2 November 2020
Penulis —  qsanta

Keluarga Maemunah

Tanpa Munah sadari, Beni mulai memperhatikan perkembangan daya tahan lutut mamanya hingga mampu merangkak dengan cepat. Beni ingin mamanya bisa merangkak dengan cepat, begitu cepatnya hingga seolah tak ada lagi yang bisa lebih cepat. Namun di sisi lain, kesanggupan mamanya melakukan keinginannya dibalas oleh Beni dengan belajar lebih giat lagi.

“Mah, mama tahu sendiri kan akhir - akhir ini Beni mulai sering dapat sepuluh.”

“Iya sayang, mama bangga sama kamu. Tiada dapat mama bahasakan lagi perasaan bahagia yang mengguyur dan terserap merasuki tubuh dan jiwa mama.”

“Kalau boleh, Beni pingin minta sesuatu mah.”

“Minta apaan sayang? Kalau mama mampu sih mama kasih dah.”

“Besok saat Beni sekolah, Beni mau mama jangan dulu kencing sampai Beni pulangnya.”

“Emang mau ngapain lagi nih?”

“Ntar deh, mama juga bakal tahu sendiri. Sekalian juga jangan buang air besar mah.”

“Iya deh. Mama akan mencobanya.”

“Asik.”

***

Esoknya, Munah benar - benar ingin menyenangkan anaknya dengan cara mengikuti keinginannya. Sedari anaknya sekolah, Munah benar - benar tidak buang air besar dan atau kecil.

“Gimana mah?” Beni langsung bertanya begitu masuk rumah sepulang dari sekolah.

“Gimana apanya sayang?”

“Iya, mama udah buang air belum?”

“Belum dong. Kan katanya jangan dulu.”

“Iya mah, hehehe… Jalan - jalan nengokin si Oni yuk mah.”

“Doyan bener sih nengokin si Oni…”

“Ah, kan mama juga doyan… hehehe… Lepas busana dong mah!”

Tanpa basa - basi, Munah melepas busana seperti yang diinginkan anaknya. Sementara itu anaknya mengambil kekang merah muda lantas memasangkan di lehernya. Setelah terpasang, Munah langsung berlutut di kedua lutut dan tangannya. Beni berjalan di depan sambil memegang tali kekang sementara Munah merangkak mengikuti dari belakang.

“Mah, mama senang diginiin sama Beni.”

“Pada prinsipnya, kalau kamu senang, mama juga ikut senang. Apalagi yang kita lakuin bisa dibilang tanpa biaya.”

Munah dan anaknya bercakap normal sambil berjalan dan merangkak, seolah apa yang mereka sedang lakukan adalah wajar tanpa pengecualian.

“Tapi tetep, syarat mama cuma satu. Prestasimu di sekolah mesti bagus. Apalagi tahun depan kamu ebtanas.”

“Iya mah, ini juga menjadi penyemangat Beni agar belajar lebih rajin lagi.”

Munah telah sampai di halaman belakang, namun anaknya belum juga berhenti. Masih berputar di seputaran halaman belakangnya, sementara si Oni menyalak kegirangan melihat Munah merangkak sepertinya. Pun dengan percakapan mereka, masih tetap berjalan.

“Mama tahu, mama juga ini mengimplementasikan tata cara yang ada di panduan ‘cara memotivasi anak.‘”

“Oh, mama baca itu juga?”

“Iya dong. Sayangnya ‘cara memotivasi anak’ berhenti sebelum selesai.”

“Ya habis mau bagaimana lagi. Memang dari sumbernya sudah tidak ada, alias hilang.”

“Sayang ya. Padahal banyak pembaca yang menantikan kelanjutannya. Ternyata benar, kita tak selalu mendapat apa yang kita inginkan.”

“Betul mah, kita bisa memesan makanan, tapi kita tak bisa memesan takdir.”

“Kata - katamu nak, sok puitis bener.”

“Lah, siapa dulu dong mamanya…”

“Hehehe…”

***

Puas bercakap dan berputar, Beni mengarah ke kandang si Oni lantas membuka pintunya yang langsung disambut si Oni dengan antusias.

“Liat mah, siapa yang seneng kedatangan tamu.”

“hehehe…”

Si Oni langsung mendekati Munah dan menjilati wajahnya. Munah hanya tertawa disambut seperti itu. Puas menjilati wajah Munah, si Oni lantas menjilati pantatnya.

“Anjing pinter, udah gak tahan ya… Gimana dong mah? Kasihan tuh si Oni.”

“Ya terserah kamu aja. Kan kamu yang bawa mama ke sini.”

“Ya udah, kasih aja deh mah.”

Munah tak menjawab, hanya tersenyum sambil menatap anaknya. Sementara itu, Beni lantas melepas tali kekang dari kalung mamanya.

“Entot mama Ni!”

Si Oni menjawab dengan tindakan. Tangannya langsung ditempatkan di bahu Munah, sementara kontolnya berusaha menerobos memek Munah. Meski telah sering melihat, namun Beni tetap terpukau melihat usaha Oni yang akhirnya berhasil menerobos memek mamanya setelah beberapa kali gagal. Setelah kontolnya masuk, tekanan tangan Oni membuat kepala Munah tertekan ke tanah.

Kini tinggal buluh anjing yang sedang berusaha dimasukan oleh si Oni. Saat buluh itu akhirnya masuk, Munah mengerang mendapat orgasmenya yang pertama.

“Aarrrhhhhh…”

Beberapa kali Munah orgasme hingga akhirnya sang anjing memuncratkan peju di memeknya. Kontol anjing itu terus mengalirkan peju hingga beberapa saat. Beni menonton dengan antusias saat anjingnya berputar membelakangi mamanya dan menunggu buluhnya mengecil. Sementara Munah hanya bersujud lelah hingga akhirnya kontol anjing lepas dari memeknya.

Begitu lepas, si Oni langsung mendekati mangkuk airnya dan minum hingga puas, sementara Munah terbaring lemas. Peju anjing mengalir keluar dari memeknya, membasahi selangkangan dan pahanya.

“Mama pingin pipis nih.”

“Bentar mah.”

Beni lantas memasang kembali tali kekang ke kalung anjing mamanya lantas menarik kekang dua kali.

“Ayo mah ikut.”

Munah bangkit mengikuti anaknya yang menariknya keluar kandang anjing ke atas rerumputan.

“Kencingnya di sini aja mah.”

“DI sini? Maksudnya?”

“Ya kencingnya di sini, kayak si Oni.”

“Kamu mau mama kencing kayak anjing?”

“Iya mah. Mau yah?”

Munah tak menjawab. Munah merasa direndahkan dan dipermalukan oleh anaknya. Namun bukannya marah, Munah malah melebarkan kedua paha lantas kencing. Air kencingnya mengalir keluar, sebagian membasahi pahanya.

“Kok gitu sih mah? Jadinya kan membasahi paha. Angkat satu dong kakinya, biar gak mengotori paha.”

“Iya, ntar lagi mama bakal kayak gitu deh. Gimana sekarang, mama jadi kotor nih.”

“Ya udah, ikutin Beni aja.”

Beni lantas menarik mamanya hingga mendekati pagar. Tali kekang mamanya lantas diikat ke pagar. Setelah itu Beni membawa si Oni ke pagar untuk mengikatnya juga ke pagar. Si Oni lantas menjilati tubuh kotor Munah. Sementara itu, Beni memasang selang ke keran, menyalakannya dan menyemprot mamanya dan anjingnya.

“Aww… Geli…”

“Tapi seger kan mah…”

“Seger? Dingin tahu!”

“Ya udah, ntar kalau udah bersih Beni angetin deh.”

Beni terus menyemprot mama dan anjingnya hingga dirasa bersih. Setelah itu, si Oni dikembalikan ke kandang sementara mamanya dibawa ke kamarnya. Setelah itu, bagian anaknya yang mengawini Munah.

Lanjut bagian berikutnya 

Cerita Sex Lainnya

Cerita Sex Pilihan

Komentar Kamu