1 November 2020
Penulis —  ropek

WINCEST

Episode 6

POV INDAH

Tak kusangka dalam beberapa bulan ini aku mengalami kejadian kejadian yang telah merubah hidupku. Sebenarnya tidak ada masalah sama sekali dalam kehidupan rumah tanggaku. Ya mungkin sesekali cek cok udah biasa sih.. Namun perubahan total terjadi dalam kehidupan seksualitasku. Berawal dari kiriman foto anakku Roy keluar dari sebuah hotel bersama seorang wanita, yang kudapat dari mbak Nur.

Tentu saja uring uringan jadinya, ketika kutanyakan hal itu padanya dan mengancam akan pergi dari rumah. Aku tidak berani memberitahu suamiku akan hal itu, aku sangat menyayangi Roy, aku khawatir jika kuberi tahu papanya, dia akan dihukum, aku tak tega padanya. Jadi kudiamkan masalah ini dari suamiku, lalu aku meminta bantuan supirku Heru untuk mengawasinya, kebetulan Roy mau menginap dirumahnya, dan yang kudengar dari Heru, anakku sepertinya memang lebih tertarik pada wanita yang lebih tua, dan lebih kaget lagi ketika Heru bilang ada kecenderungan seoramg anak memiliki hasrat terhadap ibu kandungnya.

Entah apa yang dibujukkan Heru padanya, akhirnya 2 hari setelah menginap dirumah Mbak Nur, Roy mau pulang.

Dia minta maaf padaku dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi, jadi kuputuskan untuk menutup hal ini atau menanyakan detailnya pada Roy. Kupikir agak risih juga membahas hal hal seperti itu apalagi dengan anak sendiri. Kulihat kesehariannya juga sudah mulai berubah menjadi pribadi yang lebih baik, selalu nurut apa kataku dan suamiku, jarang pulang malam, dan jarang bolos sekolah.

Suatu hari aku mendapat kiriman foto mesra sepasang pria wanita yang disensor wajahya, dari seseorang yang gak aku kenal, pertama agak risih juga di isengin gitu, dia juga menawariku jasa para brondong muda. Memang kehidupan seksualitasku agak menurun, saat anakku tumbuh remaja.

Suamiku usianya memang terpaut cukup jauh dariku sekitar 15th, jadi kondisi staminanya memang tidak sekuat dulu, aku mencoba bersabar dan menerimanya, karena dari segi ekonomi keluargaku terbilang berlebih. Kupikir juga wanita seusiaku seharusnya memang tidak menuntut lebih dalam urusan ranjang, jadi lambat laun aku mulai terbiasa, jika berhubungan dengan suamiku aku jarang dapet klimaks.

Orang itu malah sering mengiming imingiku dengan mengirimkan foto dan video pria berkontol besar dan panjang, juga video mesum sepasang pria wanita. Aku yang hanya pernah lihat penis suamiku sendiri yang kupikir rata rata ukurannya segitu, jadi aku sangat kaget dan penasaran penis yang ada pada foto dan video itu.

Jantungku mau copot ketika kuterima foto Roy bermesraan, dan bergumul dengan wanita di ranjang, ternyata itu tante tante gatel yang sudah menggoda anakku. Ku lontarkan caci maki padanya, ku ancam juga lapor polisi. Saat kutanyakan hal itu pada Roy, dia menyuruhku membiarkannya saja, jika kulaporkan pada polisi anakku juga pasti akan ikut terjerat dalam kasus, bisa bisa mempermalukan nama keluargaku.

Entah kenapa video Roy dengan wanita tidak aku hapus, malah berkali kali ku tonton, ternyata Roy juga punya kontol segede itu. Perasaanku jadi aneh, aku jadi sering memperhatikannya, nafsuku juga akhir akhir ini meningkat, sedang suamiku kalo aku ajak bercinta, sekali crot langsung tidur, sementara aku masih terbakar birahi yang tinggi.

Terbesit dipikiranku untuk mengontak jasa berondong, namun hatiku melarangnya, apa jadinya keluarga ini jika kulakukan hal itu. Jadi kuputuskan membeli obat kuat buat suamiku, Yah lumayan sih, aku jadi bisa ngerasain puncak, tapi aku jadi berpikir jika terus kupaksa suamiku minum obat kuat, ntar kalo ada efek negatif dan bisa mengakibatkan Impotensi bisa gawat.

Hal tak terduga terjadi lagi, Roy salah minum obat, Sebelumnya ku suruh dia sering minum vitamin agar daya tahan tubuh lebih kuat di musim hujan seperti ini. Pelajaran dari Heru sempat sakit karena sering kehujanan ketika pergi pulang kerja. Kupikir obat kuat yang kubeli untuk suamiku sudah habis ternyata masih ada dan tercampur pada obat batuk/panas dan vitamin yang kami sediakan di kotak obat.

Aku jadi kasihan padanya, tersiksa dengan kontolnya yang terus menegang. Setelah dia merayu dan membujukku akhirnya aku membantu mengocok dan mengoral kontolnya didapur.

Yaa ampuunn ini.. pertama kalinya aku mengoral kontol selain milik suamiku. Saat itu aku juga sudah sangat nafsu. Ketika selesai langsung ku paksa suamiku menuju kamar untuk memuaskanku, walaupun hasilnya tak sesuai harapan 😌.

Entah itu efek yang didapat Roy beneran atau tidak, dia jadi sering memintaku mengoralnya. Dengan senang hati kulakukan, walaupun memang sebuah hal gila, karena sebenarnya aku juga berharap ada hal lebih yang kudapat. Yaa aku jadi benar benar gila dan memimpikan kontol anakku. Setiap selesai aku membantu melepas birahinya dengan mulutku, aku selalu meminta jatah suamiku sambil membayangkan jika aku sedang bercinta dengan Roy, kalo suamiku tidak mau karena kecapaian terpaksa aku bermasturbasi ria.

Sudah seminggu lebih dia tidak memintaku menyepongnya. Mungkinkah efek obat itu benar benar sudah hilang? Aku jadi gelisah tidak bisa menikmati kontol Roy lagi dimulutku. Kuberanikan diriku menawarkan jasa sepongku padanya, dia bilang kalo sudah baikan, aku jadi kecewa…

Tak kusangka beberapa hari kemudian, untuk pertama kalinya, dia membawa gadis kerumah, Ratna namanya. Gadis yang Cantik, tinggi, putih, bak model saja batinku saat bertemu dengannya. Aku jadi bingung… kenapa ada rasa cemburu dihatiku, seperti tidak rela jika dia menjalin hubungan dengan seorang gadis????

😢😢😢😢😣

Suatu hari saat aku pulang kerja, kulihat didepan ada sepatu cewek, namun saat aku masuk rumah tidak seorangpun, tidak mungkin… Aku berlari pelan menuju kamar Roy, kebetulan pintu kamarnya terbuka sedikit, aku memergokinya sedang bergumul dengan Ratna. Entah berapa ronde telah ia lalui. Saat itu aku shock sampai hampir tidak bisa menggerakkan tubuhku..

Saat dia siap siap melakukan penetrasi aku berteriak menghentikannya. Seketika itu mereka kaget, terlebih ratna yang menangis malu, aku jadi merasa bersalah, segera mereka memakai pakaian, dan Ratna menangis berlalu melewatiku. Saat kuhentikan Roy, sepertinya dia sangat kecewa dan marah. Lalu mengantar Ratna pulang.

Aku menunggunya pulang dengan perasaan khawatir dan cemas. Saat dia kembali aku ingin bicara sebentar namun ia tidak menggubrisku sama sekali, masuk kamar dan menguncinya. Saat suamiku pulang kuberitahu apa yang terjadi, ternyata sikapnya netral, menyadari jika remaja seusia Roy pasti sudah memiliki gairah seksual terhadap lawan jenis, dan membenarkank apa yang kulakukan sebagai seorang ibu, tentu saja tidak kuberi tahu kalau sebenarnya saat itu aku cemburu.

Malamnya aku menangis di meja makan karena perasaan bersalahku, sudah kusiapkan makan malam untuknya, menantinya keluar, dan ingin meminta maaf padanya. Muncul rasa keibuanku, aku sadar tak selayaknya aku cemburu pada ratna, akan kucoba menahan perasaan sakit dan melupakan semua khayalanku ini, aku harus merelakannya, demi masa depannya, membiarkannya tumbuh sebagai remaja yng sedang mencari belahan hatinya.

Aku terbangun ketia dia menggerakkan bahuku..

Tak kusangka dia malah meminta maaf padaku, aku bersikap sebagai mana seorang ibu, menasehati dan mensuportnya. Beberapa hari perasaanku memang terasa gelisah dan hampa, namun secara perlahan, mulai hilang beban dan pikiran yang selama ini menggangguku. Aku benar benar sudah bisa merelakannya… Ku lihat Roy juga sudah mulai ceria lagi.

Selang seminggu entah dua minggu, aku dan suamiku di labrak orang tua Ratna. Menanyakan kenapa Roy mutusin Ratna tanpa alasan yang jelas, mereka khawatir jika Ratna sampai depresi, atau nekat melakukan bunuh diri. Roy pun memberi alasan kalo dia masih mencintai seseorang walau cintanya tak terbalas..

Akhirnya Ratna dan kedua ortunya menerima keputusan itu. Bebera hari Roy jadi pendiam, aku dan suamiku juga tak mau menyinggung masalahnya, kami pikir ini sebuah pajaran baginya menuju kedewasaan.

Setiap Hari Jumat aku libur menutup tokoku. Roy tiba tiba bolos sekolah, kupikir sakit, saat kuperiksa ternyata tidak, sempat kumarahi agar jangan keseringan bolos, dan kunasehati untuk mulai memikirkan masa depannya.

Namun, tak kusangka fantasi yang sebelumnya coba kuhapus malah menjadi kenyataan.. Roy menceritakan detail semua kejadian yang aku alami, adalah rencana dan rekayasanya serta alasannya melakukan semua itu. Aku benar benar shock mendengar ceritantnya, kutampar wajahnya pelan, lalu menangis, entah karena marah, bahagia karena sebenarnya dia mencintaiku sebagai wanita.

Semakin keraslah tangisanku. Kenapa anakku jadi seperti ini. Aku tak tahu harus berbuat apa, sungguh, ironis sekali. Lalu bagaimana aku mengatasi masalah ini, jika kuberitahu suamiku, bisa bisa Roy malah dibunuhnya. Aku mencoba menenangkan diriku, agar bisa berpikir, ku cari masalah utama dalam hal ini.

Itulah yang terlintas dipikiranku, anak itu sedang dalam masa pubertas, dan terjebak dalam keinginan yang menyimpang. Lalu apa yang bisa kulakukan.. Tak bisa kupungkiri, aku juga memiliki kelainan sepertinya, memendam hasrat padanya yang aku simpan sendiri, tapi jika kulakukan, maka kami telah melanggar norma norma kehidupan.

Hal yang sangat tabu jika diketahui orang lain. Namun jika orang lain tidak tahu??? Mungkin karena bujukan nafsu, tubuhku serasa bergerak sendiri, hatiku menolak, tapi nafsuku mengelak dengan mencari alasan ingin membahagiakannya, tak ingin masa depannya hancur jika benar benar pergi dari rumah dan keluarga ini, walaupun harus melanggar norma dan peraturan kehidupan yang ada.

Saat kulihat dia mau mengemasi barang barangnya, aku benar benar marah, kutampar sekeras kerasnya, agar dia tersadar, takkan kubiarkan kau pergi apapun dan bagaimanapun caranya.

Akhirnya aku menyerah pada keputusan hasrat dan nafsuku. Ku lepaskan statusku sebagai seorang ibu demi anaknya. Seharian kami bergumul dan saling menumpahkan gairah satu sama lain…

💬💫💬💫💬💫

”… mbak.. mbak???”

“Ehh… i.. iya ta.. gimana?”

Ita membangunkanku lamunanku.

“Dari tadi mbak kok aneh sih, kelihatan senyum senyum sendiri, tiba tiba kelihatan sedih, lalu senyum senyum lagi…” Ucapnya.

“Ehh.. m. masak sih?? I.. iya lagi kepikiran si Roy Ta,” Jawabku.

“Lhoh emangnya Roy kenapa mbak??” Tanya Ita.

“Eemm anu beberapa minggu lalu dia kerumah bawa cewek, eh tiba tiba kemarin putus, malah aku dan mas Budi di labrak ortunya!” Jawabku.

“Hah..?? Masak sih.. Lha terus, apa gara gara Roy udah hohohihe sama pacarnya terus ketahuan?” Tanya Ita semakin penasaran

“Ngg.. ya.. ngaak tahu Ta, mmm intinya dari alasannya yang Roy berikan, si Ratna itu cuma pelarian saja, untungnya dia pandai ngerangkai kata kata, kalo tidak bisa baku hantam tuh kemarin, kalo ortunya Ratna gak trima!” Jawabku.

“Oww jadi Ratna namanya, terus kalo si Ratna cuman jadi pelarian, cewek yang dia suka siapa??”

“Hhmm.. ya itu tu yang bikin aku jadi kepikiran terus” Jawabku sambil ketawa heran. Kuberi setengah alasan padanya, nggak mungkin kan kuberi tahu detail setelah itu.

“Oh ya ini ada pesanan dari… bla bla bla”

Kami melanjutkan kesibukan ditoko.

Hari ini Minggu, tiga hari dari kejadian aku dan Roy saling melepas birahi, mas Budi biasa ada dirumah, mungkin Roy lagi jengkel, kalo saja mas Budi ada acara sama temen atau rekan kerjanya, pasti dia memimtaku agar tidak pergi kerja. Sabtu kemarin dia sudah mencoba merayuku, tapi aku menolaknya secara halus, ku beri alasan terlalu bahaya jika papa dirumah.

Dulu saat awal awal pernikahanku dengan mas Budi juga demikian, tapi setelah beberapa hari aku sudah bisa menikmati seks dengan intensitas tinggi, biasa kan, pengantin baru, lihat pahaku kesingkap dikit mas budi langsung on 😄. Tadi pagi saat kuraba memekku waktu mandi, kurasakan sudah gak perih atau ngilu, malah sempet horni sih, tapi kutahan, aku ingin melepasnya saat dengan Roy 😋.

Jam 4 sore aku dijemput mas Budi, seperti biasa pas pulang beli makanan buat makan malam, emang aku jarang masak sih😅. Jam 5 sampai rumah. Kulihat digarasi ada motornya, Hmm? Kuperhatikan tiap sudut dalam rumah tak kulihat batang hidungnya…

Dia dikamar sedang tidur? Sedang mandi?? atau lagi nyiapin rencana anehnya lagi?? Aku terus berjalan ke belakang, kutaruh makanan buat ntar malem di dapur. Kamar mandi pintunya terbuka, disekitar dapur juga gak ada. Pasti sedang tidur ni anak. Kembali ke ruang depan.

“Langsung mandi atau nyantai dulu pa? Kalo nyantai biar mama bikinin kopi!” Tawarku pada mas Budi.

“Nyantai dulu aja ma!” Jawabnya. Sambil menyalakan Tv. Kulihat dia memegang keningnya.

“Kenapa pa?” Aku mendekatinya.

“Gak tahu tiba tiba kok agak pusing ma!”

“Kita chekup kedokter ya?”

“Gak papa kok ma, mungkin masuk angin!”

“Kalo kita periksa kan bisa tahu jika ada gejala sakit apa pa!”

“Tolong ambilin minyak angin sama obat nya sekalian aja ma,!”

“Ya udah… Gak jadi mama bikinin kopi, teh aja kalo gitu!”

Aku kembali kedapur, saat melewati kamar Roy, ku coba membangunkannya.

‘Tokk. tok. tokk’

“Roy bangun.. udah sore… sono mandi dulu..!” Tak ada jawaban, aku terus melangkah kedapur.

Kuberikan secangkir teh dan obat masuk angin cair, serta minyak angin pada mas Budi, Kutemani sebentar, dan kembali membangunkan Roy.

‘Tok.. tokk. tookkkk. tookk..’

“Roy… Roy.. Bangun udah sore!” Panggilku agak keras.

“Mmhhh.. iya mah..!” Sahutnya.

Setelah ada jawaban aku kembali menemani papa, Lalu kupijat bahu dan lehernya, Selang beberapa menit. Setelah ia minum juga teh dan obatnya.

“Hmm.. Hooikk..” Suara sendawahnya.

“Hmm.. udah enakan ma… Tuu kan cuma masuk angin!” Katanya lagi.

“Sekali kali kita juga harus chekup kedokter kan pa, biasanya gejala gejala seperti ini ni, yang diabaikan malah bisa timbul penyakit serius!” Omelku sambil memijit pundaknya.

“Iya tenang aja ma…” Jawabnya.

“Ya kan antisipasi pa!” Sahutku.

“Hmm… oke ok.. haaah.. papa mau berendam dulu ya ma, biar lebih rileks!” Katanya.

“Iya pa…“.

Ku ambil hpku dan kubuka notif dari akun instagram dan facebook, kutunggu mas Budi masuk ke kamar mandi… Ada 2 kamar mandi dirumah ini, yang satu ada shower dan bathupnya, sedang sebelahnya hanya ada shower, disampingnya lagi ada toilet, papa menuju kamar mandi yang ada bathupnya, dan diam diam ku kirim pesan pada Roy.

“Woooiiii banguuuuuunnn 😤” Tulisku.

“(foto)… Dari tadi pagi udah bangun ga mau tidur ma 😋😋“! Jawabnya sambil mengirim foto kontolnya yang ngaceng.

”😨😨😨” Balasku hanya pake emoji merinding.

“Huh Si Roy dari tadi dibangunin gak mau bangun.” Jawabku sambil berdiri.

“Haha iya bangunin tu ma, dari pagi cuma tiduran aja,” Sambung mas Budi ngeluyur kekamar mandi.

“Roooooyyyyy, Wwooii Bangunnn!” Teriakku.

‘cklek’

“Aduuhh.. gak usah teriak teriak gitu kali ma.!” Jawabnya sambil buka pintu.

Kulihat dia seperti memastikan, apa papa udah masuk kamar mandi atau belum sambil berjalan kearahku.

“Papa dimana ma??” Bisiknya didekatku

“Itu lagi berendam katanya..! Jawabku..

“Ma.. udah gak tahan nih..” Ucap Roy sambil mengeluarkan kontolnya didepan wajahku.

“Hah?? 😨😱” Kaget euy..

“Mm… T.. tapi.. Papamu masih di… Eh.. mmhhh… mmcphh.. mhh.. ah”.

Dia langsung mendorongku ke samping sambil melumat bibirku sambil meremas tetekku. Dia duduk diatas pahaku. Sementara kedua kakiku bersilang menjulai kelantai. Kedua tangannya beralih ke bawah, mencoba melepas kancing celana jeansku.

“Mhhm… heh?? mau ngapain??” Tanganku mencoba menahan tangannya.

“Hah.. hah.. Bentar kok ma… udah gak tahan nih..” Jawabnya dengan nafas memburu.

Ciumannya menyusuri wajah, telinga serta leherku. Aku yang sebenarnya juga horny, mencoba menahan gerakannya.

“Mmh.. hah.. kamu gila ya, ntar kalo papa… mhhh.. mhhphh.” Kembali mulutnya menyumbat mulutku.

Ketika dirasa kancing celanaku terbuka, dia bangkit langsung menarik kebawah celana serta CDku sebatas paha. Paha kananku ditumpuk diatas paha kiriku, jadi tubuhku agak miring mengikuti posisi pantatku.

‘Slrupt.. cup… slrptt.. ’

“Hahh… mmmmhh.. ssttt.. uh..” Aku tersentak dan spontan menutup mulutku..

“Hah.. mmhh… baunya ajib ma…” Jawabnya.

“Mm… J.. jangan.. m.. mama belum mandi.. Roy..” Jawabku pura pura menolak.

“Sllrpp.. ah.. Roy malah suka kok ma mccp slrptt!” Jawabannya semakin membuatku melayang, memekkupun terasa basah.

Karena waktu kami memang terbatas dengan cepat dia memelorotkan celana pendek serta CDnya, pantatku ditarik sedikit ke ujung sofa, kaki kanannya dinaikkan didepan perutku. Dan …

“Blesssss…”

“Ohhgg.. /Hahhh” Pekik kami berbarengan. Dia mendiamkan kontolnya sebentar, menikmati hangat, licin dan basahnya memekku. Baru perlahan mulai menggerakkan pinggulnya.

“HIhh… mhhh… sstt.. ohh.. haah.. mhh”

“Hah.. Hahhh.. hohh.. hohh nikmat.. ban. get ma!”

‘Jleb.. jlebb. jlebb… jlebb..’

Tangan kananku mencoba meraih dan merangkul lehernya, dia mengerti, lalu menunduk dan menciumku lagi. Saling menyedot lidah, sehingga bisa sedikit meredam desahan kami. Sampai beberapa menit, kurasakan posisi agak pegal tubuhku kurang bebas bergerak karena celana yang masih terpakai ini.

“Mmhh… gan.. ti posisi.. Roy.. Ma.. ma a. gak p.. eggal hah.” Pintaku, tanpa bicara dia bangkit dan memelorotkan celanaku sampai ke ujung kaki, ia lepas celana dari kaki kiriku, mengangkangkan pahaku dan..

‘Jleb.. jlebb.. jlebb.’

“Mhhm.. hmm.. sst.. ah.. mhh!”

Terasa dalam posisi ini kontolnya melesak dalam dalam, sampai menyentuh ujung rahimku.. Tangannya membuka tiga kancing bajuku bagian atas, langsung mengeluarkan tetekku dari bra dan meremasnya, sambil sesekalo mennyedot pentilku bergantian.

“Ahh.. mhh… mau kk. kelu.. ar”. Kutekan wajahnya didadaku. Dan ku lingkarkan kaki kiriku dibelakang pinggulnya, karena kaki kananku masih tertempel celanaku.

‘serr… serr.. serrr..’

“Hoh.. hoggghh.. heeggghh… oghh.. gwah.. mmhh.. mhhccp”

Aku sampai bergetar dan menggigil, diciumnya lembut bibirku…

‘plooop’ Di cabut kontolnya, lalu membimbing tubuhku agar nungging,

Kedua tanganku memegang sandaran sofa, dan kedua lututku kujadikan tumpuan tubuhku diatas sofa.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu