1 November 2020
Penulis —  ropek

WINCEST

EPISODE 9

POV ROY

“Ah… ppa!!!!!????”

Tidak mungkin… Ini pasti mimpi.. Aku dan mama ketahuan papa?? Jepitan memek mama malah terasa kencang sekali.. Tubuhnya yang tadi berkeringat panas, kini berubah jadi dingin sekali dipelukanku..

Samar samar kulihat kak Heru juga ikut kaget dan melongo melihat kami..

“Kal… Haggggg… agghhhh…!”

‘Brukkk’

Saat aku memfokuskan pandanganku pada kak Heru. Tiba tiba kami terkaget lagi mendengar suara papa jatuh tersungkur di lantai..

“Paa/paa?? /Pakk??”

Aku mama dan kak Heru teriak bersamaan..

Pikiranku kacau sekali. Mama bangkit dari tubuhku, *Ploop.. Suara kontolku yang terlepas dimemeknya. Kak Heru yang tepat dibelakang papa, segera memeriksa tubuh papa.

“Pak.. Pak Budi.. Pakk..??”

Kak Heru mencoba membangunkannya dengan menggoyang goyang tubuh papa..

“Paaaa.. hiks.. ma.. afin.. mama paaa.. hikss…”

Mama berlari sambil menangis menyusul mereka..

Aku segera ikut berlari.. tapi mulutku serasa terkunci.. tak bisa bicara.. Air mataku menetes membasahi pipi, yang mewakili kata kata dari mulut dan hatiku.

“K. kalian segera ganti baju.. Biar ku bawa pak Budi ke mobil… Kita segera ke RS, detak jantungnya terasa lemah..!” Kata Kak Heru, dia berusaha bersikap tenang, agar bisa mengambil keputusan terbaik.. Ia kesampingkan masalah yang baru saja dilihatnya.. kini prioritas utamanya adalah keselamatan papa…

Kak Heru segera membopong tubuh papa, aku dan mama segera kekamar masing masing, memakai baju, dan segera menyusul Kak Heru di mobil..

Papa dibaringkan kak heru ditengah jog mobil, dan segera beralih ke setir. Aku dan mama berlari menyusulnya. Mama merangkak disamping tubuh papa, memeluk kepalanya, masih terus menangis.. sementara aku hanya bisa memandangi mereka disamping kaki papa.. Masih belum bisa bicara..

“Aaaa.. Paa.. hiks.. bangunn pa.. aa.. m.. maafin mama.. pa.. pa.. tolong.. bangunn.. paa.. hiks.. aaaaaa!”

Kak Heru segera memacu mobil secepat yang ia bisa.. Dalam perjalanan aku masih berfikir dan berharap kalau ini hanya mimpi.. Aku dan kak Heru masih diam.. Hanya tangisan mama yang menenuhi mobil kami.. Apa yang akan terjadi nanti??.. Apa yang akan kulakukan?? Apa yang akan mama lakukan?? Apa yang akan papa lakukan pada kami??

Sampai kurasakan mobil telah berhenti,

‘klek… Jebbrakk..’

Suara pintu mobil depan terbuka dan tertutup kembali..

“Ayo cepat Roy.. Kamu turun dulu biar kuangkat pak Budi.. !” Suara kak Heru menyadarkan lamunanku.

Aku segera turun dari mobil, kak Heru dengan cepat membopong tubuh papa ke UGD…

Aku dan Mama mengikuti kak Heru, mama masih terus menangis, sedang aku masih diam, berjalan dengan tatapan kosong…

“Sus tolong cepet sus.. !” Kata kak Heru ketika disambut seorang suster..

“Iya pak..” Jawab suster tadi, lalu ada perawat laki laki yang datang dan membantu. Kulihat papa berbaring diatas kasur gledek *red (gak tau namanya apa om😅) didorong dua perawat laki laki tadi memasuki kamar UGD.

“Tadi pingsannya karena apa pak?” Tanya suster tadi pada kak Heru.

“Mm.. gak tahu sus, saat mau berangkat kerja tiba tiba terjatuh dan pingsan..!” Jawab kak Heru.

“Bapak keluarganya?” Tanya suster lagi.

“Bukan sus, saya supirnya.. Itu ada istri dan anaknya!” Jawab kak Heru..

“Ee.. buk maaf, mohon ikut saya sebentar mengisi formulir ya..!” Kata suster tadi..

“Hikss… paa… hikss.. hikk.. paa!” Mama masih menangis..

“Eemmm biar aku temani bisa sus? Sepertinya istri bos saya masih syok…!” Kata Kak Heru.

“Iya boleh.. silahkan..!” Jawab suster tadi.

“Roy kamu tunggu bentar ya, biar kami urus formulir dulu..!” Kata kak Heru padaku.

”…!” Aku hanya mengangguk..

Beberapa menit kemudian mereka kembali.. Kami duduk bertiga diruang tunggu, menanti perkembangan kondisi papa. Mama masih sesegukan, sambil menyandarkan kepalanya dipundakku.

“Ee.. t.. tenang aja buk, Roy, pak Budi akan baik baik saja..” Kak Heru mencoba menghibur kami. Pasti pikiran mama lebih kacau dariku.. Kami pun diam seribu bahasa..

‘Sreeeggg’

Pintu UGD terbuka, ada dua dokter yang keluar membawa selarik kertas.

“Bu.. Indah.. Bu Indah mana ya??” Tanya salah satu dokter tadi..

“Hah.. Iya saya dok.. Gimana suami saya dok..!” Mama segera bangkit menuju dokter. Aku dan kak Heru pun menyusul..

“Mmm…” Sepertinya dokter agak ragu menyampaikan hasil pemeriksaannya.

“Gimaaana doookk.. hikss.. hikkss!” Mama jadi semakin panik..

“Tadi kami mendengar pesan dari suami ibuk yang perlu kami sampaikan!” Kata dokter.

“Jadi suami saya sudah siuman kan dok?? Pesan apa dok..?” Tanya mama agak lega.

“Roy tolong jaga mamamu, itulah pesannya… Pesan terakhirnya…!” Kata dokter sambil menunduk saat kalimat terakhir terucap..

“APAAA??” Kami bertiga tersentak..

‘Bruukk.’

Mama langsung pingsan mendengarnya..

“Maa??!! Mama??” Aku jadi semakin shock dan bingung.. Kehidupan keluargaku hancur hanya dalam beberapa jam tadi…

“Ehh dok.. k.. kenapa bisa sam…??!” Kak Heru sendiri masih belum percaya..

“Kami sudah melakukan yang terbaik.. dari penanganan pertama sampai terakhir tadi… Yaaa.. Kami harap keluarga bisa menerimanya dengan ikhlas… Memang ini semua sudah kehendak Tuhan, mau gak mau kita harus bisa menerimanya…!” Kata dokter lagi..

🚨🚨🚨🚨🚨🚨🚨🚨

Entah gimana jika kak Heru tidak bersama kami.. Semua masalah telah diurusnya, mulai dari mengurus administrasi Rumah sakit, proses pengantaran jenazah, mengabari keluarga dan sanak saudara kami, semua ia lakukan sendiri sementara aku dan mama hanya bisa diam dan menangis..

🌁🌆🌇🌌🌌🌌🥀🥀🥀🥀🥀

Sudah 7 hari berlalu.. Selama itu juga kak Heru dan tante Nur selalu menyempatkan datang kerumah kami, menemani kami ngobrol mensupportku dan Mama, agar lebih tegar, semangat, dan terhibur. Sementara mama selama 3 hari setelah kematian papa, masih dirundung kesedihan yang amat sangat.. Tidak terlukis senyum sama sekali dari bibirnya.

Sempat khawatir juga kalo sampai mama jadi depresi. Untung saja saat hari keempat sampai sekarang sudah mulai bicara, Mama takut jika kak Heru menceritakan kejadian yang dilihatnya waktu itu ke orang orang, tentu ku katakan pada mama, kalo aku udah ngomong ke kak Heru untuk merahasiakannya, mama sendiri kupesan agar bertingkah biasa didepannya, walupun sepertinya dia agak kikuk.

Tentu semua itu butuh perjuangan merayu dan mencoba memahami apa maunya sebisaku, untuk menghibur dan membangkitkan semangatnya. Mama mulai tersenyum saat kami sedang ngobrol, ku katakan.

“Ma?? Ingat pesan papa dulu??” Tanyaku

“Hmm?? pesan apa? Mama balik tanya..

“Yang di sampaikan dokter waktu itu…!” Kataku lagi.

Mama malah mulai terlihat sedih lagi.

“Dokter itu kan bilang, pesen terakhirnya papa.. katanya Roy suruh jagain mama!” Jawabku.

“Hmmm.. iya..!” Jawab mama pendek.

“Kalo menurutku sih gini ma… berarti waktu itu papa kan gak marah, mungkin karena kaget dan mungkin juga tiba tiba gairah papa melonjak tinggi, jadi pingin ikut gabung, sampai sampai detak jantungnya tak beraturan pada akhirnya malah kena serangan jantung 😅!” Jawabku ngaco.

Kulihat mama mengernyit.. lalu mulai tersenyum.

“Kamu ini ada ada saja…!” Jawabnya tersenyum. Aku senang sekali melihat dia sudah bisa tersenyum lagi. 😊😊☺😔

🍁🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍁

Saat ini aku, mama, dan kak Heru sedang ngobrol diruang keluarga kami.. Sebelumnya aku dan Mama berencana mau kerumah mereka, sekalian ada beberapa hal yang ingin kami diskusikan. Tapi mereka malah kekeh yang ingin nemanin ngobrol disini, yaa kami persilahkan saja.. Dari obrolan ringan, hingga sampai pada maksud dan tujuan yang ingin kami sampaikan pada mereka.

“Jadi.. rencana kamu sekarang gimana Roy, kuliah atau langsung pegang pabrik papamu?” Tanya Kak Heru..

“Kuliah dulu kak, di kota ini aja, mau ambil ekonomi bisnis, kalo langsung pegang kan gak mungkin kak, belum tau apa apa, lagian kasihan kalo mama ku tinggal kuliah diluar kota..!” Jawabku.

“Hmm.. Jadi sementara ini, yang pegang pabrik kamu dek Indah?” Tanya tante Nur.

“Kemarin ada telfon dari beberapa divisi karyawan papa mbak, nanyain kapan pabriknya mulai operasi lagi.. Aku juga bingung, jadi kusuruh tunggu kabar nantinya aja…!” Jawab Mama..

“Oww gitu, mm.. terus rencana dek Indah gimana??” Tanya tante Nur.

“Ya.. jadi gini mbak, aku dan Roy juga udah diskusi.. Sementara menunggu Roy selesai kuliah, kami mohon mbak Nur mau pegang pabrik kami dulu, makanya tadi kami bilang mau kerumah mbak, buat ngomongin ini..!” Jawab Mama.

“Ehh/Haa????”

Tante Nur dan Kak Heru agak kaget..

“Mbak kan udah punya pengalaman sebagai manager, aku yakin mbak bisa urus pabrik peninggalan papa ini..!” Jawab Mama.

“Aduhh.. gimana ya dekk.. Basic ku kan dipemasaran.. ja…!”

“Aku yakin Mbak pasti bisa kok…” Sela Mama..

“I.. iya.. gimana ya..!” Tante Nur agak ragu.

“Tenang mbak, nanti bisa pakai mobil kami, buat keperluanmu mbak, biar Heru tetap sebagai supir keluarga ini, aku gak akan berhentiin Heru kok, ini rasa terimakasih kami pada Heru dan Mbak Nur. Dan.. sebelumnya kami bener bener minta maaf, selalu ngrepotin keluarga mbak…!” Jawab Mama memelas..

“Gimana ma?? Kalo mama bisa ya silahkan, tapi kalo aku malah nambah beban, mm maksudku.. mbak Indah harus repot repot segala nyediain mobil dan supir buat mama, aku berhenti juga gak papa kok mbak…!” Jawab kak Heru.

“Nggak kak… dari pada nanti kakak ribet nyari kerja lagi, mending terima saran mama aja. Ini demi kebaikan kita semua… Bener kata mama tadi, sebenarnya malah keluarga kami yang paling ngrepotin keluarga kakak..!” Jawabku mencoba meyakinkan kak Heru dan tante Nur.

Kak Heru dan tante Nur saling pandang sebentar.

“Mm.. i. iya kalo udah kupelajari seluk beluk dan sistem pabrik dek indah, mungkin aku bisa saja.. tapi masalahnya gini dek, aku masih terikat kontrak setengah tahun di tempat kerjaku sekarang… Jadi kalo mau resign, dikontrak kerja ada dendanya…!” Jawab Tante Nur.

“Mm.. Dendanya berapa mbak??” Tanya mama..

“Mm.. bentar, gajiku kurang lebih sekitar 10 juta/ bulan, sementara kontrak masih 6 bulan… jadi 6x10jt… sekitar 60 dek.. Apa nggak rugi dek buat bayar denda segitu?? Kata tante Nur.

“Apa?? Jadi ada dendanya juga ma?? kalo mo keluar??” Tanya kak Heru.

“Ya emang gitu peraturannya..!” Jawab tante Nur.

“Gile… mau keluar kerja aja ribet banget sih?? Biasanya kalo mama keluar kan tanpa pamit langsung… adduh.. ma!” Kata kak Heru, tapi dengan refleks tante Nur mencubit lengannya..

Sepertinya kak Heru keceplosan 😅. Dia mungkin gak cerita sama tante Nur kali, kalo penyebab kematian papa kena serangan jantung karena tahu aku dan mama lagi ngewe.. Sementara tante Nur juga mencoba menyembunyikan hubungannya.. Aku sendiri juga belum cerita ke mama, kalo kak Heru dan tante Nur juga berhubungan seperti kami..

“Jj.. jadi.. mmm.. gimana… dek Indah?? Apa nggak keberatan tu 😅😅??!” Tanya tante Nur mengalihkan perhatian kami.

“Tenang mbak.. Masalah biaya dan denda kepindahan mbak Nur, biar saya yang urus.. Ini demi pabrik kami juga.. Aku lebih percaya sama mbak, dari pada dipegang orang lain 😃.. Jadi segitu nggak masalah..!” Jawab Mama..

“Adduuhh.. B.. beneran itu Bu??” Tanya kak Heru sambil mengelus lengannya yang habis dicubit..

“Iya Her.. Tenang aja..!” Jawab Mama.

“Yah entah kebetulan atau nggak, minggu lalu aku sempet ditawarin perpanjangan kontrak lho dek… tapi aku pending dulu… Eeh sekarang dek Indah nawarin kerja disini.. 😄“! Kata tante Nur.

“Beneran mbak?? syukurlah.. tapi kenapa sempet di pending?” Tanya mama.

“Eeem.. ya.. kan kontrak masih lama juga, lagian minggu kemarin ada masalah dikit… jadi… lagi bad mood aja buat teken kontrak.. 😅😅, !” Jawab tante Nur.

“Jadi tolong diusahain ya mbak.. besok biar kuberitahu karyawan papa, buat nyiapin berkas berkas laporan yang mbak perlukan..!” Kata mama.

“Iya dek, makasih tawarannya ya.. Besok biar kuberitahu atasanku juga.. ya.. pasti jadi debat & nego, soalnya mendadak sih.. moga aja sih lancar..!” Kata Tante Nur.

“Sebetulnya aku lah mbak, yang harusnya berterimakasih sebanyak banyaknya sama mbak..🙂..!” Kata mama.

“Iya dek, sama sama… Oke kalo gitu kami pamit dulu ya dek…!”

“Lhoo kok buru buru sih mbak..!”

“Iya… ada beberapa laporan yang tadi belum kelar.. sekalian nyiapin buat surat surat pengunduran diri..!” Jawab tante Nur.

“Hati hati dijalan ya mbak, Her!!”

“Iya buk.. /Iya dek… Mari…!” Jawab kak Heru dan tante Nur.

“Eh kak, tolong kesini bentar ya..!” Kata ku menarik lengan kak Heru kekamarku.

“Ada apa Roy??” Tanyanya.

“Bentar kok..!” Kataku, Kulirik Mama dan tante Nur hanya memperhatikan kami, lanjut ngobrol dikit.

Sesampainya dikamar.

“Apaan sih Roy??”

“Ssstt.. Eh kak, tante Nur udah tau apa belum?? penyebab kematian papa, dan hubunganku sama mama??” Tanyaku.

“Ya belum lah, itu kan Rahasia..” Jawabnya.

“Hmmm… Mama juga belum tahu hubungan kakak sama tante Nur kok..!” Kataku.

“Ya baguslah, ini kan Rahasia kita berdua 😃😃!” Jawabnya..

“Mmmm… tapi gimana kalo kita beritahu semuanya?” Tanyaku.

“Eeeeeeh??? Kau Gila??.. maksudmu apa??” Kak Heru jadi bingung..

“Gini kak, mama kan masih agak sedih, mm terus, tujuanku, jika mama tahu kakak dan tante juga berhubungan, kali aja bisa ngurangin rasa sedih dan rasa bersalahnya.. agar bisa membuka pikiran mama, ternyata bukan kami saja yang masuk dalam hubungan incest ini… walaupun hal ini sangat tabu, tapi nyatanya, diluar kami juga ada, mungkin juga banyak, orang orang yang memiliki hubungan sedarah seperti kita ini…!

“Hmmm… gitu ya… Hehe ternyata kamu udah bisa mikir dewasa juga ya.. 🤣. udah mikir perasaan mama kamu.. Oke deh tenang aja..!”

Jawab kak Heru.

”😁😁 makasih ya kak.. Aku gak tau harus gimana balas kebaikan kakak pada kami..!” Jawabku.

“Santai aja bosss.. Sebagai anak buah bos muda, aku siap laksanakan tugas…🤣!” Jawab kak Heru.

“Ah.. jangan gitu dong kak.. !” Kataku.

“Hahahaha🤣🤣🤣!” Tawanya.

Akhirnya mereka pamit pulang..

🛵🛵🛵🛵🛵🛵🛵🚥🚦🚥🛵🛵🛵🛵

“Mau makan apa ma??” Tanyaku, selama seminggu ini aku yang selalu keluar beli makan, sekalian beli keperluan mama, namun kalo mama takut sendirian dirumah, Ia menyuruhku pesan gofood aja.

“Order aja ya??” Tanya mama.

“Gak kelamaan ma??” Tanyaku balik.

“Hmm.. gak papa deh, kalo kamu keluar mama sendirian dong!” Jawabnya.

“Ato makan diluar aja?” Tanyaku.

“Emm.. males ah…!” Jawabnya.

“Ya oke deh…!” Balasku.

Mama memesan spagety sama kentang, aku pesen burger.. Sementara menunggu pesanan kami datang, aku terus berusaha menghiburnya.

“Mama gak usah sedih lagi ya !!” Kataku.

Dia hanya tersenyum lalu memelukku, entah kenapa perasaan hangat pelukan seorang ibu kembali kurasakan, bukan rasa pelukan dari wanita lawan jenis. Agak lama aku berada dalam pelukannya..

“Mulai sekarang Roy akan berusaha keras dan belajar sungguh sungguh, agar bisa meneruskan usaha papa, & bisa bahagiain mama!” Kataku.

*Sugh.. sughh.. Kudengar mama sepertinya malah teringat lagi. Sial.. padahal niatku sih pingin dia lupain semua yang telah terjadi.

“Yahh.. kok malah nangis sih ma.. maafin Roy, kalo malah ngingetin papa, Maksud Roy cuma ingin mama lupain semua yang terjadi, dan ingin mama jalanin kehidupan seterusnya selalu bersama Roy…!” Kataku lagi.

“*Sugh.. I. iya mama ngerti kok..!” Jawabnya.

“Kalo gitu jangan sedih gitu dong… !” Kataku sambil memegang kedua pipi mama sambil jempolku mengusap air matanya.

“O iya, kalo toko mama gimana??” Tanyaku mencoba mengalihkan perhatiannya.

“Mmm.. kemarin Ita juga sempet nanya.. Kubilang boleh buka mulai senin besok..!” Jawabnya.

Mbak Ita juga hampir seminggu ini kerumah kami, kalo kak Heru dan tante Nur punya waktu senggang menemani kami dimalam hari, sedang mbak Ita kadang dari pagi sampai siang, kadang siang sampai sore, kadang juga seharian disini. Bantu mama bersih bersih, juga sering masakin kami.

“Gitu ya.. !” Jawabku tersenyum.

“Tanggal 2 bulan depan kamu ada acara??” Tanya mama.

“Nggak sih ma, emang kenapa?” Balas kutanya.

“Tadi siang pengacara papa telfon mama, katanya tanggal 2 bulan depan kita diminta datang ke kantornya, buat urus asuransi dari papa, sama balik nama CV nya. katanya sih tinggal tanda tangan aja, ini lagi diurusnya.. kemungkinan selesai awal bulan depan!” Kata mama.

“Mm… Ternyata papa sudah mengantisipasi semuanya ya??” Tanyaku.

“Iya itu udah lama papa dan mama urus.. Ya jagain kalo terjadi sesuatu pada papa, ada pengacara yang urus semua administrasi, dan proses pelimpahkan harta kekayaan padamu!” Jawabnya.

“Ehh???? Semua jadi atas namaku??” Tanyaku kaget..

“Iya.. kira2 emang gitu surat wasiat papa yang ia tulis..!” Jawab mama.

”😨😨😨😨” Aku hanya melongo, karna tiba tiba jadi jutawan 😂.

“Mama gak takut kalo uangnya aku abisin? 😂😂!” Godaku..

“Yaa.. mungkin mama akan kabur dari sini, dan mungkin juga ujung ujungnya jadi pelacur 😂😂!” Jawabnya.

“Ehh.. 😨😨 mama jangan ngomong gitu ah.. ngeri dengernya🤦🤦..!” jawabku.

“Baru tahu kan… perasaan mama waktu dulu kamu bilang mau pergi dari sini terus jadi gigolo..!” Jawabnya sinis.

”😊😄.. I.. iya itu kan dulu ma.. !” Jawabku.. Aku senang sekali mama sudah mulai bisa diajak bercanda..

Tanpa terasa waktu berjalan cepat sampai pesanan kami tiba..

Saat sedang makan kupancing mama dengan beberapa pertanyaan.

“Mmm.. Kira kira.. mama percaya gak sama kak Heru.??!!” Kataku.

“Mmm.. Maksudmu???” Mama nanya balik.

“Ya.. waktu kejadian itu… mm aku gak bermaksud ngingetin kok ma, cuman, biar mama gak terlalu mikirin itu aja!” Jawabku.

“Gimana ya,!! fifty fifty sih..!” Jawabnya.

“Kalo aku sih percaya 100% padanya..!” Kataku.

“Mhhm??? Alesannya apa?? kamu bisa percaya banget sama Heru?” Tanya Mama.

“Hehe… Karena Kak Heru sama tante Nur juga seperti kita😄😄😄!” Jawabku.

“Hmm??? Mgg.. hukk.. uhukk…!” Mama melotot sampai tersedak.

“Eh.. ma.. mi.. minum. ini minum..!” Aku segera menyodorkan minum padanya..

“Glup.. glup.. ah.. uhukk.. aaa.. ap.. huk.. apa??? maksudmu???😨😳” Mama.

“Ya benar… Sebetulnya kami ingin merahasiakannya sendiri.. Dulu aku pernah ngomong semuanya sama mama kan, kalo aku bisa dapetin mama emang sudah kurencana… Sama.. Kak Heru juga… punya rencana sendiri sampai akhirnya bisa dapetin tante Nur… Awal mula Aku dan Kak Heru sekongkol, waktu aku kabur & nginep dirumahnya dulu..

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu