1 November 2020
Penulis —  ropek

WINCEST

Mulai dari foto masa muda mereka sampai terakhir aku masuk SMP. Dia terlihat senang saat mengingat masa mudanya sampai menikah, agak sedih melihat foto saat dia lagi hamil, dia bercerita kalo dulu mama dan papa masih belum punya apa apa. Jadi Perjuangan mereka waktu pertama menikah memang agak berat, dan terbayarlah kebahagiaan saat aku lahir.

Saat dia melihat fotoku menangis digendongannya dan ekspresi foto wajahnya yang tertawa, mama langsung tertawa… Dia bilang kalo aku takut sama tukang fotonya yang kumis serta brewoknya panjang, si tukang foto mencoba memberiku mainan agar aku berhenti nangis, saat itu aku malah nangis sambil teriak teriak, lanjutnya.

Setelah selesai melihat lihat album itu, mama mama masih tertawa dan terlihat bahagia terbawa suasana nostalgia.

”… Mama tahu?? dari kecil sampai sekarang aku selalu mengagumi mama!, yang selalu dekat, selalu perhatian, selalu sayang..!”

“haha.. kamu bisa aja!” Mama masih tertawa.

“Jadi saat aku menginjak remaja, rasa sayangku pada mama tumbuh bersamaan dengan masa pubertasku…!” Sambungku.

“Ehh??” Mama bingung.

“Aku mencari kenalan wanita seumuran mama.. ketemu di grub sosmed, Tante tuti namanya… dialah yang mama maksud wanita pelacur.. wanita murahan, yang telah memenuhi fantasiku!” Jawabku.

“APA??? apa Maksudmu?” Jawab mama kaget..

“Setelah hubunganku sama tante Tuti ketahuan, aku merencanakan semua kejadian kejadian yang mama alami… Mulai dari pura pura jadi anak penurut, memasukkan obat perangsang ke mama, nyamar jadi tante tuti, mengirim gambar dan videoku sama tante tuti…”

‘Plak’

Belum selesai aku cerita, Mama menamparku.

”… pura pura salah minum obat biar dapet… sepongan mama,…” lanjutku.

‘Plak’

Mama menamparku lagi. Aku sudah siap menerima semuanya, tamparannya yang keras, sama sekali tidak terasa sakit bagiku..

”… Semua kulakukan.. agar mama memandangku… bukan sebagai seorang anak.. tapi sebagai seorang lelaki…” Lanjutku lagi.

“hiks… Kemau gila Roy… hikss!” Mama terdengar menangis.

Aku tidak berani menatap wajahnya, sedih, malu, takut perasaanku campur aduk.

”… Sampai terakhir aku macarin Ratna… dan merencanakan situasi dimana mama memergokiku ngewe dengannya, aku ingin kepastian saat mama menghentikanku, apa mama menyayangiku dan memandangku sebagai seorang anak, atau sebagai seorang lelaki. Sebenarnya saat itu aku ingin mama cemburu dan …!”

“Hikss.. kenapa roy, hikksss.. kenapa.. kamu berfikir seperti.. itu hiksss…” Tangis mama semakin keras.

”… beberapa hari kemudian, melihat sikap mama, akhirnya aku sadar… ternyata mama menyayangiku… hanya sebagai seorang anak… Saat itu hatiku sangat hancur, sakit.. cinta yang tak terbalas.. Akhirnya aku memutuskan Ratna… Jadi seseorang yang ku maksud adalah.. Mama.. “!

“Hikkss… haaa… haaa… hikss!” Kulihat Mama masih menangis menutupi wajahnya.

”… Aku lega.. sudah mengungkapkan semuanya pada Mama… Aku juga siap jika mama jadi jijik dan benci padaku… jika mama mengusirku… dengan senang hati, aku akan benar benar pergi dari rumah ini…” Lanjutku.

Air mataku juga mengalir.

Huhh.. akhirnya, semua beban hatiku telah hilang, pikiranku jadi fresh, walaupun nanti entah sepert apa jadinya hidupku.

Aku beranjak pergi…

“Roy…;’” Panggil mama..

Aku hanya diam, kekamar, menata pakaianku, kumasukkan dalam ransel..

“Roy.. jangan pergi. hikss!”

Suara mama didepan pintu kamarku

“Mama tidak malu punya anak sepertiku??, Tenang saja, si brengsek ini sudah punya rencana, aku akan menghubungi tante tuti, kenalannya pasti banyak, aku siap jadi gigolo pemuas tante tante…” Jawabku.

Mama membuka kamarku yang tak terkunci dan langsung menamparku sekuatnya beberapa kali, sial.. tamparannya kali ini sakit sekali.

Aku masih diam melanjutkan beres beres paksianku. Mama sudah berhenti menangis… tapi masih terdengar suara sesegukannya.

‘Plak.. blug..’

“Aduuhh”.

Tiba tiba mama menampel tanganku yang sibuk menata pakaian, mendorong tubuhkuku sampai terbentur tembok. Bagaikan tersambar petir, mama melumat bibirku..

“Mmmhh… mhhhhmm sllrpp..”

Aku mencoba mendorong tubuhnya,

“Ma??? mmhhf..”

Dia malah memegang erat kepalaku,

Aku mulai terbawa, dan kubalas ciumannya, kupegang dan kupeluk tubuhnya.

‘mhhm.. ah… hahh.. mhhfff’

Suara dan nafas kami mulai berpacu.

Tak kusangka, dengan cepat dia jongkok, menurunkan celanaku, dan langsung mengoral kontolku.

‘Hloppgg.. slrppp.. mghhh… hwoggghh..’

“Ahh.. ma??!!”

Tanpa bicara dengan agresif dia menjalankan aksinya.

Aku jadi bingung sendiri… Apa maksudnya ini?? Apa mama tidak rela aku pergi??? tapi apa dia tidak marah mendengar semua kelakukan bejadku??

Entahlah.. aku hanya bisa merem melek merasakan blowjobya, yang lebih lincah dari sebelumnya..

Kuelus rambutnya, dia memandangku, terlihat pada tatapan matanya, seolah dia ‘bilang jangan pergi!!’

“Hhggwoghh.. hggwoogg.. mhhh.. ahh..’

Dijilatnya kedua pelerku sambil mengocok kontolku.

“Ah… mm.. ma”. Desahku.

Dilepasnya celanaku dari kedua kakiku, sementara mulutnya masih sibuk mengulum kontolku. Dia lempar celana beserta Cd ku jauh jauh. Lalu berdiri dan melepas kaosku.

menjilati putingku, sambil mengocok kontolku.

Gila… apa apaan ini. menyusuri ketiakku, leher dan kembali ke bibirku.

Dengan cepat ia lepas baju dan roknya, kuraba keteknya yang masih terbalut bra. sambil berciuman, perlahan ia buka kancing bh nya, dan tetpampanglah kedua keteknya yang besar.

Sekarang giliranku, ku cium lehernya, turun kebawah, ku emut putingnya yang mengeras, kugigit kecil, bergantian.

“Mhhh.. ahhh.. ssst.. uhh..” Desahnya.

Tiba tiba dia berbalik dan mendorongku kekasur, melepas CDnya sebelum merangkak menindihku. Menyodorkanku lagi keteknya, kuremas dan ku sruput bergantian..

Sementara tanganku meraba dan meremas pantatnya yang besar empuk dan mulus, perlahan, jariku menyusuri memeknya yang mulai basah, kuusap lembut, sambil menngaruk lubang bagian luarnya.

“Hohh.. mhhh.. ssst..’ Desahnya mulai memanas.

Kumasukkan jari tengahku, dan ku kocok dari pelan sampai cepat.

‘crokk. crookk. crrokk.’

“Ehggg.. ahhh.. mmmhh.. ahh..”

Perlahan dia beringsut memutar tubuhnya, terciptalah posisi 69…

dikocok dan dilumat kontolku dalam mulutnya. ohh.. fuckkk…

Kubalas dengan giigitanku pada clitorisnya..

Spontan dia mendongak keatas melepas kontolku.

“Hyaa… aghhh.. ah… uh.. ohgggg… hggg.. mmhh..”

‘Criitt.. criitt’

Kurasakan semprotan kecil dimemeknya. dan tubuhnya mengegelinjang. Tanpa istirahat

Kusapu dan kusedot sedot memeknya lagi.

“Aduuuhh… maa???” Teriakku.

Sial.. dia menggigit pahaku, untung saja bukan kontolku yang digigit.

Kulepas sedotan mulutku dimemeknya. Dia juga melepas gigitannya di pahaku, lalu menempelkan kepalanya dipahaku

“Hohh.. hahhh.. hahhh.. haaaah…” Nafasnya ngos ngosan.

Setelah agak teratur, ia mumutar lagi tubuhnya, pantatnya menaiki pahaku, dan kedua tangannya bertumpu pada perutku, kami saling pandang sebentar, matanya masih sedikit memerah, dan basah karena air mata.

“Maafin Roy ma” Kataku.

Ia menelungkupkan tubuhnya diatas tubuhku, dan melumat lagi bibirku, Kemudian berbisik,

“Jangan pernah bilang pergi lagi..“.

Kupeluk erat tubuhnya.

Kurasakan pantatnya bergeser keatas, bibir memeknya terasa basah menyapu kontolku.

mama terus mengulangi gerakan itu,

“Ahh… mmhh.. ssstf”

Ku gerakkan tanganku dari punggungnya, meraih kontolku, mencoba mengarahkan ujungnya tepat dilubang memek mama, Kugesekkan sebentar kepala kontolku di memeknya. Mama mulai bangkit, mengangkat tubuh dan pantatnya, Kurasakan tangannya ikut membantu memegang kontolku dan menancapkan ujungya, pelan pelan dia turunkan pantatnya..

‘Blessss..’

“Ahhhh..”

“Ohhhh..” Desah kami bareng.

Perlahan ia pompa kontolku dengan memeknya.

“Ahh.. ma… ohhh.” Desahku.

“Ssttt.. mhhh… ahh.. nhhgg.. sh.”

‘plok.. plokk. plookk.. plookk’

“Ahh… mmggghh ohh.. ohhh. ohh”.

Aku ikut aktif mengimbangi goyangan mama dengan dorongan dari bawah.. Semakin cepat dan keras.

Suara kamipun menggema dalam kamar.

Tubuh mama menekuk kebelakang, dan bertumpu pada kedua tangannya.

Mungkin karena lelah menaik turunkan pantatnya, kini mama kembali duduk tegap sambil memaju mundurkan pantatnya.

Ohh. sensasinya beda lagi nih..

Kuremas susunya yang menggoda, mengayun ngayun didepanku, sambil sesekali kumainkan putingnya, dia hanya bisa mendongak dan mendesah desah.

Ku tekuk kedua kakiku keatas, sehingga mendorong tubuhnya ambruk diatasku, kupompa dengan cepat dari bawah, kusumbat mulutnya dengan lumatanku, sementara kedua tanganku sibuk meremas kedua belahan pantatnya yang empuk.

“Hyahh.. add.. ihh.. eeeehhhgg..”

Kepalanya menggeleng grleng ssmbil sesekali ia tenggelamlan diatas pundakku.

‘plokk. plookk… ploookk. ploookk. plookk.’

Ia lumat lagi bibirku.. dan menyedot lidahku.

Kuperlambat dan kuhentikan sebentar pompaanku.

“Hahh.. haahh.. hshhh.. hahhh.‘” Ia gunakan ambil nafas,

‘Plakk’

Kutampar sedikit pantatnya.

“Awwh…”

“Hehe”

Aku sedikit tertawa, perlahan kumulai lagi pompaanku, semakin lama semakin cepat. Kepalanya mulai menggelepar lagi.

“Ahh.. ohhww.. ehhmm.. ighgggg”

Tubuhnya menekuk lagi, kini bertumpu pada kedua tangannya, kurasakan pantatnya juga bergoyang liar.

dan

“Heggghhhhh… ehhhgggg heggg..”

‘Serr… serrr.. seerrrr..’

Cairannya menyembrot membasahi kontolku, lebih banyak dari tadi.. Sesaat tubuhnya bergetar seperti menggigil..

Kutancapkan sedalam dalamnya kontolku saat dia sampai. Kutariki perlahan, dan kutancapkan sekuat tenaga.

“Owhhggggg..” Suaranya terasa tertahan.

Seketika ambruk didadaku, kurasakan memeknya seperti menyedot nyedot kontolku.

Kubelai rambut panjangya, dan ku elus punggungya. Kubiarkan istirahat sebentar.

Setelah nafasnya teratur, kubalik tubuhnya, kucium sebentar mulutnya, kulebarkan kakinya dan ku tancap lagi.

‘Blesss’

“Kyahh..”

Langsung kutancap dengan tempo cepat.

“hahhh.. addd… u… nngghh Pe.. lan… R.. oy!”

Kusumbat lagi mulutnya.

‘plklok… plokkk.. plokkk. ploookk.’

“Hohh.. hahh.. ma.. hah!”

Dia peluk tubuhku dan mengunci kakinya di punggungku.

Kulihat wajahnya menggeleng geleng seperti menahan sakit, aku jadi kasihan, kupelankan lagi ritmeku.

Hmm.. Sepertinya dia menyukai ritme segini, tidak terlalu keras, jadi kuusahakan menyetabilkan pompaanku, perlahan kakinya terbuka kembali, aku beringsut kebelakang, kumiringkan kekanan tubuhnya, kuangkat dan kupeluk kaki kirinya, mulai kupompa lagi. Ohh… sensasi nerbeda lagi..

Tanpa sadar gerakanku semakin cepat,

‘Plokk… plokk… plookk’

Ia benamkan wajahnya dibantal dan meremas sprei.. lalu berteriak lagi..

“Ahhh… add.. uuh… kk.. ellu.. err…” Jeritnya dalam bantal.

“Hahh.. Kluarin ma, ohh.. jangan ditahan.. aku ingin… mama puas..” Jawabku.

“Ahh… mmmhhmm hegggghhhhhh.. gwahhh..”

‘serrr.. serrr… serrr.. serrrr…’

Tubuhnya menggelinjang lagi..

Kutancapkan dalam dalam kontolku dimemeknya.

“Huhh..!!” Memeknya dan kontolku jadi basah, kupikir dia tipe wanita yang mudah orgasme, gumamku.

Mama terlentang sedang aku menindihnya dengan kontol tegang yang masih menancap dimemeknya.

Deru nafasnya masih memburu, seperti orang kedinginan, aku jadi kasihan jika melanjutkannya. kulepas kontolku dimemeknya.

‘ploop’

“Hughh” Dia bergetar sedikit,

Aku bangkit dari tempat tidur keluar kamar, bugil dengan kontol basah yang masih berdiri, pergi kedapur, mengambil dua gelas air dingin, lalu kubawa kembali ke kamarku.

Saat masuk kamar sekilas mata kami bertatapan, mama berpaling, sambil mencoba menutupi ketek dan memeknya, aku hanya tersenyum.

Aku duduk ditepi ranjang,

“Minum dulu ma!” Tawarku.

Dia hanya menggeleng, terlihat air matanya keluar sedikit.

“Mama menyesal??” Tanyaku.

Dia hanya diam saja. Kutaruh segelas air yang ingin kuberikan padanya dimeja, kuminum gelasku.

‘gluk.. gluuk.. glukk.. gluuk.’

“Ah..” terasa segar, pengganti keringat yang sempat keluar dari tubuhku.

“Tenang saja, anggap ini kenangan pahit sekali seumur hidup mama, dari awal aku tidak pernah ada niatan untuk memaksa mama melakukan ini, semua ini kulakukan hanya ingin menarik perhatianmu sebagai seorang lelaki, aku tidak peduli jika mama atau orang lain yang tahu akan hal ini, memandangku sebagai orang yang paling bejat didunia, atau menganggapku sebagai binatang, aku hanya tidak bisa membohongi diriku sendiri, membohongi perasaanku, toh habis ini aku tidak akan pernah…

Belum selesai curhatanku, tanpa ku sadari, dari belakang mama memelukku, dan melumat bibirku. Tangannya mengocok kontolku yang mulai melayu, karena tadi aku sempat terbawa suasana sedih, aku sendiri masih bingung, kenapa mama melakukan hal ini, aku tidak ingin ada perasaan terpaksa dihatinya, melakukan hal ini karena kasihan, dan demi mencegahku pergi, aku ingin dia membalas cintaku.

Kulepas ciumanku.

“Hentikan ma!, aku nggak ingin mama terpaksa nglakuin ini, hanya demi mencegahku pergi! Bukan sekedar seks yang ku ingin dari mama, aku juga ingin mama mencintaku sebagai lelaki! Pasti mama terpaksa nglakuin ini, Buktinya dari tadi mama hanya diam…” Teriakku.

Mm.. mama.. juga bingung.. mau ngomong apa roy!, Mama malu… Mama juga berfikir.. ternyata diriku bukanlah seorang ibu yang baik, ibu yang bejat… lebih buruk dari binatang.. yang dari dulu ingin di ewek anaknya sendiri… Sebenernya.. waktu kamu pacaran sama Ratna… Hati mama bener bener hancur..

“Appa??” Aku kaget dengan jawabannya.

“Tadi mama nampar kamu… hanya pura pura… hanya berakting… seolah olah mama seorang ibu yang baik… yang bermoral… tak kusangka kamu punya niatan pergi.. itu yang membuat mama marah… mama gak tahan lagi, mama gak mau kamu pergi Roy.. hiks.. hikss!”

Ohh pantesan tadi tamparannya pas dikamar sakit sekali..

“J.. jadi apa.. mama juga mencintai Roy??” Tanyaku, jantungku berdebar debar.

“Tentu saja… makanya mama sendiri bingung… kenapa seorang ibu memendam cinta dan nafsu pada anaknya sendiri?” Jawabnya menunduk sambil menutupi mukanya.

Kudekati mama dan membuka tangannya yang menutup wajahnya..

“B.. beneran ma?” Tanyaku pelan.

Mama mengangguk, wajahnya tersenyum tapi masih bercampur mewek, membuatnya terlihat imut dan lucu.. Aku ikut tersenyum, bersyukur… lega, ternyata selama ini dugaanku yang salah. Ternyata mama memendam perasaan yang sama terhadapku… Kupeluk tubuhnya..

“Tadi kamu belum keluar kan?”

Bisiknya ditelingaku.

“Gak papa ma, ngliat mama tadi kluar, udah buat aku puas kok” Jawabku.

“Gak boleh gitu… Kita kan udah jadian… harus saling muasin dong”. Katanya sambil memainkan kontolku.

Aku duduk selonjoran, mama telungkup dengan mulut tepat didepan kontolku, lalu dijilatinya dari peler sampai palkonku, oh… perlahan kontolku masuk kemulutnya.

‘mlbbb.. kwooghhgg. kwooggg..’

Kusibak rambutnya, dia melihatku sambil tersenyum, OMG… apa ini mimpi???

“Ohhhh ma!!” dia mencoba deepthroat.. dari blowjobnya dulu yang mentog separuh saja, kini kontolku sudah hampir masuk seluruhnya, tinggal 5 cm, jarak ujung mulutnya dengan pangkal kontolku.

‘Hwoggggggg… gwahhhh..’ liurnya berleleran jatuh diatas kontolku saat ia mencabutnya. Sial.. nikmat banget..

Kupegang kepalanya, dan kumasukkan lagi. kucoba beberapa kali, sampai air matanya mengalir menahan sakit..

Namun tidak ada protes sama sekali darinya.

“Mama masih kuat?” .. Tanyaku

“Yeee.. seharusnya mama tu yang nanya ke kamu, jangan remehin mama ya, meski umur udah tua gini, masih bisa kuat 10 ronde tahu.. haha”…

Percakapan kami mulai mencair, tak ada rasa beban, tak ada penghalang lagi..

“Oke.. coba buktiin omongan mama..!” Kutarik tubuhnya dalam pangkuanku.

“Baiklah, jangan mewek lo ya kalo kalah, hihi!” Jawabnya.

‘Jlebbbbb.. plokk.. plokkk. plokkk!’

“Ahh.. hmmm.. slrppllt”

Mama mulai menggoyang pantatnya sambil menciumiku.

“Hehhg.. hehgg. hehh. g..”

‘mcupp.. cupp.. cupp.. cupp’

Mama menyedot leher, turun kebawah sampai pada puting ku, otomatis aku menahan tubuhku dengan kedua tangan dibelakang.

Tiba tiba dia tarik dan peluk lagi tubuhku,

lalu mengangkat lenganku dan menjilati ketiakku. Oh shiiiit..

kedua tangannya beralih memlintir putingku, tanpa menghentikan genjotannya dipangkuanku.

“Ohhh. ma.. mhh.. ohhh!”

Aku hanya bisa mendesah keenakan.

Sial rangsangannya membuat darahku mendesir, terasa sengatan nikmat dari pangkal kontolku..

Kupeluk tubuhnya dan membantingnyya, sehingga kini aku diatas, langsung ku genjot kecepatan maksimal.

“Yahh.. mhhhm.. sialan.. si perek itu.. ohh.. udah.. nikmatin… gen.. jotanmu l.. lebih dulu..” Cercanya.

”.. mmm. mmaafinn roy.. ma… Roy.. oh.. jann. ji gak.. akan masuk.. lubang.. selain.. memek.. mamma!” Jawabku.

Tangannya mencakar punggungku, kedua kakinya menyilang diatas punggungku..

“Hahh… akk.. u mm.. kell.. uar ma!”

“hahh.. ahh.. sstt… mmt.. k. keluarin sa.. yang!”

“Hoh.. hohh.. heghh. hegghh.. heggg”

‘Crottt… crooottt.. croottt.. croottr!’

Kusemprotkan spermaku sedalam dalamnya dimemeknya. Mama merapatkan dan menekan kakinya kebawah.

“Hohh.. hahhh.. haahhh..” Lega rasanya… tubuhku terasa seperti terbang dilangit.

“Ah. hahh.. hahh.. gima.. na masih.. kuat?” Goda mama..

Aku hanya tersenyum..

“Hahh.. ben. tar ma.. masih ngilu.. hah..” Jawabku.

‘Mmgh mccppmm mhh slurppt’

Kulumat bibirnya..

“Mmhh mcpp.. pwah..”

Aku berbaring kesamping, mama bangkit dan mengambil air yang tadi kutawarkan padanya, langsung meminumnya habis.

Saat berdiri ia mengikat rambut panjangnya, dari belakang benar benar terlihat seksi, dipahanya terlihat basah karena cairannya dan terlihat cairan putih kental mengalir kebawah, OMG.. Spermaku.. Kontolku langsung memberi penghormatan dengan berdiri tegak.

“Ma..!” Panggilku.

Dia berbalik, kedua tanganku kutaruh dibawah kepalaku, sementara kontolku ku angguk anggukkan,

“Hehe..” Aku meringis.

Dia hanya tersenyum..

“Bentar.. mama kekamar mandi dulu..” Jawabnya berlalu keluar kamarku.

Pertempuranku berlanjut sampai jam 12 siang, saat perut kami terasa lapar, kami hanya makan beberapa buah dari kulkas, sambil memulihkan tenaga… malas nyari makan diluar. Sempat ketiduran karena capek, Jam 2 aku bangun, ku geranyangi tubuh mama, mungkin karena geli, ia terbangun, kami lanjut lagi sampai

jam 4 sore, mulai dari meja makan, ruang tamu, ruang keluarga, dan terakhir dikamarku lagi…

“Hahh.. hah.. hah.. Udah dulu Roy.. hah.. bentar lagi papamu pulang hah..” Kata Mama saat kami selesai sampai puncak bareng, dengan posisi dia telungkup dibawahku, dimana sebelumnya kami main dogystyle.

“Yeessss.. aku menang.. hah.. hahh.” Jawabku, karena mama yang minta udahan dulu. Aku berbaring disampingnya dengan senyum kemenangan.

“hahh.. hahh.. Jangan.. k.. epe. dean d. ulu ya. m hah Sebenernya mama masih k.. uat, hah berhubung.. papa.. mau pulang.. jadi.. berh. enti dulu..” Jawabnya..

“Haha… banyak alesan ma!” Jawabku tertawa

“Hahh.. heehh.. Nakal kamu ya, udah berani bantah mama.. hah..!” Katanya. sambil berbalik seraya menggenggam erat dan menarik kontolku.

“Addah.. ii.. ya ma.. aduh… aduh.. maaf.. haha” Jawabku ketawa.

Kami merapikan tempat tidurku, mama membawa sprei ke cucian, aku mengganti dengan sprei yang lain..

Aku berbaring sambil telanjang, tersenyum bahagia, dan puas, akhirnya cita citaku terlaksana.

Saat papa pulang, tentu saja aku dan mama berusaha bersikap seperti biasa..

Namun tak dapat kusembunyikan, ekspresi bahagiaku, sehingga papa menggodaku padaku.. Saat kami makan malam bareng.

“Heh. heh. heh. Ada yang udah move on ni ya”.

“Eh.. hehe.. iya pa… tadi kan dia gak masuk alesan sakit, mama kira beneran, eh malah bohong, udah mama marahin setengah hari, tau tau siangnya ada cewek kesini mau jenguk dia katanya, saat kupanggil, dia suruh mama jangan bilang ke cewek itu kalo lagi sakit bohongan… ya mama sih iyain, supaya dia sembuh, biar gak kayak orang ling lung lagi!

“Haha kamu ini ada ada saja Roy!” Kata Papa.

“Jadi kapan kamu ajak kesini lagi?” Sambungnya.

“Ughh.. ughhj.” Mama tersedak.

“Eh pelab pelan dong ma” kata papa sambil menyodorinya minum.

“Ee.. Tenang aja pa.. kapan kapan akan Roy kenalin deh… Adaw..” Jawabku, Tapi mama malah menginjak kakiku.

“Kenapa Roy?” Tanya papa.

“Ini.. pa, dengkulku kebentur kaki meja.. ha.. ha!” Jawabku.😅

Setelah selesai aku membantu mama membereskan piring.

“Ma.. tadi kenapa sih!” Tanyaku.

“Kamu bilang mau ajak cewek kesini.. ya mama marah dong!” Jawabnya memonyongkan mulutnya.

“Kok malah aku yang salah? Salah siapa tadi mama alesannya gitu!” Kubalik tanya.

“Salah Kamu dong… senyum senyum sendiri.. papa kan curiga, jadi mama buat alesan itu… mama yakin kalo kamu yang jawab paste aa.. eem.. eee.. aanu aee… papa kan malah bisa tambah curiga.” Jawabnya.

“I.. iya juga ya hehe..!” Jawabku sambil garuk garuk kepala, Dasar wanita.. prinsipnya selalu benar..

“Terus ntar Roy ajak siapa dong ma,??” Tanyaku lagi.

“Itu urusanmu hweeek!” Katanya meledek sambil berlalu.😳😵😕🤕.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu