia arahkan senjatanya.. Saat terasa palkonnya membelah memekku, Langsung ku goyang lagi..

“Mhhh.. ahh.. sssttt…

‘plok.. plokkk.. plokkkk..’

Entah kenapa perasaan takutku akan bangunnya suamiku perlahan hilang, berganti dengan birahi yang menggelora..

Roy ikut panas juga, Ia majukan tubuhnya, membuka lebar lututku, dan menyodokku dengan cepat…

“Hmm.. hahhh.. ohhgg/.. Ssttt.. oahgg.. ihhh.. yess..”

Desah kami bersahutan… beberaoa menit kemudian..

“Crottt.. croottt.. crottt/Serrr… serrr.. serrr”

Kami raih orgasme bersamaan…

Malam itu Roy keluar sampai 5 kali, kalo aku ntah berapa kali sampai lupa.. mungkin 10 kali..

Terasa puas sekali.. sampai orgasme terakhir papa tidak bangun juga..

Roy yang hampir tertidur kupaksa turun dari kasur dan kutendang bokongnya agar keluar.. aku tertawa melihatnya hampir nyungsep 🤣🤣🤣 Rasaiinnn Teriakku dalam hati…

Sebelum tidur kubersihkan sisa sisa cairanku dan Sperma Roy yang membekas dikasur..

Akhirnya aku bisa tertidur lelap sambil tersenyum puas… 😄😄😄😄.

🌌🌌🌌🌌🌌🏙️🏙️🏙️🌃🌃🌃🌌🌌🌌

Sejak terakhir aku dan Roy melepas nafsu di kamarnya. Kusuruh dia lebih memfokuskan diri belajar menghadapi ujian akhir kelulusannya.

“Ingat Roy.. Ini demi kebaikan dan masa depanmu, mama minta kamu belajar serius dalam ujian akhir nanti. Jadi untuk sementara mama tidak mengizinkanmu menyentuhku!” Kataku tegas.

“Ehh.. tapi ma..” Selanya.

“Nggak ada tapi tapian.. kalo kau melanggarnya, mama gak bisa kompromi lagi!” Jawabku dengan tatapan serius. Lalu beranjak pergi darinya.

Tentu saja aku sudah persiapan obat kuat buat papa, untuk memenuhi kebutuhan nafsuku yang kian meningkat. Agar tidak kulampiaskan padanya. Jadi untuk menghindari ke nekatannya, aku selalu menjaga jarak dengannya, dan kusibukkan waktuku selalu dekat dengan papa. Akhirnya selama seminggu itu dia selalu belajar dikamar selesai makan malam.

Ruang fitnes yang dulunya kamar namun tak terpakai, terletak paling belakanh diantara kamar kamar yang lain, Total ada Empat kamar dirumah ini, satu kamarku dan papa, kamar Roy, kamar buat tamu atau saudara jika menginap disini, dan satu kanar lagi sebenarnya kami siapkan untuk adik Roy, namun Tuhan berkehendak lain, setelah kelahiran Roy, aku memang sempat memakai KB, saat usianya menginjak 8 tahun, kami berencana ingin memiliki anak lagi, namun sampai sekarang hal itu belum terwujud.

Saat kami periksakan kedokter masing masing dari kami. Pada diriku mengalami gejala PCOS atau polycystic ovary syndrome yaitu ketidakseimbangan hormon yang dapat mengganggu ovulasi. Sedang pada Papa mengalami penurunan sel spermanya. Sudah kami lakukan berbagai macam saran dokter, namun hasilnya nihil.

Saat perenovasian kamar hampir selesai aku juga sibuk mencari pekerja baru untuk membantu ita mengurus toko.

“Gimana ta udah dapat kandidat karyawan baru?”

“Ada 17 orang yang serius mbak, lainnya cuman iseng doang, !” Jawabnya.

Dia mengiklankan di grub facebook loker dikota ini.

“Oke besok Kamis jam 9 pagi kita panggil semua buat seleksi, jadi sementara kita tutup dulu toko sebelah!” Jawabku.

🏫🏬🏭⛲⛲⛲🌄🌄🌇🌆🌅

Hari Kamis dari jam 9 sampai jam 5 sore kami mewawancarai mereka, dari 17 pelamar dua diantaranya tidak hadir, Jadi ada 15 peserta yang jadi ikut. Kami memberitahukan kepada mereka pengumuman hari Sabtu, dan di Senin pagi diharap mereka sudah siap bekerja.

Setelah aku dan Ita menimbang dari sikap, penampilan, cara dan gaya bicara, serta beberapa tes sederhana dari para peserta. Kami memilih Yuli Arnia namanya. Dia lah yang lolos. Sikap yang ramah, penampilan rapi dan cantik dari sononya kali😄, cara bicara yang sopan, mampu menempatkan diri pada siapa yang ia ajak bicara.

🌃🌇🏙️🌄🌆

Setelah semua urusan tokoku beres, ruang fitnesku pun juga sudah jadi, dan terisi bermacam alatnya. Kini kusibukkan hari hariku dengan fokus senam, fitnes dan yoga.

Diawal memang terasa berat sekali, sampai sampai hampir sakit karena kecapaian. Terasa linu dan nyeri disekujur tubuh. Saat kutanyakan pada salah satu temanku yang aktif dalam dunia kebugaran. Ia mengatakan kalau hal itu lumrah dan wajar. Karena tubuh yang belum terbiasa. Ia tambahkan, 2-3 hari badan akan terasa sakit, namun setelah seminggu dan seterusnya akan mulai terasa dampak positifnya.

Oh ya Roy sempat menagih janjinya padaku karena ujiannya sudah selesai. Sepulang sekolah, saat aku sedang istirahat selonjoran didepan Tv, sambil mengompres tubuhku, Ia mendekatiku.

“Ma.. Nanti malam ya?”

“Aduhh duh Roy.. Badan mama masih sakit semua nih, please deh.. kalo udah fit mama siap kok” Jawabku memelas.

“Hmmm.. iya sih ma, dulu waktu aku pertama nge Gym juga gitu..” Jawabnya.

“Tuu.. kamu juga tahu kann.. jadi sabar dulu ya sayang..” Kupeluk dan kubisikkan

“Mama milikmu hihi mmhh… mcpphh..“.

“Mmmh.. mcpmmh. Aku juga milik mama” Jawabnya lembut.

Akhirnya dia mau menunggu dan bersabar lagi.

🌄🌄🌄🏙️🏙️🏙️🏙️🌌🌆🌆🌆🌃🌃

Waktu yang kami tunggu tiba juga, walau terasa lambat bagiku. Setelah 10 hari aku berlatih keras, pagi itu saat bangun tidur, tubuhku terasa enteng sekali, penuh stamina, dan senangat, gairahpun muncul perlahan.

Roy juga sudah tidak ada kegiatan disekolahnya lagi.

Saat kami sedang sarapan…

“Gimana Roy ujiannya? Lancar?” Tanya papa pada Roy.

“Lancar lancar aja kok pa!” Jawab Roy.

“Terus pengumuman kelulusannya kapan?”

“Hmmm.. tanggal 17 April kalo gak salah!”

“Ya moga aja lulus dengan nilai bagus..!” Kata papa lagi

“Iyaa Amiin pa..” Jawab Roy tersenyum.

“Oh ya ma besok papa mau keluar kota. Ada pertemuan dengan rekan dan seminar yang perlu papa hadiri.”

“Iya pa moga lancar acaranya!” Jawabku tersenyum manis. Karena aku bisa melepas kerinduan lagi dengan Roy.

Setelah papa berangkat diantar Heru. Aku ganti baju memakai training ketat, sehingga tercetak tubuh sintalku.

Roy hanya bisa melongo saat melihatku keluar kamar, aku hanya tersenyum sambil berjalan menuju ruang fitnes.

Seperti kerbau di cocok hidungnya mengikuti langkahku. Setelah masuk, dia langsung memelukku dari belakang.

“Ih bentar dong Roy… Mama mau peregangan dulu..” Jawabku.

“Ahh ma… udah gak tahan nih..” Jawabnya.

“Mmm.. kamu gak pengen lihat mama basah keringetan, kelihatan seksi lhoo??” Godaku.

“Ahh.. iyaa ma ide bagus tuhh..! Jawabnya melepas pelukanku.

Saat itu aku lagi diatas matras. Ia menysulku, mengikuti gerakanku yang sudah kupelajari sebelumnya dari video video senam. Mulai dari gerakan pemanasan kepala, tangan, perut, pinggul, dampai kaki. Jalan dan lari ditempat, scout jump, push up, dll.

Saat kulakukan gerakan sit up, ia membantu memegangi kakiku, saat itu keringat memang sudah mulai keluar dari tubuh kami. Saat selesai sit up dan mau bangkit, Ia mencegah dengan memegangi pahaku, ia tekuk sampai keperut, perlahan ia majukan pinggangnya, sehingga terjadi petting sebentar, lalu melingkarkan kakiku dipinggangnya.

“Mhh.. mccup. mhh.. sst.. ahhh”

Lama lama ciuman kami semakin panas. perlahan ciumannya turun keleher dan ketekku, lalu ke dada. Tangannya mencoba melepas celanaku, kuangkat sedikit pantatku, lalu ia tarik dan melepasnya. Aku disuruhnya nungging, segera ia menyapu dan menyedot memekku dengan mulutnnya.

Bergantian dengan jarinya, mengocok keras dan cepat..

“Mhh.. sstf.. ohhh.. uugf”

‘Serrr.. serr.. serr…’

Ah… orgasme pertama datang..

Lalu ia berdiri dan mengeluarkan kontolnya yang sudah tegang.. Hehe udah gak tahan kali.

Segera ku jilat dan kusedot sedot..

“Ohhh… yess.. Ma… udah.. lama gak nikmatin ini” Desahnya.

Setelah tegang maksimal, Ia segera mendorong tubuhku telentang.. Ia buka kakiku.. dan

‘Sleeeebbb..’

“Ahhh…/Ohhhh…”

Ia diamkan sebentar kontolnya yang kutelan sampai mentog di memekku. Menikmati hangat, basah, dan lembutnya. Perlahan ia gerakkan maju mundur.

“Ahh.. mhh.. hah.. hahh.. uh…”

‘Ting.. tuing.. tuuing.. ting tuing tuing’

“Eh..??”

Kami sempet berhenti sejenak karena hpku bunyi, dari nadanya itu panggilan telfon..

Kami saling pandang…

“Berhenti dulu Roy” Kataku.

“Ah nanti aja ma, Roy terlanjur enak nih.. Hahh..” Jawabnya, sambil memulai gerakannya lagi, yang kini semakin cepat..

Sebenarnya bagiku sih nanggung juga.. Ah biarin paling si Ita, biar nanti kutelfon balik, batinku.

Mungkin sampai 3 kali tadi ada panggilan tak terjawab. Tapi kami biarkan saja. Setelah 10 menit, kurasakan memekku hampir sampai, kelihatannya Roy juga, biasanya sih, setelah penetrasi, aku dapet dua orgasme, dia sekali, namun kali ini, dia seimbang denganku, kami keluar bareng..

“Ahh… mhh.. ohh.. agghh.. Heggg… heggg..”

‘Crottt.. crottt.. croottt../ Serr.. serrr.. serrr..’

“Hah.. hahh.. hahh”

Nafas kami saling bersahutan. Aku yakin dia tidak akan berhenti gara gara cuma keluar sekali.. Aku sendiri juga sama, baru keluar dua kali, tentu masih terasa haus ni memek 😂.

“Istirahat atau lanjut??” pancingku..

“Hehe…” Dia hanya tertawa kecil, segera menarikku, berdiri didekat tembok, Ia

Kami saling pandang dan, perlahan ia angkat sebelah kakiku.. Diarahkan kontolnya, dan

‘Bless…’

“Ohh.. ahh.. ssstt.. mmhh.. uhh”

‘Jleb.. jlebb.. jlebb. jlebb..’

Lidah kami saling paut dan sedot lagi,

“Mhh.. mmhhff.. mcp.. mwahh..”

Karena posisi agak sulit dan capek, ganti dogy style..

‘Plookk.. plokk.. plokkk..’

“Ohh.. ahh.. mghhh.. ahhh..”

“Ma… mau k.. ellu.. ar lagi nih..!” Kata Roy.

“Oh.. ke.. bentar bentar… st.. op. dulu..” Kataku..

Kusuruh ia rebahan di matras.. Lalu ku urut pangkal kontolnya, sampai ujung, dengan telunjuk dan jempolku yang melingkar, bergantian tangan kanan dan kiriku. Cara ini ku tahu bisa menunda ejakulasi walau sebentar. Hehe tentu agar aku bisa raih puncak bareng dengannya.

Setelah terlihat ujung kontolnya memerah, baru ku kangkangi, kuarahkan tepat dimulut memekku.. dan

‘Slebbb…’

‘Plokk… plokkl. plookk… plokk.’

“Ahh.. ohh yess.. mama.. juga.. mau sampai.. sayang..”

Kucari titik sensitifku, dan ku eksplor terus dengan kontolnya..

akhirnya..

“Ohgggg… hgghhh.. hgg../ Ahhh.. sssstt.. mheggg..”

‘Crottt.. crott.. crottt/serrr… serrr.. serrrr’

“Hahh.. hahhh.. ahh.. hahh”

‘Cklek’

“AP AP… APPA APAAN KALIAN INI”

“Ah… ppa!!!!!????”

Saat kami sedang menikmati puncak bersama.. Mata kami saling terbelalak melihat papa berdiri didepan pintu..

😱😓😱😳😳😳😳😳😳😳😨😨😨😨

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu